Gunung Agrabat. Tiba-tiba muncul beberapa helikopter di langit Gunung Agrabat. Karena puncak gunung tak memiliki dataran yang datar, helikopter-helikopter itu hanya bisa berputar di udara. Pintu kabin terbuka. Beberapa utas tali turun jatuh dari langit, kemudian beberapa prajurit berseragam perang dengan perangkat mengikuti tali tersebut saat mereka meluncur turun.Chandra melihat ke bawah. Meskipun dia telah mencapai puncak Satu Alam, tapi Chandra tak akan bisa bertahan jika melompat dari ketinggian lebih dari lima puluh meter seperti ini.Chandra pun melompat turun dengan menggenggam tali dengan kuat. Dalam beberapa detik, Chandra sudah mendarat di tanah. Sonia juga melakukannya dengan santai, mendarat dengan mudah di tanah.Sedangkan Nova terlihat pucat. Meskipun Nova memiliki energi sejati Tiga Alam, ketinggian seperti itu masih membuatnya takut untuk melompat. Meskipun ada tali untuk membantunya melompat, tapi Nova masih saja merasa takut untuk melakukannya. Nova mundur, ma
Sonia menunjuk ke atas, kemudian berkata, “Dilihat dari posisi Robi terjatuh, dia nggak mungkin jatuh ke sini. Paling banter dia hanya akan jatuh ke batu di kedalaman seratus meteran. Kalau dia jatuh ke batu, dia akan menggelinding ….” Sonia berpikir sejenak, melanjutkan, “Dia seharusnya jatuh ke tempat sekitar dua ratus sampai tiga ratus meter. Tadi pas turun, aku lihat di sana ada lubang yang cukup dalam, nggak mungkin dia terus jatuh ke bawah.”"Oh, gitu?" Chandra terlihat bingung. Tadi dia terlalu fokus untuk terus turun ke dalam gua sehingga tidak memperhatikan topografi gua atau hal-hal lainnya di dalam sini."Iya, ayo kita periksa," kata Sonia.Dengan satu loncatan, Sonia lompat ke tempat beberapa meter jauhnya. Dia memegang batu, naik dengan cepat. Chandra juga mengikuti Sonia ke atas tanpa menggunakan tali bantuan.Tidak lama kemudian, mereka mencapai kedalaman seratus meter. Di sana, mereka benar-benar menemukan sebuah batu yang menjorok keluar sekitar dua puluh meter.Sonia
Di tepi jurang.Nova menunggu sambil sesekali melihat ke bawah jurang.Setelah beberapa kali melihat, dia akhirnya melihat Chandra naik. Nova segera bertanya, "Sayang, gimana keadaannya?"Chandra menggeleng pelan, "Jurangnya sangat dalam, nggak keliatan dasarnya, suhu di bawah juga sangat tinggi, sulit untuk menyelam lebih dalam. Kemungkinan besar kakek nggak akan bisa selamat walaupun beneran jatuh ke dalam sana."Sonia juga naik."Ayo pulang," ujar Chandra.Mereka tidak menemukan siapa pun. Chandra tidak berniat membuang waktu di sini.Namun, dalam hatinya, Chandra sudah memiliki gambaran kasar.Kakeknya masih hidup.Dan dia bimbang atas apa yang Sonia katakan.Chandra yakin bahwa sang kakek tidak akan menyakitinya. Dia lebih yakin lagi bahwa Nova tidak akan membahayakannya.Tetapi Chandra juga bingung, mengapa kakeknya membuat begitu banyak masalah.Chandra berbalik dan pergi.Nova mengikutinya, para prajurit yang menemani mereka juga segera mengikuti.Setelah keluar dari gua, para
Namun, itu bukanlah hal besar. Chandra tidak lagi banyak bertanya."Pergi dulu, ya."Chandra mengucapkan selamat tinggal kepada Arya dan Abdul, lalu berbalik pergi.Setelah meninggalkan wilayah militer.Nova bertanya, "Sayang, kita pergi ke mana? Balik ke rumah keluarga Kurniawan?"Sebelum Chandra menjawab, Sonia memanggil, "Kak Chandra ….""Ya?"Chandra berbalik dan melihat Sonia di belakangnya.Sonia berkata, "Kakek ‘kan nyuruh aku ke sini buat bantu dan melindungi Kak Chandra. Sekarang kemampuanmu sudah pulih, kekuatanmu juga sudah hampir menyamaiku. Sekarang Kak Chandra juga sudah punya Nova, seorang ahli Tiga Alam, sama kamu. Aku sekarang sudah nggak terlalu banyak urusan di Rivera. Rencananya aku mau kembali ke Diwangsa.""Cepat banget?"Chandra mengernyitkan keningnya.Sonia adalah seorang wanita yang sangat cerdas dan memiliki wawasan yang dalam. Dengan adanya Sonia bersama Chandra, Sonia bisa membantunya menyelesaikan banyak masalah. Chandra tidak menyangka Sonia akan kembali
