Beranda / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 42: Ungkapan Cinta

Share

Bab 42: Ungkapan Cinta

Penulis: Mbak Ai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-17 17:16:07

Ivy tak tidur. Saat Noah membisikkan panggilan sayang padanya, rasa kantuknya sudah terbang ke antah berantah.

Ia yakin kalau Noah sudah berubah dan ia ingin kembali membicarakan tentang perasaan padanya sekali lagi. Karena sikap Noah telah melambungkan harapannya.

Ia menunggu di kamar selama lima menit…

Sepuluh menit….

Bahkan sudah dua puluh menit, Noah tak kunjung kembali.

“Sebenarnya dia kemana?” gumam Ivy.

Ivy menyibakkan selimutnya, lalu berjalan keluar kamar. Ia berniat mencari keberadaan Noah. Mungkin saja ia berada di ruang kantornya untuk mengambil beberapa berkas.

“Aku harus memarahinya kalau dia tetap bekerja selarut ini,” gumamnya.

Saat Ivy membuka pintu, ruang kerja Noah diliputi kegelapan. Artinya, Noah tak berada di sana.

“Lalu di mana dia?”

Ivy tak tahan untuk berdecak, kebingungan. Ia segera menutup kembali pintu kantor Noah, lalu berjalan menuruni tangga.

Kakinya masih terlalu sakit digerakkan sehingga setiap langkah yang tercipta terasa berat. Ia bahkan ingin menyer
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 43: Kembang Api dan Bom Waktu

    Kembang api yang semula memenuhi hati Ivy atas pernyataan cinta Noah berubah menjadi ledakan hebat selayaknya bom yang meluluhlantakkan setelah mendengar ucapan Noah.“A… apa maksudmu?” ucapnya dengan terbata.“Clara menggodaku saat di dapur dan dia juga menjelekkanmu-”Logika Ivy tak bisa berjalan baik. Ucapan Noah adalah sebuah kemustahilan hingga tangannya bergerak cepat menampar Noah.“Ivy?!”Noah menatapnya dengan mata membulat kaget. Tak percaya bahwa Ivy yang selama ini penuh dengan ketenangan mampu menamparnya saat ia mengatakan hal yang sejujurnya.“Apa ini cara barumu untuk menghancurkanku?” desis Ivy dengan napas naik turun.“Apa maksudmu?!” Suara Noah ikut meninggi mendengarnya.“Kau membuatku terlena, lalu menjatuhkanku dengan cara menjelekkan adikku! Kau tahu… kau sangat licik! Aku kira kau tak akan sekejam itu. Aku kira kau-”“Aku mengatakan yang sebenarnya, Ivy!”Noah mengguncang kedua bahu Ivy demi menyadarkannya pada kenyataan, tapi Ivy menepis kasar tangannya.“Jang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 44: Perdebatan Konyol Ezra

    Malam ini Ezra memang terlihat berbeda. Tak ada kekonyolan sedikit pun yang tercetak di wajahnya.Ezra sangat dingin, persis seperti Noah. Hal itu membuat Ivy jadi makin canggung.“Istirahatlah di sini dulu,” ucap Ezra seraya membukakan pintu ruang kamar di lantai satu.Kamar itu cukup besar dan bersih seperti tak pernah disentuh. Ivy segera mengira kalau itu memang kamar tamu.“Aku baik-baik saja. Aku tadi hanya ingin berkeliling mencari udara segar dan-”“Kau tak perlu berbohong kepadaku di saat aku sudah tahu busuknya Noah dan buruknya sikap dia padamu.” Ezra memotong ucapan Ivy dengan kesal.Ivy meringis canggung. Andai saja Ezra tahu kalau dirinya yang baru saja menampar Noah, dua kali.“Noah sudah baik padaku. Jangan khawatir.”Ivy memilih berjalan menjauh karena sadar perdebatan dengan Ezra hanyalah sebuah kesia-siaan.“Kau ini sangat keras kepala,” gumam Ezra sebelum kembali menggendongnya paksa dan masuk ke dalam kamar.Ivy memekik kaget saat tubuhnya dijatuhkan di atas kasur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 45: Membuka Tabir

