Share

Bab 721

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Chandra menghunuskan Pedang Penghakiman di depan khalayak ramai. Dia menatap Pedang Penghakiman, lalu tiba-tiba mengarahkannya kepada Teuku.

"Apa yang terjadi?" Semua orang sontak heboh melihatnya.

Teuku pun termangu. Jantungnya berdetak kencang, bahkan keringat dingin mulai muncul di dahinya.

Sesaat kemudian, Teuku baru tersadar dari keterkejutannya sehingga menegur, "Chandra, apa maksudmu menunjukku dengan pedang itu? Kamu ingin membunuhku?"

Mendengar ini, Chandra tersenyum tipis sembari menimpali, "Teuku, kamu berpikir terlalu jauh. Aku hanya mengayunkan pedangku sesuka hati."

Chandra mengangkat Pedang Penghakiman seberat 5 kilogram lebih.

Lengannya terasa sangat lemas, wajahnya juga perlahan-lahan memucat, bahkan keringat bercucuran di dahinya.

Mengangkat Pedang Penghakiman ini sangat menguras energinya.

Chandra terpaksa menurunkan pedang tersebut. Orang-orang baru menghela napas lega melihatnya.

Kemudian, Paul menatap orang-orang dan kembali berkata, "Aku sudah mengatakan semua ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Cliffon
Updatenya per 10 bab min… capek tunggu per hari nya
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
pasti chandra punya bukti pengkhianatan teuku.
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
harusnya teuku dihukum dg pedang penghakiman. bukankah teuku yg menyuruh 28 negara untuk menyerang someria? itu penghianatan thd negara.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 722

    Tidak ada yang menduga bahwa Chandra adalah pahlawan sejati. Dia melindungi negara dengan sepenuh hati, bahkan memikirkan para rakyat miskin. Namun, orang sebaik Chandra malah mendapat hasil seperti ini.Terlihat puluhan ribu orang berkumpul di luar. Semuanya hanya bisa terdiam dan menundukkan kepala, bahkan ada beberapa wanita yang diam-diam menangis."Kak Chandra ...." Terdengar teriakan dari belakang.Begitu menoleh, Chandra melihat Paul yang mengejarnya.Paul bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?"Chandra mengangkat tangannya dengan lemas untuk menepuk pundak Paul, lalu menjawab, "Terima kasih, tapi kamu tidak perlu mencemaskanku. Cepat kembali ke Gurun Selatan. Masih ada 140 kota yang harus diurus, jangan sampai Gurun Selatan menjadi kacau.""Tapi, kamu ...." Paul hendak berbicara lagi.Namun, Chandra melambaikan tangannya dengan ringan sembari menyela, "Tenang saja, aku tidak apa-apa. Aku ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat. Aku sudah sangat lelah."Selesai m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 723

    Persidangan yang menggegerkan publik akhirnya berakhir.Pada persidangan tersebut, semua kejahatan Chandra disebutkan satu per satu. Namun, dia akhirnya terbebas dari segala tuduhan.Chandra memang menerima uang yang tidak seharusnya diterima. Akan tetapi, semua uang tersebut bukan hanya dibagikan kepada Pasukan Naga Hitam, tetapi juga untuk membangun Perusahaan New Era. Tujuannya hanya untuk menghasilkan uang dan memberikannya kepada para rakyat.Meskipun tindakan ini ilegal, Chandra justru mendapatkan dukungan dari para rakyat.Chandra memiliki Kartu Naga Hitam sehingga tidak mungkin kekurangan uang. Walaupun tahu tindakan tersebut melanggar hukum, dia tetap melakukannya untuk Someria.Setelah persidangan berakhir, Chandra pun jatuh pingsan. Tidak ada yang tahu penyebabnya.Hanya saja, semua orang tahu bahwa Someria telah kehilangan Dewa Perang sekarang. Mereka telah kehilangan seorang jenderal yang berjuang sepenuh hati untuk negara.Ketika persidangan, Chandra telah menghabiskan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 724

