Beranda / CEO / Jerat Cinta Tuan CEO / CHAPTER 51 – Mencoba Memahami

Share

CHAPTER 51 – Mencoba Memahami

Penulis: A. Rietha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-12 11:03:34

Khandra terdiam. Berbagai spekulasi tentang ayahnya memenuhi pikirannya sekarang. Ia menimbang-nimbang kalau yang dikatakan Evanna itu memang benar adanya. Namun, sebelum mengambil keputusan, Khandra perlu mengkonfirmasi satu hal dari ayahnya itu.

”Ikut aku!” perintah Khandra.

Khandra bangkit dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangan kantornya. Evanna yang tak tahu Khandra akan mengajaknya ke mana hanya berjalan mengikuti langkah suaminya itu dengan patuh.

”Kita mau ke mana?” tanya Evanna saat mereka tengah menunggu lift.

”Menemui papaku tentu saja,” jawab Khandra singkat.

”Kau tak mau ribut dengan papa kan?” tanya Evanna khawatir.

Khandra tak menjawab pertanyaan Evanna itu. Pintu lift terbuka dan keduanya melangkah masuk ke dalam lift yang membawa mereka ke kantor Benny Alcantara.

Benny tengah duduk menghadap jendela saat pintu ruangan kantornya terbuka secara tiba-tiba. Saat melihat Khandra yang memasuki ruangannya diikuti oleh Evanna membuat laki-laki itu meninggalkan kursinya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 52 – Rumah yang Bukan Rumah

    Khandra duduk di atas ranjangnya dan duduk terpekur. Setelah bertahun-tahun, akhirnya ia kembali menempati kamar ini lagi.Akhirnya Khandra kembali ke rumah ini juga setelah papanya meluluskan permintaannya. Khandra tak minta banyak hal. Khandra hanya minta seluruh ruangan yang ada di lantai tiga rumah ini digunakan untuk dirinya dan Evanna.Rakha yang kamarnya ada di samping kamar Khandra harus rela pindah ke kamar yang ada di lantai dua.Sebenarnya, Khandra sudah tak memiliki ikatan batin dengan rumah ini. Rumah yang berdiri sejak kedua orang tuanya menikah.Namun, sejak ibunya meninggal dan Nisya menjadi istri baru papanya, Khandra merasa rumah ini bukan lagi menjadi bagian hidupnya.Ia memandang sekeliling kamarnya yang tak banyak berubah. Poster-poster gedung pencakar langit masih menghiasi dinding. Tumpukan buku-buku lama tersusun rapi di rak buku. Semuanya masih sama persis seperti terakhir kali ia tinggalkan bertahun-tahun yang lalu.Tiba-tiba pandangan Khandra tertumbuk pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 53 – Mendekatkan Diri

    Khandra memasuki ruang kerja ayahnya yang terletak di lantai dasar. Setelah sekian tahun berlalu, Khandra mencoba mengakrabkan dirinya kembali dengan rumah ini. Atau paling tidak dengan papanya.”Papa mau bicara denganku?” tanya Khandra saat ia sudah memasuki ruang kerja ayahnya itu.Benny tersenyum lebar dari kursinya yang ada di balik meja kayu jati kokoh yang dipelitur mengilat. Benny meletakkan buku yang tengah dibacanya dan menatap Khandra yang duduk di kursi di hadapannya.”Kamarmu belum sempat Papa perbarui. Tak apa kan sementara masih seperti itu. Lusa Papa akan menyuruh orang untuk merenovasi lantai tiga untukmu,” ujar Benny yang tampak bahagia setelah Khandra mau kembali ke rumah.”Tak perlu repot-repot, Pa. Aku bisa merenovasi kamarku sendiri,” jawab Khandra.”Ah, tidak perlu seperti itu, Nak,” sahut Benny sambil menggelengkan kepala. ”Papa akan menyuruh orang untuk merenovasinya untukmu. Anggap saja ini hadiah selamat datang kembali di rumah.”Khandra tersenyum kecil meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 54 – Amarah yang Tak Terbendung