Grace tidak memiliki kendali atas urusan Chandra. Dia melihat Nova sebentar, terlihat ingin mengatakan sesuatu. Tetapi pada akhirnya Grace tidak mengatakan apa pun.Nova berjalan menuju sofa dan duduk di depan Grace. Dia bertanya, "Sayang, kamu ada rencana apa?"Chandra juga duduk dan menggelengkan kepala, "Sekarang aku belum punya rencana konkret."Chandra merasa seperti seorang yang buta, dia tidak tahu arah yang harus diambil. Chandra juga tak tahu bagaimana harus melangkah ke depan."Tetap di Rivera, pantau situasi. Saat ini, nggak banyak yang bisa kita lakukan kecuali meningkatkan kekuatan diri secepat mungkin," saran Nova.Chandra baru benar-benar menyadari kekurangannya setelah mendengar dari Sonia tentang kekuatan para ahli dari empat keluarga besar. Saat ini, Chandra merasa sangat lemah. Dibandingkan dengan empat keluarga besar yang lain, dia bahkan tidak ada apa-apanya.Jika belum sampai di level kekuatan Lima Alam, Chandra tidak akan mampu melindungi dirinya sendiri. Bahk
Setelah Chandra pergi, Benjamin mendekati Grace dan memperingatkan, "Non, banyak perempuan di sekitar Chandra. Jangan sampai terjerumus terlalu dalam."Grace mengernyitkan kening, menjawab, "Kamu mikir apa, sih? Aku nggak akan terjerumus."Benjamin mengungkapkan kekhawatirannya, "Tapi Non Grace ‘kan berlatih sama dia …."Grace menggelengkan kepala dengan wajah kesal, "Sudah lah, aku tahu apa yang aku lakukan. Nggak usah cerewet. Kalau nggak ada kerjaan, balik saja ke Utara."Benjamin mengerti. Dia tidak berkata lebih banyak lagi. Beberapa hari ini, Chandra tidak tidur dengan baik. Meskipun dia seorang ahli bela diri, Chandra tetap merasa cukup lelah secara fisik dan mental. Ketika Chandra sampai ke kamarnya, dia langsung menjatuhkan diri di tempat tidur, tertidur pulas.Sementara itu, di Diwangsa, di sebuah rumah tradisional berusia seratus tahun yang dibangun dari kayu dengan cat merah yang menyala, yang tampak sangat cerah dan ceria.Di salah satu kamar, seorang pria berusia lebih
Sonia adalah anak angkat Ronald.Sejak kecil, Ronald mengajarkannya seni bela diri dan pendidikan. Sonia selalu taat pada apa yang diperintahkan Ronald.Sonia sudah tahu bahwa hari ini pasti akan tiba.Namun, dia tak menyangka hari ini akan datang begitu cepat.Ronald bersandar di kursi halaman, menghela napas dalam, "Dua puluh tahun lalu, saat aku pergi ke rumah Raja Batara untuk mencari bahan obat, aku pernah bertemu dengan seseorang dari Suku Aryani. Orang tersebut bernama Thio Aryani. Karena sebuah tanaman obat langka, kami terlibat dalam pertarungan. Dia menggunakan suatu teknik khusus ...."Ronald terbenam dalam kenangan masa lalu, sembari mengingat pertarungan dua puluh tahun yang lalu.Walaupun sudah dua puluh tahun berlalu, ia masih mengingatnya dengan jelas."’Pukulan Sepuluh Tangan Aryani’, teknik itu sungguh menakutkan. Saat bertarung dengannya, Kakek hampir tewas. Selama dua puluh tahun, Kakek selalu berpikir keras, tapi nggak menemukan cara untuk mengatasinya."Mendengar
"Kakek kasih tahu kamu apa lagi?" tanya Chandra penasaran.Nova merenung sejenak, lalu menjawab, "Kakek khusus menyebutkan tentang ilmu bela diri yang tercatat di Kitab Pengobatan. Kakek menyebutnya sebagai 'Trik Keabadian Vajra'. Jika berhasil dikuasai, seseorang akan kebal terhadap senjata. Namun, untuk mencapai kesempurnaan dalam ilmu ini sangat sulit dan membutuhkan Kitab Pengobatan Jilid Atas sebagai panduan.""Aku ingat saat kita berada di Gading Mansion, pisau pun nggak bisa nembus kulitmu. Kamu bilang kamu lagi pakai pakaian dengan bahan khusus. Sebenarnya, kamu telah mengubah struktur sel tubuhmu dengan obat."Nova merasa dia sangat naif di masa lalu.Chandra melirik bagian bawah kitab tersebut dan menyadari bahwa itu adalah ilmu pertahanan. Bagaimana cara menguasainya, Chandra belum paham sepenuhnya. Kakeknya adalah seorang jenius dalam ilmu bela diri dan juga ahli dalam ilmu kedokteran. Jika kakek telah membaca buku ini, tentunya dia sudah memberi tahu Nova.Chandra menata
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di