    Semua yang Ivy khawatirkan terjadi. Noah sudah berada di depan gerbang saat ia baru turun dari mobil Ezra.“Kemana saja kau?” tanyanya dengan dingin.Tatapan mata Noah yang dipenuhi dengan bara membuat tenggorokan Ivy tercekat. Ia tak bisa mengeluarkan satu kata pun.“Kenapa kau bersamanya?” tanyanya sekali lagi, bahkan dengan suara yang dalam.“Aku-”“Dia bermalam di rumahku.”Ivy memejamkan matanya saat Ezra menyahuti pertanyaan Noah. Membuat tatapan Noah jauh lebih menusuk.Ya Tuhan.Tatapan Noah itu mengingatkannya saat malam pertama. Tidak. Bahkan lebih buruk lagi.Mata Noah kali ini hanya menunjukkan kemarahan, tapi juga kekecewaan dan kepedihan.Yang mana hal itu makin membuatnya kehilangan kata-kata, apalagi saat Noah menarik tangannya untuk masuk ke dalam rumah.“Masuk.”“Noah….”Tangan Noah dingin.Sangat…. dingin.Seolah-olah ia sudah berdiri di depan rumah, menunggunya semalaman untuk pulang.Sesampainya di ruang tamu, Ivy melihat Clara baru menuruni tangga dengan mata yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 46: Hancurnya Kepercayaan

    Ivy tersentak saat pintu kamar ditutup dengan keras oleh Noah. Namun, ia sudah menduganya.“Jelaskan padaku,” pinta Noah dengan rahang sempurna mengeras.“Aku tahu kalau kau akan salah paham. Tapi sungguh, tak ada apa-apa denganku dan Ezra,” terang Ivy, seyakin mungkin.“Kalau kau tahu aku akan salah paham, kenapa kau tetap melakukannya? Kau bilang hanya butuh waktu sebentar untuk cari angin! Kenapa malah menginap di tempatnya?!”Ivy bisa melihat otot-otot di leher Noah karena pekikannya yang makin meninggi.“Kami tidak sengaja bertemu! Demi Tuhan, aku dan Ezra tak berbuat apapun!”“Bagaimana kau bisa membuktikannya?!”Dengan kesadaran penuh, Ivy membuka satu per satu kancing baju tidurnya hingga membuat mata Noah membelalak.“Kau bisa melihat kalau tak ada jejak apapun di tubuhku.”Noah menghela napas panjang. Ia mendekat dan kembali mengancing satu per satu.“Kau tak perlu melakukannya,” ucap Noah dengan suara yang lebih rendah.“Kau bilang aku harus membuktikannya.” Ivy masih bersi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 47: Pertengkaran Saudara

    “Sayang, kau harus makan.”Noah meletakkan bubur di nakas sebelah tempat tidur. Tangannya mengelus bahu Ivy yang memunggunginya, tapi Ivy tetap tak bereaksi.“Ivy.”Ivy hanya menggeleng dan mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.“Aku di ruang kerja, kalau kau butuh apa-apa… datanglah. Jangan lupa dimakan.”Noah tak bisa melakukan apa-apa selain memberikan waktu dan ruang bagi Ivy untuk sendiri.Sudah hampir semingu Ivy terlihat seperti mayat hidup. Ia belum bisa berdamai dengan kenyataan kalau Clara tak menyayanginya dan bahkan berusaha untuk menyakitinya dengan menggoda Noah.“Bagaimana bisa semua ini terjadi?” Hanya iu yang terus bernaung di benak dan pikiran Ivy.“Apa rasa sayangku padanya kurang sampai dia tega melakukannya?”Lagi-lagi Ivy menangis.Dadanya terasa sangat sesak dan sakit hingga ia kesulitan bernapas. Tubuhnya bahkan ikut lemas dan tak bertenaga.Ia sering merasakan sakit. Hidupnya dilalui dengan siksaan, tapi baru kali ini ia merasa begitu tersiksa padahal ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 48: Ruang Obrolan Rahasia

    Ivy tak pernah mengira kalau pengkhiatan akan sesakit ini. Sejak pulang dari kafe, ia lebih banyak diam dan meminta Noah benar-benar memberinya waktu sendiri.Maka, di sinilah ia sekarang. Di depan laptop yang sudah lama tak ia gunakan.“Aku pasti sudah gila,” gumam Ivy sambil menggigit bibir bawahnya.Ia ingin menyadap ponsel Clara. Suatu hal yang tak pernah ia kira akan terjadi.“Aku harus melakukannya untuk membuktikan ucapan Clara,” yakin Ivy.Jauh di dalam hati kecilnya, ia masih tak percaya dengan semua ucapan dan sikap Clara. Oleh karena itu, ia berharap menemukan kenyataan lain; Clara sedang bercanda, misalnya.Hanya perlu menunggu beberapa detik hingga Ivy bisa mengakses semua ruang obrolan Clara.“Nasibmu jelek sekali.”Dahi Ivy berkerut kala melihat satu pesan baru dari seseorang bernama Rere. Ivy pun segera mengekliknya untuk membuat seluruh percakapan.“Kakakmu sangat egois sekali. Aku prihatin mendengar ceritamu.”Setiap Ivy membaca semua pesan yang dikirim Clara untuk R

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 49: Identitas Yang Terbongkar

    Ivy tahu kalau riwayatnya sudah tamat saat kelepasan memanggil Ezra di situ rahasia.Ezra bukan orang bodoh yang akan diam saja identitasnya terungkap, pasti dia juga akan melakukan segalanya untuk mengungkap identitasnya.“Apa aku mengaku saja sebelum dia tahu lebih dulu?” gumam Ivy, kebingungan.“Jangan pikirkan tentang Clara.”Noah yang baru masuk kabar tiba-tiba bersuara hingga membuat Ivy menoleh padanya.“Kau terlihat sangat khawatir dan gugup. Tenang, Sayang.”Noah mengelus puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang, membuat hati Ivy terenyuh.Di antara beribu masalah yang datang, setidaknya saat ini ia memiliki Noah di sisinya.“Iya,” balas Ivy dengan mencoba tersenyum.“Apa kau mau jalan-jalan? Aku bisa memesan tiket-”Ucapan Noah terpotong oleh nada dering ponsel Ivy yang berada tepat di sebelah laptop. Sontak Ivy segera beranjak dan mengambil ponselnya saat menyadari kalau Ezra yang menelfonnya.“Aku angkat telepo dulu,” pamit Ivy.Jantung Ivy berdebar kian kencang saat kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 50: Kekuatan Terpendam

    Ivy tak bisa menyentuh makanan dan minumannya sama sekali. Ia hanya duduk dengan tegang sambil berusaha menghindari tatapan Ezra.“Betapa bodohnya aku yang baru menyadarinya,” ucap Ezra.Ivy menghela napas panjang. Dia sudah mengatakan hal yang sama selama lima kali.“Kau harus janji tak akan membocorkan pada siapapun,” balas Ivy, persis lima kali pula.Ezra terkekeh. “Bukannya kau harus memberiku jaminan agar tutup mulut?”“Jaminan apa? Aku kan juga sudah sering membantumu.” Ivy menatap Ezra dengan kesal.“Tapi kau tetap tak memberikan data Ivy dan Clara padaku.”Ivy mendengus, “Kau sungguh tak tahu malu ya? Padahal sudah ketahuan akan mengulik informasi tentangku tapi tetap mengakuinya.”Ezra hanya mengangkat kedua bahunya dengan senyum yang masih lebar. Tatapan Ezra memang biasa saja, tapi Ivy merasa sangat terintimidasi karena dia rekan hacker yang mengetahui tentangnya.“Kau tahu kan kalau kau tak bisa mengancamku? Karena aku juga memegang banyak rahasiamu,” tutur Ivy.Ezra menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24

Bab terbaru

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 89. Berita Besar

    Ketika Ivy membuka mata, hanya langit-langit dan dinding putih yang memenuhi matanya. Namun, Ivy sudah terbiasa dengan pemandangan ini sehingga ia tahu kalau sedang berada di rumah sakit.“Kau sudah bangun?”Ivy menoleh pada sumber suara. Ezra berdiri dari duduknya dengan wajah panik. Membuat Ivy berusaha ikut beranjak, tetapi urung saat kepalanya masih berdenyut nyeri.“Aku kenapa?” tanyanya, kebingungan.Pasalnya, ia pingsan sampai di bawah ke rumah sakit karena setelah disiksa oleh ayahnya. Ia tak mengira kalau akan jatuh pingsan hanya karena sakit perut.Ivy masih menunggu jawaban Ezra, tetapi Ezra tetap membisu. Ia seperti enggan memberi jawaban.“Aku kenapa, Ezra?” tanyanya lagi.“Kau….”Melihat Ezra yang masih ragu untuk menjawab membuat perasaan Ivy jadi tak enak. Segala praduga buruk sudah memenuhi kepalanya.“Apa jangan-jangan aku sakit keras?” pikirnya.“Kalau kau tak bisa menjawabnya biar aku tanyakan pada dokter saja,” ujar Ivy kemudian.Ivy tetap berusaha menunjukkan sen

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 88. Keseriusan

    “Kau serius?”Ezra masih menanyakan hal yang sama selama sepuluh kali selama lima menit terakhir dan Ivy juga mengangguk selama sepuluh kali pula. Ivy tahu kalau keputusannya akan mengejutkan Ezra.Sebagai teman, Ivy berpikir kalau bisa mengatakannya pada Ezra. Apalagi mereka sedang merencanakan hal penti yang terkait perusahaan Noah juga.“Lupakan masalah rencana pembatalan akuisisi ini. Sekarang ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi.”Ezra menyingkirkan berkas di depan Ivy, juga cangkir kopi dan segelas blueberry smoothies milik Ivy. Kemudian, ia memajukan tubuhnya seolah siap mendengar semua cerita yang Ivy tumpahkan.Namun, Ivy bukan orang yang bisa menceritakan masalah keluarganya kepada orang lain. Meskipun ia cukup dengan Ezra, ia tak bisa melupakan bagaimana kacaunya keadaaan ini bermula saat Noah menuduhnya berselingkuh dengan Ezra.“Aku tak bisa mengatakannya,” tolak Ivy.Ada gurat kekecewaan yang besar di wajah Ezra.“Yang jelas hubunganku dengan Noah akan berakhir,”

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 87. Rencana Rahasia

    Jalanan nampak padat meski terik matahari sedang membakar seluruh penjuru kota. Orang-orang berdesakan di segala arah dengan tempo cepat. Beberapa di antaranya terus-menerus mengecek jam tangan, mungkin takut kehabisan waktu istirahat makan siang.Semua orang sibuk. Hanya Ivy yang tetap duduk tenang di lantai dua kafe Evora selama empat puluh menit terakhir.Air mukanya tenang. Pun tak ada pergerakan berarti dari tubuhnya selain sesekali mengangkat cangkir cokelat panasnya yang mulai mendingin ke bela bibir. Namun, apa yang ada dalam hati dan jiwanya lebih berantakan dari segala hal yang sedang ia lihat di jalanan.Sudah dua malam ia tak bisa tidur sejak menyaksikan perselingkuhan Noah dan Clara. Meski sudah meyakinkan diri berkali-kali kalau ia tak masalah, nyatanya ia memang terluka cukup parah.“Maaf sudah terlambat!” Ezra menarik kursi di depan Ivy dengan napas tersendat-sendat.Lilitan dasi yang melingkar di lehernya ia kendorkan. Ivy tersenyum kecil, lalu mendorong cold brew yan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 86. Keputusan Sulit

