Share

Bab 58

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Reformasi Gabungan Lima Wilayah Militer merupakan hal penting bagi lima wilayah besar, oleh karena itu semua pejabat penting dari ke lima wilayah harus berpartisipasi.

Seharusnya, hal internal seperti ini tidak dapat disaksikan oleh orang luar, tapi kali ini Arya yang berhasil terpilih sebagai pemimpin dari Gabungan Lima Wilayah Militer membuat pengecualian dan membuka banyak kursi untuk umum.

Pada surat undangan yang dikirimkan tertera nomor dan masing-masing nomor mempunyai tempat yang sesuai dengan nomor tersebut.

Mendengar bahwa mereka akan memasuki acara, semua orang segera membukakan jalan untuk Toni karena dia adalah tamu VIP, dia duduk di depan dan posisinya sama dengan para pemimpin daerah militer, orang seperti ini haruslah menjadi yang pertama masuk ke acara.

"Ini?"

Toni sedikit bingung dan tidak bereaksi sampai terdengar suara, "Kak Toni, tunggu apa lagi, cepat."

"Apa, aku masuk duluan?", Setelah sedikit terpana, dia tertawa terbahak-bahak, sambil memegang tongkat dengan ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Apri Torisa
ceritanya bagus, tapi pelit bonus, jadi malas mengikutinya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 59

    Tadi baru saja memberi hormat, kenapa sekarang malah mengusirnya?keluarga Kurniawan yang sedang mengambil video dengan ponsel mereka semuanya tercengang ketika melihat hal ini.Letnan Jenderal berkata dengan dingin, "Surat undangan Arya pun berani kamu palsukan, benar-benar tidak tahu diri. Mengingat ini adalah pelanggaran pertama, kali ini akan saya lepaskan kamu, jika tidak kamu harusnya sudah di bunuh." Toni mengabaikan rasa sakit di tubuhnya segera bangun karena malu lalu menatap Kevin dan berkata, "Kevin, tolong bantu aku, surat undangan ini dikirim secara langsung ke keluarga Kurniawan oleh Tentara Militer Barat karena bantuan darimu, kan?"Ketika Kevin mendengar sang Letnan Jenderal mengatakan bahwa Toni telah membuat surat undangan palsu, dia sama sekali tidak berani menunjukkan bahwa dia mempunyai hubungan dengan Toni, dia langsung berkata, "Toni, jangan asal bicara. Kamu membuat surat undangan palsu tidak ada hubungannya denganku."Toni panik melihat sekeliling dan menemuka

  • Jenderal Naga    Bab 60

    Toni menyesali bahwa dia telah sombong dan menyebarkan berita di luar area militer yang menimbulkan ketidakpuasan dari atasan hingga dia didiskualifikasi untuk mengikuti acara.Pada saat bersamaan, klakson berbunyi, segera setelah itu dia melihat Chandra sedang mengendarai mobil.Dia yang sedang sangat kesal dan tidak dapat meluapkan kekesalannya berjalan dengan tongkat ke depan mobil, dengan marah berkata, "Sampah, apa malu ini nggak cukup? Cepat singkirkan mobil ini dari sini.""Tit."Chandra memandang Toni yang berdiri di depan mobil sambil berteriak padanya membunyikan klakson dan memberi isyarat padanya untuk pergi.Yani menjulurkan kepalanya keluar, "Pa, ada apa dengan Papa, mengapa Papa begitu berantakan? Kata Chandra Papa bisa masuk, Papa kan sudah tua, ayo masuk mobil."Kata-kata Yani membuat Toni marah sampai bergetar.Dia juga sengaja ingin Toni marah, karena dia tahu bahwa harga diri Toni tinggi, tidak mungkin dia akan masuk ke mobil ini dan tidak akan percaya apa yang dia

  • Jenderal Naga    Bab 61

    Di pintu gerbang kawasan militer, terdapat banyak tentara bersenjata lengkap dan seorang Letnan Jenderal berpangkat tinggi. Tapi, para tentara ini hanya berdiri tegak saja.Letnan Jenderal juga tidak mengatakan apa-apa, malah berjalan ke samping sambil menelepon dengan suara pelan, "Pak, saya sudah mengusir Toni, tetapi mobil Naga Hitam datang dan sekarang di hadang oleh keluarga Kurniawan, keluarga Kurniawan sepertinya tidak tahu identitas Chandra, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Lakukan saja pekerjaanmu dengan baik, jangan terlalu memperhatikannya.""Siap."Letnan Jenderal menelepon dan meminta perintah dari Arya, lalu menunggu di pintu tanpa memeriksa tiket masuk.Chandra juga tidak bisa berkata apa-apa menghadapi tuduhan keluarga Kurniawan, Aku ingin masuk, apa hubungannya dengan kalian?Dia menurunkan kaca mobil, melihat Leon dan yang lainnya yang memarahinya dengan keras bahkan naik ke depan mobil hanya dapat berkata tanpa daya, "Hei, apa yang kalian lakukan? Kamu tidak

