"Pengkhianat terbesar Someria akhirnya tertangkap.""Berita terbaru, Perusahaan New Era telah mengonfirmasi bahwa Chandra Atmaja adalah pemilik asli. Sekarang, perusahaan telah dibubarkan dan seluruh properti Chandra telah disita.""Menurut data yang ada, Chandra telah mengumpulkan uang triliunan selama masa jabatannya."Setelah Chandra ditangkap, berbagai macam berita yang menghebohkan langsung tersebar. Chandra dikawal ke dalam pesawat khusus Pasukan Api Merah. Sesampainya di dalam pesawat, dia hanya bersandar di kursi dengan lemas. Dia sudah tidak bertenaga lagi."Teuku, kamu sudah menang," ucap Chandra tanpa tenaga."Chandra, apa maksudmu? Kamu adalah Lima Jenderal yang sudah menjadi Raja Naga. Kamu memiliki begitu banyak bawahan, tapi melakukan hal keji seperti ini. Sebagai Jenderal Pasukan Api Merah dan pemimpin Lima Jenderal, aku tentu harus menangkapmu. Jangan menyalahkanku atas masalah ini," ujar Teuku sambil tersenyum tipis."Lepaskan Nova, beri dia penawar racunnya. Dia tida
Chandra baru bangkit dari lantai. Dia benar-benar lapar hingga merasa pusing.Ketika mendengar suara, Chandra pun menoleh untuk melihat. Meskipun penjara bawah tanah sangat gelap, ada cahaya redup dari koridor di luar. Saat ini, Chandra melihat jelas pria yang berdiri di dalam penjara.Pakaian pria ini compang-camping, sementara rambutnya sangat panjang dan berantakan.Chandra tidak bisa mengenali pria ini. Namun, didengar dari ucapannya barusan, pria ini sepertinya mengenalnya."Siapa kamu?" tanya Chandra dengan lemas, seolah-olah sudah tidak makan berhari-hari."Coba lihat baik-baik," sahut pria itu sembari menyibakkan rambut di depan wajahnya. Dalam sekejap, terlihat wajahnya yang berjanggut.Chandra melihat dengan saksama. Tidak berselang lama, dia akhirnya mengetahui identitas pria itu."Alex!" teriak Chandra.Pria di penjara sebelah bukanlah orang lain, melainkan Alex yang diburu oleh ratusan petarung unggul Someria. Dia merupakan pendiri Istana Gelap.Chandra masih mengingat jel
Chandra melirik Teuku sekilas, lalu berkata dengan lemas, "Terima kasih atas perhatianmu. Di sini cukup nyaman, aku tidak akan mati."Teuku terkekeh-kekeh sembari menimpali, "Chandra, kamu akan diadili di depan umum besok. Semua kesalahanmu akan disebutkan satu per satu. Menurutmu, apa hukuman mati sudah cukup?"Chandra menatap Teuku tanpa melontarkan sepatah kata pun. Meskipun murka, dia tidak meluapkan amarahnya karena benar-benar tidak bertenaga sekarang.Teuku melanjutkan, "Masih ada 8 jam sebelum kamu diadili. Posisimu sudah terlalu tinggi, kamu adalah Jenderal Gurun Selatan sekaligus Raja Naga. Demi menjatuhkan hukuman untukmu, Empat Jenderal, kepala sekretaris, dan kepala eksekutif sampai turun tangan. Kamu ingin mati atau dikurung di tempat gelap ini selama sisa hidupmu?"Chandra menarik napas dalam-dalam sebelum bertanya, "Teuku, aku tidak pernah melawanmu atau para tokoh penting Diwangsa. Posisiku di Gurun Selatan sama sekali tidak memengaruhi kalian. Kenapa kamu terus ingin
Chandra yang memejamkan mata akhirnya tertidur. Namun, dia terbangun lagi karena kelaparan, lalu tertidur lagi saking lemasnya.Proses ini berulang beberapa kali hingga akhirnya terdengar suara langkah kaki.Sekelompok tentara Pasukan Api Merah masuk untuk membawa Chandra keluar.Begitu keluar, Chandra langsung melihat sinar matahari yang menyilaukan, tetapi terasa hangat saat menyinari tubuhnya.Di depan pintu masuk penjara bawah tanah, berhenti banyak sekali mobil militer.Pintu salah satu mobil itu terbuka. Kemudian, terlihat Teuku yang mengenakan jubah perang Pasukan Api Merah berjalan menghampiri.Ketika melihat Chandra yang pucat pasi dan tampak menyedihkan, Teuku tersenyum bahagia sembari berkata, "Chandra, sepertinya kamu nggak beristirahat dengan baik semalam?"Chandra bahkan tidak melirik Teuku. Dia ingin berbicara, tetapi benar-benar tidak bertenaga. Tanpa bantuan orang lain, dia pasti sudah terjatuh sekarang."Bawa dia ke Pengadilan Diwangsa," perintah Teuku."Baik," jawab
"Aku umumkan bahwa sidang dimulai!" teriak Havier dengan lantang.Seiring dengan suaranya ini, persidangan yang dinantikan oleh publik akhirnya resmi dimulai.Ruang sidang yang luas seketika menjadi sunyi senyap.Tatapan semua orang tertuju pada Chandra. Ada yang merasa kasihan padanya, tetapi sebagian besar orang menghinanya."Apa ... kalian bisa memberiku makan dulu?" tanya Chandra sambil membuka matanya dengan lemas.Cahaya di ruang sidang ini sangat silau sehingga Chandra tidak bisa melihat jelas segalanya.Suara Chandra sangat kecil, tetapi ruang sidang sedang hening. Itu sebabnya, banyak orang yang bisa mendengar suaranya.Beberapa orang menangis saat melihat penampilan Chandra ini, terutama Sandra. Dia tahu bahwa Chandra selalu berjuang sepenuh hati untuk para rakyat.Chandra telah mengundurkan diri, tetapi negara membutuhkan kemampuannya. Ketika medan perang membutuhkannya, dia langsung pergi ke medan perang di Gurun Selatan tanpa rasa ragu sedikit pun.Nahasnya, Chandra malah
Seluruh kamera seketika diarahkan kepada Chandra.Penampilan Chandra yang berkumis dan kotor tampak sangat menyedihkan."Aku mengenal mereka," jawab Chandra yang ditatap oleh begitu banyak orang.Yang dikatakan para saksi memang benar. Meskipun terdengar agak berlebihan, Chandra memang melakukan semua itu."Baik." Teuku yang duduk di kursi utama pun berdiri dan berkata, "Chandra, karena kamu mengakuinya, hukuman apa yang pantas untukmu?""Tembak mati," jawab Chandra sembari menatap Teuku.Keduanya saling bertatapan, tetapi tidak terlihat rasa takut di sorot mata Chandra.Meskipun sekujur tubuhnya terasa lemas, sorot mata Chandra tetap terlihat menakutkan.Teuku merasa dirinya sedang ditatap oleh seekor binatang buas. Saking tidak nyamannya, dia sampai mundur selangkah.Kemudian, Teuku menyingkirkan kepanikan di wajahnya. Dia maju beberapa langkah seraya berusaha menutupi ketakutan dalam hatinya. Sesudah melirik ke sekeliling, dia berteriak dengan lantang, "Semuanya, Chandra telah melak
"Jubah perang hitam, dia adalah jenderal dari Gurun Selatan. Apa yang ingin dilakukannya? Kenapa dia membawa Pedang Penghakiman ke persidangan Chandra? Apa dia ingin membela Chandra?"Orang-orang yang berada di ruang sidang mulai berdiskusi.Sementara itu, Chandra yang duduk di kursi terdakwa, tersenyum tipis melihat ini.Ketika melihat Pedang Penghakiman yang dibawa Paul, wajah Teuku seketika menjadi murung.Di hadapan khalayak ramai, Paul berkata dengan lantang, "Someria adalah negara yang menjunjung tinggi hukum. Tapi, ada beberapa orang yang selalu mengabaikan peraturan dan berhasil menghindari sanksi hukum. Pedang Penghakiman berguna untuk mengeksekusi mereka yang pantas mati supaya mereka mendapat hukuman yang pantas."Paul mengucapkan setiap patah katanya dengan sangat tegas, "Jenderal Naga Hitam selalu berpegang teguh pada hukum pidana negara. Beliau menggunakan Pedang Penghakiman untuk membunuh orang-orang yang pantas mati! Empat Keluarga Besar mati dengan mengenaskan karena k
Chandra menghunuskan Pedang Penghakiman di depan khalayak ramai. Dia menatap Pedang Penghakiman, lalu tiba-tiba mengarahkannya kepada Teuku."Apa yang terjadi?" Semua orang sontak heboh melihatnya.Teuku pun termangu. Jantungnya berdetak kencang, bahkan keringat dingin mulai muncul di dahinya.Sesaat kemudian, Teuku baru tersadar dari keterkejutannya sehingga menegur, "Chandra, apa maksudmu menunjukku dengan pedang itu? Kamu ingin membunuhku?"Mendengar ini, Chandra tersenyum tipis sembari menimpali, "Teuku, kamu berpikir terlalu jauh. Aku hanya mengayunkan pedangku sesuka hati."Chandra mengangkat Pedang Penghakiman seberat 5 kilogram lebih.Lengannya terasa sangat lemas, wajahnya juga perlahan-lahan memucat, bahkan keringat bercucuran di dahinya.Mengangkat Pedang Penghakiman ini sangat menguras energinya.Chandra terpaksa menurunkan pedang tersebut. Orang-orang baru menghela napas lega melihatnya.Kemudian, Paul menatap orang-orang dan kembali berkata, "Aku sudah mengatakan semua ya
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di