"Kakek kasih tahu kamu apa lagi?" tanya Chandra penasaran.Nova merenung sejenak, lalu menjawab, "Kakek khusus menyebutkan tentang ilmu bela diri yang tercatat di Kitab Pengobatan. Kakek menyebutnya sebagai 'Trik Keabadian Vajra'. Jika berhasil dikuasai, seseorang akan kebal terhadap senjata. Namun, untuk mencapai kesempurnaan dalam ilmu ini sangat sulit dan membutuhkan Kitab Pengobatan Jilid Atas sebagai panduan.""Aku ingat saat kita berada di Gading Mansion, pisau pun nggak bisa nembus kulitmu. Kamu bilang kamu lagi pakai pakaian dengan bahan khusus. Sebenarnya, kamu telah mengubah struktur sel tubuhmu dengan obat."Nova merasa dia sangat naif di masa lalu.Chandra melirik bagian bawah kitab tersebut dan menyadari bahwa itu adalah ilmu pertahanan. Bagaimana cara menguasainya, Chandra belum paham sepenuhnya. Kakeknya adalah seorang jenius dalam ilmu bela diri dan juga ahli dalam ilmu kedokteran. Jika kakek telah membaca buku ini, tentunya dia sudah memberi tahu Nova.Chandra menata
Devita memberikan serangkaian perintah secara berturut-turut.Pertama, penelitian harus segera dimulai.Kedua, di Someria hanya boleh ada satu Centennial Group; grup medis lain harus dimusnahkan.Ketiga, di Jalan Medis hanya boleh ada satu klinik, yaitu Klinik Majestic.Dengan tegas dan cepat, Devita bilang bahwa dia hanya ingin melihat hasil dan tidak tertarik dengan prosesnya."Non Devi …." Kimin berdiri, wajahnya tampak cemas. "Saat ini, Chandra berada di Rivera dan dia telah mendirikan Salvation Group. Mereka selalu berlawanan dengan Centennial Group. Sangat sulit bagi kita untuk mencapai tujuan ini tanpa hambatan. Chandra pasti akan menghalangi.""Chandra …." Devita bergumam lembut. Meskipun dia berada di Diwangsa, tapi nama Chandra sangat dia kenal. Devita tahu sekali tentang Chandra. "Tidak mungkin Salvation Group menghentikan Centennial Group. Centennial Group didukung oleh dana yang besar. Sedangkan Chandra ... uangnya berasal dari Gilang. Setelah Gilang memberikan beberapa
"Nah, kalau gitu kamu tidur sambil peluk aku, ya."Chandra menarik napas dalam-dalam, lalu memeluk Nova.Nova bersandar dalam pelukan Chandra.Keduanya tertidur dalam pelukan.Malam pun berlalu tanpa suara.Keesokan harinya.Pagi hari, Nova terbangun lebih dulu.Ketika Nova terbangun, ia merasakan dada-nya digenggam seseorang. Wajah Nova seketika memerah. Ia ingin menggeser tubuhnya, tetapi cengkeraman tangan Chandra begitu erat sehingga ia tidak bisa bergerak. Nova pun hanya bisa memandang langit-langit dengan tatapan kosong.Tak lama kemudian, Chandra juga terbangun.Ketika terbangun, Chandra merasa ada sesuatu di tangannya, refleks dia meremas dengan lebih kuat."Ah!"Sebuah jeritan terdengar dari sebelah Chandra."Chandra, kamu ngapain? Sakit tau!"Chandra baru sadar, dengan cepat ia melepaskan cengkeramannya, bangun dengan cepat, dan menatap Nova yang wajahnya memerah. Chandra merasa malu, "Maaf, Nova, aku nggak sengaja."Nova tidak memarahinya.Melihat wajah Nova, lalu melihat tu
Pasti karena perusahaan besar seperti Farma Kimia dan Arthur Group mengumumkan pengunduran diri yang pada akhirnya memicu serangkaian reaksi berantai yang berdampak pada Yorda Group milik keluarga Kurniawan.Nova dan Chandra tidak berlama-lama lagi di sana.Mereka segera kembali ke vila besar keluarga Kurniawan.Meskipun masih sangat pagi, hampir semua anggota keluarga Kurniawan sudah hadir, dengan ekspresi wajah cemas.Ketika Nova dan Chandra datang, reaksi anggota keluarga Kurniawan seakan-akan mereka telah menemukan sebuah tali penyelamat."Nova, akhirnya kamu balik juga.""Nova, keluarga Kurniawan butuh kamu buat ngatur semuanya."Para anggota keluarga Kurniawan berdiri, mulai berbicara.Chandra tampaknya diabaikan.Nova bertanya, "Kakek, apa benar karena perusahaan seperti Farma Kimia dan Arthur Group mengumumkan untuk meninggalkan Rivera dan dunia farmasi sehingga memberikan dampak pada keluarga Kurniawan?"Toni menghela nafas panjang, "Nggak hanya itu. Ayo duduk, kita bicarakan
Setelah berpikir sejenak, Nova berkata, "Kita tidak perlu terburu-buru bereaksi. Yorda Group harus tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Bagaimanapun, aku tidak percaya kalau Centennial Group bisa menggulingkan Rivera."Chandra tak bisa menahan diri dan menoleh ke Nova. Nova kini tampak berbeda dari sebelumnya, lebih tegas dan berani. Pada saat itu, telepon Toni berdering lagi. Ia mengangkatnya dan tampak wajahnya seketika memucat.Nova dengan cepat bertanya, "Kakek, ada apa lagi?""Ada masalah di Jalan Medis," jawab Toni."Ada apa lagi?" tanya Nova dengan alis berkerut.Toni menarik nafas dalam-dalam dan menjelaskan, "Klinik Majestik kembali membuat onar. Mereka memprovokasi beberapa apotek terkenal di Jalan Medis untuk bertanding. Jika kalah, apotek tersebut harus tutup. Beberapa apotek menolak tantangan, tetapi dalam sekejap, puluhan preman masuk dan menghancurkan apotek-apotek tersebut.""Astaga!" Nova marah. Dia mengepalkan tinjunya ke meja, "Mereka benar-benar sudah kelew
