Bekti ketakutan hingga seluruh tubuhnya gemetar dan merangkak keluar dari ruang komando. Dia segera memerintahkan pasukannya untuk mundur. Aliansi pasukan dari 28 negara itu melakukan evakuasi dengan sangat cepat.Pada saat aliansi pasukan dari 28 negara itu evakuasi, Chandra juga menelepon Paul untuk memimpin Pasukan Naga Hitam dan segera menduduki Gurun Selatan.Dalam waktu satu malam, pasukan dari 28 negara itu semuanya telah pergi. Pasukan Naga Hitam kembali menduduki Gurun Selatan.Keesokan paginya saat matahari baru saja terbit.Di ruang rapat di wilayah militer Gurun Selatan, Chandra mengenakan jubah perang Naga Hitam."Gili, segera pimpin Pasukan Naga Hitam untuk melakukan penyisiran dalam radius 1.000 kilometer. Kalau ditemukan keberadaan pasukan mereka, bunuh saja.""Baik." Gili langsung berdiri dan segera mengeluarkan perintah.Chandra sudah memberikan waktu untuk para pasukan itu melarikan diri. Jika mereka masih belum pergi, jangan salahkan Chandra bertindak kasar.Sekaran
Saat itu, wartawan yang ada di depan gerbang kediaman Naga Hitam menyadari mobil militer itu."Ada mobil militer.""Naga Hitam pasti ada di mobil itu.""Cepat."Kelompok wartawan ini tampak saling mendorong untuk mendekati mobil itu. Sebelum mobil sempat berputar, mereka sudah menghalangi mobilnya."Jenderal, bagaimana ini?" Ekspresi sopir mobil itu tampak bingung.Chandra tahu jika dia tidak turun mobil dan mengatakan sesuatu, dia tidak akan bisa pergi dari sana hari ini. Oleh karena itu, Chandra membuka pintu dan turun dari mobil.Dia sedang mengenakan jubah perang Naga Hitam saat ini. Jubah itu terukir lukisan naga yang terlihat seperti sungguhan, dengan 5 bintang yang disematkan di pundaknya."Jenderal!"Selain wartawan, juga ada banyak warga di tempat itu. Begitu Chandra keluar dari mobil, terdengar sorak-sorai yang riuh. Sekelompok wartawan mengelilingi Chandra dengan wajah yang memerah dan ekspresi gembira.Mereka akhirnya bisa melihat dewa perang yang melindungi Someria."Jende
Chandra menguap. Dia benar-benar lelah dan mengantuk sehingga perlu istirahat sekarang. Tanpa berbasa-basi, dia langsung berbalik dan masuk ke mobil.Chandra memerintahkan si sopir, "Langsung pergi ke Kediaman Naga Hitam.""Baik, Jenderal Naga," sahut si sopir sambil menyalakan mobilnya.Dengan ditatap begitu banyak orang dan disorot begitu banyak kamera, mobil pun perlahan-lahan menuju ke Kediaman Naga Hitam.Dalam sekejap, berita tentang wawancara Chandra langsung tersebar. Berita ini bahkan diterjemahkan menjadi berbagai bahasa dan tersebar di seluruh dunia.Di Kota Rivera, Kediaman Kurniawan.Nova baru bangun dari tidurnya. Beberapa hari ini, dia tidak bisa tidur dengan baik. Dia terus mengikuti berita Gurun Selatan karena tidak berharap pertempuran terjadi.Beberapa hari sudah lewat, tetapi tidak terjadi pertempuran. Nova yang terus merasa tegang akhirnya lega sekarang."Kak, cepat lihat, ada masalah besar!" teriak Hendro begitu Nova keluar dari kamarnya.Beberapa hari ini, Nova s
