"Apa kamu gadis bayaran itu?" Tanya seorang pria dengan nafas yang memburu dari hidungnya.
Livina tidak mengerti dengan ucapan pria di hadapannya ini. Tapi, ketika Livina menatap matanya, seketika ia terpana dengan sorot matanya yang hitam tajam bahkan suara pria itu juga terdengar berat dan seksi. Satu kata untuk pria itu adalah memesona!Tatapan Livina semakin turun ke bawah dan melihat dada pria itu sangat bidang serta otot perut yang begitu menggoda.
Tatapan dan sikap diam Livina rupanya dianggap sebagai sebuah jawaban 'ya' bagi pria itu. Livina akhirnya tersadar dari lamunan ketika tubuh pria itu semakin mendekat ke tubuhnya. Tangan Livina mencoba menahan dada bidang pria itu, supaya memberi jarak di antara mereka. Namun, Livina tidak menyadari bahwa sentuhan jemari tangannya pada dada pria itu justru malah semakin membuat sang pria langsung menggenggam tangannya erat. Dengan sekali tarikan, Livina terjatuh di atas ranjang. "Aahhh." Desahan Livina membuat pria itu semakin menggila. Livina dapat merasakan lumatan penuh gairah pria itu pada bibirnya, membuat Livina akhirnya ikut terlena dalam permainan pria yang baru ia temui itu. "Kau membuatku gila." Dengan tidak sabar pria itu membuka lembaran baju yang melekat di tubuh Livina dan melempar asal di lantai. Ia langsung menyatukan keduanya, hingga keringat bercucuran di pelipis mereka. *** Livina membuka mata ketika sinar matahari mulai menerpa wajahnya. Samar-samar Livina membuka mata dan merasakan situasi yang terasa asing baginya. Namun, Livina masih tidak memperdulikannya. Ia langsung duduk di ranjang tidur tersebut dan mengangkat kedua tangannya. "Ughhh sakit semua badan aku." Ujar Livina sambil meregangkan otot-otot nya. Ia kemudian menoleh ke samping dan ingatannya mulai berputar-putar tentang kejadian semalam. Bagaikan potongan puzzle yang berdatangan di kepalanya. Livina mulai menyadari jika semalam dirinya telah salah masuk kamar! "Apakah semalam...?" Livina belum menyelesaikan ucapannya, langsung memeriksa tubuhnya di balik selimut. Mata Livina langsung terbelalak mendapati dirinya tanpa sehelai benang pun. Livina melihat ke arah lantai dan menemukan baju yang dia pakai semalam sudah tergeletak di lantai. Bahkan sudah robek dan sudah tidak beraturan. Kemarin malam Livina memang bertekad untuk mabuk agar bisa melupakan rasa sakit hati setelah tahu kekasih yang menemaninya 3 tahun ini berselingkuh dengan model terkenal di Amerika. Namun, siapa sangka ketika dirinya ingin beristirahat di kamar hotel yang telah dipesan oleh temannya, ia justru malah salah kamar dan bertemu dengan pria asing! Ia terus menggelengkan kepalanya "Ngga, ini ngga mungkin. Aku semalam gak ingat apa-apa, nggak mungkin." Livina terus berusaha menyangkal kenyataan. Air matanya sudah mulai terjun bebas dari kelopak matanya. Bagaikan dihantam oleh batu besar. Livina benar-benar tidak percaya kepada dirinya sendiri. Pria itu bahkan sudah pergi begitu saja. Hingga matanya tidak sengaja melihat dua kertas dan baju ganti yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya. Dengan tangan yang gemetar, Livina meraih kedua kertas tersebut dan melihat isinya. Ternyata, sebuah cek dari bank. Dengan nominal 2 miliar. Di kertas kedua, terdapat tulisan tangan. Sepertinya pria tersebut yang menulis di sana. [Ini bayaran atas pelayananmu semalam.] Livina menahan nafas membaca kertas tersebut. Bahkan mulutnya menganga dan bibirnya bergetar.Livina merobek dua kertas yang ditinggalkan oleh laki-laki tersebut sampai menjadi potongan kecil. Sebelumnya, ia tidak pernah merasa sefrustasi saat ini. Sudah diselingkuhi oleh kekasihnya. Bahkan ketika mencari hiburan, Livina terjebak sekamar dengan seorang pria dan berakhir menyerahkan keperawanannya pada pria yang tak dikenal. “Berengs*k! Pria itu pikir dia bisa membeli keperawananku dengan harga 2 miliar?” teriak Livina sekencang-kencangnya.Sejak kejadian sebulan yang lalu, Livina selalu berusaha