    Sebesar apapun usaha Ivy untuk menjauhi Noah, kakinya yang cacat ini tak pernah sebanding dengan langkah Noah yang lebar-lebar. “Ivy! Dengarkan penjelasanku dulu!” Noah menghadang langkah Ivy.Ivy tak bisa menatap Noah sedikitpun. Wajahnya langsung berpaling dari Noah, lalu memilih berbelok untuk menghindar dari Noah.“Ivy….” Noah menjambak rambutnya frustrasi.Tubuhnya masih panas, tetapi ia harus menguasai diri agar tak membuat semuanya lebih hancur lagi.“Ivy!” Noah berteriak putus asa saat Ivy membanting pintu kamar di depannya. Ia terus berusaha mengetuk pintu itu sekeras mungkin, tapi Ivy tetap tak menyahutinya sama sekali.Di dalam kamar, Ivy hanya bisa tenggelam dalam air matanya. Ia tergugu di atas tempat tidur dengan kekecewaan yang telah menggunung.“Kenapa aku kaget? Kenapa aku kecewa? Bukannya aku sudah mengatakan kalau aku mengizinkan Noah seandainya ia bersama Clara?”Sejak tadi, Ivy hanya bisa menanyai dirinya sendiri. Ia merasa menjadi manusia yang paling bermuka du

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 85. Hancur Sepenuhnya

    “Eh? Ini bukannya jam tangan Noah?” Ivy mengambil jam tangan yang tergeletak di meja makan dengan bingung. “Bagaimana bisa Noah melupakan jam tangannya dan pergi begitu saja?” gumamnya kemudian.Ia segera mengantongi jam tangan Noah dan melupakan niatnya untuk membantu Bi Dina membersihkan meja.“Maaf ya, Bi. Saya harus menyusul Noah ke depan secepatnya,” pamit Ivy.“Iya, tak masalah, Nyonya. Saya memang tak enak dan sungkan kalau Nyonya selalu membantu saya,” balas Bi Dina.Ivy tersenyum. “Tenang saja. Tak merepotkan kok.”Ivy menggerakkan kruknya dengan lebih cepat agar masih sempat menahan Noah yang akan berangkat kerja. Namun, langkahnya dihentikan oleh seorang staf keamanan saat ia akan memasuki garasi.“Kenapa?” tanya Ivy dengan bingung.Pegawai bernama Beni itu tampak canggung dan gugup.“Tuan Noah masih sibuk di dalam,” jawabnya.Tentu jawaban itu sangat aneh bagi Ivy. Apa yang Noah lakukan sampai dia sibuk di garasi? Jangan-jangan ayahnya membuat ulah lagi hingga Noah samp

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 84. Gairah Panas Adik Ipar

    Clara segera mengembalikan botol yang sudah kosong ke saku celananya setelah usai melaksanakan rencana besarnya. Ia pun mengaduk kopi Noah, lalu memasukkan satu gula lagi di kopinya agar ia terlihat sibuk di depan nampan. “Kopi datang!”Clara tersenyum riang saat meletakkan kopi Noah di sebelah piringnya dan kopinya sendiri di depannya. “Terima kasih,” ucap Noah dengan acuh. “Sama-sama,” balas Clara, masih dengan senyuman lima jarinya. “Dan kurasa kau harus makan dulu sebelum minum kopi demi kebaikan lambungmu,” lanjutnya kemudian. Ivy mengangguk-angguk. “Benar kata Clara. Kau ini memang memiliki kebiasaan buruk dengan minum kopi saat perut kosong.”Cangkir yang sudah di depan bibir kembali Noah letakkan di atas meja. Ia tak bisa mengelak ketika istrinya sudah bersabda. Clara sendiri merasa cukup lega, karena efek cairan cinta yang ia letakkan di kopi Noah cukup banyak sehingga pasti langsung berefek. Ia tak ingin ada Ivy saat efek dari minuman itu mulai bereaksi. Ia harus menci