    Chandra pun menggelengkan kepalanya. Dia tidak menyalahkan siapa pun atas masalah ini.Tanpa Nova, Teuku tetap akan mencari cara untuk melawannya, juga menggunakan orang lain untuk mengancamnya."Kamu baik-baik saja?" tanya Chandra."Aku nggak apa-apa," jawab Nova seraya menggeleng.Mendengar ini, Chandra seketika merasa lega.Sepertinya, racun di tubuh Nova tidak semengerikan racun di tubuhnya. Nova seharusnya akan baik-baik saja untuk sementara waktu ini."Aku benar-benar minta maaf .... Huhuhu ...." Nova tidak tahu harus berkata apa sehingga terus meminta maaf di hadapan Chandra."Bukan masalah besar." Chandra tersenyum, lalu melanjutkan, "Aku baik-baik saja. Aku lapar, apa ada makanan?""Aku ... aku akan membuatkannya untukmu." Nova tidak tahu harus memasak apa untuk Chandra. Dia buru-buru meninggalkan bangsal saat mendengar Chandra kelaparan.Sesudah Nova pergi, bangsal kembali menjadi hening.Chandra bersandar di ranjang, lalu mengangkat tangannya dengan lemas dan menggosok pelip

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 725

    Mawar seketika panik mendengarnya. Dia menimpali, "Kak Chandra, aku pasti akan mati tanpa perlindungan darimu."Mawar adalah anggota perampok makam. Dia dan rekannya telah merampok makam kuno Raja Januar.Kini, masalah makam kuno Raja Januar sudah tersebar ke mana-mana. Sebelumnya, tidak ada yang mencari Mawar karena dia adalah Presdir Perusahaan New Era. Namun, perusahaan sudah bangkrut sekarang. Orang-orang pasti akan mencarinya jika dia kembali ke Rivera. Dia pasti akan mati.Chandra yang pucat pasi berkata dengan lemas, "Aku tidak bisa melindungimu lagi. Begini saja, kamu pergi ke Rivera dan cari Arya. Suruh dia mengatur pekerjaan untukmu sementara waktu ini. Arya juga bagian dari Lima Jenderal. Aku rasa, tidak akan ada yang berani mengusikmu."Mawar tidak berkata-kata lagi setelah mendengar perkataan Chandra ini.Kemudian, Chandra beralih menatap Sandra sambil berkata, "Kamu juga harus kembali ke Rivera.""Nggak mau!" Sandra langsung menolak.Saat ini, Nova membawakan makanan dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 726

    Suara langkah kaki ini terdengar sangat ringan.Meskipun kehilangan tenaganya, pendengaran Chandra tetap sangat tajam. Chandra bangkit dari ranjangnya, lalu perlahan-lahan keluar dari bangsal. Setelah melirik ke sekeliling, dia baru berjalan ke ujung koridor.Setibanya di sana, Chandra langsung melihat seorang pria berjaket hitam yang memakai topi bisbol. Namun, wajahnya tidak bisa terlihat jelas.Shadow bersandar di dinding sembari menatap Chandra yang menghampirinya. Dia bertanya dengan suara serak, "Raja menyuruhku menjengukmu, gimana kondisimu?"Chandra berdiri di samping dengan lemas. Setelah bersandar di dinding, dia baru merasa lebih baik.Kemudian, dia menjawab dengan ekspresi serius, "Kondisiku sangat parah. Ada serangga beracun di tubuhku, makanya tubuhku begitu lemas. Selain itu, kondisiku akan makin menurun, hingga akhirnya tidak bisa bergerak lagi dan berbaring di ranjang menunggu kematian.""Serangga beracun?" Shadow tampak terkejut. Dia meneruskan, "Bukannya serangga jah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 727

    Chandra sedang merenungkan ucapan Shadow barusan. Dia memikirkan para pemelihara serangga beracun yang hidup pada ratusan tahun lalu. Mereka ingin menggunakan serangga beracun untuk menguasai dunia?Itu sebabnya, suara Sandra sontak membuatnya terperanjat. Chandra mendongak dan melirik Sandra yang berdiri di pintu masuk bangsal, lalu berkata, "Mengejutkanku saja.""Ke mana kamu?" Sandra menatapnya dengan heran. Dia bahkan keluar dari bangsal untuk memeriksa sekeliling, tetapi tidak melihat siapa pun. Sesudah masuk kembali, dia melipat lengannya di depan dada dan bertanya seraya menatap Chandra, "Kamu diam-diam keluar malam-malam begini, siapa yang kamu temui?"Chandra hanya menguap tanpa menjawabnya. Kemudian, dia berjalan ke ranjangnya seraya membalas dengan lirih, "Aku hanya jalan-jalan sebentar karena merasa pegal.""Masa?" tanya Sandra dengan ekspresi tidak percaya.Chandra berbaring, lalu mengangguk dan menimpali, "Ya. Memangnya bisa apa lagi?""Ya sudah." Sandra pun tidak bertany

