Hendro terdiam tanpa berani mengeluarkan suara sedikit pun. Dalam hatinya dia sangat membenci Chandra. Ibunya dulu tidak seperti ini, dulu perempuan itu akan menurut dan memohon pada keluarga Kurniawan demi uang. Sekarang justru dia menolak uang yang datang begitu saja.Perubahan Ibunya ini disebabkan oleh kehadiran Chandra!Kedatangan Hardi dan keluarganya membuat makan malam mereka menjadi sangat tidak menyenangkan.Setelah selesai makan, mereka semua duduk di sofa sambil menonton tayangan ulang acara pelantikan Arya. Sedangkan Chandra memutuskan untuk mencuci piring kotor. Hendro datang ke hadapan Nova dan dengan suara berbisik berkata,“Kak, Kakak bujuk mama. Ini tentang uang loh! Kakak tahu seberapa banyak saham 20 persen? Kakek sendiri juga sudah bilang kalau Kakak bisa tetap menjadi CEO. Kakak tahu seberapa besar kekuasaan Kakak nantinya?”“Kakak nggak tahu selama sekian tahun ini Om menjadi CEO, ada seberapa banyak uang yang dia korupsi? Leon juga nggak kerja, tetapi mobilnya j
Boni menerimanya dan melirik ke arah Yani sekilas, setelah itu dia bangkit berdiri dan berjalan menuju balkon. Chandra juga tidak memedulikannya lagi, dia menghela napas dalam-dalam dan mengeluarkan asap rokok dari kedua lubang hidungnya.“Karena mau memperebutkannya kembali, maka sebisa mungkin rebut lebih banyak lagi. Ma, dengarkan aku, kalau mereka datang lagi langsung ajukan untuk minta saham setengah dari total keseluruhan! Kalau mereka nggak setuju, jangan balik! Kalau setuju baru kita kembali,” sahut Chandra.“Ka-kamu bercanda? Kamu tahu keluarga Kurniawan ada harta berapa banyak?! Kamu tahu saham sebanyak 50 persen itu seberapa besar?!” marah Hendro.“Chandra, kamu jangan ikutan bikin ribut,” omel Nova.Namun Yani terlihat meluruskan punggungnya dan berkata, “Justru Mama merasa apa yang dikatakan Chandra cukup masuk akal. Kalau mereka memang mau kasih, harus kasih setengahnya! Lagian Mama juga nggak mengharapkan untuk balik. Kalau kasih 50 persen baru bisa dipertimbangkan, den
Kalimat singkat Chandra sudah berhasil menyelesaikan keributan keluarga Kurniawan.Malam harinya di dalam kamar milik Nova, perempuan itu terlihat tengah berbaring di kasur dengan posisi menyamping sambil menatap Chandra yang tidur di lantai. Dia teringat akan kejadian siang tadi dan kepikiran sesuatu.“Chandra, di lantai dingin, nggak?”“Masih ok kok,” jawab Chandra yang masih memikirkan beberapa hal. Dia tengah memikirkan gambar Lukisan Gunung Merabu milik keluarganya itu dan juga pertemuannya dengan Mawar Hitam. Suara Nova berhasil menyadarkannya dari pikirannya sendiri.“Kalau gitu kamu tetap tidur di lantai saja,” balas Nova sambil memutar tubuhnya. Awalnya dia ingin membiarkan lelaki itu tidur di atas ranjang saja, tetapi Chandra saja yang tidak mengerti.“Oh!” Chandra tersadar seketika dan seluruh tubuhnya gemetar dengan hebat sambil berkata, “Nova, aku dingin sekali!”Namun Nova hanya menendang sebuah selimut pada lelaki itu. Chandra tahu karena dia yang sibuk merenung sehingga
Dengan jujur Mawar Hitam menjawab, “Nama asli aku Mawar.”“Baik. Mawar, aku berencana membeli Edelweiss Business Center yang ada di Rivera. Kamu yang bertanggung jawab atas masalah ini. Nanti Paul akan membantumu juga secara diam-diam. Dia akan mempersiapkan semuanya dan membuat kamu membeli Edelweiss Business Center dengan harga paling rendah.”“Yang perlu kamu lakukan adalah membukanya pada eksternal dan membuat tempat tersebut menjadi pusat bisnis paling bagus.”“Baik!”Mawar Hitam mengangguk, dia tidak berani mengatakan kata “tidak”.“Paul.”“Iya, Kak Chandra.”“Kabarin semua anak buah di Gurun Selatan untuk mencari tahu informasi tentang makam Raja Januar. Cari tahu juga siapa yang memerintahkan kelompoknya Mawar Hitam untuk merampok. Selain itu juga cari tahu orang yang membunuh dan merebut harta karun!”“Apakah orang itu salah satu anggotanya Mawar Hitam atau bukan, atau mungkin ada orang lain yang melakukannya,” perintah Chandra.“Siap! Akan aku laksanakan sekarang juga.”Paul
Chandra meninggalkan Klinik Mortal.Dia masih ada urusan yang harus diselesaikan.Dia kembali ke Kota Rivera dengan dua tujuan.Balas budi dan balas dendam.Meskipun keluarga Sinaga, salah satu dari Empat Keluarga Besar telah musnah, kepala keluarga dari tiga keluarga besar lainnya juga telah meninggal.Akan tetapi, mereka yang pergi ke rumah keluarga Atmaja saat itu bukan hanya orang-orang itu.Banyak anggota penting di dalam Empat Keluarga Besar juga ikut pergi.Siapa pun yang pergi ke rumah keluarga Atmaja hari itu harus mati!Rumah keluarga Wangsa.Keluarga Wangsa merupakan salah satu keluarga dari Empat Keluarga Besar di Kota Rivera. Keluarga ini memiliki properti yang tak terhitung jumlahnya, serta aset puluhan triliun.Villa keluarga Wangsa mewah dan megah.Namun, hari ini keluarga Wangsa tidak ramai dan bergembira seperti biasanya.Di ruang tengah villa, ada sebuah peti mati. Generasi ketiga dari keluarga Wangsa sedang berlutut di depan peti, lalu beberapa pendeta Tao sedang me
“Pa, sebenarnya apa yang terjadi sepuluh tahun yang lalu? Apakah kebakaran di rumah keluarga Atmaja ada hubungannya dengan Empat Keluarga Besar?”Anggota keluarga Wangsa panik hingga menangis.Pria itu adalah seorang dewa pembunuh.Bantai habis keluarga Wangsa, apakah itu artinya semua anggota keluarga Wangsa akan dibunuh?Setelah pergi ke rumah keluarga Wangsa, Chandra kemudian pergi ke rumah keluarga Tedjo dan keluarga Cahyadi.Masih dengan kalimat yang sama. Chandra menyuruh pelaku utama dari kedua keluarga itu yang pergi ke rumah keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu dan memaksa 38 anggota keluarga Atmaja, untuk berlutut di pemakaman keluarga Atmaja selama sepuluh hari sepuluh malam. Setelah itu, mereka harus bunuh diri untuk menebus kesalahan mereka.Kalau tidak, keluarga mereka akan dibantai habis.Dari Empat Keluarga Besar, keluarga Sinaga sudah musnah. Kepala keluarga dari tiga keluarga besar lainnya juga sudah mati.Namun, ini baru permulaan saja.Ketiga keluarga panik bukan
Orang-orang yang pergi ke rumah keluarga Atmaja saat itu adalah anggota inti dari Empat Keluarga Besar. Karena anggota biasa tidak dapat memiliki akses untuk rahasia itu.Setelah keluarga Atmaja musnah, Empat Keluarga Besar sama sekali tidak mengungkit masalah ini lagi.Namun, ada rumor yang tersebar di luar sana.Ada yang mengatakan kalau Rudi bunuh diri untuk lari dari hukuman. Sebelum bunuh diri, dia membakar rumah keluarga Atmaja untuk membakar semua dosa yang dia lakukan.Ada juga yang bilang kalau keluarga Atmaja telah menyinggung orang besar. Sehingga keluarga itu bisa musnah.Akan tetapi, tidak ada yang tahu kebenarannya.Kini, Chandra telah mengeluarkan pemberitahuan kematian.Berlutut selama sepuluh hari, lalu bunuh diri.Bagaimana mungkin mereka bisa melakukannya?Sekarang orang-orang ini telah menjadi orang kaya yang duduk di atas aset ratusan miliar. Mereka telah menikmati kejayaan dan kekayaan yang tiada habisnya. Bagaimana mungkin mereka berlutut selama sepuluh hari, lal
