Share

Bab 53. Bermuka Banyak

Penulis: Nychinta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-12 18:02:42
“Selamat Pagi Nona.”

Sapaan ramah diterima Diva dari Pak Andi, sopir pribadi Elvan yang dia kenal. Tampak pria itu menghentikan mobil di depan komplek perumahannya sesuai permintaan Diva.

“Pagi Pak Andi,” balas Diva sembari tersenyum saat melihat Pak Andi membukakan pintu belakang mobil untuknya. Kemudian, dia bingung. “Eh, tapi bukannya Mama bilang yang jemput saya itu sopirnya mama?”

“Kebetulan sopir Nyonya Anita sedang ada kendala sedikit.” Dia menjelaskan singkat.

Diva segera masuk ke dalam, padahal dia sangat berharap sekali ada kejutan saat masuk ke dalam mobil ini, misalnya tiba-tiba saja Elvan muncul, tapi hasilnya nihil! Tidak ada sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya.

“Pak Andi, Pak Elvannya ….” Dia ingin bertanya tapi sepertinya terasa berat untuk menanyakan hal itu.

“Saya juga belum bertemu dengan Pak Elvan, Nona, saya juga belum ada dihubungi untuk menjemput beliau lagi di bandara.” seolah tau dengan apa yang ingin disampaikan Diva.

“Oh,” jawab Diva singkat. Entah ke
Nychinta

Buat yang sedang berpuasa hari ini, gimana puasanya? Mudah-mudahan lancar, ya 😉! Ditunggu kelanjutannya, ya.

| 41
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Cantik molek Aduhai
ya..ditunggu up nya lagi Thor.. semangattt!
goodnovel comment avatar
Ai Mulyati
elvan lu sembunyi di mana, kasian Diva tau, sendirian, dia khan trauma ama kuda
goodnovel comment avatar
Ai Mulyati
Wadah wanita ular, ach takut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 54. Pencarian Dukungan

    Marissa terlihat sekali kesal dengan respon yang diberikan oleh Diva ini, sedangkan Diva berdoa dalam hati semoga dirinya tidak tersulut emosi menghadapi wanita itu, dengan apa yang terjadi belakangan, dia sudah terlibat masalah dengan rekan kerjanya yang dulu karena masalah intimidasi seperti sekarang. Tidak mungkin ada keajaiban yang tiba-tiba muncul sebagai ksatria penyelamat sekarang ini, kan? Misalnya tiba-tiba Elvan muncul sebagai penyelamat seperti waktu itu! Wong pria itu saja tidak bisa dihubungi sama sekali. “Kamu harus sadar posisi, status sosial sepertimu apa kamu layak menyandangnya? Apa kamu tidak terpikir kalau Elvan hanya bermain-main saja? Ingat, apa kamu pantas untuk Elvan yang punya banyak kelebihan?” Suara itu kian sinis terdengar di telinga Diva. Diva mengangguk-anggukan kepalanya, “Jadi menurutmu, kamu yang pantas?” Marissa terlihat mengepalkan tangannya dengan kuat, menancapkan kuku-kuku tajam ke dalam telapak tangannya sendiri. Dia kesal karena baru kali ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 55. Ajang Menjatuhkan

    Diva mengerutkan keningnya, menatap wanita yang berjalan dengan anggun itu. Wajahnya familier, tapi Diva tidak ingat dari mana dia pernah melihatnya.Tidak penting. Yang penting sekarang, Diva harus tahu apakah dia musuh … atau sekutu.“Kak Al!” Niza memanggil wanita itu dengan senyum lebar. “Ada apa ini?” tanya Al dengan nada datar, lalu melirik sekilas ke arah Diva. “Kenapa kalian mencurigai dia sebagai sekretaris yang menjalin asmara dengan Kak Elvan?”Diva yang mendapati pandangan tersebut masih memasang wajah datar, tidak memperlihatkan bentuk emosi di atasnya. Pandangan wanita bernama Al itu tidak mengintimidasi, menyatakan dia benar-benar hanya penasaran.“Wanita ini mengaku-ngaku tunangannya Kak El, Kak!” Niza berkata dengan sedikit nyaring, seolah sedang melapor pada bos besar mereka.“Tunangan?” Al tampak kaget, lalu melihat ke arah Diva lagi. “Kamu tunangannya Kak Elvan?” tanyanya. “Sejak kapan?” Mendengar pertanyaaan ini, Niza kembali berkoar tanpa menunggu jawaban Diva.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 56. Sang Penyelamat Ternyata ....