    Rakha memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia kesal dengan semua yang terjadi di rumah. Apalagi dengan kepulangan Khandra membuat ayahnya tampak mengistimewakan kakak tirinya itu.Rakha bahkan harus merelakan kamar yang sudah dihuninya selama belasan tahun hanya karena Khandra meminta seluruh lantai tiga rumah mereka untuk dirinya sendiri. Benar-benar menyebalkan.Rakha membelokkan mobilnya menuju club ekslusif langganannya. Ia memarkirkan mobilnya di basement night club itu, lalu menaiki lift menuju ruangan pemilik Euphonic Rhapsody. Pemilik club tersenyum lebar saat melihat sosok Rakha.”Kukira kau sudah punya tempat baru sampai-sampai tak pernah lagi ke sini,” sambut Jetro sambil memberi isyarat pada anak buahnya untuk menjamu Rakha.”Pekerjaanku menumpuk. Jadi, baru sekarang aku bisa ke mari. Ruangan favoritku bisa kupakai?” tanya Rakha singkat.Rakha sangat pusing hari ini. Ia butuh hiburan untuk mendinginkan otaknya. Ia mau mabuk sampai pagi di club ini. Lagipula ia punya ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 55 – Tragedi Makan Malam

    ”Nyonya Muda kita baru bangun rupanya,” sindir Nisya saat Evanna turun ke lantai bawah pagi itu.Evanna hanya tersenyum mendengar ucapan ibu mertuanya itu. Ia harus mulai terbiasa dengan ucapan sinis itu.Evanna masih ingat pesan Khandra padanya. Sebisa mungkin Evanna menghindari kontak langsung dengan Nisya.Selama tiga hari terakhir, Evanna turun ke lantai satu agak siang. Pelayan rumah ini sudah dipesan jauh-jauh hari supaya mengantarkan makanan ke lantai atas.Biasanya kalau Evanna turun ke lantai dasar sekitar jam 9 atau jam 10, Nisya tak ada di rumah. Sialnya hari ini Evanna harus bersirobok dengan ibu mertuanya itu.”Saya sudah bangun sejak subuh tadi. Hanya saja baru turun sekarang,” ujar Evanna.”Aku tidak tanya,” sahut Nisya ketus.Evanna hanya mengangkat bahunya, kemudian berlalu ke dapur. Hari ini ia mau membuat puding untuk suaminya. Lama-lama berdiam diri di atas tanpa teman, membuat Evanna bosan.Nisya memandang Evanna dengan tatapan sinis ketika Evanna memasuki dapur.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 56 – Akibat Kesalahan

    ”Me…meracuni? Maksudnya apa, Ma?”Evanna bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati ayah mertuanya. Dilihatnya kulit tangan dan wajahnya mulai kemerahan. Napasnya juga terlihat pendek dan tersengal.”Rakha, telepon dokter, sekarang!” seru Nisya sambil memeluk tubuh suaminya.”Minggir kau, perempuan jahanam. Berani-beraninya kau membuat suamiku seperti ini!”Nisya mendorong tubuh Evanna hingga punggungnya menghantam tepian meja. Sebentar kemudian Nisya memanggil pelayan untuk membantunya membawa Benny ke kamar.”Awasi perempuan itu. Jangan sampai ia kabur. Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya!” teriak Nisya geram pada salah satu pelayan yang ada di ruangan itu.Evanna hanya bisa terduduk kaku mendengar teriakan dan tuduhan Nisya padanya. Ia benar-benar tak tahu apa yang terjadi dengan ayah mertuanya.Evanna terduduk lemas di kursi dengan tatapan kosong. Pikirannya kalut mencoba mencerna tuduhan mengerikan dari ibu mertuanya.Meracuni ayah mertuanya sendiri? Hal paling

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 57 – Lebih Berhati-Hati

    ”Saya… saya tidak tahu, Pak Dokter. Saya benar-benar minta maaf, ini di luar pengetahuan saya,” ujar Evanna di sela isak tangisnya.Evanna tergugu saat mendengar penjelasan dr. Rahmat itu. Jadi, memang benar semua ini karena kesalahannya. Ia teledor saat menyiapkan makanan untuk keluarga mereka.Seharusnya Evanna bertanya terlebih dahulu. Apalagi kondisi kesehatan Benny yang tak bisa dikatakan baik. Membuat tubuhnya rentan terkena alergi.”Pak Benny menderita alergi yang langka. Bahan makanan dari tanaman yang tergolong nightshade harus dihindari Pak Benny. Apa Pak Benny tadi makan terung, kentang, atau tomat?” tanya dr. Rahmat.Evanna menggelengkan kepalanya. Ia tak memasukkan bahan-bahan itu dalam masakannya malam ini.”Atau mungkin cabai, paprika?” tanya dr. Rahmat lagi.Evanna tertegun. Ia tadi menambahkan bubuk paprika ke dalam adonan ayam goreng yang dibuatnya. Jadi, benar tragedi yang terjadi malam ini murni karena kesalahannya.Evanna merasa bersalah dan menyesal setelah menya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 58 – Konfrontasi

    Khandra memilih turun ke ruang makan untuk sarapan pagi itu. Peristiwa semalam sangat mengganggu pikirannya.Pikirannya masih berkecamuk mengingat peristiwa semalam yang membuatnya naik pitam. Evanna, istrinya, hampir saja menjadi kambing hitan karena tuduhan kejam dari Nisya, ibu tirinya.Aroma masakan menguar memenuhi ruangan ketika Khandra memasuki ruang makan. Nisya sudah duduk di sana. Wajahnya tampak angkuh seperti biasa. Begitu melihat Khandra, seringai sinis terukir di wajahnya.”Huh, kau turun juga akhirnya. Biasanya kau lebih suka makanan diantar ke kamarmu kan?” sambut Nisya ketus saat melihat Khandra masuk ke ruang makan.”Suka-suka aku mau makan di mana. Apa urusannya denganmu?” tukas Khandra pada ibu tirinya yang membuat suasana ruang makan pagi itu berubah seperti di medan perang.Khandra menatap Nisya dengan sorot mata menantang. Ia sudah muak dengan sikap ibu tirinya yang selalu memperlakukannya dan Evanna seperti sampah.Nisya memicingkan matanya, ”Tentu saja itu uru

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 59 – Yang Tak Terduga

    ”Papa sudah merasa baikan?” Evanna melirik takut pada ayah mertuanya. Wajahnya masih tampak pucat. Beberapa bagian kulitnya masih terlihat ruam kemerahan.”Aku sudah sehat, Nak. Jangan terlalu khawatir begitu,” jawab Benny sambil tersenyum lembut.Evanna mengembuskan napas lega melihat ayah mertuanya yang tampaknya tak marah atau menaruh dendam padanya. Evanna melirik ibu mertuanya yang wajahnya masih tampak menyeramkan. Sorot matanya seakan ingin menguliti Evanna hidup-hidup.”Ayo, kita sarapan saja! Sudah cukup basa-basinya.”Nisya memgambil piring Benny dan mengisinya dengan nasi goreng yang ada di meja makan. Diletakkannya juga sepotong telur dadar di atas nasi goreng itu.”Kalau makanan ini pasti aman buat Papi.”Perkataan Nisya membuat Evanna kembali menundukkan kepalanya. Nampaknya Nisya masih sulit memafkan kesalahn Evanna.Suasana hening menyelimuti ruang makan itu. Hanya terdengar dentingan piring dan sendok yang beradu. Evanna hanya berani melirik ayah dan ibu mertuanya se

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 85 – Dalam Hati Siapa yang Tahu

    Diva masih terduduk di lantai di depan pintu apartemen Rakha. Tangisnya tak kunjung reda, namun ia tahu ia tak bisa terus seperti ini. Napasnya terengah-engah saat ia bangkit berdiri dengan kaki gemetar. Dengan langkah terseok, ia menuju lift di ujung lorong. Air matanya mengalir deras, meskipun ia mencoba menyekanya.Tiba di depan lift, Diva memencet tombolnya dan menunggu. Suasana sunyi lorong hanya dihiasi suara isakannya yang tertahan. Pintu lift terbuka perlahan, dan saat itu juga dunia Diva serasa runtuh untuk kedua kalinya hari itu.Di dalam lift, berdiri seorang wanita dengan gaun elegan berwarna merah tua. Wajahnya cantik, bersih, dan bercahaya seperti biasanya. Evanna, adik tirinya.Diva menelan ludah, tubuhnya seketika tegang. Ia buru-buru menghapus air mata dengan punggung tangannya, meskipun jejak tangis masih jelas terlihat di wajahnya. Evanna memandangnya, awalnya dengan kebingungan, tapi kemudian matanya menyipit, seolah ia ingin tahu apa yang sedang terjadi."Diva?" p

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 84 – Yang Tak Seharusnya Terjadi

    Wajah Diva berubah sendu. Apalagi saat ditatapnya wajah Rakha yang terlihat masam. Laki-laki itu tak terlihat bahagia saat bertemu dengannya. Rakha malah terlihat muak.Diva mengembuskan napas berat, seolah setiap pijakan adalah hukuman yang tak terhindarkan. Diva merasa aliran udara di kafe itu terasa seperti racun. Napasnya terasa semakin pendek dan dadanya terasa sesak."Aku nggak punya banyak waktu. Cepat katakan apa maumu," ucap Rakha dingin, suaranya datar, namun tajam.Senyum samar yang coba ditunjukkan Diva memudar sedikit, tapi ia tetap berusaha tenang meki batinyya bergemuruh."Kamu selalu buru-buru. Apa kita nggak bisa duduk santai sebentar? Aku mau bicara sesuatu yang penting.""Aku bilang cepat," potong Rakha tegas, membuat Diva tersentak. Matanya mengerjap beberapa kali, tapi ia menelan semua protes yang hampir keluar dari mulutnya."Aku... aku butuh tempat yang lebih tenang. Ini penting banget, Rakha."Rakha mendesah panjang. Kesabarannya hampir habis. "Di sini cukup t