Hanya saja, wakil jendral dan tentara elite pasukan Tentara Militer Barat meninggal di Hotel Rivera. Bagaimana para gangster biasa dapat melindungi mereka?Akan tetapi, karena masalah sudah jadi seperti ini, mereka hanya bisa harus bertarung sekali.Apakah mereka tidak tahu, betapa parah konsekuensinya kalau mereka gagal?Empat Keluarga Besar dilanda kepanikan.Namun, ini masalah internal Empat Keluarga Besar. Dunia luar sama sekali tidak mengetahuinya.Dunia luar hanya tahu kalau Empat Keluarga Besar sedang menghadapi masalah serius. Ahmad dari keluarga Sinaga meninggal secara tragis di pesta ulang tahun, lalu Radika juga meninggal.Sekarang giliran kepala keluarga dari tiga keluarga besar lainnya.Semua anggota penting dari Empat Keluarga Besar telah meninggal.Kejadian ini jelas merupakan peristiwa besar yang menggemparkan Kota Rivera.Hanya saja, karena pelantikan Arya, kehebohan kejadian ini ditekan oleh Arya.Sekarang upacara pelantikan Arya telah berakhir. Semua orang mulai memb
Ketiga perempuan itu menatap Chandra ngeri. “Hufh!”Chandra menarik napas panjang dan memilih untuk tidak bertindak gegabah. Bagaimanapun juga, dia sudah pergi selama dua tahun, jadi dia tidak tahu prajurit kuat seperti apa yang datang ke bumi. Dia juga tidak tahu, apakah dia bisa mengalahkan mereka atau tidak. Namun, dia mendengar laki-laki gemuk itu menyebut Basita. “Kamu menyebut nama Basita tadi. Apa orang itu sangat kuat?” tanya Chandra sambil berusaha menahan amarahnya. “Apa kamu tidak tahu tentang orang itu? Kamu pasti baru datang ke bumi, ya?”Chandra mengangguk lalu berkata, “Ya, aku baru datang ke bumi, jadi aku tidak tahu apa pun yang ada di sini.”“Kalau begitu, aku akan menjelaskannya untukmu.”Si laki-laki gemuk itu tanpa ragu terus berbicara agar Chandra mau membeli para perempuan itu, “Basita adalah manusia bumi paling kuat saat ini. Kabarnya, dia sudah mencapai Alam Trasenden tingkat tiga. Karena dia pernah mengalahkan seseorang yang berada di Alam Trasenden tingkat
Chandra sudah berlatih di medan perang kuno selama dua tahun. Dia juga tidak tahu, apakah sudah ada prajurit kuat yang berhasil mengalahkan penjaga level sembilan dan menjadi pemilik Rumah Abadi selanjutnya? Oleh karena itu, Chandra bergegas meninggalkan tempat ini dan muncul di luar dengan cepat. Dia bergegas pergi menuju pangkalan militer terdekat tanpa berhenti di mana pun. Kemudian dia naik pesawat khusus untuk menuju Gunung Bushu. Akhirnya, dia tiba di Gunung Bushu setelah menumpang pesawat cukup lama. Wilayah Gunung Bushu tampak lebih luas setelah dua tahun berlalu. Ada banyak daerah baru yang muncul di sana, sampai Chandra hampir tidak mengenali Gunung Bushu. Namun, Chandra bisa melihat cahaya keemasan di kejauhan yang menandakan Rumah Abadi masih berdiri di sana dan belum menemukan pemilik barunya. Chandra langsung bernapas lega dan memilih untuk berjalan perlahan masuk ke dalam area Gunung Bushu. Chandra menemukan banyak prajurit ketika Chandra berjalan semakin dalam. Bahk
Chandra tampak gembira. Akhirnya, dia hampir berhasil mencapai kekuatan magis segel kedelapan setelah berlatih cukup keras sekian lamanya. Sekarang, dia hanya perlu meningkatkan kekuatannya sampai puncak agar bisa membuka segel kedelapan. Setelah itu, barulah dia akan melawan penjaga Rumah Abadi di level sembilan. Chandra bergegas berdiri lalu berjalan menghampiri si penjaga. Si penjaga berbalik dan menyerahkan pakaian kepada Chandra yang baru menyadari kalau pakaiannya sudah habis terbakar. Chandra menerima pakaian itu dari tangan si penjaga dengan raut wajah malu seraya berkata, “Terima kasih, Kak.”Chandra buru-buru mengenakan pakaian itu yang ternyata adalah sebuah jubah antik yang sangat pas di badannya. Si penjaga berbalik dan menatap Chandra dengan puas lalu mengangguk seraya berkata, “Bagus sekali! Kecepatanmu dalam belajar, jauh lebih cepat dari dugaanku.”“Kak, sudah berapa lama aku berada di sini?” tanya Chandra penasaran. Chandra berlatih dengan sangat keras di tempat i
Chandra tidak tahu, apa yang akan dilakukan si penjaga. Namun, dia tetap berdiri lalu mengikuti si penjaga. Si penjaga melangkah lambat dalam kehampaan. Karena dia takut Chandra tidak bisa mengimbangi kecepatannya. Chandra terus mengikutnya dari belakang. Sampai akhirnya, seberkas cahaya muncul di depan mereka setelah mereka berjalan melewati banyak gunung dan sungai yang sudah hancur. Cahaya itu semakin lama semakin terang. Sampai akhirnya, Chandra menyadari ada lautan api di depannya.Di depan mereka saat ini tampak sebuah pegunungan yang dikelilingi oleh kobaran api yang berwarna putih. Api itu sungguh tampak aneh dan menakutkan. Si penjaga berhenti di luar gunung yang terbakar itu dan Chandra juga ikut berhenti. Chandra sudah bisa merasakan hawa panas dari tempat dia berhenti sampai keringat bercucuran di dahinya. Dia benar-benar terkejut. Biasanya, tidak ada api yang bisa membuatnya kepanasan setelah dirinya berada di tingkatnya saat ini. “Kak, apa ini?” tanya Chandra. Si pen
Si penjaga berkata, “Sekarang, kamu harus menekan energi sejatimu dan membuatnya lebih murni dan lebih kuat. Kekuatanmu akan semakin kuat seiring dengan semakin murninya energi sejatimu.”“Bagaimana cara menekannya?” tanya Chandra bingung. “Aku akan mengajarkanmu beberapa keterampilan,” ujar si penjaga lalu mengulurkan jari rampingnya dan menyentuh dahi Chandra. Dengan cepat, beberapa informasi masuk ke dalam otak Chandra. Kemudian dia duduk bersila dan menyerap semua informasi yang masuk ke dalam pikirannya. Chandra seketika menyadari bahwa informasi ini adalah suatu bentuk ilmu kultivasi mental untuk menekan energi sejati di dalam tubuhnya. Ilmu kultivasi mental ini tidak terlalu mendalam, tapi tetap saja ada beberapa bagian yang tidak Chandra mengerti. Akhirnya, Chandra menanyakan berbagai macam hal yang tidak dimengertinya tanpa rasa malu kepada si penjaga. Chandra dengan cepat bisa mengerti tentang semua ini di bawah bimbingan si penjaga. Kemudian, Chandra bergegas menggunakan
Chandra menelan dua butir buah perak itu. Tidak lama kemudian, aroma yang luar biasa menyebar di tenggorokannya dan energi yang sangat kuat juga menyebar di seluruh tubuhnya. Seluruh pori-pori tubuhnya melebar dan memancarkan cahaya keperakan. Tubuhnya terasa ringan dan mulai melayang di udara. “Sungguh kekuatan yang dahsyat,” gumam Chandra terkejut. Chandra bergegas menutup pori-pori di tubuhnya agar kekuatan itu tidak cepat menghilang. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan metode semesta untuk menyerap energi dan memurnikannya lalu mengubahnya menjadi energi sejati. Energi sejatinya semakin meningkat. Akhirnya, Chandra merasakan segel di dalam tubuhnya. Sudah lama dia tidak merasakan kekuatan seperti ini sejak dia mulai mempelajari kekuatan magis. Dia terus menyerap energi ke dalam tubuhnya, sampai akhirnya dia tidak lagi mampu menyerap apa pun. Hal ini bisa terjadi karena ada segel di dalam tubuhnya yang menghalangi dirinya untuk menyerap lebih banyak lagi. Chandra sadar kalau seg
Chandra mengangguk lalu kembali berjalan ke depan. Sebuah gerbang ilusi tiba-tiba muncul setelah mereka berjalan selama 5 menit. Gerbang itu terbentuk dari aura kabut berwarna hitam setinggi lebih dari 5 meter. “Ayo.”Si penjaga melambaikan tangannya lalu sebuah kekuatan dahsyat muncul di telapak tangannya dan menyelimuti tubuh Chandra. Kemudian dia menarik tangan Chandra lalu berjalan melewati gerbang ilusi di depan mereka. Seketika, Chandra merasakan kekuatan yang sangat dahsyat menghancurkannya ketika dia melewati gerbang hitam, sekalipun tubuhnya sudah dilindungi oleh kekuatan si penjaga. Dia merasa semua tulangnya remuk dan dia kehabisan napas. Untung saja, hal itu hanya berlangsung sesaat dan tiba-tiba saja mereka muncul di sebuah tempat aneh. Tempat itu memiliki langit kelabu dengan keheningan yang tak berujung. Tanahnya dipenuhi dengan lubang dan aura hitam yang terus meluap di bawahnya. Chandra bisa melihat ada banyak gunung hancur di kejauhan. Tempat ini bagaikan reruntuha
Aura Nova sangat kuat dan Chandra bisa melihat tingkat kultivasi Nova dari aura tersebut. Tingkat kultivasi Nova seharusnya saat ini sudah mencapai tingkat sempurna. Dia hanya selangkah lagi untuk masuk ke dalam Alam Trasenden. Si Penjaga berbalik lalu berkata kepada Xena, “Mulai sekarang, kamu tinggal di sini untuk memurnikan energi iblismu.”“Oke,” jawab Xena sambil mengangguk.Xena sangat senang mendengarnya. Karena energi iblis sudah mempengaruhi tubuhnya selama ribuan tahun. Sekarang, dia bisa lepas dari masalah itu selamanya. “Penjaga ….”Chandra tampak ragu untuk melontarkan kata-katanya.“Ada apa lagi?” tanya si Penjaga sambil menatap Chandra. “Jadi, sebuah Rumah Abadi muncul di Gunung Bushu ….”Chandra menceritakan semuanya dengan terperinci. “Aku ingin melewati level sembilan, tapi aku belum cukup kuat. Aku ingin tinggal di sini sementara waktu dan memintamu untuk membimbingku. Penjaga level sembilan itu mengatakan, aku harus meningkatkan dan menekan kekuatanku jika aku i
Seorang perempuan tampak sedang duduk bersila di samping pohon itu. Perempuan itu adalah Maggie. Maggie sedang berkultivasi dengan menyerap aroma buah perak sampai tubuhnya memancarkan cahaya keperakan. Dia tampak sangat cantik dan meneduhkan. Maggie bergegas menghentikan kultivasinya ketika merasakan kedatangan seseorang lalu mendongak dan berkata dengan raut wajah gembira, “Kak Chandra, kamu kembali!” Chandra mengangguk lalu tersenyum seraya berkata, “Maggie, terima kasih atas kerja kerasmu selama ini.”“Itu?”Chandra melihat sosok Xena di belakang Chandra. “Dia adalah mamaku,” jelas Chandra sambil terus tersenyum. “Halo, Tante,” sapa Maggie ramah.“Halo,” balas Xena. Maggie mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, “Kak Chandra, pohon perak ini sudah berbuah. Buah ini sungguh ajaib. Aku berkultivasi di dekat pohon ini dan hasilnya, kultivasiku meningkat sangat pesat.”“Baguslah kalau begitu.”Chandra mendekat dan memperhatikan dua butir buah yang ada di dahan pohon lalu mem