Share

BAB 49

“Kenapa muka lo ditekuk kayak lipatan lemak gitu?”

Yudhistira menghela napas. Membiarkan Arjuna, Bayusuta, dan Antasena duduk di sofa ruangannya dengan satu tangannya yang memegang segelas kopi masing-masing. Ketiganya baru saja selesai waktu istirahatnya di Despresso Coffee, sementara Yudhistira memilih untuk tidak bergabung dengan mereka lantaran masih ada laporan yang harus dikerjakannya.

“Semenjak Julia nggak masuk, nggak ada yang beliin kopi gue,” kelakar Bayusuta dengan entengnya.

“Beli sendiri lo!” sungut Yudhistira terlihat kesal.

“Iye, iyeee. Nyebelin amat lo lama-lama. Emang biasanya Julia yang beliin kita kopi, kan?”

“Kalian ngapain di sini, sih? Nggak ada kerjaan apa?” tanya Yudhistira heran.

“Mau ngehibur lo yang lagi bete,” jawab Bayusuta dengan enteng. “Itu si Nenek Sihir pagi-pagi ngapain nemuin lo tadi?”

“Nggak apa-apa.” Yudhistira mendesah lelah, lalu bangkit dari duduknya dan langsung bergabung dengan sahabatnya di sofa. “By the way, kapan project dengan Pak Anwar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status