Share

18. Isi Hati Seorang Ayah

Penulis: IKYURA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-01 09:31:44

"Cantik banget, Mbak. Mau ke mana?" tanya Pramitha yang saat ini tengah duduk di ruang tamu, sibuk mengerjakan tugas sekolahnya.

"Mau pergi nonton sama Mas Sena, Ta. Ayah di mana?"

"Ada di teras belakang tadi. Barusan aku bikinin teh, terus aku balik ke sini."

"Ya udah, aku nemuin Ayah dulu, ya."

Perempuan itu melangkah menuju teras belakang rumah untuk menemui Donny. Sang ayah yang tengah duduk termenung di atas kursi roda itu, tiba-tiba saja membuat langkah Pradnya terhenti.

Ada perasaan khawatir yang mendadak menghantam dadanya. Perasaan takut sekaligus penasaran dengan apa yang saat ini tengah dipikirkan Donny di sana.

"Yah…"

Suara teguran Pradnya kontan membuat pria paruh baya itu menoleh. Meskipun usianya masih terbilang belum memasuki usia senja, tapi kondisi kesehatannya yang kurang baik membuat pria itu terlihat lemah.

"Nya…"

"Ayah lagi mikirin apa?" tanya perempuan itu tiba-tiba.

Perempuan itu melangkah mendekati Donny, lalu duduk di salah kursi di sebelah ayahnya.

"Nggak ad
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   19. Pernikahan Sandiwara

    "SAH!""Alhamdulillah."Semua orang merasakan haru begitu kalimat sakral itu diucapkan Antasena di hadapan penghulu dan beberapa saksi.Ada Kakek Sandiaga, Ayah, Papa, Mama, Pramitha, dan anggota keluarga lainnya. Tak lupa juga sahabat-sahabat mereka. Tepat hari ini Antasena dan Pradnya resmi menjadi suami istri.Dengan balutan kebaya putih yang menjuntai ke bawah sampai menyentuh lantai, dan riasan sederhana di wajahnya, Pradnya terlihat begitu cantik dan memesona."Titip Anya, ya Nak Sena. Ayah nggak tahu harus mengatakan apa untuk kalian berdua. Tapi doa terbaik untuk kehidupan kalian di masa mendatang. Bahagia selama-lamanya ya, Nya. Baktimu sekarang ada pada suami. Jangan jadi istri yang pembangkang, dan mesti nurut sama apa kata suami.""Iya, Yah." Pradnya mengusap sudut matanya yang hampir saja kembali menangis. Meskipun hanya sandiwara, nyatanya perempuan itu tidak mampu menutupi perasaan harunya."Anya…""Tan—em, maksudnya, Mama…"Shinta berhambur memeluk Pradnya. "Selamat d

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   20. Bukan Keinginan Pradnya

    PRADNYA menggeliat di atas tempat tidurnya. Alarm ponselnya yang menyala-nyala membuat perempuan itu lantas mengerjapkan mata.Pradnya lantas membalikkan badan, meraih ponselnya yang berada di atas nakas, kemudian mematikannya. Dia kemudian menoleh ke samping. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Antasena di sana.Seharusnya Pradnya menuruti ucapan pria itu. Tidak menghabiskan waktu semalaman hanya untuk mengharapkan tiba-tiba Antasena kembali ke kamar mereka.Bukankah Antasena sudah memintanya untuk tidak menunggu? Yang bodohnya perempuan itu tetap menunggunya.Menghela napas panjang, Pradnya mengubah posisinya menjadi duduk. Dia melirik ke arah ponselnya, bahkan tidak ada pesan apapun dari pria itu."Astaga, Nya. Kamu berharap apa, sih?" Bukankah perempuan itu tidak seharusnya bersikap seolah-olah semua ini nyata? Seharusnya Pradnya tahu jika semua ini sandiwara. Anehnya, dia merasa tak senang saat mendengar pria itu pergi bersama kekasihnya."Wajar, kan kalau Mas Sena ketemu sama Mbak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   21. Rumah Tinggal Bersama

    TIDAK ada percakapan apapun sepanjang mobil yang dikendarai mereka melaju membelah jalanan ibu kota.Pradnya memilih untuk melemparkan tatapannya ke samping jendela, membiarkan Antasena fokus dengan kemudinya.Perempuan itu tidak tahu ke mana Antasena akan membawanya. Setahunya pria itu akan mengajaknya menuju tempat tinggal yang akan dihuni oleh mereka selama keduanya menyandang status sebagai suami istri.Setelah berbelok, tatapan Pradnya mengedar ke sekitar. Sebuah rumah dengan halaman yang cukup luas, ada pepohonan yang menjulang tinggi, membuat suasana rumah itu terlihat nyaman dan menenangkan."Yuk, turun!" ajak Antasena saat itu.Pradnya hanya mengangguk, lalu berjalan beriringan dengan pria itu. Begitu masuk ke dalam rumah, seorang pria dan perempuan paruh baya berjalan mendekat, lalu menyambutnya dengan hangat."Selamat sore, Mas Sena. Selamat sore, Neng Anya. Selamat datang di rumah.""Nya, kenalkan mereka. Ini Bi Ummi, dan ini Pak Amin. Mereka yang bakalan nemenin kita ting

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   22. Kolam Hangat

    TIDAK ada yang berani bersuara setelah mendengar pertengkaran Antasena tadi. Pun begitu ketika mereka berada di dalam satu meja untuk menikmati makan malam.Pradnya bahkan kehilangan nyalinya untuk sekadar bersuara. Meskipun dia tahu bagaimana kacaunya Antasena saat ini, perempuan itu tidak ingin mencampuri urusannya. Kecuali jika pria itu yang meminta."Nya…"Pradnya lantas mengangkat wajah. "Ya Mas?""Maaf."Pradnya mulai bosan mendengar ucapan 'maaf' dari bibir Antasena. Tapi dia juga sama sekali tidak berhak melarangnya. Perempuan itu tahu jika kini pria itu benar-benar kacau sekarang."Mas mau saya buatkan sesuatu… teh mungkin?"Antasena menatap datar Pradnya, sebelum akhirnya dia mengangguk. "Boleh.""Sebentar, ya."Pradnya bangkit berdiri sembari membereskan sisa piring di meja makan, lalu melangkah menuju ke dapur untuk membuat teh di sana.Saat perempuan itu sibuk di dapur, Bi Ummi datang menghampirinya."Neng, biar Bibi saja yang beresin. Neng Anya mau bikin apa?""Saya mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   23. Cemburu?

    "Nya…""ANYA!" Baru panggilan keduanya, Pradnya mengerjapkan matanya lalu menoleh ke arah Lyra yang rupanya sejak tadi sudah berdiri di sampingnya."Eh, apaan? Kamu ngomong apa tadi, Ra?"Lyra mengembuskan napas dengan kesal. Perempuan itu berdiri bersedekap di dekat mesin kopi, heran dengan tingkah sahabatnya itu."Kamu ngapain dari tadi ngelamun? Bukannya happy sekarang udah punya suami?""Happy apanya? Yang ada galau, Ra.""Galau kenapa?" tanya Lyra penasaran.Pradnya menghela napas panjang. Semenjak adegan ciuman semalam, dan ketika mereka bertemu pagi tadi saat sarapan. Melihat sikap Antasena terlihat biasa-biasa saja, sejenak membuat hati perempuan itu jadi gamang. Berbeda dengan Pradnya yang merasa tak karuan, oleh sebab yang tidak jelas."Ra, memungkinkan nggak, sih kalau aku—" Pradnya menggigit bibirnya bagian dalam, ragu untuk mengatakannya."Aku apa?""Aku jatuh cinta sama Mas Sena?"Lyra tertegun selama beberapa saat. Tatapan perempuan itu sejenak membuat Pradnya sedikit m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   24. Kontrak Perjanjian

    [Mas Sena: Nya?][Mas Sena: Udah mau jalan?][Mas Sena: Mau makan siang apa? Biar sekalian saya pesankan.]Pradnya yang tadinya sibuk berganti pakaian, lantas menoleh begitu menyadari ponselnya sejak tadi menyala-nyala. Perempuan itu duduk di tepi ranjang, membuka ponselnya. Yang rupanya ada pesan dari Antasena.Keningnya mengerut saat melihat pesan yang dikirimkan Antasena."Apaan sih ini?" Pradnya mulai mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan Antasena, bersamaan dengan pesan dari pria itu muncul di bawahnya.[Mas Sena: Nya?][Astaga, Mas! Kamu gabut banget, ya sampai-sampai ngirim pesan beginian?][Mas Sena: Pesan saya nggak kamu balas. Kali aja kamu balik tidur lagi.]Pradnya mendengus pelan. Perempuan itu memang pernah menceritakan kegiatannya sehari-hari kepada Antasena. Termasuk jika dia mendapatkan jatah shift siang, jam-jam seperti ini biasanya digunakan Pradnya untuk tidur.[Mana mungkin saya tidur. Mas udah sejak pagi ngingetin saya buat ke kantor. Saya nggak mungkin lupa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   25. Keresahan Antasena

    SETELAH berdebat panjang lebar dengan Pradnya terkait isi perjanjian pernikahan kontrak mereka tadi, akhirnya rencana makan siang mereka gagal total.Pradnya harus terburu-buru berangkat bekerja karena sudah memasuki jamnya. Sementara Antasena dikejar deadline laporan sialan akhir bulannya.Antasena menghela napas panjang. Sampai akhirnya pria itu hanya duduk termenung di depan layar monitornya, sambil sesekali melirik ponselnya yang tak kunjung menyala. Baru beberapa menit yang lalu, Antasena mengirimkan pesan kesekiannya kepada Pradnya. Terdengar konyol memang, tapi anehnya pria itu ingin sekali bertemu dengan perempuan itu. Padahal jelas-jelas baru beberapa jam yang lalu Pradnya duduk di hadapannya.[Nya… lagi apa?]Jika seandainya keempat sahabatnya itu melihat tingkah kekanak-kanakannya kali ini, mereka pasti sudah tertawa terpingkal-pingkal karenanya.[Nya, saya pengen americano buatan kamu. Bisa nggak, sih kamu anterin ke sini?]Dan pesan itu lagi-lagi diabaikan.Menghela napa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   26. Janji Sekadar Janji

    "Nya?""Ya, Ra?""Kamu… masih kadang-kadang berhubungan sama Mbak Priya?" tanya Lyra penasaran.Pradnya mengernyit. Sebelum kembali menoleh ke depan. "Kenapa tiba-tiba tanya begitu?""Aku penasaran aja. Kali aja, kan?""Kali aja kenapa?"Lyra mengedikkan bahu. "Secara kalian kan partner kerja, Nya. Dari mana dulu kamu bisa kenal sama Mbak Priya, sih? Dia artis, kan Nya? Dan nggak mungkin semudah itu berhubungan sama rakyat jelata macam kita gini.""Em, dari Mbak Laura. Kebetulan dulu aku sering banget nganterin pesanan kopi buat mereka, kan? Nah, semakin ke sini aku kenal akrab sama Mbak Laura. Termasuk dikenalin sama Mbak Priya saat itu.""Terus mereka tahu soal kondisi ayah kamu. Kamu cerita soal kondisinya atau gimana?""Beberapa tahun yang lalu, aku nggak sengaja ketemu sama Mbak Laura di rumah sakit, Ra. Waktu itu aku lagi nganter ayah periksa. Nah, terus katanya waktu itu Mbak Priya juga dirawat di sana. Cuma akunya nggak mau tanya lebih banyak, sih. Sampai akhirnya aku cerita s

