Setelah berpesan secara singkat, Chandra menyuruh mereka pergi. Kediaman Naga Hitam kembali menjadi tenang.Chandra datang ke balkon lantai 3. Dia bersandar di kursi santai, lalu mengisap rokok sambil menatap bintang-bintang di langit. Dia teringat pada seseorang yang jauh berada di Rivera. Dia berada di Gurun Selatan, tetapi hatinya berada di Rivera. Chandra tidak tahu apakah dia masih punya kesempatan untuk kembali ke Rivera atau tidak.Saat ini, Chandra ingin minum anggur, tetapi Paul tidak bersamanya. Chandra turun ke gudang anggur, lalu mengambil anggur mahal yang dihadiahkan beberapa pebisnis dan kembali ke balkon. Dia menikmatinya sendiri. Tiba-tiba, dia teringat pada seseorang. Chandra mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Sandra.Sandra telah menunggu seharian di luar Kediaman Naga Hitam, tetapi masih diabaikan Chandra.Jadi, Chandra kembali ke hotel untuk mandi. Sesudah mengenakan piama, dia duduk di tempat tidur dan membuka laptop untuk membereskan beberapa artikel yang dit
Sandra menghampiri Chandra. Saat ini, Sandra mengenakan terusan suspender berwarna merah sehingga leher dan bahunya yang putih terpampang jelas. Rambut merahnya yang bergelombang tergerai di bahunya. Dia memiliki fitur wajah yang indah dan bibir ranum yang seksi. Penampilannya tampak sangat dewasa dan menawan.Sandra menatap Chandra yang berbaring di atas kursi, lalu beralih menatap anggur di lantai. Dia pun tersenyum seraya berkata, "Kamu santai sekali."Chandra segera bangkit dan duduk dengan tegak. Kemudian, dia menunjuk kursi di samping sambil berujar, "Duduklah, jangan sungkan."Sandra duduk di depan Chandra. Dia merapikan terusannya sesaat, lalu merapatkan kakinya agar tubuh bagian bawahnya tidak terlihat.Chandra tidak memperhatikan gerak-gerik wanita di depannya. Dia mengambil anggur di lantai, lalu melemparkannya kepada Sandra dan berkata seraya tersenyum, "Aku bosan, jadi ingin mencari orang untuk mengobrol."Ketika melihat itu adalah anggur putih, Sandra buru-buru menggeleng
Sandra tidur dengan lelap karena mabuk. Entah berapa lama kemudian, dia baru terbangun dan memijat pelipisnya dengan lembut.Sesudah bangkit dari tempat tidur, Sandra mendapati bahwa dirinya sudah berada di hotel. Tas serta laptopnya pun ada di meja samping.Sandra mengambil tasnya, lalu memeriksa ponselnya. Sekarang sudah pukul 04.00 subuh."Kenapa aku minum sebanyak itu?" gumam Sandra dengan heran.Sandra ingat bahwa Chandra mengajaknya untuk minum bersama, juga ingat bahwa dia menyatakan perasaannya yang terpendam selama ini kepada Chandra. Setelah itu, dia pun tidak ingat apa-apa lagi.Saat ini, Sandra baru memperhatikan lokasi yang tertera di ponselnya."Rivera? Aku sudah kembali ke Rivera?" seru Sandra dengan terkejut.Sesaat kemudian, dia baru memahami apa yang terjadi. Matanya seketika berkaca-kaca."Chandra, dasar berengsek ...." Sandra kesal hingga membanting ponselnya.Setelah ponselnya hancur berantakan, dia melemparkan diri ke ranjang dan menangis dengan keras.Sandra inga
Paul yang mengenakan jubah perang turun dari helikopter dengan diikuti para utusan."Jenderal Naga, misi berhasil diselesaikan," ujar Paul seraya menghampiri dengan tersenyum.Chandra memeluknya, lalu tergelak dan berkata, "Bagus. Perbatasan Gurun Selatan sudah aman kali ini. Mulai sekarang, kamu akan menjadi pahlawan terkenal dan tercatat dalam sejarah. Orang-orang akan mengingat jasamu."Paul pun terkekeh-kekeh sebelum menimpali, "Semua ini berkat Jenderal Naga. Aku hanya menuruti perintahmu.""Lapor!" Gili tiba-tiba menghampiri dan memberi hormat.Chandra melambaikan tangannya, lalu bertanya, "Ada apa?"Gili berseru dengan lantang, "Jenderal Naga, ada kabar dari Diwangsa. Raja Someria akan datang ke Gurun Selatan untuk menganugerahkan gelar kepadamu."Chandra mengelus hidungnya sambil menimpali, "Gelar apa lagi? Aku sudah menjadi salah satu dari Lima Jenderal."Paul tersenyum seraya berkata, "Jenderal Naga, selamat untukmu!""Sudahlah, berhenti menyanjungku. Kita pergi minum-minum d
Berita tentang Naga Hitam yang dianugerahkan menjadi Raja Naga tidak tersebar sehingga hanya beberapa orang yang tahu. Pangkalan Militer Gurun Selatan dipenuhi suasana bahagia."Jenderal Naga, selamat. Eh, aku seharusnya memanggilmu Raja Naga!" seru Paul sembari tersenyum girang."Sudahlah, jangan terus menyanjungku." Chandra melambaikan tangannya. Dia tidak peduli dengan nama seperti ini.Gili menghampiri, lalu bertanya, "Bos, bagaimana dengan 140 kota yang diserahkan oleh 28 negara?"Chandra menggosok pelipisnya. Ini adalah masalah yang sangat rumit."Kita adakan rapat dulu," ujar Chandra sambil bangkit dan berjalan ke ruang rapat.Saat ini, di ruang konferensi pangkalan militer.Banyak orang penting di atas pangkat jenderal yang berkumpul di sini, begitu juga Delapan Naga Langit.Chandra duduk di kursi utama.Gili mengeluarkan sebuah dokumen, lalu berkata, "Kali ini, masing-masing dari 28 negara memberi 5 kota sebagai kompensasi. Meskipun beberapa hanya kota kecil, areanya sangat lu
Raja Someria memberikan gelar Raja Naga kepada Chandra, juga menyuruhnya mengelola kota-kota ini. Itu sebabnya, semua orang menyatakan pendapat mereka dengan berani."Kalau begitu, buat perencanaannya secepat mungkin. Tapi, kalian semua adalah tentara, pasti kurang mengerti hal-hal seperti ini. Buat pengajuan agar atasan mengutus beberapa politisi hebat ke Gurun Selatan, mereka akan membantu kalian mengelola kota baru," perintah Chandra.Paul bertanya, "Bos, bagaimana dengan nama baru untuk kota-kota ini? Kamu adalah Raja Naga sekaligus penguasa kota-kota ini. Kamu yang seharusnya memberi nama.""Terserah kalian," timpal Chandra sembari melambaikan tangannya. Baginya, nama-nama ini tidaklah penting.Paul menyahut, "Mana boleh begitu, kota-kota ini sangat historis dan akan tercatat dalam sejarah. Di masa depan, nama kota-kota ini akan muncul dalam buku pelajaran sejarah. Kita harus hati-hati dalam memilih nama.""Bagaimana kalau Kota Novan?" Chandra menyebutkan sebuah nama dengan santai
Ekspresi Chandra sangat muram dan mengerikan. Urat nadi di wajahnya bahkan menggembung.Keduanya jelas-jelas sudah bercerai. Dia benar-benar tidak menduga bahwa masih ada orang yang memanfaatkan Nova untuk mengancamnya.Namun, Chandra tidak kehilangan akal sehatnya karena masalah ini. Sebaliknya, dia menelepon Cakra yang berada di Rivera.Cakra sedang menerima tamu. Ketika melihat ponselnya berdering dan mendapati bahwa Chandra yang meneleponnya, dia bergegas bangkit dan datang ke tempat yang sepi."Jenderal Naga, kenapa tiba-tiba meneleponku?" tanya Cakra."Segera periksa lokasi Nova sekarang," perintah Chandra.Cakra pun tertegun sejenak, lalu mengangguk sambil berkata, "Oke, aku akan memberimu jawaban dalam 5 menit."Cakra tidak tahu apa yang terjadi, tetapi nada bicara Chandra terdengar agak aneh.Setelah mengakhiri panggilan tersebut, Cakra menelepon organisasi mafianya.Sesudah Johnson pergi, Cakra dan lainnya kembali mengambil alih departemen intelijen ini.Di sisi lain, Chandra
Chandra menatap beberapa pria asing yang berdiri di depan rumah kayu itu. Dia mengerutkan dahinya, lalu berjalan menghampiri."Berhenti!" Orang-orang itu menghalangi Chandra. Kemudian, salah satunya maju dan berkata dengan dingin, "Aku akan menggeledahmu dulu."Chandra tidak yakin bahwa Nova berada di sini. Dia tidak bertindak sembarangan dan membiarkan orang-orang ini memeriksanya.Chandra tidak membawa senjata, melainkan hanya membawa beberapa jarum perak dan kawat baja yang dibentuk oleh Jarum 81 Langit. Namun, semua benda ini telah disita sekarang.Chandra melirik sekilas orang yang menggeledahnya, lalu mengancam dengan dingin, "Simpan baik-baik barangku. Kalau ada yang hilang, kepalamu juga akan hilang."Selesai melontarkan ancamannya, dia pun memasuki rumah kayu.Begitu masuk, terdengar suara tepuk tangan di dalam sana.Terlihat seorang pria tua yang berdiri seraya menepuk tangan dan tersenyum. Dia berkata, "Chandra, kamu benar-benar berani datang. Aku sangat mengagumi keberanian
Chandra benar-benar menginginkan Giok Pemakaman tersebut. Sekarang, dia menyatakan ketertarikannya dengan giok itu setelah Jarga membahasnya. Selain itu, tanah leluhur keluarga Sky? Sepengetahuan Chandra, keluarga Sky merupakan salah satu keluarga yang melegenda. Bahkan leluhur mereka sempat menjadi orang terkuat di bumi pada periode itu. Jadi, tentu saja tanah leluhur keluarga Sky adalah hal yang cukup menarik bagi Chandra. Dia ingin pergi dan melihat tanah leluhur itu. Namun, Jarga tampak ragu untuk menunjukkan tanah leluhur keluarganya dan memberikan giok itu setelah Chandra menolak untuk menikah dengan Lilian. Bagaimanapun juga, liontin giok ini adalah harta karun keluarga Sky. Bahkan mereka rela seluruh kota dibantai untuk mempertahankan liontin giok ini. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan liontin giok itu kepada Chandra secara sukarela?Walaupun Chandra sudah menyelamatkan keluarga Sky, Jarga tetap tidak bersedia memberikan liontin giok itu kepada Chandra. Satu-sat
Beberapa hari kemudian, mereka semua tiba di Kota Sky Draga yang sekarang sudah berubah menjadi kota mati. Mayat bergelimpangan di mana-mana dengan darah yang mengalir tanpa henti bagaikan sungai disertai dengan bau busuk yang menyengat ke seluruh penjuru kota. Jarga memerintahkan prajurit dari kota sekitar Sky Draga untuk membersihkan kota ini. Hanya dalam beberapa hari, Sky Draga berhasil dibersihkan. Chandra terpaksa tinggal untuk sementara waktu di Sky Draga karena keluarga Sky masih memiliki banyak urusan yang harus mereka selesaikan dan belum sempat untuk menyiapkan bahan pangan bagi Chandra. Chandra tinggal di sana kurang lebih selama setengah bulan ketika Kota Sky Draga perlahan mulai pulih. Sebuah halaman di istana kekaisaran Negara Sky Draga. Chandra duduk di halaman sambil menyerap energi spiritual langit dan bumi untuk berkultivasi. “Kak Chandra!”Sebuah suara yang renyah memanggil namanya. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang perempuan cantik bergaun indah be
Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel
“Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”
Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang
Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud