Yuhuuu jangan lupa komen dan vote ya. Terima kasih & I love you all!
Sudah sepekan Zetha, Luciano dan Simon pergi ke Jerman. Felix menghabiskan waktunya lebih banyak berada di kediaman. Semua pekerjaan, Felix kontrol dari dalam ruang kerja di kediamannya, ditemani celotehan Freyaa juga Zeze yang tidak bisa disebut mengganggu. Karena kenyataannya, Felix menyukai mendengar pekikan ataupun teriakan melengking ceria kedua keponakannya. Felix juga terlihat seperti pria yang sangat penyabar dalam usahanya menaklukkan hati Veronica. Jose beserta beberapa pria sudah ditempatkan untuk melindungi Veronica di restoran juga rumah tinggalnya bersama Selena dan Keanu. Tentu saja Felix bisa memantau dari jarak jauh, sambil ia berpikir matang-matang untuk mencari celah agar Veronica menerima tawaran pernikahan kontrak darinya. "Seharusnya kau menerima tawaran pernikahan dariku, atau memang kau ingin aku membunuhmu perlahan-lahan?" Felix teringat akan Selena. Berniat memisahkan Selena dari Veronica jika wanita itu tak menerima tawaran pernikahan darinya, tapi Hvits
Malam telah larut, Felix sudah berbaring memeluk Freyaa juga membacakannya buku cerita sebelum tidur, tapi gadis kecil itu masih membuka mata biru besarnya lebar-lebar. "Kau rindu Mumma dan Didi?" tanya Felix memandangi Freyaa yang memainkan kancing piyamanya. "Kancing piyama milik paman besar-besar seperti gigi raksasa di buku cerita." Freyaa berkata sembari menghirup aroma wangi dari tubuh paman tampannya itu. Felix menggetarkan tawa rendah melihat tingkah laku keponakan kecilnya yang sangat menggemaskan. "Kemarilah, mendekat." Felix menarik tubuh Freyaa untuk disejajarkan dengan wajahnya, lalu menggosokkan rahang berbulunya ke kulit halus leher keponakannya tersebut. Freyaa tergelak kegelian, berusaha menghindar tetapi lengan Felix melilit pinggang hingga ke perut tebalnya yang juga digelitiki. "Ampunn! Eyaa ngompol!" Freyaa terpekik dan wajahnya terlihat sangat serius sedang mengedan buang air di dalam pampers yang ia pakai. "Pampersmu harus diganti!" Felix menggendong Frey
Felix mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maksimal namun deru suaranya sangatlah halus, tidak seperti mobil sport pada umumnya yang akan menggaung meraung di jalanan ketika dilajukan dengan kecepatan tinggi. Felix mengikuti arahan Simon yang mengirimkan rute serta jalur masuk ke dalam gedung, menghindari orang-orang yang bisa dideteksi oleh ponsel keponakannya itu. "Veronica berada di lantai dua puluh lima. Paman harus menaiki tangga dari pintu samping untuk mencapai ke sana agar tidak ketahuan." Simon berbicara di sambungan telpon yang didengarkan Felix melalui earphone-nya. "Hanya ada lima orang di dalam ruangan Veronica, Kecil 'kan buat paman?" Simon masih sempat tertawa kecil dibalas dengkusan kekehan Felix. Felix menaiki tangga yang ia lompati dua dan tiga sekaligus. Menatap nanar setiap lantai yang gelap tanpa pencahayaan sama sekali, sampai ia tiba pada lantai yang sedikit terang ada cahaya obor pada dinding luar ruangan. "Kau sudah boleh tidur sekarang." Felix berkata p
Felix terus membuai Veronica dengan ciuman lembut, menarik pinggang wanita muda itu untuk melekat rapat ke samping tubuhnya. Tanpa disadari, kini Veronica merasakan kakinya menjejak tanah. "Eh ..." Veronica refleks mendesah terkejut dan tautan pada bibirnya telah dilepaskan oleh Felix. "Nanti kita lanjutkan lagi, mari pulang." Felix berkata dengan suara baritonnya, kembali mengangkat sedikit pinggang Veronica untuk ia bawa cepat menuju mobil dan lengannya yang lain menekan tombol menggulung tali baja secara otomatis masuk ke dalam tas ranselnya. Felix melemparkan tali baja dan tas ranselnya ke bagian belakang mobil setelah mendudukkan Veronica pada kursi penumpang. "Kencangkan sabuk pengamanmu!" Felix telah duduk pada kursi pengemudi, menoleh memperhatikan sabuk pengaman yang terlihat longgar pada bagian depan tubuh Veronica.Veronica akhirnya tersadarkan jika ia tidak sedang bermimpi. Felix benar-benar datang menyelamatkannya dan tadi pria bertubuh wangi dan bersuara seksi itu me