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   EPILOG

    “Mas, bangun. Udah pagi ini!”Antasena menggeliat di atas tempat tidurnya, saat dia bisa merasakan sentuhan di lengannya. Matanya mengerjap, samar-samar dia menatap langit kamarnya yang kini masih gelap.“Masih gelap, Sayang. Aku ngantuk banget.” Tentu saja Antasena mengantuk. Bagaimana tidak, jika Flavia semalaman suntuk mengajaknya begadang sampai pagi?“Mas ini udah jam enam. Ayo bangun! Aku buka gordennya, ya?”Antasena mengerjapkan matanya sekali lagi. Dia menoleh ke arah Pradnya yang saat ini tengah duduk di sampingnya. Lalu dalam sekali sentak, pria itu sudah lebih dulu menarik perempuan itu agar bisa bergabung bersamanya.“Mas Sena!”“Apa sih, Sayang? Ini masih pagi, jangan teriak-teriak bisa, nggak? Kalau Bi Ummi dengar, bisa mikir yang nggak-nggak nanti.”“Habisan kamu sih! Hari ini adalah hari penting buat kamu, Mas. Kamu nggak mau mempersiapkan diri?”“Jas sama pakaian aku udah kamu siapkan semalam, kan? Aku tinggal mandi, pakai baju itu, dan langsung berangkat ke kantor.

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   70. Quality Time

    PRADNYA terbangun saat dia menyadari tidak ada Antasena di sampingnya. Dia sangat yakin jika semalam bahkan mereka sempat berpelukan, lalu memutuskan untuk terlelap.Beberapa hari terakhir ini, siklus tidurnya tidak teratur. Flavia yang masih sering terbangun tengah malam membuat perempuan itu harus menahan rasa kantuknya demi menemani bayinya.Setelah memastikan jika bayinya masih tertidur pulas, Pradnya menata bantal-bantal di sekitarnya. Baru setelahnya perempuan itu turun dari tempat tidur, lalu keluar dari kamar untuk mencari keberadaan suaminya."Mas? Lagi ngapain?"Antasena tengah sibuk di dapur dengan apron hitam yang menggantung di lehernya. Pria itu tersenyum kecil ke arahnya."Hai, udah bangun?"Pradnya menganggukkan kepalanya. Dengan wajahnya yang masih mengantuk dia melangkah mendekati Antasena yang tampak sibuk di dapur."Mas lagi masak? Masak apa? Kenapa nggak bangunin aku aja, sih?"Antasena tersenyum, lalu menarik Pradnya agar mendekat kemudian melingkarkan kedua tang

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   69. Yang Sebenarnya

    TIDAK ada percakapan apapun selama menit demi menit yang telah berlalu. Flavia masih berada di dalam gendongan Pradnya, tengah menikmati ASI eksklusif yang diberikan perempuan itu untuknya.Sementara Antasena tak henti-hentinya takjub melihat betapa pemandangan yang ada di hadapannya sekarang, membuat hatinya seketika menghangat. Pria itu sama sekali tidak pernah menyangka jika dia bisa bertemu kembali dengan Pradnya.“Surat perceraian itu masih belum aku tanda tangani.” Perkataan Antasena membuat Pradnya lantas mengangkat wajahnya. “Kamu masih mau tetap bercerai sama aku?” tanyanya memastikan.Pradnya menggigit bibirnya bagian dalam. Kali ini dia merasa seperti sedang diinterogasi oleh petugas berwajib.“Selama tiga bulan ini… Mas sibuk apa aja?” Alih-alih menjawab pertanyaan Antasena, perempuan itu justru melontarkan pertanyaan lain. Setidaknya dengan mendengar jawaban darinya, Pradnya baru bisa menjawab pertanyaan Antasena sebelumnya.“Kesehatan Mama sempat drop,” kata Antasena den