menyibukan diri dengan pekerjaan untuk melupakan malam itu. Di usia yang terbilang masih muda, Livina sudah dipercaya untuk menggantikan jabatan Ayahnya sebagai CEO perusahaan keluarganya. Di saat sedang serius bekerja, tiba-tiba sekretaris yang juga adalah sahabatnya masuk keruangannya. "Livina, ada undangan pesta dari keluarga Gelvino" ujar Selena sambil menyerahkan satu undangan pesta kepadanya. Selena berasal dari keluarga sederhana namun memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Karenanya Livina mengangkat Selena menjadi Asistennya. "Oke, dimana dan jam berapa?" "Nanti jam 8 malam, bertempat di San Laurel," tutur Selena lagi. Livina hanya mengangguk kecil, "Oke, tolong bantu siapkan semua keperluanku." Selena melihat wajah Livina yang tampak tidak bersemangat sejak malam dimana ia mabuk. Livina sendiri juga telah menceritakan kejadian itu kepada Selena sambil menangis penuh penyesalan. Dan Selena jadi m
“Brengsek!” Livina berusaha menahan nada suaranya agar tidak menarik perhatian orang di sekitar mereka. Namun, ia tidak dapat menyembunyikan kekesalannya setelah mendengar perkataan Arion. Livina menyesal telah merobek cek 2M yang ditinggalkan oleh Arion saat itu. Padahal ia sangat ingin melemparkan cek itu di wajah Arion saat ini. “Aku akan menuntutmu! Bisa-bisanya kamu memanfaatkan seorang gadis yang sedang mabuk.” Arion tertawa mengejek, “Bukankah kamu sendiri yang datang ke kamarku secara sukarela?” Livina menggenggam tangannya erat, menahan gejolak untuk menampar pria di depannya ini. Bagaimanapun juga, tentu ia tidak dapat melakukan hal itu, mengingat ia bisa mempertaruhkan hubungan bisnis orangtuanya dengan Tante Jessica. “Hoek!” Tiba – tiba saja Livina merasakan perutnya bergejolak dengan hebat. Melihat hal itu, Arion dengan sigap menyerahkan segelas air putih padanya. Livina menarik gelas tersebut dan meminumnya. Belakangan ini Livina merasa asam lambungnya
Pagi ini Livina tampak begitu berantakan dan tidak seperti biasanya. Mualnya bertambah parah dan pikirannya membuatnya tidak bisa tidur. Livina pikir pagi harinya sudah cukup buruk. Namun, ketika matanya melihat sosok Marvel di lobby apartemennya, Livina menghela nafas berat. Rupanya paginya bertambah semakin buruk. Sepertinya Marvel kali ini benar-benar membutuhkan investasi dari perusahaan Livina. Semenjak ketahuan selingkuh dan karena kondisi perusahaan Livina yang juga sedang kurang baik, Livina telah menarik semua investasi ke perusahaan Marvel. Sehingga membuat usaha Marvel mengalami penurunan besar. Hampir setiap hari, Marvel berusaha untuk mendekati Livina kembali. Kali ini Ia datang ke apartemen Livina pagi sekali, Marvel selalu menunggu Livina di lobby karena tidak lagi memiliki akses untuk naik ke atas. Mata Marvel nampak berbinar begitu melihat kehadiran Livina, "Livi, Sayang. Tolong dengarkan aku dulu." Livina yang sudah lelah setiap hari dikejar-kejar oleh M
Livina menghela nafas berat. Dirinya merasa kenapa kehidupannya belakangan ini begitu sial dan cobaan datang bertubi-tubi. Ingatannya kembali teringat pada perbincangannya dengan Arion pagi tadi. Pria itu memberikan sebuah penawaran untuknya. Namun, Livina merasa bahwa pria itu telah gila. “Menikah kontrak?” gumam Livina lemah sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. Arion berkata bahwa dirinya membutuhkan seorang pewaris dan sudah begitu lelah di desak menikah oleh Jessica. Sedangkan Livina sendiri saat ini sangat membutuhkan investor baru untuk perusahaannya. Sehingga Arion menawarkan kesepakatan untuk menikah kontrak selama 2 tahun. Livina memejamkan matanya. Dengan menikah Livina tidak perlu khawatir akan investasi perusahaannya, karena Arion berjanji akan menjadi investor di perusahaannya, selain itu Livina juga tidak perlu takut mencoreng nama baik keluarga karena ketahuan hamil di luar nikah. Toh, setelah dua tahun mereka bisa bercerai dan akan kembali ke kehidupan m
Pagi ini Livina datang ke perusahaan Arion karena pria itu menghubunginya untuk menandatangani surat kontrak pernikahan mereka. Kemarin setelah mendengar ucapan Arion, bahwa pernikahan ini tidak dapat ditunda lama karena mengingat kehamilan Livina yang pasti akan terus membesar, maka Livina juga memutuskan untuk mempercepat segala urusan ini. Livina menatap sebuah map berwarna merah yang diserahkan oleh Mercy kepadanya atas perintah Arion. Livina membuka map tersebut dan melihat kolom tanda tangan Arion sudah di tandatangani oleh pria itu. Berarti ini hanya tinggal menunggu persetujuan darinya saja, kan?"Kau bisa membaca ulang sebelum di tandatangani." Arion menopangkan dagunya di kedua tangannya sambil menatap Livina. Livina membaca peraturan-peraturan yang harus mereka berdua taati selama menjalani pernikahan kontrak dengan cermat. Terutama agar tidak ada poin yang merugikan dirinya. Mata Livina melihat pada dua poin tambahan yang ia minta untuk ditambahkan oleh Arion di surat
Malam ini, Livina menggunakan gaun selutut dengan warna putih dan merias dirinya dengan sederhana. Bagaimanapun ini adalah pertemuan kedua keluarga, dirinya tidak mau membuat malu keluarganya. Suara mobil terdengar di halaman, Livina segera turun ke bawah. Matanya langsung bertatapan dengan manik mata Arion. Untuk sesaat Livina merasa terpaku dengan Arion. Pria itu terlihat menawan!Lamunan Livina terbuyarkan begitu Mamanya memanggil dirinya untuk menyambut Arion dan keluarganya. Pertemuan ini terasa hangat, Livina bersyukur karena kedua keluarga sudah saling mengenal sebelumnya sehingga tidak ada kecanggungan yang terasa. Mereka justru saling membicarakan segala hal, mulai dari perjalanan orangtuanya ke Bali, lalu lanjut mengenai bisnis dan hobi. Livina justru merasa bahwa yang canggung di sini adalah dirinya dan Orion. Keduanya bahkan sama sekali belum berbicara satu sama lain sejak bertemu tadi. Livina hanya menyapa Tante Jessica dan Om Dirga. Begitupun sebaliknya. "Ngomong-ngo
Keduanya memutuskan untuk pergi berdua ke studio foto om Galang. Di luar dari kata mewah, prewedding keduanya menggunakan konsep yang simpel dan elegan. Setelah pre-wedding selesai, Arion segera membayar 5 kali lipat supaya esok hari undangan sudah selesai dan bisa disebarkan ke kerabat dan sanak saudara. Setelah melaksanakan prewedding, Livina dan Arion melanjutkan perjalanan ke butik Axely untuk membeli baju pengantin Ya sudah disediakan di sana. "Bagaimana dengan ini?" Katanya Livina ketika memakai baju pengantin dengan bagian dada yang terbuka. "Ini gaun pengantin terbaru yang dipajang tadi siang, tuan." Karyawati yang membantu Livina pengganti baju memberi sedikit penjelasan kepada Arion. Walaupun baju ini baru saja dibuat, tetap saja tidak cocok pada Arion. ia tidak mau ada orang lain yang melihat bagaimana lekuk tubuh Livina sexy apalagi dengan dada yang terbuka. "Dadanya terlalu terbuka, cari yang elegan namun tertutup bagian dadanya." Perintah Arion. Livina segara b
Arion membawa Livina ke kamar apartemennya setelah merasa perutnya sudah baikan. Karena kondisi tubuh Livina lemas sekali, Arion yang tidak tega refleks menggendong Livina ala bridal style. "Istirahat lah! Aku mandi dulu." "Di apartemen ini apakah hanya ada 1 kamar?" Tanya Livina. "Kamar satunya belum di bersihkan. Tidurlah. Tidak ada yang akan mengganggumu." Arion segera membalik tubuhnya menuju ke kamar mandi. Membiarkan Livina istirahat dengan tenang di kamarnya. Livina yang sudah merasa lemas langsung memejamkan matanya. Aroma parfum di kamar ini bagaikan aromatherapy baginya, sehingga membuat Livina merasa nyaman. Sehingga tanpa menunggu lama ia langsung sampai di alam mimpinya. Begitu Arion keluar dari kamar mandi. Ia melihat Livina sudah tertidur pulas sambil memeluk perutnya. Tanpa Arion sadari langkahnya mendekat ke arah Livina. Segera ia duduk di sisi ranjang tidurnya. Membenarkan rambut Livina yang menutupi wajahnya. "Kau wanita pertama yang beruntung tidur disi