Share

17. Saran Sahabat

"Bulan depan, gue nikah sama Anya."

Suara Antasena kontan membuat membuat keempat sahabatnya menoleh. Sore itu, mereka tengah berkumpul di kediaman Mahesa. Hari ini adalah acara aqiqahannya Kanaka dan Kanaya, dan mereka baru sempat datang sore itu.

"ANJAY! Gercep amat lo, Babi!"

"Lo udah yakin, Sen?"

"Emang bangsat, gue yang udah pengen kawin, dia duluan dong, yang nikah!" sambar Yudhistira tak terima.

Antasena mengangguk dengan tenang. Tatapannya kini tertuju pada secangkir kopi yang ada di tangannya, lalu mengembuskan napasnya dengan perlahan.

"Gue nggak tahu ke mana arah hubungan gue dengan Anya setelah ini. Tapi yang jelas… setidaknya gue bisa memanfaatkan Anya untuk bisa menjauh dari Priya."

"Gue setuju kalau lo mau menjauhkan diri dari si Nenek Lampir. Tapi kalau soal lo yang mau memanfaatkan Anya, gue nggak setuju, Nyet. Terlepas dari uang, Anya terlalu baik nggak, sih kalau cuma dimanfaatkan gitu saja? Mending lo sewa jalang sekalian."

"Udah telanjur basah, B. Gue sama sekali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status