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   68. Pertemuan Kembali

    “Tak lelo, lelo, lelo ledung.”“Cep meneng ojo pijer nangis.”“Anakku sing ayu rupane.”“Yen nangis ndak ilang ayune.”Pradnya menatap bayinya dengan mata berkaca-kaca. Bayi yang baru saja berusia beberapa hari itu, terlihat begitu tenang mendengarkan suara ibunya yang tengah bersenandung lirih.Senyumnya merekah lebar. Pemandangan hijaunya persawahan yang ada di hadapannya terasa begitu menenangkan."Hangat, ya Sayang? Iya?" Bayi mungil itu menggeliat di atas pangkuan Pradnya, sambil sesekali mengedipkan mata.Nismara Flavia Sahira, nama yang disematkan beberapa hari yang lalu ketika sang bayi lahir ke dunia."Mbak!"Pradnya kemudian menoleh, lalu mendapati Pramitha berjalan menghampirinya. “Ya, Tha?”“Belum selesai juga jemurin Dede?”“Belum, Tha. Kayaknya dia suka banget aku ajak berjemur gini. Ngerasa hangat kali, ya? Tahu sendiri gimana cuaca di sini.”“Iya juga. Tapi juga jangan lama-lama, Mbak. Dede bisa item nanti kulitnya,” kekeh perempuan itu.“Kamu tuh!” Pradnya terkekeh. “

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   67. Sadarnya Antasena

    Sudah seminggu lebih Antasena tak kunjung menunjukkan tanda-tanda sadar dari koma. Pun begitu dengan Satya yang mulai kebingungan mencari keberadaan kakak iparnya, Pradnya.Berbagai cara sudah dilakukannya. Bahkan pria itu sudah mencoba menghubungi pihak bandara, pihak stasiun, hanya untuk memastikan nama Pradnya terdaftar dalam daftar penumpang. Namun kenyataannya nihil. Tidak ada nama Pradnya Sahira dari daftar penumpang."Mama tega banget sama Anya, ya? Dia lagi hamil cucunya Mama, tapi Mama justru menyuruhnya pergi. Di mana nuraninya Mama, hah?" sengal Satya tak terima."Dia nggak pantas jadi bagian dari keluarga kita. Hubungan yang diawali dari sebuah kesalahan nggak akan berakhir baik!" elak Shinta tak terima. "Lagipula dia menerima cek yang Mama berikan. Apa menurutmu dia nggak mengincar harta Abangmu?""Apa Mama nggak sadar kalau yang mengawali kesalahan itu adalah Abang dan Priya? Anya hanya menuruti kegilaan mereka, Ma!" Satya meraup wajahnya dengan gusar. "Kalau sampai terj

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   66. Keputusan Pradnya

    "Soal pelaku penusukan itu, kami belum menemukan bukti siapa pelakunya. Tapi kamu jangan khawatir, ya? Kami sedang mengurusnya. Kamu lebih baik fokus di sini.""Makasih, Mas."Jeda sesaat keduanya saling berdiaman. Mereka baru saja menyelesaikan makan siangnya bersama.“Aku berharap ketika kamu berpikiran untuk menyerah pada keadaan, kamu akan mengingat Sena. Dan kamu nggak perlu memiliki alasan lainnya untuk tetap tinggal di sisinya.”Pradnya terdiam selama beberapa saat. Tampak kebingungan menanggapi perkataan Arjuna. “Saya butuh waktu, Mas Arjuna. Saya harus menjalani semua ini sendirian. Jadi sepertinya saya butuh waktu untuk memikirkan apakah bertahan akan membuat keadaan jadi lebih baik, atau justru sebaliknya.”“Kamu mau pergi ke mana? Tante Shinta minta kamu pergi, kan?”Pradnya mengangkat wajahnya, apakah semudah itu rautnya terbaca oleh Arjuna? Perempuan itu menggigit bibirnya bagian kecil, lalu mendesah pelan. “Mas Arjuna tau, kan kalau saya sudah mengacaukan segalanya?”“