Felix membawa Veronica ke kediamannya, "Bersihkan tubuhmu, akan ku carikan pakaian ganti." ucapnya setelah membukakan pintu kamar yang sebelumnya ditempati oleh Zetha bersama Luciano. Dimanapun Zetha dan Luciano tinggal, mereka menyukai pemandangan balkon kamar menghadap ke lautan atau matahari terbit. Felix berharap hal ini bisa meluluhkan hati Veronica agar jatuh cinta padanya akan perhatian kecil tersebut, dimana kamar tidur Zetha dan Luciano menghadap ke arah lautan dan matahari terbit. Bagaimanapun, Felix telah hidup dengan api dendam membara dalam rongga dadanya selama bertahun-tahun. Tidaklah mudah memadamkan api tersebut, meskipun sepertinya perjaka tua itu telah kecanduan mencium bibir Veronica. "Apakah dia terbangun?" Felix bertanya pada pelayan yang sebelumnya ia perintahkan menjaga Freyaa di dalam kamarnya. "Tidak, Tuan Muda. Nona Freyaa masih tetap tertidur pulas sejak Tuan tinggalkan tadi." Felix mengangguk samar, "Aku masih ada pekerjaan, tolong jaga keponakanku!" t
Felix terus membuai Veronica dengan ciuman bertubi-tubi juga menggigit gemas leher mulusnya. Mendapat serangan dan rangsangan seperti itu, mustahil Veronica bisa mengelak dan menolak pelukan hangat Felix. Felix si perjaka matang dari keluarga Salvatore memang benar-benar telah kecanduan menyentuh wanita yang pertama kali di dalam hidupnya. Ia terus menyodorkan berbagai macam kenikmatan yang terlihat jika Veronica juga seperti baru pertama kali disentuh oleh seorang pria. "Felix ..." Veronica mencengkeram baju kaos di bagian dada Felix yang baru melepaskan tautan ciuman panjang mereka. "Kau sudah berjanji tidak akan memasukiku." lanjut Veronica mengingatkan akan janji Felix sebelumnya."Apakah kau tidak percaya padaku?" alih-alih menjawab, Felix justru memberikan pertanyaan jebakan untuk Veronica. Veronica menatap lekat ke dalam netra Felix yang memandangnya tidak berkedip, "Aku percaya. Tapi ..." Felix kembali merunduk memberikan kecupan singkat ke atas bibir Veronica yang telah m
Matahari telah menampakkan wujudnya secara sempurna. Zeze dan Susie sedang berenang di kolam renang besar kediaman ketika Freyaa berlari-lari kecil mencari Felix di setiap ruangan yang ia perintahkan pelayan membukanya. "Silakan kembali, aku masih mau tidur lagi." Freyaa berkata tegas pada pelayan yang baru saja membukakan pintu ruangan kamar Zetha dan Luciano. Felix dan Veronica masih pulas, tidur berpelukan di atas ranjang. Freyaa menyingkap selimut dan melihat paman tampannya hanya mengenakan celana training panjang, pun juga dengan Veronica. Freyaa melepaskan atasan piyamanya sebelum ia meringkuk di belakang punggung Felix yang memeluk Veronica di depan dadanya. Ketika tubuh besar Felix bergerak hendak telentang, Freyaa langsung merengek manja namun tetap memejamkan kelopak matanya seolah sedang tertidur. "Freyaa?!"Felix langsung berbalik saat telinganya mendengar rengekan keponakan kecilnya. Freyaa membuka sedikit kelopak mata, beringsut naik untuk melilitkan lengan gempa
