Share

Bab 686

Author: Angin
Sebelum datang ke tempat ini, Chandra telah memberi tahu mereka tentang segala situasi di kawasan militer. Dahlia yang telah memahami isyaratnya, segera memberi perintah, "Segera putuskan semua kontak antara ruang rapat dan dunia luar, aktifkan sistem pertahanan ruang rapat."

Petugas pengawas di sana tidak berani menolak dan segera mengikuti perintahnya.

Chandra berdiri di depan pintu ruang rapat. Beberapa saat kemudian, dia menghampiri Windu dan bertanya, "Jenderal, sekarang semuanya sudah aman. Apakah kita harus tetap di sini atau berjaga di luar?"

Windu duduk di kursi dengan keringat mengalir di wajahnya. Dia mengusap keringat di dahinya dan menganggukkan kepala. "Keluarlah terlebih dahulu dan tetap berjaga dengan ketat."

"Baik," jawab Chandra sambil mengangguk, lalu dia berbalik.

Namun, saat berbalik, dia tiba-tiba menarik pelatuk pistolnya dan menembak cepat ke arah pintu. Tujuh atau delapan prajurit di pintu langsung terjatuh dalam genangan darah.

Sebelum para jenderal bisa meres
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 687

    Chandra tidak yakin apakah Windu benar-benar menelepon Teuku. Namun, dia tahu bahwa Teuku tetap mendengar percakapan mereka dari samping.Tidak ada balasan apa pun dari ujung telepon. Chandra kembali berkata, "Teuku, aku tidak tahu apa tujuanmu, tapi aku pasti akan menghalangimu."Tut, tut, tut ....Tiba-tiba, terdengar suara panggilan yang terputus. Lawan bicaranya mengakhiri panggilan itu tanpa mengucapkan apa pun."Naga Hitam, kamu tidak akan bisa keluar dari tempat ini dengan selamat." Windu menatap Chandra, lalu berkata dengan jelas, "Di luar sana ada 100 ribu prajurit yang berjaga. Di Gurun Selatan juga masih ada 3 juta pasukan. Jangan pikir kamu bisa kembali dengan selamat.""Oh, ya?" Chandra tersenyum tipis, lalu berkata, "Kalau aku berani datang, berarti aku punya cara untuk keluar dari sini. Aku lupa beri tahu kalian, tempat ini dulunya adalah ruang rapat dari Pasukan Naga Hitam di Gurun Selatan. Aku sangat mengenal situasi di sini. Saat ini, komunikasi dengan dunia luar tela

  • Jenderal Naga   Bab 688

    Chandra berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Begitu peperangan ini pecah, tentunya juga tidak akan berakhir begitu saja. Pasukan Naga Hitam akan melintasi Gunung Langit dan menghancurkan 28 negara dalam satu serangan."Setiap kata yang diucapkan oleh Chandra terasa seperti pisau tajam yang menusuk jantung Bekti.Mendengar kata-kata "menghancurkan 28 negara," Bekti bergidik ngeri."Baik, akan kuperintahkan untuk mundur."Bekti tahu bahwa rencana untuk membunuh Naga Hitam telah gagal.Dia juga tahu bahwa jika dia tidak memerintahkan pasukannya untuk mundur, Naga Hitam akan membunuhnya. Tiga juta pasukannya juga akan berhadapan dengan Pasukan Naga Hitam. Peperangan ini tidak akan reda begitu saja.Di ruang pemantauan, Dahlia dan yang lainnya melihat adegan ini dengan senyum di wajah mereka."Berhasil.""Ya, berhasil. Kali ini, kita bisa kembali dengan selamat.""Wah, menyusup ke dalam kamp yang dijaga oleh 3 juta prajurit di Gurun Selatan dan membunuh 28 jenderal negara, ini adalah presta

  • Jenderal Naga   Bab 689

    Bekti ketakutan hingga seluruh tubuhnya gemetar dan merangkak keluar dari ruang komando. Dia segera memerintahkan pasukannya untuk mundur. Aliansi pasukan dari 28 negara itu melakukan evakuasi dengan sangat cepat.Pada saat aliansi pasukan dari 28 negara itu evakuasi, Chandra juga menelepon Paul untuk memimpin Pasukan Naga Hitam dan segera menduduki Gurun Selatan.Dalam waktu satu malam, pasukan dari 28 negara itu semuanya telah pergi. Pasukan Naga Hitam kembali menduduki Gurun Selatan.Keesokan paginya saat matahari baru saja terbit.Di ruang rapat di wilayah militer Gurun Selatan, Chandra mengenakan jubah perang Naga Hitam."Gili, segera pimpin Pasukan Naga Hitam untuk melakukan penyisiran dalam radius 1.000 kilometer. Kalau ditemukan keberadaan pasukan mereka, bunuh saja.""Baik." Gili langsung berdiri dan segera mengeluarkan perintah.Chandra sudah memberikan waktu untuk para pasukan itu melarikan diri. Jika mereka masih belum pergi, jangan salahkan Chandra bertindak kasar.Sekaran

  • Jenderal Naga   Bab 690

    Saat itu, wartawan yang ada di depan gerbang kediaman Naga Hitam menyadari mobil militer itu."Ada mobil militer.""Naga Hitam pasti ada di mobil itu.""Cepat."Kelompok wartawan ini tampak saling mendorong untuk mendekati mobil itu. Sebelum mobil sempat berputar, mereka sudah menghalangi mobilnya."Jenderal, bagaimana ini?" Ekspresi sopir mobil itu tampak bingung.Chandra tahu jika dia tidak turun mobil dan mengatakan sesuatu, dia tidak akan bisa pergi dari sana hari ini. Oleh karena itu, Chandra membuka pintu dan turun dari mobil.Dia sedang mengenakan jubah perang Naga Hitam saat ini. Jubah itu terukir lukisan naga yang terlihat seperti sungguhan, dengan 5 bintang yang disematkan di pundaknya."Jenderal!"Selain wartawan, juga ada banyak warga di tempat itu. Begitu Chandra keluar dari mobil, terdengar sorak-sorai yang riuh. Sekelompok wartawan mengelilingi Chandra dengan wajah yang memerah dan ekspresi gembira.Mereka akhirnya bisa melihat dewa perang yang melindungi Someria."Jende

  • Jenderal Naga   Bab 691

    Chandra menguap. Dia benar-benar lelah dan mengantuk sehingga perlu istirahat sekarang. Tanpa berbasa-basi, dia langsung berbalik dan masuk ke mobil.Chandra memerintahkan si sopir, "Langsung pergi ke Kediaman Naga Hitam.""Baik, Jenderal Naga," sahut si sopir sambil menyalakan mobilnya.Dengan ditatap begitu banyak orang dan disorot begitu banyak kamera, mobil pun perlahan-lahan menuju ke Kediaman Naga Hitam.Dalam sekejap, berita tentang wawancara Chandra langsung tersebar. Berita ini bahkan diterjemahkan menjadi berbagai bahasa dan tersebar di seluruh dunia.Di Kota Rivera, Kediaman Kurniawan.Nova baru bangun dari tidurnya. Beberapa hari ini, dia tidak bisa tidur dengan baik. Dia terus mengikuti berita Gurun Selatan karena tidak berharap pertempuran terjadi.Beberapa hari sudah lewat, tetapi tidak terjadi pertempuran. Nova yang terus merasa tegang akhirnya lega sekarang."Kak, cepat lihat, ada masalah besar!" teriak Hendro begitu Nova keluar dari kamarnya.Beberapa hari ini, Nova s

