Alex menelan racun yang dibuat oleh Chandra. Chandra tahu Alex adalah pria yang kuat, jadi apabila Alex kehilangan kendali saat sedang diselamatkan, rencana ini akan menjadi bencana.Dia tidak akan melakukan hal yang dia pasti.Menyelamatkan dan mengeluarkan Alex dari penjara itu boleh. Namun, nyawa Alex harus berada di tangannya.Kali ini, Chandra sudah merencanakan semuanya dengan baik. Pembagian tugas sudah jelas.Ada orang yang menyelinap ke penjara bawah tanah selama pemeriksaan rutin setiap hari, sementara yang lainnya memutus aliran listrik pada waktu yang tepat, untuk menonaktifkan kamera CCTV di penjara bawah tanah itu.Tak lama kemudian, Dahlia membawa Alex ke tempat para Prajurit Api Merah diserang tadi.Dahlia menunjuk seorang prajurit Pasukan Api Merah tergeletak di tanah dan berkata, “Ambil satu baju dan kenakan. Cepat.”Alex tidak mengatakan apa-apa, langsung melepaskan pakaian satu orang, lalu memakainya dengan cepat.“Ayo.”Mereka pun cepat-cepat keluar dari penjara ba
Alex dibawa ke sana dan dibawa naik ke pesawat. Delapan Naga Langit juga ikut naik ke pesawat.Shadow berdiri di samping, menyaksikan pesawat itu lepas landas dengan perlahan, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon Chandra, “Alex telah diselamatkan, saat ini sedang meninggalkan Diwangsa dan terbang ke Rivera.”Chandra mendengarkan sambil tersenyum kecil dan berkata, “Oke.”Shadow berkata, “Sisanya kuserahkan padamu. Aku akan menghapus jejak orang-orang kita Diwangsa dan menghapus informasi mereka semua. Kalau nggak, Teuku pasti akan menyelidikinya dan mengetahui bahwa aku yang melakukannya.”“Oke.” Chandra mengangguk.Shadow bertanya, “Kapan kamu berencana pergi?”“Jangan khawatir.” Chandra berkata dengan pelan, “Aku nggak bisa pergi sekarang. Kalau aku pergi sekarang, bukankah itu akan membuat Teuku mencurigaiku? Aku berencana untuk tetap menetap di sini selama beberapa hari. Nanti kalau Teuku sudah kembali, aku akan berpamit padanya sebelum pergi.”“Terserah kamu. Hati-hati.” Shad
Malam ini, Diwangsa menjadi heboh dan kacau.Ada panjahat muncul di balai kota dan membuat kekacauan. Pasukan Api Merah dikerahkan untuk menangkap mereka.Namun, setelah itu, seluruh kota ditutup.Mobil polisi dan kendaraan militer terus bergerak, dan banyak prajurit ditempatkan di persimpangan-persimpangan utama.Masyarakat tidak tahu apa yang terjadi, jadi mereka hanya bisa diam di rumah dengan patuh.Pasukan Api Merah menggeledah seluruh kota sepanjang malam, namun Alex tidak ditemukan.Malam ini menjadi malam yang sangat panjang, lalu berlalu dengan hening.Keesokan harinya, Chandra masih tidur dan dibangunkan oleh Sandra.Dia membuka matanya dengan bingung, melihat Sandra telah meletakkan sarapan di atas meja. Dia mengambil ponsel di sampingnya dan melihat saat ini sudah jam 10 pagi.“Ini sudah jam 10. Aku tidur lama sekali kali ini. Sudah lama nggak tidur nyenyak.”“Pasti sudah lapar, ‘kan? Aku sudah menyiapkan sarapan.” Sandra memegang mangkuk dan sendok, hendak menyuapi Chandra
