Setelah makan, dia berbaring dan beristirahat sementara Sandra membereskan piring.Hari ini, tidak keluar seharian.Di hotel sangat membosankan, tapi untungnya, Sandra bersamanya, terus membuat lelucon dan membuatnya tertawa.Waktu berlalu dengan cepat.Dalam sekejap mata, hari H untuk rencana mereka tiba.***Di malam hari.Chandra berdiri di balkon, memandangi kota besar yang terang benderang di depan matanya.Sandra datang membawa jaket besar, meletakkannya di bahu Chandra, dan mengingatkan, “Ini musim hujan. Cuacanya semakin dingin. Dengan keadaanmu yang sekarang, kamu nggak boleh sakit. Dokter sudah bilang, kalau kamu sakit, konsekuensinya akan serius.”Chandra memandang kota di depan matanya. “Lihat, betapa cantiknya Diwangsa di malam hari.”“Kamu ini, masih punya mood untuk berapresiasi di sini. Mereka sudah mau bergerak malam ini. Kalau gagal, bisa-bisa mendapatkan hukuman mati.”“Kita berusaha yang terbaik, tapi hasilnya tergantung rencana Tuhan lagi,” ujar Chandra dengan pela
Alex menelan racun yang dibuat oleh Chandra. Chandra tahu Alex adalah pria yang kuat, jadi apabila Alex kehilangan kendali saat sedang diselamatkan, rencana ini akan menjadi bencana.Dia tidak akan melakukan hal yang dia pasti.Menyelamatkan dan mengeluarkan Alex dari penjara itu boleh. Namun, nyawa Alex harus berada di tangannya.Kali ini, Chandra sudah merencanakan semuanya dengan baik. Pembagian tugas sudah jelas.Ada orang yang menyelinap ke penjara bawah tanah selama pemeriksaan rutin setiap hari, sementara yang lainnya memutus aliran listrik pada waktu yang tepat, untuk menonaktifkan kamera CCTV di penjara bawah tanah itu.Tak lama kemudian, Dahlia membawa Alex ke tempat para Prajurit Api Merah diserang tadi.Dahlia menunjuk seorang prajurit Pasukan Api Merah tergeletak di tanah dan berkata, “Ambil satu baju dan kenakan. Cepat.”Alex tidak mengatakan apa-apa, langsung melepaskan pakaian satu orang, lalu memakainya dengan cepat.“Ayo.”Mereka pun cepat-cepat keluar dari penjara ba
Alex dibawa ke sana dan dibawa naik ke pesawat. Delapan Naga Langit juga ikut naik ke pesawat.Shadow berdiri di samping, menyaksikan pesawat itu lepas landas dengan perlahan, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon Chandra, “Alex telah diselamatkan, saat ini sedang meninggalkan Diwangsa dan terbang ke Rivera.”Chandra mendengarkan sambil tersenyum kecil dan berkata, “Oke.”Shadow berkata, “Sisanya kuserahkan padamu. Aku akan menghapus jejak orang-orang kita Diwangsa dan menghapus informasi mereka semua. Kalau nggak, Teuku pasti akan menyelidikinya dan mengetahui bahwa aku yang melakukannya.”“Oke.” Chandra mengangguk.Shadow bertanya, “Kapan kamu berencana pergi?”“Jangan khawatir.” Chandra berkata dengan pelan, “Aku nggak bisa pergi sekarang. Kalau aku pergi sekarang, bukankah itu akan membuat Teuku mencurigaiku? Aku berencana untuk tetap menetap di sini selama beberapa hari. Nanti kalau Teuku sudah kembali, aku akan berpamit padanya sebelum pergi.”“Terserah kamu. Hati-hati.” Shad
Malam ini, Diwangsa menjadi heboh dan kacau.Ada panjahat muncul di balai kota dan membuat kekacauan. Pasukan Api Merah dikerahkan untuk menangkap mereka.Namun, setelah itu, seluruh kota ditutup.Mobil polisi dan kendaraan militer terus bergerak, dan banyak prajurit ditempatkan di persimpangan-persimpangan utama.Masyarakat tidak tahu apa yang terjadi, jadi mereka hanya bisa diam di rumah dengan patuh.Pasukan Api Merah menggeledah seluruh kota sepanjang malam, namun Alex tidak ditemukan.Malam ini menjadi malam yang sangat panjang, lalu berlalu dengan hening.Keesokan harinya, Chandra masih tidur dan dibangunkan oleh Sandra.Dia membuka matanya dengan bingung, melihat Sandra telah meletakkan sarapan di atas meja. Dia mengambil ponsel di sampingnya dan melihat saat ini sudah jam 10 pagi.“Ini sudah jam 10. Aku tidur lama sekali kali ini. Sudah lama nggak tidur nyenyak.”“Pasti sudah lapar, ‘kan? Aku sudah menyiapkan sarapan.” Sandra memegang mangkuk dan sendok, hendak menyuapi Chandra
