Share

CHAPTER 43 – Kedatangan Tuan Besar

”Oh, shit, kenapa juga ia meneleponku sekarang.”

Khandra mengeluh keras-keras. Raut wajahnya yang semula penuh semangat langsung berubah seketika.

Dengan malas ia menggeser layar ponselnya untuk menerima panggilan itu.

”Besok siang papamu akan terbang kembali ke Indonesia. Persiapkan semuanya. Ia masih harus banyak istirahat dan tidak boleh terlalu banyak pikiran,” ujar seorang perempuan dengan suara mendayu yang sangat Khandra benci.

Khandra melemparkan pandangan jengkel pada layar ponselnya. Ia sama sekali tidak berminat untuk berbicara dengan perempuan itu. Namun, ia tahu bahwa menolak hanya akan membuat situasi semakin rumit.

”Aku mengerti. Aku akan urus semuanya,” sahut Khandra dengan nada ketus sembari menghela napas panjang.

Sesungguhnya, Khandra ingin sekali membantah dan mengatakan bahwa mengurus ayahnya memang tanggung jawabnya tanpa disuruh perempuan itu.

Tapi, Khandra tidak mau mengambil risiko mengundang amarah perempuan itu. Ia tahu kelicikan mulut perempuan yang menja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status