Veronica terbangun dari tidur ketika telinganya mendengar suara orang lain di sekitarnya, bukan suara usil Selena. Ia mengerjapkan kelopak mata, memandang syok pada pria tampan di depan wajahnya sedang tersenyum. Ya, Felix tersenyum. Senyum yang sangat manis. Sampai-sampai Veronica berpikir jika ia sedang bermimpi jika tak mendengar suara serak baritonnya. "Hei, Selamat pagi." Felix semakin melebarkan senyumnya, melihat wajah lucu Veronica yang memelototkan mata. "Kau tidak lupa 'kan, kalau siang ini kita akan menikah?" Veronica terbeliak, mengerjap beberapa kali. Refleks tangan Veronica menarik selimut untuk menutupi bagian atas tubuhnya yang ia ingat jika semalam, ralat dinihari tadi tidur tanpa atasan dalam pelukan Felix setelah cumbuan panas mereka. "Bersiaplah. Pelayan akan membantumu mandi." Felix sudah memakai kemeja lengan panjang yang ia lipat lengannya sampai siku. Sangat tampan juga wangi. "Aku tunggu di ruang kerja setelah kau berpakaian." Felix mendaratkan kecupan ke
Setelah sarapan pagi bersama, dimana Selena yang sangat canggung bertemu Luca juga Michele di meja makan, beralasan jika dirinya sedikit lelah karena perjalanan juga lingkungan yang berbeda, memilih berdiam diri di dalam kamar."Kau tidak apa-pa ku tinggal sebentar?" Veronica berkata pada Selena yang duduk di sofa menatap jauh pemandangan luar jendela. Selena menoleh, menganggukkan kepala, "Ya. Aku tidak apa-apa. Kakak pergilah." Veronica ingin Bonnie menyentuh kepalanya lagi. Dirinya yakin ada banyak hal yang disembunyikan dari ingatannya dan ia sama sekali tidak tahu sebabnya. "Kau sedang hamil, kita jeda dulu." Bonnie berkata, tersenyum membelai lembut pundak Veronica, "Aku senang, kau sudah bisa mengingatku." Veronica memeluk Bonne erat-erat, "Maaf. Waktu itu aku pergi tanpa pamit dan tak bsa kembali ke Hawaii ketika Ibu meninggal." Bonnie merenggangkan pelukannya dari Veronica, mengelap mata saudari angkatnya itu yang basah, "Zetha sering berkata pada Luca untuk menjaga Mich
Charles dan semua pelayan kediaman Felix sudah berganti pakaian berwarna hitam dengan lapisan bagian dalamnya adalah kevlar anti peluru. "Mari, Tuan Effren." Charles mengarahkan Effren untuk naik ke lantai dua, meninggalkan Felix dan beberapa anak buahnya di area kolam renang.Effren berdecak menganggukkan kepala ketika melihat betapa siapnya pasukan adiknya akan siaga perang. Tangan Effren menerima alat komunikasi kecil dari Charles yang kemudian diselipkan ke daun telinga dan bagian depan pakaiannya. Pada masing-masing ujung teras lantai dua kediaman Felix sudah mengalami renovasi dan perombakan, terdapat bangunan seperti menara yang menghadap ke arah lautan. Tetapi Charles membawa Effren ke bagian tengah-tengah teras yang ia dorong temboknya maju lalu terbuka.Ada pintu celah kecil muat masuk satu pria bertubuh tinggi, namun bagian dalam ternyata bisa untuk lima orang pria dewasa bertubuh besar. Effren tidak berhenti berdecak takjub melihat ada dua senapan canggih dengan peluru
Mister Meyer masih terkejut mendengar pertanyaan pria di depannya yang menanyakan tentang Ibunya Lorenza. Siapakah dia sebenarnya? "Kau memperlakukan Ibunya Lorenza seperti pelacur, benar?" Effren pun sudah lupa nama ibunya Lorenza, dan dalam buku diari putrinya tidak ia temukan nama ibunya. Mister Meyer menyipitkan kelopak matanya, memindai Effren. "Ku sarankan Anda cepat menjawab pertanyaan saudaraku, jika tak ingin menyesal!" Felix berkata dari kejauhan sembari menyendok puding chesnut yang baru saja dihantarkan oleh Charles. "Perempuan itu sudah lama mati dan aku lupa bagaimana dia bisa mati." Mister Meyer akhirnya membuka mulut menjawab pertanyaan Effren. Effren mendengkuskan seringaian sinis, mundur ke belakang untuk duduk pada kursi samping Felix yang dengan santai menggeser piring puding chesnut untuk Effren. Effren butuh asupan makanan untuk menetralkan gejolak aliran darahnya dari emosi. Hansel dan Quince berjaga pada masing-masing sisi Mister Meyer. "Perempuan itu .
Felix akhirnya bisa tidur setelah melihat status sosial media Selena yang menampilkan wajah tersenyum Veronica. Di Aachen, Knox memberitahu Luca, Luciano, Jonathan dan Ubba jika Alfred membelot ke organisasi rahasia dunia. Itu pulalah alasan Felix mengirimkan Knox lebih dulu ke Aachen, demi keamanan Zeze. Pun sama dengan kelompok Owen, dimana salah satu pembunuh bayaran yang mencari Zeze demi hadiah besar adalah mantan rekannya Russo. Semuanya terdiam di dalam ruangan, sama sekali tidak menyadari kedatangan gadis kecil usil Freyaa yang berdiri diam-diam menopang dagu dengan tangan tepat di belakang sandaran kursi duduk Luciano, posisinya pun tersembunyi di balik punggung Didinya tersebut. "Saya rasa mereka para team pembunuh bayaran itu sudah berada di Aachen saat ini, tetapi cuaca dan jalanan yang sering di tutup membuat mereka bertindak berhati-hati." Knox menyampaikan analisanya sebagai mantan kesatuan marinir yang banyak mengetahui rahasia organisasi dunia berlokasi di Amerika
"Selena, kau baik-baik aja?" Zetha mendatangi Selena di kamar kecil yang sedang membasuh wajahnya dengan air wastafel. "Uhm, maaf. Ya, aku baik-baik aja. Hanya sepertinya sedikit lelah." Selena sedikit gugup menatap netra Zetha yang memandangnya menelisik. Zetha meraih tisu, memberikannya pada Selena, lalu memegangi pergelangan tangan wanita itu, tak lama kemudian, bibirnya tersenyum, "Mari, lanjutkan makan malam. Tak akan lama, kita bisa segera pulang istirahat jika sudah kenyang." Selena menganggukkan kepala, balas tersenyum tipis pada Zetha yang merapikan syal di leher Selena, "Udara dingin dan tubuhmu lelah, jangan sampai masuk angin."Selena tahu jika pria tampan yang ia selamatkan ketika melawan Papanya di Greenland waktu itu adalah bagian dari pasukan Salvatore. Tetapi Selena tak menduga jika dia adalah Luca Salvatore, bos suaminya sendiri., adik lelaki Zetha, wanita yang berada di depannya saat iniLuca Salvatore yang membuat hati Selena bergetar pertama kalinya juga menumbu
Setelah memerintahkan Hansel dan Quince membawa Edward dan Bobby yang pingsan ke ruangan tahanan dalam kediamannya, juga membuat mereka berada dalam ruangan terpisah, Felix melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju lorong kamar. Selain Hansel dan Quince serta anak buah Felix, team medis juga turut bersiaga menangani kesehatan khusus untuk Edward, Bobby dan Mister Alfred yang babak belur dipukuli Effren. Felix menanggalkan pakaiannya satu persatu, berceceran di lantai, sementara kakinya menuju kamar mandi, masuk ke dalam jacuzzi seraya memejamkan mata, sesudah ia menghidupkan kran air hangat dan menuangkan sabun cair yang biasa di pakai Veronica. Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki berjalan masuk ke area kamar mandi dan semakin mendekat ke jacuzzi membuat Felix membuka kelopak matanya malas. "Kenapa kau ke sini?" Felix bertanya dingin, kembali memejamkan kelopak mata setelah ia menuangkan semua sabun cair dalam botol samping jacuzzi. Effren terkekeh rendah, "Kau kesepi
Hansel dan Quince melemparkan tubuh Edward juga Bobby ke lantai ubin tepi kolam renang, tanpa mempedulikan kedua orang itu kesakitan apalagi beberapa peluru masih bersarang dalam tubuh Edward dan kedua mata Bobby berdarah. Bobby meraung kesakitan, segala macam sumpah serapah hingga permohonan maaf dia ucapkan. Tetapi Felix dan Effren hanya menganggap angin lalu. Kedua pria bersaudara tersebut justru sedang menikmati masakan Charles karena cuaca yang dingin, membuat perut sering merasa lapar. "Apa rencanamu?" Felix bertanya pada Effren karena Mister Meyer di Cape Town juga sudah berada dalam pengawasan orang kepercayaan Felix. "Setelah ini? Mengajak Meyer liburan, mungkin ...mencari lubang baru untuk dimasuki." Felix berdecak, "Oke. Lakukan saja sesukamu, tapi jangan minta tolong padaku jika nanti Deristi tahu kau suka menyarungkan batang ke sembarang tubuh!" Effren terkekeh, meminum soup hangat dari tepi mangkuk sepert cara Zetha menikmati makanan, "Kau belum pernah bercinta selai
Arman menoleh pada Felix dan Effren, lalu menganggukkan kepala pada anak buahnya."Pria itu melakukan hipnotis pada kalian dan mereka berniat melarikan diri." tutur Arman seraya berdiri dipegangi Felix pada sisi tubuhnya.Arman memindai semua anak buahnya dengan tatapan sangat tegas, lalu berkata, "Dua tersangka teroris tewas di tempat. Apa kalian semuanya mengerti?!"Semua anak buah Arman menjawab serempak, "Dua tersangka teroris tewas di tempat ketika hendak melarikan diri."Felix tersenyum samar melihat anak buah Arman yang loyal pada sahabatnya itu, "Mari, ku antar kau ke rumah sakit."Arman melepaskan tangan Felix yang memegangi pinggangnya, "Tidak perlu. Ada beberapa orang lagi yang sepertinya juga ingin dirawat di rumah sakit." tolaknya memberikan senyuman tipis pada Felix, kemudian menganggukkan kepala pada anak buahnya.Dor ...dor ...dorr!!Beberapa orang anak buah Arman menembaki diri mereka mas
Arman mengajak Felix dan Effren makan malam dulu sebelum mereka akan menengok Edward dan Bobby juga para wanita penghibur yang ditangkap bersama di penjara khusus."Ada apa?" Arman bertanya pada Effren yang berkali-kali menoleh ke belakang juga menatap berkeliling ruangan penjara khusus sebelum mereka pergi ke tempat Edward, Bobby dan para wanita di tahan pada bagian belakang. "Keamananmu terlalu longgar." ucap Effren pendek, meraba pistol pada samping pinggangnya. Arman terdiam. Ia juga merasa aneh. Biasanya paling sedikit ada enam orang anggota yang akan berjaga di pintu depan. Tetapi, tadi mereka masuk hanya ada satu orang. Pun bagian dalam sangat hening, tidak ada suara apapun. Bangunan penjara khusus terdiri dari satu ruangan besar seperti lobi di bagian depan, lalu ada satu lorong menuju bagian belakang, dimana pada bagian belakang tersebut terdapat beberapa ruang berjeruji besi ukuran 3x3 meter, salah satunya adalah tempat Edward, Bobby dan para wanita penghibur dikurung.Saa