    Diva menyaksikan sebuah hal yang cukup menarik, walaupun masih belum pasti apakah dia benar-benar sekutunya, yang jelas wanita bernama Al ini kurang menyukai mereka. “Al, maklumi saja, mereka itu kan masih muda dan juga–” “Apa kamu bilang? Muda dijadikan alasan?” Al terdengar tidak suka dengan ucapan Marissa barusan. “Bukan begitu, maksudku mereka itu kan memang pikirannya masih labil dan–” “Sudahlah, aku malas mendebatmu, lagipula, kalau kamu tidak mengatakan hal yang aneh-aneh mereka juga pasti tidak akan begitu dengan Diva.” Al berkata dengan nada datar tapi ucapan itu dibenarkan oleh Diva dalam hati. “Satu hal lagi, jangan kamu pikir aku tidak tahu dengan pikiranmu itu.” Dia melanjutkan dengan kata-kata pedas. Yang dikatakan wanita itu benar-benar membuat Diva makin yakin kalau Elvan dan Al ini bersaudara. Ucapan mereka sama-sama pedas dan langsung ke intinya. Diva melihat Marissa mengepalkan tangannya, dia ingin menjawab tapi nampak masih menahannya. “Dan … satu hal lagi. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 57. Tanda Pengingat

    Diva terkejut mendengar suara yang berbisik tepat di samping telinganya, suara yang pemiliknya memang ditunggu Diva sejak tadi. Kalau-kalau ada keajaiban Elvan tiba-tiba muncul di hadapannya. “Elvan?!” Diva berkata nyaris setengah berteriak. Pria itu menampilkan senyumnya yang paling manis. Diva tidak bisa berkata-kata dia tidak tahu apa yang harus dia katakan sekarang. Apa dia harus marah atau malah senang. Rasa itu bercampur aduk tak karuan dalam dirinya. “Sayang, maaf aku hampir terlambat dan membuatmu menunggu.” Elvan membalikkan tubuh Diva membuat mereka berhadapan, pria itu memegang kedua wajah Diva dan memberikan jarak singkat di antara keduanya dan Diva bisa merasakan sapuan napas Elvan di wajahnya. Detik berikutnya pria itu tanpa aba-aba mencium pucuk kepalanya, membuat mata Diva melebar dengan sempurna! “Maaf, aku terlambat. Aku merindukanmu, Sayang.” Elvan lalu memeluk Diva, wanita itu merasakan kehangatan menjalar ke seluruh tubuhnya. Jantungnya berpacu cepat, membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 58. Menginginkan Lebih, Apa Salah?

    Ucapan Elvan membuat Diva tersentak sejenak, apa maksud dari Elvan? Dirinya tidak ingin berpikir berlebihan tapi sepertinya pria itu makin bertindak di luar batas kewajaran. Apa wajar seorang pasangan pura-pura melakukan hal itu? Apa wajar seorang dengan status bohongan memperlakukan dirinya dengan sangat baik, bahkan saat tidak ada yang melihat mereka berdua? “Diva,” panggil Elvan membuat Diva yang sibuk dengan berbagai macam asumsi dalam kepalanya kembali tersadar. “Sok manis kamu bilang?! Aku sudah kirim pesan padamu, tapi kamu tidak membalasnya!” Entahlah, itu keluar begitu saja dari mulut Diva. “Kamu kirim pesan ke nomor pribadiku? Sudah kukatakan aku ketinggalan ponselku di rumah dan aku–” “Ah, kamu benar. Jadi, jangan dibaca!” Diva teringat sesuatu kalau dia mengirimkan balasan pada Elvan, artinya pria itu belum membacanya. Memikirkan malu yang akan dia terima nanti, lebih baik dia menghapusnya saja. Diva langsung merogoh kantong celananya dan mencari pesan yang belum terbac

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 59. Saling Melengkapi

    Elvan melihat Diva yang mulai salah tingkah, wajahnya kian merona, dia juga bisa merasakan degupan jantung Diva yang cukup kencang, andai saja wanita itu menyadari hal yang sama! Pria itu lalu melihat bibir Diva yang cukup membuatnya tergoda! Dia bukan lelaki normal kalau tidak menginginkan hal itu, kan?! Entah dorongan darimana, dia sepertinya akan melupakan janjinya untuk tidak menyentuh wanita itu lagi. Dirinya makin memangkas jarak, mendekatkan wajahnya pada Diva, sepertinya dia merasa kalau saat ini wanita itu juga tidak akan menolak dengan apa yang akan dia lakukan setelah ini. Namun, baru saja dia akan mendaratkan bibirnya pada Diva, suara Anita terdengar sangat jelas dan membuat mereka terkejut. “Duh! Kalian ngapain di sini?!” Ucapan itu membuat Diva seolah tersadar dan ingin melepaskan diri dari Elvan, tapi pria itu tetap menahannya. “Mama kenapa gangguin orang dua-duaan sih.” Elvan berkata santai. “Eh lepasin itu si Diva,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 60. Kenapa Kamu Berbohong?

    “Kakek ada bicara apa sama kamu?” tanya Elvan pada Diva yang masih sibuk dengan pikirannya dengan pernyataan Hartono barusan. Pria itu juga terlihat mengatur napasnya karena berlari tadi. “Sayang, apa kamu dimarahin sama Kakek?” tanya Elvan lagi yang akhirnya kata pertama dalam kalimat Elvan barusan membuat Diva tersentak dan reflek melihat kanan dan kiri. Tidak ada siapapun di dekat mereka dan Elvan bilang kata ‘Sayang’. Hal ini membuat Diva mengerutkan keningnya seketika. Apa Elvan memanggilnya hanya untuk berjaga-jaga takut didengar orang? “Aku ….” “Kenapa? Apa kakek memarahimu?” tanya Elvan lagi. Diva menggeleng cepat, “Tidak, tidak.” “Lalu kenapa wajahmu seperti itu?” Elvan bertanya dengan mengerutkan keningnya. “Itu … apa boleh aku bertanya satu hal padamu?” Diva berkata dengan sedikit ragu. Elvan tersenyum dengan lebar. “Tanya saja, kamu bebas menanyakan apapun padaku, jangan seperti orang lain, i

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 61. Hukuman dari Diva

    Elvan menatap Diva dengan tatapan penuh arti, sedangkan Diva beberapa kali meneguk air liurnya karena gugup.“Aku ….” Diva benar-benar tidak bisa berbohong, ingin rasanya dia bersembunyi detik ini juga karena kebohongan yang dia buat barusan.Elvan lalu tertawa melihat reaksi Diva yang menurutnya sangat menggemaskan itu.“Kenapa aktingmu buruk sekali dan tidak totalitas, Sayang?” Elvan tersenyum melihat wajah Diva yang mulai merona merah, entah itu karena malu atau gugup karena ketahuan.“Aku memang tidak bisa.” Diva berkata datar dan menyembunyikan kebohongannya.Elvan meletakkan busur panah di meja yang tidak jauh dari mereka. Lalu kembali berjalan mendekati Diva.“Oh, ya? Kamu benar-benar tidak bisa, ya?” Elvan berkata sambil bersedekap dada.Diva memalingkan wajahnya dan berkata, “Ya sudah kalau tidak percaya.”Alih-alih marah mendengar jawaban Diva yang nadanya sedikit tinggi, Elvan malah tertawa.Diva mendecakkan lidah, dia tahu Elvan pasti sudah tahu tentang hal ini sebelumnya!

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29

Bab terbaru

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Ready For "Jodoh Salah Tarik #2"?

    “Uhh ...” lenguh Kayla selagi memegang kepalanya yang terasa pening. “Kepalaku sakit sekali ….” Sembari menggerutu dengan mata terpejam, wanita bersurai cokelat panjang bergelombang itu berusaha untuk mengingat apa yang terjadi di malam yang lalu. “Minum Kay!” “Habiskan!” “Ah! Kamu kalah lagi!” “Sudah, jangan dipaksa, kamu tidak cukup kuat untuk meneguknya!” “Kamu sudah mabuk, Kay!” Kalimat-kalimat itu masih terngiang di kepala Kayla Semalam, Kayla diajak reuni oleh teman-temannya di salah satu hotel bintang lima. Awalnya, wanita itu berpikir kalau tujuan pertemuan tersebut hanyalah sebatas temu kangen berupa makan malam di restoran atau ruang khusus hotel. Sayangnya, Kayla terlalu bodoh untuk berpikir panjang, sampai-sampai dia lupa bahwa kelompok temannya yang satu ini adalah tipe yang lebih suka menghabiskan waktu dengan minum di bar. Alhasil, di sinilah Kayla sekarang, merutuki kebodohannya yang mau saja lanjut ikut di acara itu, apalagi saat teman-temanny

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (10)

    Pagi itu terasa istimewa. Rumah Elvan dan Diva dipenuhi dengan dekorasi lembut berwarna pastel—biru muda dan merah muda menyelimuti ruang tamu, balon-balon cantik tergantung di setiap sudut. Sebuah spanduk besar terbentang di tengah ruangan dengan tulisan “Selamat Datang, Claudia Cantika Wongso”.Ini adalah hari dimana pesta penyambutan bayi perempuan mereka yang baru lahir, Claudia Cantika Wongso. Sebuah momen yang sudah lama mereka nantikan dan kini mereka sudah bersiap untuk merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka bersama orang-orang terdekat.Diva berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya dengan senyum lembut menghiasi wajahnya. Dia mengenakan gaun sederhana namun elegan, warna pastel lembut yang menonjolkan kesan anggun. Di sebelahnya, Elvan sedang menggendong Claudia yang terlelap dalam balutan selimut bayi berwarna merah muda. Auranya makin terpancar saat pria itu menggendong anaknya dengan penuh kasih sayang, menatap putri mereka dengan tatapan lembut.“Van,

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (9)

    Malam ini sungguh terasa berbeda. Diva terbangun di tengah malam dengan perasaan aneh yang tak bisa ia abaikan. Sudah sembilan bulan sejak mereka pertama kali mendengar kabar bahwa ia hamil, dan kini momen yang telah mereka tunggu-tunggu hampir tiba. Diva merasakan kontraksi yang semakin intens, dan kali ini berbeda dari yang sebelumnya—lebih kuat dan cukup teratur. Diva berpikir mungkin ini sudah saatnya. Saat dimana dia akan melahirkan hampir tiba.Elvan terbangun ketika Diva menggeliat di sampingnya, wajahnya langsung dipenuhi kekhawatiran. “Diva, kamu baik-baik saja, hehm?” tanyanya dengan suara serak, matanya masih setengah tertutup karena kantuk.Diva menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri meskipun rasa sakit semakin jelas terasa. “Elvan… aku pikir ini saatnya. Kontraksinya … semakin kuat.” Diva berkata dengan suara bergetar, wajahnya terlihat berkeringat.Elvan langsung terjaga sepenuhnya dan segera bangkit dari tidurnya. “Kamu yakin?” Matanya terbuka lebar, panik dan

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (8)

    Kehamilan Diva sudah memasuki trimester kedua, meskipun mereka dipenuhi kebahagiaan karena kabar tersebut, tidak semuanya berjalan mulus. Beberapa minggu terakhir, Diva masih tetap merasakan berbagai tantangan fisik yang sebelumnya. Seperti mual setiap pagi dan rasa ingin muntah saat mengunyah makanan, tetapi kelelahan yang tidak bisa dijelaskan tetap ada, serta perubahan suasana hati yang terkadang membuatnya merasa tidak terkendali, tetap menjadi rutinitasnya.Di sisi lain, Elvan terus belajar dan berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang dan mendukung, meskipun tantangan itu juga mulai memengaruhi dinamika hubungan mereka.Pagi itu, Diva duduk di meja makan, berusaha menghabiskan sedikit sarapannya. Namun, seperti hari-hari sebelumnya, mual datang begitu saja tanpa peringatan. Dia buru-buru berlari ke kamar mandi, meninggalkan Elvan yang masih menikmati sarapannya.“Diva!” Elvan langsung berlari mengikuti istrinya, wajahnya penuh kecemasan.Diva duduk di lantai kamar mandi, menarik

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (7)

    Beberapa minggu setelah kabar bahagia itu, kehidupan Diva dan Elvan berubah secara drastis. Mereka mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut bayi mereka, meskipun kehamilan Diva masih dalam tahap awal. Setiap malam, mereka berdua duduk bersama di ruang tamu, berbicara tentang masa depan dengan penuh semangat. Namun, di balik kebahagiaan itu, tetap akan datang pula tantangan baru yang harus mereka hadapi.Pagi ini, Diva duduk di meja makan dengan secangkir air putih hangat di depannya. Sejak tahu dirinya hamil, ia mulai lebih berhati-hati, bahkan mengganti minuman coklat kesukaannya dengan air putih hangat. Meski bahagia, perasaan cemas tidak sepenuhnya hilang dari hatinya.Elvan datang dari ruang kerja dengan laptop di tangan, meletakkannya di atas meja sambil memandangi istrinya dengan senyum. “Kamu terlihat sedikit lebih tenang hari ini. Bagaimana perasaanmu? Apa masih merasakan mual dan tidak nafsu untuk makan?”Diva tersenyum lembut, meskipun ada sedikit kekhawatiran di m

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (6)

