Home / Romansa / Jerat Hasrat Mr. Presdir / Apa yang Kau Lakukan, Barbara?

Share

Apa yang Kau Lakukan, Barbara?

Author: Baby Yangfa
last update Last Updated: 2024-06-07 22:52:53

Namun alih-alih menjawab perkataan Valeria, Revan terlihat mengulas senyuman dengan lebar. Ia mendekatkan wajahnya hingga Valeria harus memundurkan langkah karena Revan semakin dekat.

"Kau takut jika aku meninggalkanmu, ya Nona Valeria?"

Valeria seketika terperangah mendengar ucapan Revan, "Anda benar-benar pria yang narsistik." gumam Valeria dengan sebal. Karena sedari tadi Revan tidak menjawabnya dengan benar, Valeria akhirnya menghela nafas lalu mendorong tubuh pria itu, "Kalau begitu terserah Anda akan pergi kemana, saya tidak memperdulikannya kembali."

Revan hanya terkekeh kecil saat melihat Valeria beranjak menuju ranjang lalu menyelimuti tubuhnya dengan selimut, "Jika Anda hendak pergi, tolong tutup pintunya," ujar Valeria kembali lalu mulai merebahkan tubuhnya.

Revan masih saja terkekeh melihat tingkah Valeria. Kenapa semakin lama sikap istrinya ini semakin menggemaskan?

Revan hanya menggeleng kecil untuk kemudian membuka pintu, namun sebelum pergi ia kembali berkata sesuatu y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Malam Pertama

    "Aku tidak melakukan apapun!" balas Barbara sambil mengusap-usap tangannya yang kini memerah.Revan seketika mendengus, "Aku sudah tahu semuanya Barbara. Kau yang membuat Valeria hampir tenggelam hari ini, bukan?"Gerakan Barbara seketika terhenti saat mendengar ucapan Revan. Matanya seketika melebar, merasa cukup terkejut karena Revan mengetahui tentang rencananya itu."Melihat gelagatmu itu, sepertinya tebakanku benar."Raut wajah Barbara seketika berubah, karena Revan sudah mengetahuinya, untuk apa lagi ia bersandiwara?"Jika memang aku yang melakukannya, memangnya kenapa? Dia pantas mendapatkan hal itu. Sudah ku bilang kehidupannya di sini tidak akan tenang dan baik-baik saja."Mendengar ucapan Barbara, Revan kembali geram. Ia menekan tubuh Barbara ke arah tembok."Berani sekali kau melukainya di depan mataku ini, Barbara!""Tentu saja dia sudah merebutmu, kenapa aku tidak berani?" tukas Barbara tidak mau kalah.Revan segera mencengkram leher Barbara. Ia sungguh merasa sangat emos

    Last Updated : 2024-06-10
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Pelukan Hangat

    Tangan Valeria yang sedari tadi memberontak akhirnya melemah saat mendengar ucapan Revan. Percuma saja, meski ia mencoba melarikan diri dan memberontak, Revan tidak akan membiarkannya pergi.Nafas Valeria seketika tertahan saat merasakan pelukan Revan yang hangat melingkupi tubuhnya. Ia memang membutuhkannya, setelah mendapatkan pengalaman buruk hari ini, tubuhnya terasa lemas dan lemah. Saat ia rasa bahwa ia tidak memiliki siapapun dan hampir mati di kolam sendirian sana, Valeria merasa sangat takut dan gemetar."Kau pasti ketakutan tadi,"Valeria tersentak mendengar ucapan lembut dari Revan. Revan mengusap punggungnya dengan lembut seakan-akan mengetahui apa yang ia butuhkan. Hati Valeria seketika berdesir, kenapa disaat ia ingin menghindari pria ini, kenapa Revan juga yang paling bisa menenangkan dirinya?Valeria hanya terdiam merasakan pelukan Revan dan usapan tangannya yang begitu menenangkan. Ia membalikkan tubuhnya, mereka akhirnya saling berhadapan."Apa kita boleh berpelukan?