“Jangan-jangan Chandra?” Teuku mulai curiga.Kemudian, dia menyangkal pemikirannya sendiri. Chandra sudah menjadi orang yang cacat dan tidak berguna sekarang, tidak memiliki kekuasaan dan tidak memiliki kemampuan itu. Selain itu, semua tokoh besar di Diwangsa ingin dia mati. Tidak akan ada yang mau membantunya.Chandra juga tidak punya alasan untuk menyelamatkan Alex.“Selidiki. Apa pun yang terjadi, kalian harus menyelidikinya sampai ketemu. Selain itu, keluarkan surat perintah untuk menangkap Alex.”“Baik.” Para jenderal itu mengangguk berkali-kali.***Matahari bersinar terang hari ini.Chandra bangun, kemudian makan. Setelah itu, Sandra mendorongnya keluar untuk berjemur di bawah sinar matahari.“Kak Chandra, sekarang mau ke mana?” tanya Sandra di jalan.Dia sudah mendorong Chandra selama dua jam. Sebelum ini, belum pernah melayani orang selama hidupnya.Kakinya sakit karena terlalu banyak berjalan sekarang.“Ke kediaman Teuku lagi.”Suasana hati Chandra sedang baik. Alex sudah ber
“Pasti.” Chandra tersenyum cerah.“Ini hanya Racun Dukun. Mana bisa racun ini menghentikanku. Suatu hari nanti, aku akan kembali ke sini, memegang Pegang Penghakiman dan memenggal kepala orang yang pantas dibunuh.”“Haha. Aku akan menunggu hari itu. Aku hanya takut kamu nggak akan memiliki kesempatan itu lagi. Kudengar, di Rivera sangat kacau. Selain itu, kamu sudah menyinggung banyak orang di Rivera. Orang-orang itu ingin kamu mati. Kamu bilang kamu mau pulang ke Rivera. Apa kamu bisa tenang di sana? Kalau menurutku, lebih baik kamu menetap di Diwangsa. Setidaknya, nggak ada yang berani menyentuhmu di sini,” ujar Teuku dengan senyuman yang tidak tulus.Senyumannya itu sangat aneh, membuat orang merinding.“Sandra, ayo pergi. Kita pulang.” Chandra tidak mengatakan apa-apa lagi.“Oke.” Sandra mendorong Chandra pergi.Mereka pergi ke tempat parkir dan menyetir kembali ke hotel.Setelah kembali ke hotel, Chandra lapar lagi.Dia menyentuh perutnya dan berkata dengan malu, “Aku agak lapar.
Chandra tersenyum tipis dan berkata, “Aku sudah kenyang.”“Oh.” Sandra pun berkata, “Pesawatnya jam dua siang. Kalau kita check out dan pergi sekarang, mungkin akan pas.”Chandra mengangguk dan berkata, “Baiklah, kalau begitu kita check out sekarang.”Sandra bergegas pergi.Chandra bersandar di sofa, memandangi Sandra yang pergi, dan tanpa sadar bergumam, “Dasar, apa yang dia pikirkan? Kenapa tiba-tiba tersipu?”Dia bersandar di sofa, mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.Segera setelah Sandra mengurus check out, keduanya meninggalkan hotel tersebut dan naik taksi ke bandara.Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, mereka masuk ke pesawat, dan pesawatnya meninggalkan landasan.Di dalam pesawat menuju Rivera, Chandra memejamkan mata dan beristirahat.Kemudian, mereka pun tiba di Rivera.“Kak Chandra, sudah sampai,” ujar Sandra.Chandra membuka matanya sedikit, mengusap pelipisnya, dan berkata, “Sudah sampai?”“Kenapa? Kamu sakit kepala lagi?” Sandra berkata dengan ekspresi khaw
Gurun Selatan. Chandra pasti akan kembali ke sana.Dia masih mau memegang Pedang Penghakiman dan memotong kepala orang-orang yang tidak bisa diadili oleh hukum.Dia memang membutuhkan orang di sisinya saat ini, terutama orang-orang kuat seperti Delapan Naga Langit. Kalau ada mereka, segala sesuatu akan lebih mudah dilakukan. Meskipun begitu, identitas mereka sudah terungkap.Kalau mereka ada di sini, dia malah akan susah bergerak.“Baik.” Mereka tidak mengatakan apa-apa lagi.Chandra mengangguk dan berkata, “Oke, cepatlah pulang. Kalian nggak perlu khawatir dengan urusan di Rivera.” “Bos, penawarnya ….”Naga Ombak menatap Chandra dengan penuh harap.Saat mengikuti Chandra, dia makan racun yang dibuat oleh Chandra.Selama beberapa waktu ini, dia selalu takut dia akan mati karena keracunan.Chandra tersenyum kecil dan berkata, “Pergi temui Paul saja. Paul akan memberi kalian penawarnya.”“Baik.” Semua orang mengangguk, lalu berbalik badan dan pergi.Hanya Chandra, Sandra dan Alex yang t
Dia juga jadi tertarik pada Aliran Dukun yang berasal dari seratus tahun yang lalu itu.Alex tenggelam dalam ingatannya. Setelah beberapa saat, dia berkata, “Ceritanya panjang. Desa kami selalu terisolasi dari dunia. Sampai akhirnya, seratus tahun yang lalu, kedamaian di desa dirusak. ““Di Desa Dukun, ada tiga keluarga besar, yaitu keluarga Banyumas, keluarga Gondo, dan keluarga Kirana.”“Ketiga keluarga besar ini memiliki tiga kepala keluarga.”“Lebih dari seratus tahun yang lalu, seseorang memasuki desa dan menemui kepala keluarga Banyumas. Orang ini ingin memperalat kami untuk mendalami ilmu Dukun dan menggunakan ilmu ini untuk menguasai dunia.”“Pada akhirnya, keluarga Kirana bekerja sama dengan keluargaku, keluarga Gondo, serta beberapa ahli seni bela diri dari luar desa untuk menghancurkan desa, menghancurkan Aliran Dukun, dan membunuh semua keturunan Suku Dukun.”Setelah berkata sampai di sini, Alex menarik napas dalam-dalam.“Seratus tahun yang lalu, ketika negara Someria didi
Chandra benar-benar menginginkan Giok Pemakaman tersebut. Sekarang, dia menyatakan ketertarikannya dengan giok itu setelah Jarga membahasnya. Selain itu, tanah leluhur keluarga Sky? Sepengetahuan Chandra, keluarga Sky merupakan salah satu keluarga yang melegenda. Bahkan leluhur mereka sempat menjadi orang terkuat di bumi pada periode itu. Jadi, tentu saja tanah leluhur keluarga Sky adalah hal yang cukup menarik bagi Chandra. Dia ingin pergi dan melihat tanah leluhur itu. Namun, Jarga tampak ragu untuk menunjukkan tanah leluhur keluarganya dan memberikan giok itu setelah Chandra menolak untuk menikah dengan Lilian. Bagaimanapun juga, liontin giok ini adalah harta karun keluarga Sky. Bahkan mereka rela seluruh kota dibantai untuk mempertahankan liontin giok ini. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan liontin giok itu kepada Chandra secara sukarela?Walaupun Chandra sudah menyelamatkan keluarga Sky, Jarga tetap tidak bersedia memberikan liontin giok itu kepada Chandra. Satu-sat
Beberapa hari kemudian, mereka semua tiba di Kota Sky Draga yang sekarang sudah berubah menjadi kota mati. Mayat bergelimpangan di mana-mana dengan darah yang mengalir tanpa henti bagaikan sungai disertai dengan bau busuk yang menyengat ke seluruh penjuru kota. Jarga memerintahkan prajurit dari kota sekitar Sky Draga untuk membersihkan kota ini. Hanya dalam beberapa hari, Sky Draga berhasil dibersihkan. Chandra terpaksa tinggal untuk sementara waktu di Sky Draga karena keluarga Sky masih memiliki banyak urusan yang harus mereka selesaikan dan belum sempat untuk menyiapkan bahan pangan bagi Chandra. Chandra tinggal di sana kurang lebih selama setengah bulan ketika Kota Sky Draga perlahan mulai pulih. Sebuah halaman di istana kekaisaran Negara Sky Draga. Chandra duduk di halaman sambil menyerap energi spiritual langit dan bumi untuk berkultivasi. “Kak Chandra!”Sebuah suara yang renyah memanggil namanya. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang perempuan cantik bergaun indah be
Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel
“Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”
Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang
Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud