Share

Lembur

Author: Yoru Akira
last update Last Updated: 2023-11-25 23:08:30

Mulut Alisha gatal untuk tidak bertanya. Namun, sisi lain dalam dirinya menahan agar tak sembarangan buka suara.

Ia tidak mudah percaya begitu saja pada orang baru. Sekalipun Erika sudah sedikit mengungkapkan tentang latar belakang perempuan itu.

Bahwa ia seorang single mom yang memiliki anak satu tanpa terikat pernikahan. Alisha menganggap itu pengakuan yang cukup berani.

Namun, tidak mudah bagi Alisha untuk mengungkapkan hubungannya dengan Damian. Toh memang tak ada hubungan apa pun di antara mereka.

Ya, kecuali tentu saja malam panas yang pernah mereka lewati bersama kala itu. Dan, tak mungkin bagi Alisha mengungkapkan hal tersebut bukan? Kalau ia memang tak ingin Damian tahu siapa dirinya sebenarnya.

Meski begitu tetap saja ia penasaran, dari mana Erika memiliki anggapan bahwa dirinya memiliki hubungan romansa dengan sang atasan?

"Loh? Bukan ya?" tanya Erika ketika suasana di antara mereka menjadi canggung.

Alisha tersenyum kikuk. Tak memiliki kata yang tepat untuk menjelas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Gadis Sialan!

    "Tidak mungkin kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Aku yakin sekarang, kita pasti pernah bertemu bukan?"Itulah pertanyaan pertama yang justru terucap dari bibir Damian ketika jaraknya begitu dekat dengan Alisha. Sesaat sebelum pria itu memberikan benda pipih yang memancarkan cahaya dari flash light. Damian memang tak melihat dengan jelas wajah si gadis yang telah direnggut keperawanannya lebih dari dua minggu yang lalu. Satu hal yang membuat keyakinan Damian menguat. Aroma orange blossom yang tercium dari tubuh Alisha. Pria itu yakin, aroma yang ia hidu dari tubuh Alisha adalah aroma yang sama dengan si gadis sialan itu. Gadis sialan yang telah menganggap Damian sebagai pria panggilan dan menghancurkan martabatnya. Sementara raut muka Alisha tak hanya terlihat pucat, tapi juga tegang mendapat pertanyaan dari sang atasan. Menjadikan Damian kian mencurigai perempuan itu. "Lihat dirimu, kamu seperti maling yang sudah ketahuan mencuri!" tandas si pria. "Saya benar-benar tidak mem

    Last Updated : 2023-11-26
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Kecemasan Alisha

    Semalaman Damian sudah memikirkan cara, bagaimana supaya membuat Alisha mengaku jika perempuan itu adalah perempuan yang sama yang telah melewatkan malam panas bersamanya. Intuisi Damian kian menguat setelah kejadian tadi malam. Mungkin hanya penampilan mereka saja yang berbeda, tapi Damian yakin pasti, hampir tidak ada manusia yang memiliki aroma sama persis. Bahkan satu merk parfum bisa menimbulkan aroma yang berbeda tergantung pemakainya. Ya, mirip atau menyerupai mungkin saja bisa terjadi, tapi jika sama persis, itu tak mungkin. Dan, Alisha memiliki aroma yang sama persis dengan perempuan yang malam itu ia renggut keperawanannya. Mana mungkin Damian bisa percaya begitu saja setelah melewati hal tersebut berulang kali. Berada dalam posisi di mana dirinya mencium aroma kuat yang berasal dari si perempuan. "Permisi, Pak. Boleh saya masuk?" ucap Alisha mengalihkan perhatian sang pria yang tengah fokus menatap layar komputer. Sekalipun pikirannya tengah bercabang. "Silakan!" Dami

    Last Updated : 2023-11-28
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Tamu tak Diundang

    Alisha kembali ke ruangannya dengan wajah masih pucat. Sepanjang hari itu, pikirannya sangat kacau. Bahkan ketika Damian - lagi-lagi - meminta hasil revisi, ia berjalan ke ruangan sang atasan dengan wajah linglung. Erika yang menyadari perubahan sikap si perempuan, mencegatnya ketika ia kembali ke meja kerjanya. "Sha, kamu sakit?" tanya sang ketua tim dua dengan raut muka khawatir. Demi mendengar pertanyaan rekan kerjanya, Arlan yang duduk beberapa meja dari sang ketua tim dua, melongokkan lehernya."Alisha sakit?" Lelaki itu memberikan pertanyaan yang lebih terdengar seperti memberikan perhatian. Apalagi tak lama kemudian, ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah sang junior. Tanpa permisi, Arlan menyentuh kening Alisha. Tidak panas, tapi wajah perempuan itu sangat pucat. "Apa yang sakit, Sha?" tanya lelaki itu untuk memastikan. Alisha tampak salah tingkah. Apalagi saat ini, ia tengah diperhatikan hampir seluruh karyawan dalam ruangan. "Eh? Nggak. Aku nggak apa-apa," boh

    Last Updated : 2023-11-29
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Laporan Sang Tangan Kanan

    Damian baru kembali ke kantor setelah jam kerja berakhir. Ia mangkir setelah memberikan kabar pada Devano jika dirinya malas bekerja hari ini dan memilih mengasingkan diri. Sang direktur utama yang telah menggantikan tugas ayahnya sejak tiga tahun yang lalu, hanya mendengus kesal ketika menjawab telepon dari Damian. Ia tak bisa melarang apabila membantah, sebab salah satu syarat Damian mau membantunya mengurus Pixa adalah tidak terikatnya jam kerja. Bisa dikatakan, Damian akan bekerja sesuai dengan mood pria itu. Namun, ketika kembali ke kantor pada pukul lima sore, bukannya merasa lebih baik, ia justru semakin kesal. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah tawa canda dua anak buahnya yang terasa menjengkelkan. "Cih, itu yang dia bilang sakit? Atau hanya alasan saja biar bisa berduaan?" gumam Damian pada dirinya sendiri. Sementara, Alisha yang menyadari kedatangan sang atasan, seketika menghentikan candaannya dengan Arlan. Melihat sorot mata pria itu, entah mengapa ia merasa

    Last Updated : 2023-12-01
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Perempuan yang Sama

    Seringai di wajah Damian semakin lebar. Dugaannya benar. Alisha adalah perempuan yang sama yang ia tiduri pada malam itu. Sang tangan kanan pria itu telah menemukan bukti bahwa Alisha-lah sosok yang telah melewati malam panas bersamanya. Kali ini, Damian yakin Alisha tak akan bisa mengelak lagi setelah menunjukkan bukti yang ia miliki. "Heh, kau tak akan bisa lari dariku, Alisha!" ucap sang pria sambil menatap perempuan itu dari balik dinding kaca ruangannya. Tanpa menunggu lebih lama, Damian keluar ruangan tepat ketika kedua anak buahnya hendak pergi. "Kau, ikut aku!" ucapnya tegas pada Alisha yang kini mengerutkan kening. Tanpa sadar, Damian memperhatikan perempuan itu lebih detail ketimbang biasanya. Penampilan perempuan itu masih tetap sama ketika mereka bertemu di hari pertama di kantor Pixa. Rambut panjang yang sengaja dikuncir ekor kuda dengan kacamata yang membingkai wajahnya. Meski sekarang Damian yakin pasti, bahwa kacamata yang dikenakan perempuan itu bukanlah kacam

    Last Updated : 2023-12-03
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Aplikasi Kencan

    Wajah Alisha memucat. Seakan seluruh darah yang mengalir di tubuhnya, raib entah ke mana. Ia bahkan tak sanggup berdiri tegak di atas dua kakinya sendiri. Meski begitu, ia tak mungkin pingsan di hadapan seorang pria yang tengah menatapnya dengan raut muka murka. Terlebih orang itu adalah pria yang telah menghabiskan malam panas bersamanya. Alisha tak ingin hal buruk terjadi. Itulah sebabnya ia tetap berusaha tegar di atas kedua kakinya sendiri, meski saat ini seakan tak mampu lagi. Sedangkan Damian tak lepas menatap perubahan wajah si perempuan. Melihat raut mukanya saja, Damian menyadari jika Alisha sangat ketakutan hingga tak sanggup memberikan alasan. Dengan kata lain, perempuan itu mengakui jika dirinya adalah sosok yang sama dengan perempuan pada malam itu. Sekalipun mulutnya tak sanggup mengatakan apa pun. "Kau mau beralasan apalagi sekarang, hah? Katakan padaku, siapa yang mengirimmu?!" desak Damian semakin murka. Nada bicaranya meninggi. Penghinaan yang dulu ia rasakan a

    Last Updated : 2023-12-04
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Identitas yang Terbongkar

    Damian kehilangan kata ketika Alisha menunjukkan laman chat dengan seorang pria dari sebuah aplikasi kencan. Meski begitu, tidak menyurutkan amarah yang sudah terlanjur menguasai dirinya. Justru sebaliknya, ia semakin geram akibat menyadari kebodohan perempuan di depannya. Siapa yang mengira perempuan yang tampak polos dan belum pernah melakukan hubungan intim, justru memberikannya pada pria asing yang bersedia dibayar. 'Apa dia sudah sinting?!' bisik Damian dalam benaknya. Pria itu tak bisa memahami jalan pikiran Alisha yang dianggapnya sungguh gila. Bagaimana jadinya jika perempuan itu justru bertemu dengan pria yang diajaknya berkencan melalui dating app? Bukankah itu justru semakin berbahaya? Mengingat banyaknya orang jahat di dunia ini. Bagaimana jika perempuan itu justru berakhir tinggal namanya saja, ketika si pria asing yang ditemuinya di aplikasi kencan, ternyata seorang psikopat gila? Apa perempuan itu beruntung bertemu dirinya? Tidak juga. Karena bertemu dengan Damian

    Last Updated : 2023-12-05
  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Panggilan Tak Terduga

    Harusnya, Damian menghukum Alisha begitu tahu bahwa perempuan itulah yang telah menghinanya dengan menganggap dirinya sebagai pria panggilan. Namun, saat melihat wajah pucat si perempuan, timbul perasaan tak tega dalam diri sang pria. Perlahan ia menjauhkan diri dari Alisha dan menatap perempuan itu dengan perasaan yang bahkan dirinya sendiri tak sanggup mengartikan. Hanya saja, melihat betapa pucat dan ketakutannya si perempuan menidurkan kembali monster yang hendak menguasai dirinya. Ini tak pernah terjadi pada Damian sebelumnya. Di negara yang menjadi tempat tinggalnya sebelumnya pun, ia dikenal sebagai pria berdarah dingin. Itu karena ia tak pernah pandang bulu ketika menghukum seseorang yang telah menghina dirinya. Jangankan menghina, melakukan kesalahan kecil pun, bakal membuat Damian naik pitam dan melenyapkan orang tersebut. Tidak peduli ia laki-laki ataupun perempuan. Tua, muda, anak-anak sekalipun. Bagi dirinya, orang yang telah melakukan kesalahan harus mendapatkan bal

    Last Updated : 2023-12-06

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Bukan Akhir, Justru Inilah Awal ...

    Dua bulan kemudian ... Hall tempat pernikahan antara Alisha dan Damian berhias mewah warna putih dan kuning gading. Tamu undangan tampak memenuhi aula. Meskipun di antara mereka ada saja yang melirik nyinyir ke arah mempelai perempuan. Itu akibat perut Alisha sudah terlihat mulai buncit di balik gaun pengantin yang ia kenakan. Sebenarnya, Alisha ingin melakukan pemberkatan saja. Tanpa pesta meriah seperti yang berlangsung saat ini. Namun, mana mungkin Harvey mengizinkan? Sekalipun pria itu keras pada awalnya, seiring berjalannya waktu dia mulai melunak dan bersikap hangat kepada Alisha. Tentu saja setelah mengetahui bahwa Alisha mengandung cucunya. Dan, sebagai orang yang dikenal memiliki bisnis yang cukup besar, pria itu tak bisa abai begitu saja atas pernikahan anaknya. Sekalipun mendapat cibiran akibat pengantin perempuannya sudah lebih dulu mengandung. Namun, Harvey seolah justru merasa bangga, sebab kualitas bibit anaknya tak bisa diragukan lagi. Di samping semua it

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pulanglah Bersamaku

    Damian tampak bingung dengan ucapan Alisha. Tidak banyak yang tahu jika sebelumnya ia memang tidak berencana menikah jika itu tidak dengan Amber. Kalaupun menikah, ia tak ingin memiliki anak, sebab tak ingin bocah tak berdosa itu akan berakhir seperti dirinya. Biar bagaimanapun, Harvey tak akan membiarkan garis keturunannya begitu saja. Pria itu tetap membutuhkan pewaris sampai kapan pun. Oleh sebab itu, Damian tak berpikir untuk memiliki anak jika dirinya menikah kelak. Namun, semua angan itu berubah saat tahu fakta bahwa Alisha mengandung benih miliknya. Damian tidak hanya ingin bertanggung jawab. Tapi juga memiliki keinginan yang baru dalam hidupnya. Bahwa ia ingin memiliki keluarga kecilnya sendiri. Tanpa campur tangan sang ayah. Baik di masa kini ataupun masa depan. "Dari mana kamu tahu kalau aku tidak tertarik untuk menikah?" Damian mengajukan pertanyaan. Selain angannya di masa lalu, ada banyak hal yang harus ia ungkapkan pada Alisha sekarang. Itu penting, jika i