    Last Updated : 2024-07-09
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Pagi yang Heboh

    "Anda yakin kita mau keluar dari rumah ini?" tanya Valeria saat melihat Revan yang mengambil koper lalu memasukkan beberapa pakaian ke sana. Ia memang merasa terkejut karena ternyata Bianca sudah melakukan hal yang sangat berbahaya diluar perkiraannya, namun keluar dari rumah yang bagai istana bagi Revan, Valeria tidak menyangka. Seumur hidup, Revan berada di tempat ini, bagaimana mungkin ia meninggalkan tempat ini begitu saja hanya untuk membela dirinya?"Kenapa? Kau ingin kita tinggal di sini?""Tentu saja tidak," balas Valeria cepat, melihat bagaimana sikap Bianca dan juga Agung, Valeria yakin mereka tidak akan diam saja ketika rencananya gagal. Di sini memang berbahaya untuknya, sangat."Kalau begitu segera kemasi barang-barangmu,"Valeria mengangguk lalu mulai ikut membereskan barang-barangnya. Sejenak ia memandangi Revan yang kembali sibuk memasukkan barang-barang mereka. Hatinya berdesir merasakan getaran yang aneh saat melihat wajah Revan. Ia tidak menyangka Revan Mahendra aka

    Last Updated : 2024-07-30
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Kau Ingin Mengulangi Malam Panas Kita?

    Mendengar teriakan dari Valeria, Revan yang tadinya terlelap seketika bangkit dengan wajah terkejut."Astaga, ada apa? Apa yang terjadi?""Apa yang sudah Anda lakukan?"Revan terlihat mengerjapkan matanya mendengar ucapan Valeria, "Apa? Aku tidak melakukan apapun."Valeria memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangan, seolah menjaga pandangan Revan dari tubuhnya, "Bapak memeluk saya tadi! Apa Bapak lagi-lagi mengambil kesempatan saat saya tidur?"Sekali lagi Revan mengerjap, memeluk? Benarkah tadi ia memeluk Valeria? Revan mengedarkan pandangan ke seluruh sisi apartemen, kemana sebenarnya guling yang menjadi batas kemarin?"Anda pasti sengaja, iya kan? Saya sedang hamil Pak, tolong jangan mengambil kesempatan saat saya sedang mabuk. Bapak mesumm!"Mendengar kata-kata cibiran Valeria, Revan menunjukkan raut wajah tidak terima, "Apa? Hei, kurasa kau sudah keterlaluan, bisa saja kau sendiri yang mendekati aku dan mulai menyentuhku.""Apa? Untuk apa saya melakukan itu? Saya sama sekali ti

    Last Updated : 2024-08-01
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Singkirkan Wanita Itu

    Valeria menelan ludahnya merasakan keintiman yang ada di antara mereka. Entah karena pesona Revan tidak terbantahkan atau karena ia sudah tidak bisa menghindari pria itu lagi, Valeria tidak dapat berbuat apapun saat jemari Revan menyentuh kulitnya.Tepat saat ia memejamkan mata, ponsel Revan berdering dengan nyaring. Valeria menghela nafasnya lega saat Revan akhirnya melepaskan dirinya. Syukurlah, ia bisa terbebas dari jeratan Revan.Revan berdecak saat melihat layar ponselnya. Merasa sangat kesal karena selalu saja ada yang mengganggu waktunya bersama Valeria. Saat melihat nama Erik terpampang di sana, mau tak mau Revan segera mengangkat panggilan itu lalu menyingkir dari hadapan Valeria."Ada apa? Kenapa kau mengganggu bulan maduku, Erik?""Ah maafkan saya, Pak, tapi ini darurat."Kening Revan berkerut dalam, "Darurat?""Jadi apa yang darurat dan penting itu hingga kau berani mengganggu waktuku?""Pak Nino klien New Enterpreneur Desain mengeluhkan tentang kerja sama kita. Produk yan

    Last Updated : 2024-08-04
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Tunggu Aku

    Valeria mengetuk jari jemarinya dengan gusar di atas meja. Matanya melirik ke arah jam dinding di apartemen Revan. Ia duduk dengan gelisah, sudah pukul sepuluh malam, namun belum ada kabar apapun yang ia terima dari Revan saat ini. Valeria menatap ke arah ponselnya yang sedari tadi hanya diam tak berkutik, sebenarnya kenapa benda itu sama sekali tidak bergerak? Kenapa Revan Mahendra tidak menghubunginya sama sekali setelah meninggalkan dirinya selarut ini? Apa pria itu sama sekali tidak merasa khawatir?Gemas, Valeria mengambil ponselnya dengan cepat. Apa ia harus menghubunginya lebih dulu? Apa ia akan dianggap murahan jika menanyakan dimanakah posisi Revan saat ini? Apa meetingnya sudah selesai? Valeria menghela nafasnya panjang merasakan banyaknya pertanyaan yang begitu berkecamuk saat ini. Kenapa ia merasa sangat cemas karena Revan Mahendra tidak ada di sampingnya?Mungkin tidak apa-apa, ya ia hanya ingin memastikan kepulangan Revan hari ini. Ia hanya ingin tahu. Valeria sudah men

    Last Updated : 2024-08-06
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Mimpi Buruk Terkelam

    Valeria mengerjapkan matanya setelah sadarkan diri. Ia langsung tersentak saat melihat sekeliling dirinya. Di suatu ruangan yang gelap ia ditempatkan dengan tangan yang diikat dan mulut yang dibekap sempurna. Tubuh Valeria gemetar ketakutan, ia dimana sebenarnya?"Bos, sepertinya dia bangun."Valeria memicing waspada saat melihat seorang pria bertubuh gempal dengan kepala botak menghampirinya. Di sekelilingnya terlihat beberapa pria dengan dandanan preman, Valeria beringsut mundur. Apa yang mereka inginkan sebenarnya?"Kenapa kau bangun? Seharusnya kau tidur saja, Manis...""Hmmm...uhmm...uhmmm.."Valeria mencoba berbicara dengan suara yang tenggelam akibat dibekap. Bagaimanapun ia harus berbicara dengan para preman ini agar ia bisa bebas."Kenapa? Kau ingin bicara?"Valeria mengangguk mendengar pertanyaan pria gempal itu."Baik-baik, kau boleh bicara. Lagipula sebentar lagi kau akan mati."Saat lakban yang membekap mulutnya terlepas, Valeria sontak berteriak, "Siapa kalian sebenarnya

    Last Updated : 2024-08-08
  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Ini Aku, Aku Revan, Suamimu

    Braak!Saat Valeria merasa bahwa hidupnya akan berakhir, suara yang keras dari arah belakang membuat perhatian pria gempal teralihkan. Ia bangkit dari tubuh Valeria."Sial, ada apa ini?"Namun, belum sempat ia mengatakan sesuatu, pria gempal itu dikagetkan dengan tubuh anak buahnya yang dilempar ke arahnya. Pria gempal itu terbelalak dengan lebar melihat Revan berdiri di sana dengan mata yang menyala-nyala. Melihat Valeria tergolek dengan pakaian yang acak-acakan, emosi Revan seketika meninggi."Si-siapa kau?"Tanpa menjawab pertanyaan pria gempal itu, Revan segera menerjang ke arahnya lalu memukulnya dengan membabi buta."Beraninya, beraninya kau menyentuh istrimu!""Hentikan, tolong hentikan! Tolong maafkan aku, maafkan aku! Argh sakit sekali, tolong maafkan aku!"Revan sama sekali tidak menghiraukan permohonan pria itu, ia terus saja menghujani wajah pria gempal itu dengan pukulan yang bertubi-tubi. Darah segar mulai keluar dari sela-sela hidung pria gempal itu, tanpa bisa membalas

    Last Updated : 2024-08-11

Latest chapter

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Tingkah Barbara

    "Apa maksud?"Melihat Barbara yang menatapnya dengan raut wajah tidak mengerti membuat Revan seketika mendengus, "Rupanya kau benar-benar tidak tahu. Baiklah akan ku beritahu yang sebenarnya terjadi akhir-akhir ini karena kekacauan yang kita buat. Aku dipecat oleh ayahku."Barbara tersentak mendengar ucapan Revan, "Apa?""Ya aku baru saja dipecat secara tidak hormat oleh ayahku kemarin. Semua pemilik saham mengambil keputusan agar aku dikeluarkan dari perusahan. Jadi ya sekarang, aku tidak memiliki apa-apa. Aku bahkan berniat menjual apartemen ini nanti,"Mata Barbara seketika melebar, ia mundur beberapa langkah dari pegangan Revan. Kata-kata Revan sekarang seolah tidak bisa dipercaya, "Kau bercanda, bukan?""Astaga, untuk apa aku bercanda? Jadi kau benar-benar ingin bersamaku. Kalau begitu pertama kita jual tas mewahmu ini!"Revan seketika bergerak ke arah Barbara hendak merampas tasnya. Melihat tindakan Revan, Barbara semakin terkejut ia menepis tangan Revan dengan panik, "Apa yang

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Pelukan Terakhir

    Melihat Revan yang masih saja terdiam saat ia mengulurkan berkas perceraian itu, Valeria seketika menghela nafas. Ia segera menyimpan berkas itu di atas meja lalu berkata, "Jika Anda masih tidak mau menerimanya terserah. Saya akan menyimpan berkas itu di sini. Anda harus menandatanganinya segera.""Lalu bagaimana dengan anak kita?" Tanya Revan lirih. Penyesalan yang ia rasakan semakin dalam. Ia sudah hancur lebur saat ini dan kehancurannya semakin terasa menyakitkan karena harus berpisah dengan Valeria."Saya yang akan merawatnya sendirian.""Tapi aku ayahnya, Valeria. Tidak bisakah kau memberiku kesempatan lagi? Setidaknya untuk anak kita?""Saya yang akan mengurusnya, Anda tidak perlu khawatir. Anda bisa melakukan apapun yang Anda mau tanpa harus terbebani dengan janin yang sedang saya kandung ini."Satu air mata seketika jatuh dari kelopak mata Revan. Merasa sangat terpukul karena ia sama sekali tidak berdaya. Kesalahannya terhadap wanita yang dicintainya ini memang sungguh tidak b

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Konsekuensi

    "Ada pengumuman mendadak yang diselenggarakan oleh Pak Agung dan seluruh pemilik anggota saham hari ini, Pak. Anda harus datang,"Revan menghela nafasnya panjang setelah mendapat pesan dari Erik beberapa menit yang lalu. Sudah ia duga ayahnya tidak akan menunggu lama untuk menyelesaikan masalah mereka. Tepat setelah hubungan masa lalu dirinya dan juga Barbara terbongkar, ayahnya segera bertindak.Revan segera masuk ke dalam ruang meeting yang sudah diisi oleh anggota pemilik saham dan juga ayahnya sendiri. Masalahnya dengan Barbara pasti akan ayahnya gunakan untuk menyingkirkannya dari perusahaan ini."Rupanya kamu masih punya muka untuk datang ke perusahaan,"Revan hanya terdiam mendengar sindiran sang ayah sebelum rapat berlangsung. Kali ini ia memilih untuk tidak mendebat pria paruh baya yang sedarah dengannya itu. Ia yakin setelah mengetahui sifat Barbara, ayahnya sama terlukanya dengan dirinya."Rasakan sendiri akibat dari perbuatanmu, Revan. Aku akan mendepakmu dari perusahaan k