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 83. Siasat Cairan Cinta

    Clara membanting pintu kamarnya dengan penuh emosi. Semua ini karena Ivy yang sudah berbuat sesukanya.“Kurang ajar. Dia sudah mulai berani,” gumamnya dengan napas pendek-pendek, menahan amarah.Wajah Ivy yang menyebalkan membuatnya makin geram. Bantal di dekatnya menjadi pelampiasan emosi. Ia meninju-ninju bantal itu dengan kekuatan penuh selagi membayangkan wajah Ivy.“Awas saja. Akan kubuat kau menyesal,” geram Clara.Ada sebuah ide yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Mengundang senyuman kecil yang penuh kelicikan.“Aku hampir melupakan ide itu.”Clara segera membuka laci mejanya, lalu meraih botol kecil yang baru ia beli melalui daring beberapa hari yang lalu.“Aku tahu kalau kau akan bermanfaat, tapi aku tak tahu kalau akan kugunakan secepat ini,” ucap Clara dengan tertawa girang sambil menatap botol berisi cairan cinta itu.Clara segera memasukkannya ke dalam saku, lalu buru-buru kembali keluar dari kamar untuk melancarkan aksi.Sebentar lagi Noah akan berangkat kerja dan biasan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 82. Perang Dingin

    Sudah satu minggu terakhir Clara telihat berbeda. Bukan hanya Ivy yang merasakan perubahan sikap Clara, tapi juga Noah.“Aku merasa ada hal busuk yang sedang dia rencanakan,” ungkap Noah.Ivy memberengut. “Kau terlalu berpikir buruk. Bagaimana kalau dia memang sudah menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki semuanya.”“Itu lebih tak mungkin lagi.”Ivy tak bisa menahan helaan napas panjangnya saat ia dan Noah kembali berbeda pandangan. Noah masih berjalan kesana-kemari dengan wajah bingung.Tanpa bicara pun, Ivy bisa menebak bagaimana isi kepalanya.“Cobalah untuk tak terlalu mencurigainya,” pesan Ivy, yang langsung mendapat lirikan tajam dari Noah.Langkah Noah yang tak menentu itu bahkan sudah berakhir. Kini, ia berdiri di depan Ivy dengan tangan yang menyilang di depan dada.“Dan kau juga cobalah untuk tak selalu berprasangka baik. Aku tahu kalau pada dasarnya kau memang baik sehingga menyangsikan setiap kejahatan orang lain. Tapi… ayolah, Sayang.”Noah mengelus pipi Ivy. Berhara

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 81. Tertangkap Basah

    “Iya. Aku sudah mengirim beberapa berkas yang kudapatkan ke email. Kau sudah mengeceknya?”Ivy mengapit ponselnya di antara telinga dan bahu kanan karena tangannya sibuk membereskan beberapa lembar catatan yang ia buat semalaman.Di balik telepon, terdengar suara Ezra yang berat dan lelah.“Ya, aku sudah mengeceknya. Akan kubaca sekarang. Hacim!”Dahi Ivy berkerut. Ia memindahkan ponselnya ke telinga kiri setelah berkas-berkas di tangannya sudah dimasukkan ke dalam laci.“Kau sakit?” tanyanya.“Ya. Sedikit flu. Sepertinya terlalu lelah. Pekerjaanku agak berat akhir-akhir ini.”Seketika perasaan bersalah menyeruak ke seluruh relung hati Ivy. Tanpa bertanya pun, ia tahu kalau semua kesusahan Ezra juga disebabkan oleh ayahnya.“Kalau begitu istirahatlah dulu. Baca data dariku nanti saja,” ucap Ivy sungguh-sungguh.Ia sudah cukup merasa bersalah pada Ezra dan ia akan makin tak enak hati jika membuatnya semakin kerepotan.“Tak apa. Kita juga harus bertindak cepat agar semuanya kembali sepe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status