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   65. Tawaran Shinta

    Keduanya duduk berhadapan dengan minuman masing-masing yang tersaji di atas meja. Pradnya menundukkan wajah, menghindari tatapan Shinta yang tajam ke arahnya.Sudah bermenit-menit berlalu, mereka bahkan membiarkan keheningan menemani. Pradnya memilih untuk diam, tidak tahu harus mengatakan apa untuk mencairkan suasana canggung yang ada di antara mereka."Pergi dari hidup anakku. Berapapun yang kamu minta, aku akan memberikannya. Asal kamu menjauh dari hidup anakku setelah ini."Pradnya mengangkat wajahnya untuk membalas tatapan Shinta. Dengan tatapan angkuhnya, sang ibu mertua mengangsurkan secarik cek kosong ke arah Pradnya."Lalu tanda tangan berkas perceraian ini," ujarnya menambahkan.Pradnya tertegun mendengar perkataan Shinta. Dia ingin sekali menganggap semua yang terjadi terhadapnya kini hanyalah mimpi, namun rasa sesak di dada yang kini dirasakannya, terlalu menyesakkan untuk dikatakan bahwa semua ini bukan hanya mimpi belaka."Apa Mama pikir uang bisa menggantikan perasaan y

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   64. Cobaan Lainnya

    PRADNYA tak henti-hentinya meneteskan air matanya. Rasa takutnya akan bagaimana keadaan Antasena kini membuat perempuan itu tidak tahu harus berbuat apa selain menangis."Nya, Sena pasti baik-baik saja. Kamu harus kuat, ya?"Itu hanya kalimat penghiburan. Karena kenyataannya Bayusuta sama sekali tidak yakin dengan ucapannya.Ketika Antasena dibawa oleh ambulance tadi, dia mengalami pendarahan hebat. Pria itu kehabisan banyak darah dan membutuhkan banyak darah saat itu."Saya goloran darah AB, Dok.""Tapi Anda dalam kondisi hamil, Bu. Anda tidak diizinkan untuk melakukannya.""Tapi, Dok. Suami saya—" Pradnya semakin terisak. Jika biasanya dia akan memeluk Antasena disaat dia sedang kacau. Tapi orang yang memberinya penenangan justru tengah sekarat di dalam ruangan sana."Saya golongan darah A, Dok. Saya bisa mendonorkan darah saya untuk pasien.""Baik kalau begitu, Pak. Mari langsung ke ruangan PMI. Karena pasien membutuhkan darah segera."Bayusuta menatap ke arah Pradnya, lalu menghel

  • Jerat Cinta Wanita Pengganti   63. Penyerangan Tiba-tiba

    “Beredar Video Syur, Netizen: Bisnis Prostitusi?”“Potret Priya Zaneeta Setelah Video Syur, Netizen: Jago Kimpoy, Say?”“Tak Kunjung Memberikan Klarifikasi, Netizen: Ngeri Kehidupan Selebriti.”Dan masih ada banyak lagi headline news tentang Priya Zaneeta dan Tomi Nanditama yang kini tersebar di seluruh media tanah air. Namun hal itu tidak ada yang bisa menghentikan kegilaan Antasena kali ini.Pradnya meringis iba ketika baru saja melihat tayangan berita tentang Priya Zaneeta dan Tomi Nanditama.Antasena yang baru saja menuruni anak tangga, lantas berjalan menghampiri Pradnya. Lalu meraih remote yang ada di atas meja, kemudian mematikan tayangan berita yang ada di depan sana."Kalau nggak kuat buat melihatnya, nggak usah dilihat, Sayang."Pradnya yang sempat terkejut, lantas menoleh ke arah Antasena. "Mas…""Ya, Sayang?"Pria itu berjalan menghampiri Pradnya yang kini tengah duduk di sofa. Bahkan dia belum mengganti pakaiannya sejak mereka tiba di rumah."Mas baik-baik saja?" tanya pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status