“Jangan-jangan Chandra?” Teuku mulai curiga.Kemudian, dia menyangkal pemikirannya sendiri. Chandra sudah menjadi orang yang cacat dan tidak berguna sekarang, tidak memiliki kekuasaan dan tidak memiliki kemampuan itu. Selain itu, semua tokoh besar di Diwangsa ingin dia mati. Tidak akan ada yang mau membantunya.Chandra juga tidak punya alasan untuk menyelamatkan Alex.“Selidiki. Apa pun yang terjadi, kalian harus menyelidikinya sampai ketemu. Selain itu, keluarkan surat perintah untuk menangkap Alex.”“Baik.” Para jenderal itu mengangguk berkali-kali.***Matahari bersinar terang hari ini.Chandra bangun, kemudian makan. Setelah itu, Sandra mendorongnya keluar untuk berjemur di bawah sinar matahari.“Kak Chandra, sekarang mau ke mana?” tanya Sandra di jalan.Dia sudah mendorong Chandra selama dua jam. Sebelum ini, belum pernah melayani orang selama hidupnya.Kakinya sakit karena terlalu banyak berjalan sekarang.“Ke kediaman Teuku lagi.”Suasana hati Chandra sedang baik. Alex sudah ber
“Pasti.” Chandra tersenyum cerah.“Ini hanya Racun Dukun. Mana bisa racun ini menghentikanku. Suatu hari nanti, aku akan kembali ke sini, memegang Pegang Penghakiman dan memenggal kepala orang yang pantas dibunuh.”“Haha. Aku akan menunggu hari itu. Aku hanya takut kamu nggak akan memiliki kesempatan itu lagi. Kudengar, di Rivera sangat kacau. Selain itu, kamu sudah menyinggung banyak orang di Rivera. Orang-orang itu ingin kamu mati. Kamu bilang kamu mau pulang ke Rivera. Apa kamu bisa tenang di sana? Kalau menurutku, lebih baik kamu menetap di Diwangsa. Setidaknya, nggak ada yang berani menyentuhmu di sini,” ujar Teuku dengan senyuman yang tidak tulus.Senyumannya itu sangat aneh, membuat orang merinding.“Sandra, ayo pergi. Kita pulang.” Chandra tidak mengatakan apa-apa lagi.“Oke.” Sandra mendorong Chandra pergi.Mereka pergi ke tempat parkir dan menyetir kembali ke hotel.Setelah kembali ke hotel, Chandra lapar lagi.Dia menyentuh perutnya dan berkata dengan malu, “Aku agak lapar.
Chandra tersenyum tipis dan berkata, “Aku sudah kenyang.”“Oh.” Sandra pun berkata, “Pesawatnya jam dua siang. Kalau kita check out dan pergi sekarang, mungkin akan pas.”Chandra mengangguk dan berkata, “Baiklah, kalau begitu kita check out sekarang.”Sandra bergegas pergi.Chandra bersandar di sofa, memandangi Sandra yang pergi, dan tanpa sadar bergumam, “Dasar, apa yang dia pikirkan? Kenapa tiba-tiba tersipu?”Dia bersandar di sofa, mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.Segera setelah Sandra mengurus check out, keduanya meninggalkan hotel tersebut dan naik taksi ke bandara.Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, mereka masuk ke pesawat, dan pesawatnya meninggalkan landasan.Di dalam pesawat menuju Rivera, Chandra memejamkan mata dan beristirahat.Kemudian, mereka pun tiba di Rivera.“Kak Chandra, sudah sampai,” ujar Sandra.Chandra membuka matanya sedikit, mengusap pelipisnya, dan berkata, “Sudah sampai?”“Kenapa? Kamu sakit kepala lagi?” Sandra berkata dengan ekspresi khaw
Gurun Selatan. Chandra pasti akan kembali ke sana.Dia masih mau memegang Pedang Penghakiman dan memotong kepala orang-orang yang tidak bisa diadili oleh hukum.Dia memang membutuhkan orang di sisinya saat ini, terutama orang-orang kuat seperti Delapan Naga Langit. Kalau ada mereka, segala sesuatu akan lebih mudah dilakukan. Meskipun begitu, identitas mereka sudah terungkap.Kalau mereka ada di sini, dia malah akan susah bergerak.“Baik.” Mereka tidak mengatakan apa-apa lagi.Chandra mengangguk dan berkata, “Oke, cepatlah pulang. Kalian nggak perlu khawatir dengan urusan di Rivera.” “Bos, penawarnya ….”Naga Ombak menatap Chandra dengan penuh harap.Saat mengikuti Chandra, dia makan racun yang dibuat oleh Chandra.Selama beberapa waktu ini, dia selalu takut dia akan mati karena keracunan.Chandra tersenyum kecil dan berkata, “Pergi temui Paul saja. Paul akan memberi kalian penawarnya.”“Baik.” Semua orang mengangguk, lalu berbalik badan dan pergi.Hanya Chandra, Sandra dan Alex yang t
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di