Teuku benar-benar murka.Beberapa wanita yang berdiri di dalam kamar bahkan gemetaran dan tidak berani bergerak.Setelah melampiaskan emosinya, Teuku akhirnya menjadi lebih tenang. Dia duduk di sofa, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.Teuku merencanakan semua ini untuk menyingkirkan Chandra. Namun, Chandra justru tidak mati dan menjadi pahlawan yang berjasa.Setelah pertempuran ini, Chandra pasti akan menjadi makin terkenal. Teuku akan makin kesulitan jika ingin membunuhnya.Bagaimanapun, Chandra harus mati!Teuku mengisap rokoknya sembari memikirkan cara untuk membunuh Chandra."Sepertinya, aku hanya bisa meminta bantuan pria tua itu," gumam Teuku setelah waktu yang lama.Kemudian, dia pun bangkit dan memerintahkan, "Siapkan mobilku."Teuku meninggalkan daerah perkotaan Diwangsa dan menuju ke pinggiran kota.Terdapat sebuah gunung di daerah pinggiran kota ini. Nama gunung ini adalah Gunung Panca. Di atas puncak gunung ini, terdapat pula sebuah kuil.Teuku menaiki gunu
Di Kediaman Naga Hitam, Gurun Selatan.Chandra tidak bisa tidur nyenyak beberapa hari ini. Begitu kembali ke kediamannya, dia langsung berbaring dan tertidur lelap. Dia bahkan tidur sampai malam hari.Tiba-tiba, perutnya keroncongan. Chandra pun bangun dan mengelus perutnya.Begitu menengadah dan melihat ke luar jendela, ternyata hari sudah malam. Chandra mengambil ponsel di sampingnya, lalu mendapati sekarang sudah pukul 20.00.Kemudian, dia melihat ada banyak panggilan tak terjawab di ponselnya, juga ada beberapa pesan yang dikirim Sandra.Chandra mengernyit seraya bergumam, "Apa yang dilakukan wanita ini?"Dia memilih untuk mengabaikan Sandra, lalu mengenakan pakaiannya dan keluar.Saat ini, banyak orang yang berkerumun di luar Kediaman Naga Hitam. Ada banyak penduduk dan wartawan. Para penduduk itu pun kemari dengan membawa bunga atau bendera kecil.Beberapa tentara bersenjata lengkap berjaga di depan Kediaman Naga Hitam. Mereka semua berdiri dengan tegak, seakan-akan tidak melihat
Tidak berselang lama, Chandra sudah selesai makan. Dia menyeka mulutnya dan berkata, "Kamu sudah boleh pergi. Panggil para pembunuh itu kemari.""Baik," sahut Gili. Kemudian, dia mulai membereskan peralatan makan Chandra dan pergi.Sesaat kemudian, Dahlia dan lainnya tiba di hadapan Chandra.Chandra menatap kelima pria dan ketiga wanita itu, lalu berkata, "Duduklah."Mendengar ini, kedelapan orang itu baru berani duduk. Ketika berhadapan dengan Chandra di Rivera, mereka tidak merasa begitu tertekan.Namun, tekanan ini terasa sangat besar saat mereka berhadapan dengan Naga Hitam yang memakai jubah perang. Perasaan ini membuat mereka sesak napas.Chandra menatap mereka sambil berkata, "Kalian sangat berjasa atas pembunuhan kali ini. Aku sudah menulis surat pengajuan agar kalian diberi jabatan. Begitu disetujui, kalian akan menjadi tentara elite Pasukan Naga Hitam. Pangkat kalian setidaknya wakil komandan."Komandan hanya berada di bawah jenderal. Pangkat ini sudah termasuk sangat tinggi.
Setelah berpesan secara singkat, Chandra menyuruh mereka pergi. Kediaman Naga Hitam kembali menjadi tenang.Chandra datang ke balkon lantai 3. Dia bersandar di kursi santai, lalu mengisap rokok sambil menatap bintang-bintang di langit. Dia teringat pada seseorang yang jauh berada di Rivera. Dia berada di Gurun Selatan, tetapi hatinya berada di Rivera. Chandra tidak tahu apakah dia masih punya kesempatan untuk kembali ke Rivera atau tidak.Saat ini, Chandra ingin minum anggur, tetapi Paul tidak bersamanya. Chandra turun ke gudang anggur, lalu mengambil anggur mahal yang dihadiahkan beberapa pebisnis dan kembali ke balkon. Dia menikmatinya sendiri. Tiba-tiba, dia teringat pada seseorang. Chandra mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Sandra.Sandra telah menunggu seharian di luar Kediaman Naga Hitam, tetapi masih diabaikan Chandra.Jadi, Chandra kembali ke hotel untuk mandi. Sesudah mengenakan piama, dia duduk di tempat tidur dan membuka laptop untuk membereskan beberapa artikel yang dit
Sandra menghampiri Chandra. Saat ini, Sandra mengenakan terusan suspender berwarna merah sehingga leher dan bahunya yang putih terpampang jelas. Rambut merahnya yang bergelombang tergerai di bahunya. Dia memiliki fitur wajah yang indah dan bibir ranum yang seksi. Penampilannya tampak sangat dewasa dan menawan.Sandra menatap Chandra yang berbaring di atas kursi, lalu beralih menatap anggur di lantai. Dia pun tersenyum seraya berkata, "Kamu santai sekali."Chandra segera bangkit dan duduk dengan tegak. Kemudian, dia menunjuk kursi di samping sambil berujar, "Duduklah, jangan sungkan."Sandra duduk di depan Chandra. Dia merapikan terusannya sesaat, lalu merapatkan kakinya agar tubuh bagian bawahnya tidak terlihat.Chandra tidak memperhatikan gerak-gerik wanita di depannya. Dia mengambil anggur di lantai, lalu melemparkannya kepada Sandra dan berkata seraya tersenyum, "Aku bosan, jadi ingin mencari orang untuk mengobrol."Ketika melihat itu adalah anggur putih, Sandra buru-buru menggeleng
Chandra benar-benar menginginkan Giok Pemakaman tersebut. Sekarang, dia menyatakan ketertarikannya dengan giok itu setelah Jarga membahasnya. Selain itu, tanah leluhur keluarga Sky? Sepengetahuan Chandra, keluarga Sky merupakan salah satu keluarga yang melegenda. Bahkan leluhur mereka sempat menjadi orang terkuat di bumi pada periode itu. Jadi, tentu saja tanah leluhur keluarga Sky adalah hal yang cukup menarik bagi Chandra. Dia ingin pergi dan melihat tanah leluhur itu. Namun, Jarga tampak ragu untuk menunjukkan tanah leluhur keluarganya dan memberikan giok itu setelah Chandra menolak untuk menikah dengan Lilian. Bagaimanapun juga, liontin giok ini adalah harta karun keluarga Sky. Bahkan mereka rela seluruh kota dibantai untuk mempertahankan liontin giok ini. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan liontin giok itu kepada Chandra secara sukarela?Walaupun Chandra sudah menyelamatkan keluarga Sky, Jarga tetap tidak bersedia memberikan liontin giok itu kepada Chandra. Satu-sat
Beberapa hari kemudian, mereka semua tiba di Kota Sky Draga yang sekarang sudah berubah menjadi kota mati. Mayat bergelimpangan di mana-mana dengan darah yang mengalir tanpa henti bagaikan sungai disertai dengan bau busuk yang menyengat ke seluruh penjuru kota. Jarga memerintahkan prajurit dari kota sekitar Sky Draga untuk membersihkan kota ini. Hanya dalam beberapa hari, Sky Draga berhasil dibersihkan. Chandra terpaksa tinggal untuk sementara waktu di Sky Draga karena keluarga Sky masih memiliki banyak urusan yang harus mereka selesaikan dan belum sempat untuk menyiapkan bahan pangan bagi Chandra. Chandra tinggal di sana kurang lebih selama setengah bulan ketika Kota Sky Draga perlahan mulai pulih. Sebuah halaman di istana kekaisaran Negara Sky Draga. Chandra duduk di halaman sambil menyerap energi spiritual langit dan bumi untuk berkultivasi. “Kak Chandra!”Sebuah suara yang renyah memanggil namanya. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang perempuan cantik bergaun indah be
Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel
“Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”
Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang
Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud