Share

Bab 4 Calon Investor

Pagi ini Livina tampak begitu berantakan dan tidak seperti biasanya.

Mualnya bertambah parah dan pikirannya membuatnya tidak bisa tidur. Livina pikir pagi harinya sudah cukup buruk. Namun, ketika matanya melihat sosok Marvel di lobby apartemennya, Livina menghela nafas berat. Rupanya paginya bertambah semakin buruk.

Sepertinya Marvel kali ini benar-benar membutuhkan investasi dari perusahaan Livina. Semenjak ketahuan selingkuh dan karena kondisi perusahaan Livina yang juga sedang kurang baik, Livina telah menarik semua investasi ke perusahaan Marvel. Sehingga membuat usaha Marvel mengalami penurunan besar.

Hampir setiap hari, Marvel berusaha untuk mendekati Livina kembali. Kali ini Ia datang ke apartemen Livina pagi sekali, Marvel selalu menunggu Livina di lobby karena tidak lagi memiliki akses untuk naik ke atas.

Mata Marvel nampak berbinar begitu melihat kehadiran Livina, "Livi, Sayang. Tolong dengarkan aku dulu."

Livina yang sudah lelah setiap hari dikejar-kejar oleh Marvel langsung menghentikan langkahnya dan menatap tajam kepada laki-laki tersebut. "Mau apalagi kamu? Tidak lelah mengejar aku setiap hari?"

"Tidak. Karena aku sadar, aku salah Sayang. Permintaanku masih sama, Tolong berikan aku kesempatan kedua. Aku benar-benar tidak bisa hidup tanpa kamu." Kalimat buaian yang setiap hari diucapkan oleh Marvel. Sehingga membuat Livina hafal dan merasa muak kali ini.

"Hah? Apa? Kamu tidak bisa hidup tanpa dana dari aku?" Livina dengan sengaja meninggikan nada suaranya. Sehingga orang-orang yang ada di lobby menoleh dan menertawakan Marvel.

"Sayang mana ada seperti itu. Aku benar-benar tulus mencintai kamu." Marvel tidak peduli dengan rasa malunya.

"Hah, omong kosong! Aku sudah memiliki kekasih. Dan sebentar lagi kita akan menikah. Jadi tolong jangan pernah menggangguku" Livina sengaja berbohong, karena sudah lelah dengan Marvel yang setiap hari mengajar-ngejarnya.

"Aku tidak percaya itu. Aku tidak pernah menemuimu bersama dengan seorang laki-laki lain. Pasti kamu sedang membohongiku kan? Katakan saja, jika kamu tidak bisa melupakan aku selama ini."

"Sehebat apa kamu sampai aku tidak bisa melupakanmu? Tunggu saja calon suamiku tidak sibuk, Aku akan membawanya di hadapanmu."

“Jangan pun calon suami. Sekalipun kamu memiliki seorang suami, aku akan tetap merebutmu dari siapapun."

"Dasar orang gila!" tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Marvel. Livina bergegas melangkahkan kakinya dan masuk ke mobil, meninggalkan Marvel yang masih berusaha mengejarnya.

***

Pagi ini Livina dikabari oleh Selena, bahwa ada meeting dengan investor baru. Tentu saja hal itu membuat Livina harus mempersiapkan dirinya dengan baik. Meskipun kondisinya tadi begitu berantakan ditambah moodnya yang makin rusak setelah bertemu Marvel. Kini Livina sudah kembali nampak lebih baik.

Bagi Livina ini adalah kesempatan bagus. Dan dirinya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Selain karena perusahaan bisa mendapat investasi baru, mungkin saja orangtuanya juga akan lebih bisa dibujuk mengenai kabar kehamilannya ini, karena dirinya lah yang telah mendapatkan investor baru.

Selena mengabarkan bahwa para investor telah hadir dan Livina segera berjalan ke arah pintu untuk menyambut mereka.

“Halo, terima kasih telah datang ke perusahaan kami. Mari, masuk ke dalam ruang rapat,” Livina tersenyum manis dan menjabat pria yang ada di depannya.

“Halo, perkenalkan saya Mercy Jarshey. Tuan..” ucapan Mercy terhenti ketika sebuah dehaman berat pria menginterupsi perbincangan mereka.

“Ah ini dia, Tuan Arion yang akan menjadi calon investor perusahaan kalian,” lanjut Mercy.

Wajah Livina yang tadinya nampak tersenyum, kini berubah menjadi begitu dingin setelah bertatapan dengan Arion. Wajah pria itu juga tak kalah dingin.

“Mau sampai kapan kalian berjabat tangan?” dengan kikuk, Mercy melepaskan tangannya dari Livina setelah mendengar nada Arion yang begitu tajam.

Mereka kemudian masuk ke dalam ruang rapat. Livina dengan lugas melakukan presentasi produk perusahaannya dengan baik. Setelah menjelaskan dengan rinci, Livina mulai merasakan perutnya kembali tidak enak.

Tangannya mengambil segelas air putih dan meminumnya. Sambil mengelus perutnya perlahan, berharap bayi di dalam perutnya dapat menjadi tenang. Tanpa Livina sadari, mata Arion sejak tadi memperhatikan setiap gerak-geriknya.

Setelah meeting selesai. Arion meminta yang lain untuk keluar dari ruangan lebih dahulu, meninggalkan dirinya dan Livina berdua.

Livina memicingkan matanya, “Masih ada perlu apa? Jika masih membutuhkan perihal proposal dan lainnya, nanti akan kami segera kirimkan kembali ke perusahaanmu.”

“Apa kamu sudah periksa?” Livina merasa bingung dengan pertanyaan Arion.

“Periksa apa?”

“Apa kamu hamil?” Rasanya jantung Livina berdegup begitu kencang setelah mendengar pertanyaan Arion lagi. Tunggu, apa pria itu tahu? Tapi, bagaimana bisa?

Melihat wajah Livina yang berubah menjadi tegang. Arion merasa sudah mendapatkan jawabannya. Arion sudah curiga ketika melihat Livina mual di pertemuan mereka di ulang tahun perusahaan saat itu. Pasalnya, dirinya tidak memakai pengaman malam itu dan tidak tahu bahwa Livina masih suci. Namun, ketika dirinya mengirimkan pesan, Livina juga tidak kunjung membalas.

Oleh sebab itu, Arion akhirnya memutuskan untuk menemui Livina kembali dengan alasan pekerjaan. Karena dia tahu, bahwa Livina kemungkinan besar tidak akan mau menemuinya tanpa alasan yang jelas.

“Ja..jangan sembarangan menuduh!” nada Livina terdengar begitu gugup.

“Aku tidak menuduh. Tapi, aku yakin bahwa di perutmu saat ini ada anak kita yang sedang bertumbuh.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status