Share

CHAPTER 42 – Kekuasaan yang Diperebutkan

Rakha duduk di atas kursi tinggi pagi itu dan tersenyum senang. Pandangannya menatap puncak pencakar langit di kejauhan.

Akhirnya putra mahkota tumbang juga. Sudah beberapa hari ia absen ke kantor. Dan Rakha sangat menikmati kebebasannya. Tak ada lagi tatapan mata tajam dan nada mencemooh yang harus didengarnya tiap hari.

”Moga saja sakitnya parah. Makin lama ia sakit, makin baik. Mati juga tak masalah,” batin Rakha sambil tersenyum senang.

Diperhatikannya ruangan Khandra yang luas itu. Kursi kebesarannya yang sekarang diduduki Rakha membuatnya tampak berkuasa.

Rakha benci dengan semua keistimewaan yang didapat Khandra. Ia juga anak ayahnya. Seharusnya ia mendapatkan hak yang sama dengan Khandra. Nyatanya selama ini Rakha hanya menjadi bayang-bayang di belakang Khandra.

Rakha menikmati setiap detik kebebasan yang dirasakannya saat ini. Ia tidak perlu lagi mendengarkan nada arogan dan tatapan merendahkan dari Khandra, putra mahkota perusahaan yang selalu memandang rendah dirinya.

Selam
A. Rietha

Beberapa hari lagi sudah Lebaran. Novel ini tetap akan update tiap hari, ya, bahkan selama libur Lebaran. Happy reading, guys.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status