  • Jenderal Naga    Bab 62

    Keluarga Kurniawan penuh dengan penyesalan setelah melihat Chandra memasuki area militer dengan mobil, karena mereka tadi masih mengejeknya. Terlebih lagi, Letnan Jenderal di gerbang area militer sangat menghormatinya.Mungkinkah Chandra adalah orang yang hebat?Di wilayah militer.Chandra yang sedang mengemudikan mobil menoleh untuk melihat Nova, tersenyum dan sambil berkata, "Nova, aku tidak berbohong padamu, kan?"Nova melihat Chandra dan bertanya, “Chan, bilang yang benar, kamu siapa?”Saat ini, dia kembali meragukan Chandra, karena sejak mengenal Chandra, banyak hal telah terjadi dan hal-hal ini sangat sulit dipercaya! Pertama, Chandra yang menyembuhkan lukanya. Kedua, orang penting seperti Ihsan yang menjamunya secara langsung. Ketiga, Harion sebagai pemilik Sentosa, secara langsung menyerahkan kartu member Platinum. Hari ini adalah yang keempat kalinya. Ini terlalu luar biasa!Chandra menjelaskan, "Aku hanya seorang tentara veteran yang telah mengabdi selama sepuluh tahun, tidak

  • Jenderal Naga    Bab 63

    Di depan gerbang area militer sangat sunyi, tidak ada yang berani mengatakan apa pun. Tiba-tiba terdengar suara klakson yang menarik perhatian banyak orang dan membuat mereka semua tercengang.Kenapa kembali lagi?Letnan Jenderal dan tentara di pintu, langsung berdiri tegak dan memberi hormat."Hormat, Pak!"Suara yang rapi dan nyaring bergema!Yani menurunkan jendela mobil untuk memperlihatkan wajahnya yang penuh kegembiraan dan kebanggaan yang tidak bisa disembunyikan.Pada saat mobil ingin lewat, semua konglomerat yang mengantre langsung memberi jalan untuk mereka. Yani bahkan menjulurkan kepalanya, melambai kepada para prajurit di kedua sisi untuk menyapa. Ekspresi dan postur itu, benar-benar terlihat seperti seorang perwira.Setelah mobil melaju keluar dari kawasan militer dan berhenti di depan keluarga Kurniawan, Yani pun membuka pintu dan turun.Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, wajahnya penuh dengan senyum dan rasa bangga.Dengan senyum cerah di wajahnya, dia berteriak, "

  • Jenderal Naga    Bab 64

    Chandra tidak menyangka bahwa suatu hari dia akan jatuh sampai menjadi supir untuk orang lain. Namun, dia merasa bahwa perilaku Yani juga cukup melegakan.Setelah melihat dia mengemudi memasuki area militer lalu keluar lagi beberapa kali, wajah keluarga Kurniawan menjadi pucat dan terlihat marah.Konglomerat lainnya malah seperti sedang menonton pertunjukan.Abdul juga tidak berdaya.Mengapa Naga Hitam bertingkah seperti orang kampung, jika tindakannya dilaporkan kembali ke ibu kota, betapa memalukannya itu?Namun, menurut Chandra ini sangat bagus! Hari-hari ini benar-benar santai.Chandra keluar lagi, ketika dia hendak berbalik dan masuk lagi, Nova berkata, "Chan, cukup, lihat kamu sudah menunda pemeriksaan surat undangan mereka."Chandra berbalik dan menatap Yani bertanya sambil tersenyum, "Ma, apa Mama merasa baikan?"“Haha, sudah! Mama sudah merasa baikan.” Yani tidak bisa menutup mulutnya sambil tersenyum. Mama lega sekali, hari ini akan jadi hari yang paling dibanggakan Mama dala

  • Jenderal Naga    Bab 65

    Sekarang seperti semua itu karena dipaksa oleh kehidupan.Chandra mengangguk dan berkata, "Tidak masalah membuka klinik, tapi setelah lewat beberapa waktu ya, Ma, karena aku mendengar bahwa CBD di kota akan mulai menarik investor, saat itu kita baru membuka klinik di gedung yang baru dibangun itu.""Plak."Yani mengangkat tangannya dan memukul dahi Chandra sambil memarahinya, "Apa kamu tahu di mana itu? Itu tempat kelas atas yang akan menjadi pusat keuangan paling ramai di negara ini. Kamu masih ingin membuka klinik di sana, jangan bicara aneh-aneh, bahkan hanya biaya untuk masuk saja sudah sangat mahal."Chandra menyentuh kepalanya dengan muka polos.Biaya masuk?Dia berencana akan membeli seluruh CBD lalu akan membuka klinik, siapa yang berani meminta biaya masuk padanya.Namun, dia mengerti dan tidak berbicara lagi. Karena jika dia memberi tahu mereka bahwa dia akan membeli CBD, dia pasti akan diperlakukan seperti orang bodoh.Ketika Hendro mendengar bahwa Yani akan memberikan uang

  • Jenderal Naga    Bab 66

    ”Ma, Mama kenapa?! Sikap Mama kenapa begitu?! Kakek datang secara langsung, tapi kenapa Mama seperti ini?”“Iya, merasa hebat?”“Cepat berlutut dan minta maaf sama Kakek!”Keluarga Kurniawan yang mengikuti di belakang tampak menyudutkan Yani secara bersamaan. Sedangkan Yani mendadak mengubah sikapnya dan memasang senyum lebar dan berkata,“Pa, rumah aku kecil dan bukan vila. Selain itu, nggak ada banyak kursi di dalamnya. Nggak ada tempat buat duduk, jadi aku nggak mempersilakan Papa masuk ke dalam. Kalau ada urusan, kita bicarakan di sini saja. Wah! Bawa hadiah juga ternyata! Hendro, kenapa masih diam? Cepat terima hadiahnya.”“Oh!”Hendro langsung menerima hadiah yang telah dibawa oleh keluarga Kurniawan. Namun karena jumlahnya cukup banyak, tidak akan cukup jika hanya dia sendiri yang menerimanya. Dengan suara melengking dia berseru, “Indah, bantu ambil barangnya!”Lelaki itu memberikan hadiah-hadiah tersebut sebagian pada Indah, setelah itu dia menerima lagi hadiah lainnya dari kel

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

  • Jenderal Naga    Bab 1896

    Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.

  • Jenderal Naga    Bab 1895

    Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l

  • Jenderal Naga    Bab 1894

    Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.

  • Jenderal Naga    Bab 1893

    Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete

  • Jenderal Naga    Bab 1892

    Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat

  • Jenderal Naga    Bab 1891

    Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke

  • Jenderal Naga    Bab 1890

    Chandra menatap Xena sejenak dan berkata, “Ibu, aku akan menemui Kakek dulu.”“Pergilah,” jawab Xena lembut.Chandra kemudian bergegas meninggalkan ruangan bersama Jamal untuk menemui Raja Januar. Di dalam kamar Raja Januar, di atas meja, tampak sebuah benda aneh berbentuk gumpalan daging seukuran bola basket yang bersinar merah darah.Benda itu terlihat sedikit menakutkan tetapi memancarkan energi yang sangat kuat. Itulah Esensi Phoenix, inti kekuatan dari phoenix.Namun, semakin lama Raja Januar memandang Esensi Phoenix itu, semakin ia merasa ada sesuatu yang janggal. Di dalam esensi tersebut, tampaknya tersimpan kekuatan jahat yang tersembunyi. Saat pintu ruangan terbuka, Chandra dan Jamal pun masuk.“Ayah,” sapa Jamal.“Kakek,” ujar Chandra dengan hormat.Raja Januar tersadar dari lamunannya, lalu menunjuk kursi di samping dan berkata, “Duduklah.”Chandra dan Jamal duduk, sementara Raja Januar menyesap teh sejenak sebelum memulai pembicaraan. “Aku sudah dengar kabar soal kejadian d

  • Jenderal Naga    Bab 1889

    Raja Januar akhirnya kembali. Berdasarkan petunjuk yang ditinggalkan Kaisar Pertama, ia pergi ke Negara seberang, memburu dan mengalahkan seekor phoenix. Dari sana, ia berhasil mendapatkan Darah Phoenix dan Esensi Phoenix. Mendengar kabar itu, Chandra merasa sangat bersemangat karena Darah Phoenix juga memiliki khasiat membuat orang awet muda dan hidup abadi. Raja Januar dan Jamal sendiri bisa hidup selama serIbu tahun karena dulu mereka meminum Darah Phoenix yang ditinggalkan Kaisar Pertama di dalam makamnya.Chandra kemudian mengikuti Jamal menuju Gurun Selatan, tepatnya ke Gunung Langit, sebuah area yang sebenarnya adalah hutan lebat. Tempat ini juga termasuk dalam rencana Chandra; ia berencana mendirikan perguruan setelah pembangunan di Negara Naga selesai, untuk melatih manusia berbakat yang bisa membantu bertarung di hari kiamat.Di Gunung Langit, tepatnya di istana bawah tanah, Chandra berjalan mengikuti Jamal. "Xena belakangan ini sering sadar, sepertinya ingatannya mulai pul

DMCA.com Protection Status