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Kehancuran Barbara

    Melihat Barbara yang hanya terdiam, penjaga keamanan itu kembali mengulurkan tangannya, "Bu? Tolong kuncinya...""Yang benar saja, kamu lupa siapa saya?""Berikan kunci itu Barbara, mobil itu merupakan pemberianku!"Barbara berdecak saat Agung rupanya sudah menyusulnya keluar, dengan kesal ia mengembalikan kunci kepada penjaga keamanan itu, "Aku sama sekali tidak butuh mobil ini!" ujarnya dengan nada angkuh sambil melirik ke arah Agung.Setelah berkata seperti itu, Barbara segera menyetop taksi lalu masuk ke dalamnya. Ia sangat kesal dengan tindakan Agung yang seenaknya, seharusnya sejak dulu ia meninggalkan Agung agar ia tidak perlu bersusah payah seperti ini. Barbara segera meminta supir taksi untuk bergerak menuju ke alamat Revan. Ia harus segera kembali bersama Revan agar tua bangka itu tau rasa.Setelah sampai Barbara mengetuk pintu Revan dengan kuat."Revan buka! Tolong buka pintunya Revan!"Revan segera membuka pintu lalu terhenyak melihat Barbara di sana, "Barbara? Kenapa kau

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Pak Tua dan Wanita Gila

    "Revan!"Revan memutar matanya dengan jengah saat melihat Barbara ada di depan apartemennya. Setelah membuat dirinya dan Valeria bertengkar, bagaimana bisa Barbara masih memiliki muka untuk menemuinya?Revan memilih mengabaikan wanita itu lalu berjalan maju meninggalkannya."Revan, aku sedang bicara! Aku bahkan sudah jauh-jauh datang kemari, kenapa kamu malah mengabaikan ku?"Revan berdecak saat Barbara menarik lengannya dengan kuat. Ia menatap Barbara dengan raut wajah kesal, "Tidak ada yang menyuruhmu untuk datang kemari, Barbara. Ada apa? Apa yang kau inginkan lagi sekarang?""Kenapa kau selalu bersikap dingin padaku Revan? Aku kemari tentu saja untuk menemuimu."Revan menghela nafasnya panjang mendengar ucapan Barbara, "Sebenarnya apa lagi yang kau inginkan dariku? Kau sudah berhasil membuat Valeria keluar dari rumah ini sekarang. Keinginanmu sudah terpenuhi, jadi tolong berhenti menggangguku."Sepertinya Barbara sama sekali tidak mendengarkan nada bahasa Revan yang sama sekali ti

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Terungkap

    Agung Mahendra tidak menyangka jika Valeria akan mengajaknya bertemu hari ini. Meski entah apa yang sebenarnya ingin wanita muda itu katakan hingga menyebutkan nama Barbara dan Revan hanya agar ia tidak menolak pertemuan mereka.Agung mengepalkan sebelah tangannya, lihat saja jika wanita rendahan itu berkata hal yang konyol, ia sungguh tidak akan diam saja kali ini.Agung merapihkan jasnya sebelum ia menghampiri Valeria. Tatapannya angkuh menatap tajam ke arah Valeria yang sudah datang terlebih dulu di tempat pertemuan mereka."Akhirnya Anda datang," ujar Valeria dengan senyuman tipis.Agung sama sekali tidak menunjukkan keramahtamahannya, "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan? Hubungan kita bukanlah sebagai mertua dan menantu yang baik hingga bisa berbincang seperti ini.""Bukankah Anda datang kemari karena penasaran dengan apa yang hendak saya katakan? Silahkan duduk terlebih dulu," ujar Valeria sambil mengulurkan tangannya meminta Revan untuk duduk di hadapannya.Agung berdeham se

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Hancurkan Aku

    Tadinya Revan hanya ingin mengikuti Valeria diam-diam tanpa diketahui oleh wanita itu. Setelah meninggalkan kediaman mereka semalam, Valeria sama sekali tidak mau mengangkat panggilannya. Wanita itu terus saja menghindar seolah ingin menjauh darinya setelah semua yang terjadi. Baru semalam Valeria meninggalkan rumah, tapi sungguh Revan sudah teramat kehilangannya. Jadi di sinilah ia sekarang menguntit wanita itu diam-diam demi untuk mengetahui kabarnya. Namun, siapa yang menyangka, Rionandra tiba-tiba muncul di sana memaksa Valeria entah untuk apa. Apa pria itu sengaja melakukan itu demi mendekati Valeria lagi?Revan segera mengambil langkah, tatapannya tajam mengarah ke arah tangan Valeria yang dicekal oleh Rionandra."Lepaskan dia, Pak Rionandra Mahendra."Mau tak mau Rio melepaskan pegangan tangannya, keduanya saling menatap tajam seolah sama-sama saling menantang."Sedang ada urusan apa Anda dengan istri saya?" tanya Revan dengan nada dominan.Rio terlihat mendengus, "Astaga, apa

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Rionandra Sudah Gila?

    Hari ini Rio sengaja mengajukan cuti demi bertemu Valeria. Ia berdiri di depan rumah mertuanya dengan bingung. Ia datang kemari tanpa pemberitahuan terlebih dulu, alasan apa yang bisa ia berikan kepada mertuanya agar tidak menimbulkan rasa curiga. Ah sudahlah, ia bisa berpura-pura menanyakan masalah pekerjaan sambil menemui Valeria.Rio segera menekan bel pintu, asisten rumah tangga Yanuar yang sudah mengenalnya segera mempersilahkan dirinya untuk masuk.Setelah meminta menunggu sebentar, Kalina datang menyambutnya."Rio, kenapa datang kemari mendadak begini? Kamu sendirian?"Rio mengangguk kecil, "Ya, Rio sendiri, Ma. Kata Lucia, kalian juga akan bertemu nanti sore.""Ah ya Mama mau pergi dengan Lucia, sudah lama sekali Mama tidak jalan-jalan dengan anak Mama."Rio hanya tersenyum, ia melemparkan pandangannya ke seluruh rumah, mencari keberadaan Valeria. Melihat gerak gerik Rio, Kalina menjadi curiga, "Kamu kenapa datang kemari?"Mendapat teguran dari Kalina, Rio menyentuh tengkuknya

  • Jerat Hasrat Mr. Presdir   Kabar

    "Aku akan berpisah dari Revan Mahendra,"Perkataan Valeria sontak membuat Herman tertegun di tempat, ia menatap ke arah puterinya mencoba mencari keraguan dalam nada bicara yang penuh dengan keyakinan itu, namun Valeria tetap menatapnya dengan tatapan tajam seolah sudah yakin dan memutuskan semuanya dengan tepat."Berpisah? Tapi bukankah pernikahan kalian baru berusia seumur jagung?""Pernikahan kami hanyalah sebuah kesepakatan untuk saling membantu, cepat atau lambat pernikahan ini akan berakhir, jadi aku hanya mempercepatnya.""Kau yakin?"Ada jeda sejenak untuk kemudian Valeria mengangguk, "Ya, jadi ayah tidak perlu bertanya bagaimana sikap dirinya padaku. Ku rasa tidak ada kewajiban dia harus berbuat baik padaku di pernikahan ini, benar bukan?"Meski merasa kesal dengan fakta yang diberikan oleh Valeria, Herman terlihat menghela nafas. Ya, pernikahan puterinya memang bukanlah pernikahan yang bisa dikatakan normal, jadi bagaimana bisa mereka menuntut keluarga Mahendra untuk bersika

DMCA.com Protection Status