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 728

    Sandra menatap Chandra yang baru terbangun, lalu menunjuk kursi roda dan berkata, "Kemari."Chandra merasa lucu melihatnya. Dia menimpali, "Astaga, aku masih bisa berjalan.""Jangan terus memaksakan dirimu." Sandra memasang ekspresi datar sambil meneruskan, "Cepat duduk. Dokter sudah bilang penyakitmu bukan penyakit biasa dan menyuruhmu untuk meminimalisir gerakan. Virus di tubuhmu bisa menyerap energi. Makin kamu bergerak, sel virusnya akan makin aktif."Chandra pun mengangguk dan menurutinya. Diagnosis dokter sama dengan spekulasinya.Chandra bangkit dari ranjangnya. Sandra buru-buru menghampiri untuk memapahnya ke kursi roda.Kemudian, Sandra pun mendorong Chandra ke luar rumah sakit.Di luar rumah sakit, Sandra bertanya, "Mau ke mana?"Chandra menatap kota yang ramai ini. Dia merasa agak bingung karena tidak memiliki tempat tinggal di kota yang begitu luas ini.Chandra menghela napas, lalu menjawab, "Kita menginap dulu di hotel. Setelah beberapa hari, kita akan kembali ke Rivera."

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 729

    Setelah memainkan Jarum 81 Langit sesaat, Chandra melemparkannya ke meja dan mengeluarkan ponsel untuk melihat waktu.Sekarang sudah pukul 00.00. Chandra baru makan malam pada pukul 20.00, tetapi sudah merasa lapar.Chandra pun mengirim pesan kepada Sandra yang berada di kamar sebelah.[ Aku lapar. ]Baru beberapa detik berlalu, Sandra sudah membuka pintu kamarnya.Sandra mengenakan piama putih yang agak transparan. Tubuhnya pun samar-samar terlihat sehingga menjadi sangat menggoda. Rambutnya belum kering, seharusnya Sandra baru selesai mandi."Mau makan apa? Aku pesankan makanan untukmu," tanya Sandra."Aku mau daging," jawab Chandra.Sejak ada serangga beracun di tubuhnya, Chandra terus ingin makan, terutama makan daging."Oke." Sandra mengeluarkan ponselnya untuk memesan makanan.Sesudah memesan, Sandra duduk di samping. Ketika melihat jarum perak yang berserakan, dia pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?""Bukan apa-apa." Chandra mengambil sebuah jarum perak, lalu menekan ujung jar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1913

    Kali ini, karena para pesilat Bumi kurang kuat, mereka gagal mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kalau saja mereka berhasil menekan Santara, sepuluh buah itu tidak akan jatuh ke tangan mereka. Keinginan Chandra untuk menjadi lebih kuat pun semakin membara. Setelah memastikan semuanya, Chandra bersama Nova meninggalkan Gunung Bushu dan kembali ke Gurun Selatan. Setengah hari kemudian, Chandra tiba di Gurun Selatan. Di sana, Negara Naga sudah lama memulai pembangunan ulang. Dalam waktu setengah tahun, seluruh kota Gurun Selatan dibongkar habis. Istana Negara Naga yang baru kini berdiri megah. Kota ini sekarang dipenuhi gedung-gedung tinggi, bahkan dilengkapi bangunan bawah tanah—semuanya dirancang untuk persiapan menghadapi kemungkinan kiamat di masa depan. Setelah memeriksa sekilas perkembangan pembangunan, Chandra kembali pergi. Tujuannya kali ini adalah Gunung Langit untuk melanjutkan latihannya. Dia berencana menyerap Esensi Phoenix terlebih dahulu, kemudian dilanjutk