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 83 – Menunggu yang Tak Pasti

    Diva menatap jam di dinding lobi apartemen yang tak kunjung bergerak sesuai harapannya. Sudah satu jam lebih dia menunggu, dan semakin lama perasaan resahnya tak bisa dikendalikan.Kursi tempat dia duduk terasa panas, dan lantai marmer yang dingin bahkan tak lagi memberi ketenangan saat ia kembali berjalan mondar-mandir.Lobi yang dingin dan luas itu terasa semakin sempit, seakan menjerat tubuhnya dalam kesunyian yang tak nyaman. Deru mesin pendingin udara yang berdengung pelan hanya menambah rasa jengkel yang bergulung di dadanya. Dia mengembuskan napas panjang, berusaha meredakan detak jantung yang berpacu.Laki-laki muda di front office menatapnya sejak tadi, pandangannya tajam seolah dia sedang menilai sesuatu yang bukan urusannya. Diva mengabaikan tatapan itu, walau perasaannya bergejolak. Bagi Diva, manusia macam dia tak perlu diperhatikan. Sekadar pengurus lobi, apa yang pantas ia pikirkan? "Masa bodoh dengan manusia rendahan macam itu," gumam Diva dalam hati, sambil menegakkan

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 82 – Telepon yang Mengganggu

    Rakha mengusap wajahnya kasar. Setelah mendapat telepon yang tidak mengenakkan dari ibunya, kini ia kembali mendapatkan telepon. Kali ini dari nomor yang tidak dikenal.Meskipun begitu, Rakha tahu siapa yang meneleponnya kali ini. Selama beberapa hari terakhir ia mengabaikan si penelepon. Bahkan ini nomor kesekian yang akan menghiasi daftar blokirnya.Namun, tampaknya manusia satu ini tak kenal istilah menyerah dalam kamusnya. Sehari bisa belasan kali ia menghubunginya dengan nomor yang berbeda. Tingkahnya sudah seperti kolektor nomor perdana saja.Rakha menggeram kesal. Ponsel pintarnya bergetar hebat sekali lagi, layar menampilkan nomor tak dikenal yang berkedip-kedip. Sudah berapa kali sih perempuan itu menghubunginya? Jari-jarinya dengan malas meraih ponsel, matanya melirik jam dinding. Hari sudah semakin siang tampaknya.Sejak beberapa hari terakhir, Diva seakan tidak pernah lelah meneleponnya. Setiap kali Rakha memblokir satu nomor, muncul nomor baru yang menghubunginya. Perempu

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 81 – Seharusnya Tak Seperti Ini

    Nisya memejamkan matanya, mencoba menetralisir emosinya. Tangan kanannya mencengkeram erat dadanya. Merasakan jantungnya yang berdetak menggila. Khandra dan istrinya itu sudah sangat keterlaluan. Mereka tak lagi menganggapnya sebagai nyonya rumah ini.Pandangan Nisya menerawang, menyiratkan kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan. Nisya berdiri terpaku di tengah kamar. Pikirannya kembali melayang pada percakapan singkat namun menegangkan beberapa saat lalu.Suara Evanna, istri Khandra sekaligus anak tirinya yang kini memimpin perusahaan, terngiang-ngiang di telinganya. Tuduhan itu terasa begitu berat, menghantam tepat di titik terlemahnya - Rakha, putra kandungnya yang selama ini ia banggakan."Khandra curiga bahwa Rakha mungkin telah meretas komputer perusahaan.”Ucapan Evanna tadi kembali terngiang di benak Nisya. Tubuh wanita paruh baya itu menggigil. Kalau sampai Rakha berbuat seperti itu, alangkah bodohnya. Rakha sudah menggali lubang kuburnya sendiri.Tuduhan Khandra terhadap

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 80 – Konflik

    Suara benturan pintu yang dibuka paksa membuat Evanna terlonjak kaget. Evanna yang memasuki kamar Rakha tanpa izin sampai terlonjak kaget ketika sosok Nisya muncul dengan wajah merah padam. Mata wanita paruh baya itu menyala-nyala, penuh amarah yang siap meledak."Apa yang kau lakukan di sini?" bentak Nisya, suaranya menggema di ruangan yang sunyi itu.Evanna tergagap, berusaha menenangkan detak jantungnya yang mendadak berpacu cepat. "Mama... saya...saya…""Jangan panggil aku Mama.! Aku bukan ibumu," potong Nisya tajam."Menjadi menantuku saja kau tidak pantas. Sekarang jawab, apa yang kau lakukan di kamar anakku?" sembur Nisya.Evanna menelan ludah, otaknya berputar cepat mencari jawaban yang tepat. Ia tahu bahwa apapun yang dikatakannya, Nisya pasti akan menyalahartikannya. Wanita itu sudah terlanjur membencinya sejak awal pernikahannya dengan Khandra."Saya mencari Rakha, Ma," akhirnya Evanna berhasil menjawab, suaranya bergetar. "Khandra meminta saya untuk—""Khandra?" Nisya mend

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 79 – Taktik Kotor Rakha

    Wajah Khandra berubah tegang saat melihat nama Rendra, asistennya, tertera di layar ponselnya. Tak biasanya Rendra meneleponnya sepagi ini, kecuali ada hal yang sangat penting dan mendesak.”Ada apa, Rend?” tanya Khandra cemas.”Ada masalah penting di kantor. Sebaiknya kau segera kemari!” seru Rendra dari balik telepon. Suaranya terdengar cemas.Khandra langsung melompat dari tempat duduknya dan meraih jas yang terletak di punggung kursi dan.”Apa yang terjadi? Jelaskan!””Sistem keamanan komputer diretas dan sistem komputer di kantor menjadi kacau. Para karyawan panik dan tidak bisa bekerja,” lapor Rendra.Darah Khandra berdesir panas. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Sistem komputer perusahaannya termasuk canggih dan dilengkapi sistem keamanan yang ketat. Tak mungkin ada yang dengan begitu mudah meretas sistem komputer perusahaan, kecuali ….”Segera hubungi tim IT dan lakukan apa pun untuk memulihkan data tersebut!” perintah Khandra dengan suara menggelegar.Tanpa menunggu jawaban Re

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 78 – Berusaha Meyakinkan

    Evanna menguap lebar dan membuka matanya yang masih sangat mengantuk. Tak terasa ia tertidur dengan pikiran berkecamik memenuhi otaknya. Evanna melirik jam dinding yang menunjukkan waktu pukul empat pagi.Pagi itu, Evanna bangun lebih awal daripada biasanya. Sambil menunggu Khandra bangun, Evanna memutuskan untuk menyiapkan makan pagi.Evanna tahu Khandra marah padanya. Mencoba sedikit mengobati kekecewaan suaminya itu, Evanna memasak makanan kesukaan Khandra.Evanna menata hasil karyanya pagi ini di meja bundar yang ada di ruang kerja Khandra di lantai tiga. Mereka biasa menghabiskan sarapan mereka di sana. Khandra seringkali malas bertemu muka dengan ibu tirinya saat sarapan.Khandra keluar dari kamar dengan wajah lebih segar. Sepertinya berendam di dalam bak air hangat sedikit meredakan emosinya.Ia memasuki ruang kerjanya dengan kemeja putih membungkus tubuh tegapnya dan dasi biru tua melingkari lehernya. Tampaknya ia ingin berangkat kerja lebih pagi."Maafkan aku," kata Evanna me

  • Jerat Cinta Tuan CEO   CHAPTER 77 – Salah Paham

    ”Kau menyebut nama laki-laki lain saat aku menyentuhmu?” seru Khandra geram.Evanna menggeleng cepat menyadari kesalahannya. Sial, tanpa sadar ia malah mengucapkan nama Rakha saat mereka bercumbu.”Apa hubunganmu dengan Rakha?” tanya Khandra geram. Gairahnya hilang seketika.Khandra mencekal lengan Evanna dan menariknya memasuki kamar. Khandra meradang karena apa yang diucapkan Evanna membuatnya mengingat lagi kejadian tiga tahun yang lalu.”Ma, maaf, aku tak sengaja. Aku tadi melihat Rakha di dekat kolam renang. Aku malu dia melihat apa yang kita lakukan di balkon. Makanya aku tak sengaja berucap seperti itu,” ujar Evanna memberi alasan.Khandra menatap Evanna dengan tatapan menusuk. Dia tidak percaya dengan alasan yang diberikan Evanna.Amarahnya memuncak, dibakar oleh kecemburuan yang membara dalam dirinya. Dengan gerakan kasar, dia mendorong Evanna ke dinding, menguncinya dengan tubuhnya yang kekar.”Jangan berbohong padaku, Evanna!” bentaknya, suaranya bergetar menahan emosi.Eva

DMCA.com Protection Status