    Setelah pulang dari liburan mereka melakukan aktivitas seperti biasa, masalah kehadiran buah hati tidak lagi menjadi sebuah penghalang besar untuk keduanya. Mereka juga sudah menjalankan program kehamilan dari dokter, walau sudah tiga bulan masih belum menunjukkan hasilnya, keduanya tetap saling memberikan dukungan satu sama lain.Hingga suatu pagi. Diva bangun dengan perasaan sedikit mual yang sudah ia rasakan selama beberapa hari terakhir. Dia berusaha mengabaikannya, berpikir itu mungkin hanya karena perubahan pola makan sejak kembali dari liburan. Namun, di dalam hatinya, ada perasaan yang mengusik—sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya.Elvan sudah berangkat lebih awal ke kantor. Diva berencana untuk menghabiskan hari dengan bekerja dari rumah. Tetapi, mual yang semakin kuat membuatnya sulit berkonsentrasi. Setelah sarapan, ia kembali merasa perutnya bergejolak, dan kali ini lebih parah daripada sebelumnya. Diva menunduk di depan wastafel, napa

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (5)

    Pagi hari di resort terasa lebih segar dan tenang. Diva memandang ombak yang bergulung pelan dari teras vila mereka. Ia mendekap secangkir teh hangat, mencoba menenangkan pikirannya yang mulai dipenuhi berbagai pertanyaan. Liburan ini memang seharusnya menjadi waktu bagi mereka untuk beristirahat, tapi di dalam hati Diva, rasa cemas belum juga hilang.Elvan keluar dari kamar, rambutnya masih sedikit acak-acakan, tapi wajahnya jauh lebih segar daripada beberapa hari sebelumnya. “Kamu sudah bangun sejak kapan?” tanyanya sambil berjalan mendekat.Diva menoleh dan tersenyum tipis. “Baru saja.”Elvan duduk di kursi di sampingnya, menarik napas panjang sambil menatap laut. “Liburan ini benar-benar membuatku sadar betapa kita jarang meluangkan waktu seperti ini. Rasanya... aneh, tapi juga menyenangkan.”Diva memandang suaminya dan berkata, "Ya, aku juga merasa seperti itu. Ini... mungkin apa yang kita butuhkan.”Elvan tersenyum lembut, matanya menatap Diva dalam-dalam lalu berbisik lembut di

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (4)

    Pagi harinya Diva sudah melihat Prisya sibuk di dapur dengan pelayan yang ada di rumah mereka, dia terlihat mengatur makanan untuk sarapan mereka.“Wah, Kak Diva sudah bangun?” Prisya berkata dengan penuh semangat.“Kamu sibuk banget,” ucap Diva.“Iya dong, eh, Kakak ipar sudah bangun?” tanya Prisya lagi.“Pastinya dia sebentar lagi turun kok harusnya.” Diva menjawab santai.Tidak lama berselang Elvan ada di antara mereka.“Sudah sibuk sekali pagi ini.” Elvan berkata santai, dia terlihat dengan pakaian formalnya dan siap untuk ke kantor.“Kakak Ipar mau ke kantor?” tanya Prisya.“Ya, tentu saja, masih ada yang harus aku urus dengan Miko, tetapi tidak lama, tenang saja.” Elvan berkata pada mereka.“Ya, harusnya serahkan saja pada Miko, tenang saja, aku akan membantumu untuk memantaunya.” Prisya tertawa setelah mengatakan hal itu.Pagi ini setelah Elvan pergi ke kantor Prisya membantu kakaknya menyiapkan barang-barang yang harus mereka bawa untuk pergi berlibur. Keduanya sangat antusias

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (3)

    “Hasil untuk Nyonya Elvan tidak ada yang diragukan, semuanya baik dan juga untuk Tuan Elvan, tidak ada masalah.” Dokter itu berkata dengan tersenyum pada keduanya. Ucapan ini bagaikan sebuah oase di tengah gurun pasir.Artinya tidak ada yang salah dari keduanya, lantas kenapa sampai saat ini masih belum ada juga? Hal ini membuat Elvan langsung bertanya, “Lalu, kenapa masih belum juga sampai sekarang, Dok?” tanya Elvan, dia juga tahu, saat ini Diva juga ingin bertanya hal demikian.“Ini banyak faktor, Tuan Elvan. Salah satunya karena kelelahan dan pikiran.” Dokter berkata dengan suara lembut.Elvan lalu melihat ke arah Diva.“Saya akan memberikan obat pada Nyonya untuk meminumnya, nanti akan ada obat penyubur, jika masih datang bulan untuk bulan depan, hari pertama haid Nyonya dan Tuan datang kembali untuk kita melakukan serangkaian pemeriksaan lagi.” Dokter berkata pada keduanya.“Baik, Dok, kami mengerti.” Setelah melewati sesi konsultasi mereka kembali ke rumah. Walaupun mereka cuk

DMCA.com Protection Status