  • Jenderal Naga    Bab 1912

    Tiga Senior Dantra berpikir sejenak, lalu menyetujui. "Dua buah juga sudah lumayan, lebih baik daripada tidak sama sekali," pikir mereka.Setelah itu, pembagian berjalan lancar. Tiga Senior Dantra mendapat dua buah, sementara Robi, Ronald, Alden, dan Titan masing-masing mengambil satu buah. Tiga puluh tiga buah pun habis terbagi. Bagi mereka yang belum mencapai Alam Kesembilan, tidak ada kebagian. Meski sedikit kecewa, mereka hanya bisa diam karena menyadari kekuatan mereka belum cukup untuk memperjuangkan bagian lebih besar.Chandra memegang buah di tangannya, sebesar kepalan tangan dan berwarna ungu. Ada kehangatan lembut yang terasa saat ia menggenggamnya. Buah itu tampak bening, memancarkan cahaya ungu berkilauan, dan di dalamnya ada kilauan samar yang bergerak, membuat buah tersebut terlihat sangat misterius dan ajaib."Wanginya harum sekali," Chandra mengendusnya sedikit. Keinginan untuk memakan buah itu langsung muncul. Namun, ini adalah Gunung Bushu, bukan tempat yang aman untu

  • Jenderal Naga    Bab 1911

    Tara pun hanya memetik dua buah saja. Pasalnya, dengan begitu banyak pesilat Bumi yang memperhatikannya, dia pun tak berani mengambil lebih banyak. Setelah mendapatkan dua buah berwarna ungu itu, Tara pergi dengan perasaan yang sedikit tidak puas. Totalnya ada tiga puluh tiga buah; Santara berhasil mendapatkan sepuluh buah, Tara mendapat dua buah, dan sekarang tersisa dua puluh satu buah."Aku hanya butuh sepuluh buah," Raja Januar berkata sambil memandang para pesilat Bumi.“Ini, rasanya tidak adil, bukan?” Titan akhirnya berbicara. Sebelumnya, dia tetap diam karena merasa tidak memiliki wewenang di hadapan Santara. Namun, setelah Santara mengambil sepuluh buah dan sekarang Raja Januar juga meminta sepuluh, Titan merasa perlu bicara. Di atasnya, masih ada kekuatan Klan Darah, juga Chandra dan yang lainnya, belum lagi Robi yang telah mencapai Alam Kesembilan. Jika Titan tidak berjuang, bisa-bisa dia tidak mendapatkan satu pun buah ajaib itu.Robi pun berkata, "Memang tidak adil. Seti

  • Jenderal Naga    Bab 1910

    Chandra menghitung dalam hati—ada 33 buah di pohon itu. Jika Santara benar-benar mengambil 20 buah dan Tara 6 buah, itu sudah 26 buah, hanya menyisakan 7 buah. Dengan jumlah pendekar bumi yang banyak, jelas itu tidak cukup untuk dibagi.“Bagaimana kalau kita adakan pertarungan?” usul Chandra. Mendengar ini, banyak orang langsung memandang ke arahnya. Chandra melanjutkan, “Tidak perlu dibagi dalam kelompok. Kita adakan pertarungan terbuka. Siapa yang menang dan tidak ditantang, berhak mengambil satu buah. Setiap orang hanya boleh mengambil satu buah. Bagaimana?” Chandra tahu bahwa beberapa anak buah Santara memiliki kekuatan yang lebih lemah, jadi jika dilakukan dengan sistem ini, mereka mungkin tidak akan dapat banyak buah. Di sisi lain, di pihak Suku Mistik, mungkin hanya Tara dan Wukon yang mampu bersaing.“Baik, aku setuju,” ucap Robi pertama kali mendukung. “Aku juga setuju.” “Tidak masalah.” Para pendekar bumi pun menyatakan persetujuan mereka.“Aku tidak setuju,” sahut Sa

  • Jenderal Naga    Bab 1909

    Seperti apa kekuatan yang layak disebut sebagai Penguasa Kekuatan? Para pesilat bumi bahkan tak bisa membayangkannya. Mereka hanya tahu bahwa masa depan manusia bumi akan sangat sulit. Santara berhenti bicara, dan Chandra pun tak banyak bertanya lagi. Ia duduk bersila di tanah, fokus memulihkan diri. Yang lain juga melakukan hal yang sama. Suasana pun berubah sunyi, terdiam di tengah proses pemulihan. Sambil memulihkan diri, pandangan mereka semua tertuju pada pohon besar dengan bunga ungu, berharap pada hasil akhirnya. Pohon itu memang luar biasa—buahnya tumbuh dengan cepat. Dalam sehari, bunga-bunganya mulai layu dan muncul kuncup buah. Kecepatannya membuat semua orang terkejut. Umumnya, bunga perlu bermekaran selama sebulan lebih sebelum muncul buah, tetapi kini, hanya dalam sehari, sudah ada kuncup buah yang terlihat. Pohon ini benar-benar ajaib. Semua orang menunggu dengan sabar. Satu minggu kemudian, pohon itu telah dipenuhi buah berwarna ungu, seukuran kepalan tangan, ber

  • Jenderal Naga    Bab 1908

    “Bunganya saja sudah sewangi ini, bayangkan kalau sudah jadi buahnya nanti,” gumam salah satu pesilat. “Ini pasti benda suci,” tambah yang lain. Banyak orang berbicara dengan kagum, termasuk Chandra yang terpana dengan keharuman dan energi spiritual tempat itu. Energi di sini begitu kuat, beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan di luar. Tanpa banyak bicara, Chandra duduk bersila dan mulai memulihkan diri, begitu pula pesilat lain yang terluka, semuanya memanfaatkan waktu ini untuk mengobati luka mereka. Suasana di tempat itu terasa damai saat semua orang menunggu dengan tenang.Di sela-sela itu, Santara beberapa kali melirik ke arah Nova, kadang terlihat berpikir, kadang mengerutkan kening, seolah memendam sesuatu. Tatapan Santara yang berulang kali ke arahnya membuat Nova merasa tidak nyaman. Sambil duduk di samping Chandra, Nova berbisik pelan, “Sayang, Santara itu terus memandangiku.” Chandra menepuk tangannya dengan tenang dan berkata, “Jangan dipikirkan.” Nova meman

  • Jenderal Naga    Bab 1907

    Jamal memanfaatkan Tara sebagai sandera untuk mengancam Santara. Santara menggenggam pedangnya erat-erat, wajahnya suram. Sambil bertarung dengan Raja Januar, dia memperhatikan jalannya pertempuran Tara dan melihat bahwa orang yang mengalahkan Tara ternyata adalah seorang wanita. Dia melirik Nova dengan penuh perhatian. Saat ini, mata Nova sudah kembali normal, dan darah yang mendidih di tubuhnya perlahan mereda, mengurangi aura kuat yang menyelimutinya. “Darah Iblis, ya?” gumamnya pelan. Akhirnya, Santara memilih untuk menghentikan pertarungan. Kekuatan para pesilat kalangan manusia bumi ternyata jauh melebihi dugaannya. Setelah dia menyarungkan pedangnya, Raja Januar pun menghela napas lega. Raja Januar turun ke tanah terlebih dahulu, berhenti di depan Jamal. Nova juga telah keluar dari kondisi transformasinya, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas seolah semua energi telah terkuras habis dalam pertarungan sebelumnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menghampiri Chandra. Chan

  • Jenderal Naga    Bab 1906

    Saat Tara ragu, Nova sudah menyerang dengan cepat. Dentuman keras terdengar saat pedang mereka bertemu, memicu ledakan energi sejati yang mengguncang ruang di sekitarnya. Nova terlempar ke belakang, tetapi Tara juga terdorong beberapa langkah mundur. Dalam hatinya, Tara terkejut, “Kekuatan yang mengerikan.” Darah dalam tubuh Nova mendidih, seperti gunung berapi yang akan meletus, melepaskan kekuatan besar yang memperkuat tubuhnya. Meski baru mencapai Alam Kesembilan, kekuatan ini membuatnya mampu mengimbangi, bahkan mendorong mundur Tara. “Mati!” Mata Nova yang merah menyala menatap Tara dengan penuh amarah. Ia mengerahkan energi sejati Bintang Iblis, mengalirkannya ke dalam Pedang Keji Sejati, lalu menggunakan jurus Pedang Iblis. Jurus ini kuat dan agresif, penuh dengan energi yang dahsyat, menambah kehebatan serangannya. Dalam wujud yang sudah berubah ini, kekuatan Nova meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Tara, yang berada di Alam Mahasakti, mulai kesulitan menahan seranga

  • Jenderal Naga    Bab 1905

    Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep

DMCA.com Protection Status