  • Jenderal Naga   Bab 692

    Teuku benar-benar murka.Beberapa wanita yang berdiri di dalam kamar bahkan gemetaran dan tidak berani bergerak.Setelah melampiaskan emosinya, Teuku akhirnya menjadi lebih tenang. Dia duduk di sofa, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.Teuku merencanakan semua ini untuk menyingkirkan Chandra. Namun, Chandra justru tidak mati dan menjadi pahlawan yang berjasa.Setelah pertempuran ini, Chandra pasti akan menjadi makin terkenal. Teuku akan makin kesulitan jika ingin membunuhnya.Bagaimanapun, Chandra harus mati!Teuku mengisap rokoknya sembari memikirkan cara untuk membunuh Chandra."Sepertinya, aku hanya bisa meminta bantuan pria tua itu," gumam Teuku setelah waktu yang lama.Kemudian, dia pun bangkit dan memerintahkan, "Siapkan mobilku."Teuku meninggalkan daerah perkotaan Diwangsa dan menuju ke pinggiran kota.Terdapat sebuah gunung di daerah pinggiran kota ini. Nama gunung ini adalah Gunung Panca. Di atas puncak gunung ini, terdapat pula sebuah kuil.Teuku menaiki gunu

  • Jenderal Naga   Bab 693

    Di Kediaman Naga Hitam, Gurun Selatan.Chandra tidak bisa tidur nyenyak beberapa hari ini. Begitu kembali ke kediamannya, dia langsung berbaring dan tertidur lelap. Dia bahkan tidur sampai malam hari.Tiba-tiba, perutnya keroncongan. Chandra pun bangun dan mengelus perutnya.Begitu menengadah dan melihat ke luar jendela, ternyata hari sudah malam. Chandra mengambil ponsel di sampingnya, lalu mendapati sekarang sudah pukul 20.00.Kemudian, dia melihat ada banyak panggilan tak terjawab di ponselnya, juga ada beberapa pesan yang dikirim Sandra.Chandra mengernyit seraya bergumam, "Apa yang dilakukan wanita ini?"Dia memilih untuk mengabaikan Sandra, lalu mengenakan pakaiannya dan keluar.Saat ini, banyak orang yang berkerumun di luar Kediaman Naga Hitam. Ada banyak penduduk dan wartawan. Para penduduk itu pun kemari dengan membawa bunga atau bendera kecil.Beberapa tentara bersenjata lengkap berjaga di depan Kediaman Naga Hitam. Mereka semua berdiri dengan tegak, seakan-akan tidak melihat

  • Jenderal Naga   Bab 694

    Tidak berselang lama, Chandra sudah selesai makan. Dia menyeka mulutnya dan berkata, "Kamu sudah boleh pergi. Panggil para pembunuh itu kemari.""Baik," sahut Gili. Kemudian, dia mulai membereskan peralatan makan Chandra dan pergi.Sesaat kemudian, Dahlia dan lainnya tiba di hadapan Chandra.Chandra menatap kelima pria dan ketiga wanita itu, lalu berkata, "Duduklah."Mendengar ini, kedelapan orang itu baru berani duduk. Ketika berhadapan dengan Chandra di Rivera, mereka tidak merasa begitu tertekan.Namun, tekanan ini terasa sangat besar saat mereka berhadapan dengan Naga Hitam yang memakai jubah perang. Perasaan ini membuat mereka sesak napas.Chandra menatap mereka sambil berkata, "Kalian sangat berjasa atas pembunuhan kali ini. Aku sudah menulis surat pengajuan agar kalian diberi jabatan. Begitu disetujui, kalian akan menjadi tentara elite Pasukan Naga Hitam. Pangkat kalian setidaknya wakil komandan."Komandan hanya berada di bawah jenderal. Pangkat ini sudah termasuk sangat tinggi.

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2243

    Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah

  • Jenderal Naga   Bab 2242

    Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena

  • Jenderal Naga   Bab 2241

    Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan

  • Jenderal Naga   Bab 2240

    Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan

  • Jenderal Naga   Bab 2239

    Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus

  • Jenderal Naga   Bab 2238

    Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu

  • Jenderal Naga   Bab 2237

    “Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali

  • Jenderal Naga   Bab 2236

    Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status