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Bimbang

    Damian mengusap wajahnya. Ia tak terkejut. Namun, setelah mendengar sendiri pengakuan Alisha membuatnya merasa bersalah. Juga gelisah. Pria itu menautkan jari-jarinya dan menunduk untuk mengambil jeda. Dengan gerakan dramatis, ia menyugar rambutnya yang semakin berantakan. Damian tak tahu harus dari mana memulai percakapan setelah mendengar pengakuan Alisha. Sementara perempuan itu, diam-diam menikmati momen yang terjadi saat ini. Kalau saja boleh jujur, ia ingin pria itu mengakui janin dalam kandungannya sebagai anak. Bertanggung jawab penuh sebagai seorang ayah. Sebab, biar bagaimanapun Alisha mulai tertarik pada sang mantan atasan. Entah sejak kapan. Namun, mengingat pembicaraan Damian dan Devano di ruangannya beberapa waktu lalu, membuatnya sangsi. Alisha tak ingin memaksakan kehendaknya yang egois. Lebih dari itu, ia tak ingin dianggap wanita murahan. Cukup lama jeda di antara mereka berlangsung. Keduanya sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga suara b

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pengakuan Alisha

    Raut muka Damian tampak tegang. Pria itu mondar-mandir di depan ruang gawat darurat rumah sakit. Sudah sekitar satu jam Alisha mendapat penanganan, tapi belum ada satu pun perawat ataupun dokter yang memberinya kepastian. Hanya setengah jam lalu, seorang perawat mengabarkan jika kondisi Alisha cukup buruk. Dokter sedang berusaha menyelamatkan perempuan itu. Kemungkinan terburuk, mungkin Damian harus mendengar kabar jika dia bakal kehilangan calon bayinya. Atau justru keduanya. Setelah mendengar ucapan sang perawat, langkah pria itu tak bisa diam. Ia terus mondar-mandir di depan ruang gawat darurat dengan raut muka cemas. Padahal rencananya, ia akan kembali ke area gudang tua untuk memastikan keselamatan Amber. Pria itu memang tidak mengenai bagian vital yang membuat si wanita dalam bahaya. Meski begitu tetap saja ada rasa khawatir yang menyusup dalam hatinya. Juga rasa bersalah sekaligus menyesal. "Tuan," panggilan Jonathan membuat Damian menoleh ke arah sumber suara.

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pertemuan Menegangkan

    Sepasang mata Alisha tak berhenti berkedip. Tatapannya terpaku pada sosok pria yang kini merunduk di atasnya. Melindungi dirinya dari suasana mencekam yang masih terus saja terjadi. 'Mimpi?!' bisiknya dalam hati. Dari semua kemungkinan yang ia pikirkan, tak sekalipun terlintas jika Damian yang akan muncul. Menyelamatkannya dari situasi mengerikan. Meski tak bisa ia mungkiri, kecil harapan itu sempat muncul dalam benaknya. Namun, Alisha menyadari jika hal itu mustahil terjadi. Ia tak bisa lupa sorot benci Damian yang menuduhnya. Juga rasa sakit yang begitu memeram jiwanya. 'Tidak. Ini pasti cuma halusinasi.' "Kamu aman sekarang. Jangan takut!" bisikan itu terasa begitu nyata. Tubuh gemetar Alisha berada dalam dekapan erat Damian. Ia bahkan tak bisa lagi membedakan mana mimpi atau kenyataan. Suara itu begitu dekat dan membuat dirinya terjebak dalam sensasi yang memabukkan. Itu kan yang membuatnya menyerahkan diri seutuhnya pada Damian saat pertemuan pertama mereka?! "K

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Dalam Bahaya

    Alisha tersadar jika hari mulai malam saat penjaga kafe menegurnya. Ia buru-buru melihat jam dan tampak kaget saat hari sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Astaga, maaf, Kak. Saya benar-benar lupa waktu," ucap perempuan itu kepada seorang pelayan lelaki yang terlihat lebih tua darinya. "Ya, Kak. Nggak papa. Kami bisa maklum. Banyak pelanggan yang memang merasa nyaman ketika di sini." Alisha tampak salah tingkah. Ia merasa tersindir. Meski sebenarnya ia memang benar-benar tidak bermaksud menyusahkan orang lain seperti sekarang. "Ah, saya benar-benar minta maaf," imbuh Alisha sambil membungkuk sopan. Ia merasa tak enak pada penjaga kafe karena telah menetap terlalu lama hingga menjelang tutup. Sementara hanya sedikit makanan yang ia pesan. Sejak menjelang sore, perempuan itu memang sengaja menghabiskan waktu di kafe tak jauh dari tempat tinggalnya yang baru. Sekalian beraktivitas setelah ia memilih tidur seharian begitu sampai tempat kosnya yang baru siang tadi. Saat p

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Halusinasi?!

    Dor!! Suara tembakan kembali terdengar. Kali ini mengenai kaca samping salah satu mobil yang sebelumnya berjalan beriringan menuju gudang tua di pinggiran kota itu. Sebelum keduanya berhenti dan pria di luar mobil Damian menghampirinya. "Melindungi tuanmu bukan tanggung jawab kami, Tuan. Jadi lindungi sendiri tuanmu. Kami tidak ikut campur!" ucap Damian dingin. "Shit! Sialan!" Pria dengan tatto di pelipis kanannya itu mengumpat sebelum akhirnya berbalik. Berlari menuju mobil yang berhenti di depan gudang tua itu. Pria itu baru saja menyadari jika ada seseorang yang berusaha melenyapkan nyawa tuannya. Sementara di depan sana, sebentar saja menjadi area baku hantam antar dua pengusaha yang seharusnya terlibat transaksi penting malam ini. Dan, salah satu dari pengusaha tersebut menyewa jasa yang ditawarkan Black Rose - organisasi milik Harvey - untuk menyingkirkan rekan bisnisnya. Siapa yang mengira jika rekan bisnis yang hendak dihilangkan nyawanya itu, juga berpikiran untuk

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Sisi Lain Damian

    Damian bersiap. Hari sudah menjelang pukul 11.00 malam. Pria itu tak mau menunggu lebih lama. Ia segera berkemas untuk menjalankan tugas dari Harvey. Orang yang selama ini mengaku sebagai ayah, tapi tidak pernah sekalipun bertindak sebagaimana perannya. Kali ini, ia harus pergi ke pinggiran kota yang membutuhkan perjalanan lebih lama dibandingkan biasanya. Itu yang membuatnya segera bergegas ketika malam belum benar-benar tua. Lagipula ia memiliki motto. Lebih cepat selesai, lebih baik. Itu yang selalu ia jadikan pedoman selama ini. Terlebih ketika berhadapan dengan target dari klien yang harus ia eksekusi dengan cepat. Apalagi kali ini, Harvey menggunakan orang lain sebagai ancaman jika Damian macam-macam. Pria itu semakin gelisah dan ingin hari ini cepat-cepat berlalu. "Saya sudah menyiapkan mobil Anda, Tuan" ucap sang asisten ketika Damian membuka pintu apartemen. Pria berkacamata yang malam ini tetap tampil formal dengan setelan jas warna hitam telah bersiap di depan pin

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Tempat yang Baru

    Perasaan Damian campur aduk. Sejak meninggalkan kawasan apartemen tempat tinggalnya, pikiran pria itu terus tertuju pada Alisha. Penyebabnya hanya saja, sebuah pesan yang dikirimkan sang ayah beberapa saat lalu. Meski berusaha tak peduli seperti biasa, tetap saja ia masih kepikiran. Apalagi secara terang-terangan, pria yang secara alami menjadi musuh terbesar bagi Damian itu, mencatut nama Alisha. 'Lakukan tugasmu dengan benar, atau kau tak akan pernah bertemu Alisha lagi. Selamanya!' Brakk!! "Brengsek!" Damian memukul setir mobilnya sambil mengumpat. Pikirannya semakin kacau. Pikiran dan hatinya tak mau bekerja sama. Ia bisa saja mengabaikan ucapan sang ayah. Bukankah secara langsung Alisha mengatakan jika mereka tak pernah terlibat hubungan satu malam? Itu berarti anak yang dikandung perempuan itu bukanlah benihnya. Meski begitu, kenapa hati Damian terus menolak fakta tersebut? Kenapa ia selalu berpikiran jika anak yang dikandung Alisha adalah benih miliknya? "Apa ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status