Share

Bab 2 Bertemu lagi

Sejak kejadian sebulan yang lalu, Livina selalu berusaha menyibukan diri dengan pekerjaan untuk melupakan malam itu.

Di usia yang terbilang masih muda, Livina sudah dipercaya untuk menggantikan jabatan Ayahnya sebagai CEO perusahaan keluarganya.

Di saat sedang serius bekerja, tiba-tiba sekretaris yang juga adalah sahabatnya masuk keruangannya.

"Livina, ada undangan pesta dari keluarga Gelvino" ujar Selena sambil menyerahkan satu undangan pesta kepadanya. Selena berasal dari keluarga sederhana namun memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Karenanya Livina mengangkat Selena menjadi Asistennya.

"Oke, dimana dan jam berapa?"

"Nanti jam 8 malam, bertempat di San Laurel," tutur Selena lagi.

Livina hanya mengangguk kecil, "Oke, tolong bantu siapkan semua keperluanku."

Selena melihat wajah Livina yang tampak tidak bersemangat sejak malam dimana ia mabuk.

Livina sendiri juga telah menceritakan kejadian itu kepada Selena sambil menangis penuh penyesalan. Dan Selena jadi merasa bersalah. Tau begitu, dirinya akan mengantarkan Livina menuju kamar yang benar.

Belum lagi, mantan kekasih Livina mulai kembali mengganggu, karena merasa menyesal telah melepas Livina setelah ketahuan berselingkuh.

“Sudah jangan memikirkan kejadian buruk itu lagi. Aku akan membantumu untuk menyiapkan baju terbaik. Siapa tahu di sana, kamu akan bertemu dengan investor untuk proyek barumu" ujar Selena berusaha untuk menghibur Livina.

Akhir-akhir ini performa perusahaan semakin turun karena Livina tidak begitu fokus. Namun, ketika mendengar kata investor membuat Livina kembali bersemangat.

“Betul, dibandingkan memikirkan nasib buruk yang telah menimpaku, lebih baik memikirkan masa depan perusahaan,” gumam Livina.

----

Malam harinya. Livina tampak sangat cantik, rambutnya dibiarkan terurai melewati pinggangnya. Ia menggunakan dress selutut berwarna hitam.

Pilihan dari Selena memang tidak pernah gagal. Livina berangkat tanpa didampingi Selena. Ia memutuskan untuk berangkat sendiri.

Sesampai di San Laurel, dirinya disambut ramah oleh para petugas yang di luar. Ia sebetulnya sudah cukup sering bertemu dengan keluarga Gelvino, karena mereka adalah rekan bisnis orangtuanya.

"Selamat datang Livina” Sapaan dari wanita paruh baya, yang juga adalah tuan rumah dari undangan ini, membuat Livina mendekati wanita itu dan mengulurkan tangannya.

"Hallo Tante Jessica, terima kasih telah mengundang kami. Maaf, orang tua saya kebetulan masih ada di Paris saat ini, sehingga mereka tidak bisa ikut hadir” ujar Livina dengan penuh penyesalan.

"Tidak masalah sayang” Jessica tersenyum lembut ketika mendengar ucapan Livina. Jessica menyukai Livina sejak pertemuan pertama mereka beberapa tahun yang lalu. Mulai dari tutur kata hingga etikanya. Sehingga membuat Jessica ingin sekali menjadikannya seorang menantu.

Kebetulan sekali, putranya yang sejak tadi ditunggu akhirnya hadir. Jessica dengan bersemangat kemudian mengajak Livina untuk segera berkenalan dengan putranya.

"Ayo ikut Sayang. Aku kenalkan dengan putraku." Jessica menggandeng Livina menuju ke arah putranya yang sangat dingin, kaku dan cuek.

Putranya begitu sibuk dan jarang memiliki waktu. Namun, karena ini acara penting baginya dan perusahaan, Jessica akhirnya berhasil membujuk putranya untuk hadir di acara pesta hari ini.

"Arion, sini Nak." Jessica melambaikan tangan kepada putranya yang berdiri tidak jauh dari mereka. Arion melangkah mendekat ke arah mamanya tanpa memperhatikan wanita di sampingnya.

Jessica menarik tangan putranya untuk berdiri di samping Livina dan meminta keduanya saling bersalaman.

“Kenalkan ini Livina, putri dari Om Edgar Oswald” ucapan Jessica tidak dihiraukan oleh Arion dan Livina yang kini sudah saling menatap kaget satu sama lain. Arion menahan nafasnya ketika menatap Livina.

'Wanita ini,' batin Arion.

Pertama kali memandang Livina, Arion yang biasanya tenang langsung dibuat terkejut seketika. Pasalnya, sejak kejadian itu Arion meminta asistennya untuk mencari keberadaan dan identitas wanita yang pernah tidur dengannya. Namun semua orang di club malam mengatakan tidak mengenalnya dan baru pertama kali melihatnya.

Arion dan Livina kembali tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Mengingat pernah saling menikmati tubuh masing-masing, meski belum saling mengenal. Kejadian itu bahkan telah menganggu pikiran mereka sebulan ini.

"Hei, kalian kenapa melamun? Ayo salaman" ucapan Jessica kembali menyadarkan keduanya dari lamunan.

Arion mengulurkan tangannya. Tatapannya masih tidak beralih dari wajah Livina.

'Jadi pria brengsek ini ternyata adalah anak dari Tante Jessica? Berani sekali dia memperlakukanku seperti seorang wanita murahan' batin Livina. Namun, karena masih menjaga kesopanan, ia tetap membalas uluran tangan Arion dan bersalaman dengannya.

Setelah keduanya sama-sama melepaskan jabatan tangan. Jessica memiliki rencana untuk meninggalkan keduanya agar memiliki waktu untuk mengobrol lebih dekat. Jessica kemudian berasalan untuk pergi dan meninggalkan keduanya.

Bagi Arion ini adalah kesempatan bagus. Akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan wanita yang ia coba cari belakangan ini. Keduanya kemudian melangkah bersama menuju sofa yang berada di samping kaca lebar.

Dada Livina kembang kempis menatap pria di hadapannya. Emosinya seketika membuncah karena kejadian malam itu masih terukir jelas di kepalanya.

“Aku tidak menyangka bahwa putra Tante Jessica adalah seorang pria bajingan yang suka membayar para wanita untuk memuaskannya” Kata-kata pedas dari Livina membuat Arion menaikan satu alisnya.

'Wanita yang menarik,' Arion tersenyum tipis.

“Bukankah seharusnya aku yang berkata bahwa aku tidak menyangka putri Om Edgar Oswald adalah seorang wanita yang menjual tubuhnya?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status