"Nova, aku nggak jadi pergi ke Jalan Medis," ucap Chandra tiba-tiba."Hah?" Nova terkejut, "Kenapa tiba-tiba nggak jadi?""Aku ada urusan lain. Berhentikan mobilnya," kata Chandra.Mobil pun berhenti. Chandra membuka pintu dan turun. Nova pun ikut turun dan berkata, "Kalau begitu, aku juga nggak jadi pergi. Aku ikut kamu."Nova tahu, Chandra telah menelepon Sonia dengan rencana baru. Hal itu membuat hatinya sedikit tidak enak. Dia adalah istri Chandra, namun Chandra tidak mendiskusikannya dengan dia, melainkan menelepon wanita lain."Kamu dulu saja ke Jalan Medis. Urusan ini, kamu nggak bisa membantu," kata Chandra."Baiklah," jawab Nova sambil mengangguk. Dia menyadari bahwa dia belum bisa membantu Chandra dalam hal ini. Dia harus terus berusaha menjadi lebih baik. Dengan semangat, Nova kembali ke mobil.Sementara itu, Chandra memanggil taksi. "Ke Salvation Group," perintahnya. Setelah itu, dia merenung, memikirkan rencana selanjutnya. Sonia telah memberinya arahan, dan mengatakan bah
Mawar mengangguk, "Sandra sudah ditemukan belum? Aku kewalahan sendirian di sini. Tanpa bantuan Sandra, aku merasa sulit menjalani semua ini."Mawar merasa tidak yakin dengan dirinya sendiri. Memang, memimpin dan mengendalikan bukanlah keahlian utamanya. Melihat Mawar seperti itu, Chandra berpikir sejenak sebelum berkata, "Aku akan mencoba menemukannya."Dalam benak Chandra, Nova mungkin mengetahui keberadaan Sandra. Namun, Nova sengaja menyembunyikannya karena khawatir Sandra akan merebut Chandra darinya."Ada instruksi lain? Kalau tidak, aku mau adakan rapat sebentar lagi," ujar Mawar."Sebentar," tanggapan Chandra, "Sebelum rapat, kamu harus tahu sesuatu. Aku yakin di dalam Salvation Group ada mata-mata dari Centennial Group. Kita harus berhati-hati. Berikan aku daftar nama eksekutif perusahaan, aku ingin memeriksanya dulu.""Baik, aku akan mengurusnya sekarang," jawab Mawar sebelum beranjak.Sementara itu, Chandra tenggelam dalam pikiran tentang masalah keuangan. Dia berpikir mungk
Cakra merasa sangat kesal. Dia telah menghabiskan puluhan tahun, menggunakan seluruh hati, jiwa, dan dana untuk membangun jaringan informasi bawah tanahnya. Namun sekarang, dia merasa seperti hanya menjadi tangan kanan Chandra, tanpa mendapatkan apa pun sebagai imbalannya."Nanti besok aku beri jawabannya," ujar Cakra dengan nada kesal."Besok terlalu lama. Aku beri kamu setengah hari," perintah Chandra dengan nada tegas."Aku akan coba secepatnya. Nanti malam aku kabari," Cakra berpikir sejenak. Menginvestigasi pegawai perusahaan mungkin bukan hal yang sulit. Dalam setengah hari, seharusnya dia bisa menyelesaikannya."Chandra, untuk mendapatkan informasi juga memerlukan dana, loh. Setiap berita, setiap info, membutuhkan uang untuk mendapatkannya ….""Jadi, kamu minta uang padaku?" potong Chandra."Sedikit saja. Dana operasional kami hampir habis.""Baiklah, catat dulu. Nanti kita hitung semua," kata Chandra sebelum dengan cepat mengakhiri panggilan.Mawar yang telah menunggu sejak tad
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit
Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida
Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke
Sebenarnya, dendam di antara Chandra dan Anak Dewa tidaklah dalam. Chandra sudah mengecohnya ketika mereka berada di level enam Rumah Abadi, sampai akhirnya dia tidak bisa menghindari serangan Chandra yang berhasil membuatnya terluka parah. Karena alasan inilah, Anak Dewa sudah lama ingin membunuh Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba menghilang setelah keluar dari Rumah Abadi. Sekarang, Chandra tiba-tiba muncul di hadapannya dan membuat onar di Kota Dusky. Bagaimana mungkin Anak Dewa bisa tinggal diam sebagai seorang Wakil Penguasa Kota?Lurca menghampiri Chandra setelah mendengar perintah Anak Dewa. Ketiga mahasiswi bergegas bersembunyi di belakang tubuh Chandra dengan raut wajah ketakutan. Chandra menatap Lurca yang berjalan mendekatinya. Dua tahun lalu di Gunung Bushu, Lurca pernah cukup merugikan Chandra. Oleh karena itu, Chandra tidak memiliki kesan baik kepada manusia yang datang dari dunia lain. “Kenapa? Kamu mau menyerangku?” tanya Chandra sambil menatap Lurca tenang dan tanpa
Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra