Di depan gerbang area militer sangat sunyi, tidak ada yang berani mengatakan apa pun. Tiba-tiba terdengar suara klakson yang menarik perhatian banyak orang dan membuat mereka semua tercengang.Kenapa kembali lagi?Letnan Jenderal dan tentara di pintu, langsung berdiri tegak dan memberi hormat."Hormat, Pak!"Suara yang rapi dan nyaring bergema!Yani menurunkan jendela mobil untuk memperlihatkan wajahnya yang penuh kegembiraan dan kebanggaan yang tidak bisa disembunyikan.Pada saat mobil ingin lewat, semua konglomerat yang mengantre langsung memberi jalan untuk mereka. Yani bahkan menjulurkan kepalanya, melambai kepada para prajurit di kedua sisi untuk menyapa. Ekspresi dan postur itu, benar-benar terlihat seperti seorang perwira.Setelah mobil melaju keluar dari kawasan militer dan berhenti di depan keluarga Kurniawan, Yani pun membuka pintu dan turun.Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, wajahnya penuh dengan senyum dan rasa bangga.Dengan senyum cerah di wajahnya, dia berteriak, "
Chandra tidak menyangka bahwa suatu hari dia akan jatuh sampai menjadi supir untuk orang lain. Namun, dia merasa bahwa perilaku Yani juga cukup melegakan.Setelah melihat dia mengemudi memasuki area militer lalu keluar lagi beberapa kali, wajah keluarga Kurniawan menjadi pucat dan terlihat marah.Konglomerat lainnya malah seperti sedang menonton pertunjukan.Abdul juga tidak berdaya.Mengapa Naga Hitam bertingkah seperti orang kampung, jika tindakannya dilaporkan kembali ke ibu kota, betapa memalukannya itu?Namun, menurut Chandra ini sangat bagus! Hari-hari ini benar-benar santai.Chandra keluar lagi, ketika dia hendak berbalik dan masuk lagi, Nova berkata, "Chan, cukup, lihat kamu sudah menunda pemeriksaan surat undangan mereka."Chandra berbalik dan menatap Yani bertanya sambil tersenyum, "Ma, apa Mama merasa baikan?"“Haha, sudah! Mama sudah merasa baikan.” Yani tidak bisa menutup mulutnya sambil tersenyum. Mama lega sekali, hari ini akan jadi hari yang paling dibanggakan Mama dala
Sekarang seperti semua itu karena dipaksa oleh kehidupan.Chandra mengangguk dan berkata, "Tidak masalah membuka klinik, tapi setelah lewat beberapa waktu ya, Ma, karena aku mendengar bahwa CBD di kota akan mulai menarik investor, saat itu kita baru membuka klinik di gedung yang baru dibangun itu.""Plak."Yani mengangkat tangannya dan memukul dahi Chandra sambil memarahinya, "Apa kamu tahu di mana itu? Itu tempat kelas atas yang akan menjadi pusat keuangan paling ramai di negara ini. Kamu masih ingin membuka klinik di sana, jangan bicara aneh-aneh, bahkan hanya biaya untuk masuk saja sudah sangat mahal."Chandra menyentuh kepalanya dengan muka polos.Biaya masuk?Dia berencana akan membeli seluruh CBD lalu akan membuka klinik, siapa yang berani meminta biaya masuk padanya.Namun, dia mengerti dan tidak berbicara lagi. Karena jika dia memberi tahu mereka bahwa dia akan membeli CBD, dia pasti akan diperlakukan seperti orang bodoh.Ketika Hendro mendengar bahwa Yani akan memberikan uang
”Ma, Mama kenapa?! Sikap Mama kenapa begitu?! Kakek datang secara langsung, tapi kenapa Mama seperti ini?”“Iya, merasa hebat?”“Cepat berlutut dan minta maaf sama Kakek!”Keluarga Kurniawan yang mengikuti di belakang tampak menyudutkan Yani secara bersamaan. Sedangkan Yani mendadak mengubah sikapnya dan memasang senyum lebar dan berkata,“Pa, rumah aku kecil dan bukan vila. Selain itu, nggak ada banyak kursi di dalamnya. Nggak ada tempat buat duduk, jadi aku nggak mempersilakan Papa masuk ke dalam. Kalau ada urusan, kita bicarakan di sini saja. Wah! Bawa hadiah juga ternyata! Hendro, kenapa masih diam? Cepat terima hadiahnya.”“Oh!”Hendro langsung menerima hadiah yang telah dibawa oleh keluarga Kurniawan. Namun karena jumlahnya cukup banyak, tidak akan cukup jika hanya dia sendiri yang menerimanya. Dengan suara melengking dia berseru, “Indah, bantu ambil barangnya!”Lelaki itu memberikan hadiah-hadiah tersebut sebagian pada Indah, setelah itu dia menerima lagi hadiah lainnya dari kel
“Ada rokok dan minuman alkohol. Boni, besok bawa ini ke toko di depan komplek dan tanya mereka bisa dapat harga berapa.”Boni yang sedari tadi bungkam hanya merespons istrinya dengan berdeham.“Ma, nggak perlu segitunya. Kita semua satu keluarga, kenapa harus merusak hubungan kita?” tanya Nova dengan suara pelan.“Memangnya kamu ngerti apa?!” sentak Yani.“Mama sudah cukup dengan sikap mereka! Sekarang kita nggak perlu melihat wajah mereka lagi! Hendro, kamu harus lebih semangat! Nggak perlu ke Yorda lagi dan ganti pekerjaanmu! Mama nggak percaya kalau kita akan kelaparan setelah keluar dari keluarga Kurniawan!”“Iya,” jawab Hendro dengan suara kecil sambil menundukkan kepalanya.Chandra menguap menahan kantuk. Kemarin malam dia pergi melakukan urusan penting hingga sedikit kurang tidur.“Nova, aku ke kamar dan tidur sebentar.”“Iya, tidurlah,” jawab Nova. Setelah itu dia mengeluarkan ponselnya dan menonton acara pelantikan dari Arya.Chandra masuk ke dalam kamar milik Nova yang sudah
Hari ini merupakan hari besar yang menggemparkan bagi Kota Rivera. Hari pelantikan Arya sebagai penerus dari lima wilayah militer. Tiga keluarga kaya di kota ini tampak sedang terikat di atas kursi dalam keadaan kepala yang terpenggal.Sedangkan anggota keluarga Sinaga sudah kabur dari Kota Rivera. Namun Chandra sudah mempersiapkan semuanya sebelumnya. Dia sudah memerintahkan orang untuk mengunci seluruh akses baik via laut, udara dan darat. Lelaki itu melarang keempat keluarga besar untuk pergi dari kota ini.Setelah pelantikan Arya, para petugas juga ikut unjuk diri dan menjelaskan perihal kematian dari ketiga keluarga tersebut. Seorang napi yang telah dijatuhkan hukuman mati ditarik keluar dan dipasangkan topeng yang digunakan oleh Chandra, setelah itu langsung ditembak mati di tempat dan dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada masyarakat.Karena itu, panasnya masalah ini telah berhasil ditekan untuk sementara waktu. Mengenai empat keluarga besar di Kota Rivera, untuk kelua
”Asal kamu mau, aku nggak masalah. Aku jadi tentara selama sepuluh tahunan dan cukup banyak uang yang tersimpan.”“Aku nggak ada kebiasaan menghabiskan uang lelaki.”“Baiklah.”Chandra tidak berkata apa pun lagi. Kalau Nova ingin kerja, maka dia akan mengikuti kemauan perempuan itu. Dia sendiri juga masih sedang mempersiapkan semuanya dan masih belum tahu kapan waktu pastinya bisa selesai.“Cuci muka dulu, aku mau tukar baju.”“Oh.”Chandra menganggukkan kepalanya dan melangkah keluar. Di ruang tamu tidak ada orang, kemungkinan mereka semua sedang pergi. Dia yang baru saja bangun dari tidur panjangnya melangkah ke arah kamar mandi dengan langkah sempoyongan.Setelah selesai membasuh wajah dan menyikat gigi, Chandra memutuskan untuk duduk menunggu di ruang tamu. Tidak butuh waktu lama untuk Nova keluar dari kamar dengan pakaian rapi. Penampilan perempuan itu membuat mata Chandra berbinar seketika.Nova mengenakan kemeja putih dengan bawahan rok ketat yang dipadu dengan sepatu hak. Dia t
Chandra mengendarai motornya dan membawa Nova ke sebuah pusat rekrutmen yang ada di sekitar sana. Saat tiba di depan pintu, Nova berkata, “Chandra, kamu tunggu aku di luar. Aku sendiri saja yang keliling di dalam.”“Kenapa? Kamu keberatan karena malu kalau aku jalan sama kamu?” tanya Chandra dengan nada jenaka.Dengan cepat Nova menjelaskan, “Bukan gitu! Aku harus keliling cukup lama dan takut merepotkanmu. Di dekat sini ada warnet, kamu bisa main-main dulu di sana sambil tunggu aku. Nanti setelah selesai, aku akan menghubungimu.”Dia mendorong kedua bahu Chandra. Nova sering membaca buku yang di dalamnya mengatakan bahwa seorang lelaki sangat tidak menyukai berkeliling dengan perempuan. Dia benar-benar khawatir Chandra akan merasa dirinya merepotkan lelaki itu.“Aku nggak bisa main permainan yang seperti itu. Sebaiknya aku ikut kamu saja. Kamu terlalu cantik, aku nggak bisa tenang,” ujar Chandra sambil terkekeh. Hati Nova terasa manis dengan hati yang berbunga-bunga. Dalam hatinya yan
Chandra bergumam di dalam hatinya. Dia mulai mendapatkan kepercayaan dirinya setelah kekuatannya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. “Kalian berdua, silakan mulai.”Si bayangan berkata dari luar arena, “Bertarunglah dengan baik. Jiwa sang master masih berada di Rumah Abadi ini. Mungkin sang master diam-diam sedang mengawasi kalian. Bisa jadi, kalian tidak perlu lagi melangkah melewati level-level yang tersisa dan langsung menjadi pemilik Rumah Abadi jika sang master menyukai kalian.”Anak Dewa tampak gembira setelah mendengar perkataan si bayangan. Ternyata di dalam Rumah Abadi ini masih tersisa jiwa dari pemilik sebelumnya. Sekarang, Anak Dewa memutuskan untuk menghadapi lawannya secepat mungkin. Dia berencana mengalahkan Chandra dalam satu gerakan. Seketika, dia langsung mengerahkan kekuatan di dalam tubuhnya. Energi sejati mengalir di seluruh tubuhnya dan auranya langsung terasa sangat kuat. Syut!Anak Dewa bergerak dan muncul di hadapan Chandra dalam sekejap mata. Hanya diperlu
Orang yang berbicara adalah seorang laki-laki pendek dengan tinggi sekitar 1.6 meter. Dia memiliki kulit yang gelap dengan pedang yang dibawanya di punggungnya. Dia berada di ujung belakang kerumunan lalu berjalan selangkah demi selangkah sambil menatap semua orang dan berkata, “Aku memilih untuk menghadapi mereka semua.”“Bagus sekali,” ujar si bayangan. Sepertinya, ada banyak orang dengan kemampuan yang cukup baik di antara semua orang yang masuk ke level enam. “Kalau begitu, kita mulai sekarang,” ujar si bayangan sambil melambai. Kemudian sebuah cahaya putih muncul di telapak tangannya. Cahaya itu muncul di depan gerbang kota dan semakin lama tampak semakin besar. Tiba-tiba saja, sebuah arena yang sangat luas muncul di hadapan mereka. Arena pertarungan itu terlihat sangat luas dengan diameter sekitar 10.000 meter. Selain itu, terdapat cahaya yang melingkari arena pertarungan. Si bayangan tiba-tiba berkata, “Ini adalah pertarungan hidup dan mati. Kalian harus membunuh lawan kali
Namun, Koko tiba-tiba saja berdiri lalu berkata, “Tidak perlu ditentukan. Sisanya biar aku yang menghadapi.”“Apa? Jadi, kamu mau menghadapi mereka semua?” tanya si bayangan dengan raut wajah terkejut. “Ya,” jawab Koko. “Oke, aku suka dengan orang yang semangat sepertimu. Bagaimana kalau begini saja, aku akan memberikan otoritas untukmu agar bisa langsung ke level sembilan kalau kamu bisa mengalahkan mereka semua,” ujar si bayangan. “Oke,” balas Koko sambil tersenyum. Namun, Anak Dewa tampak kesal setelah Koko mendapat otoritas untuk melaju ke level terakhir. Akhirnya, dia berdiri lalu berkata, “Leluhur, kenapa begitu? Semua orang ini berhasil tiba di sini dengan kemampuan mereka sendiri, tapi kenapa hanya mereka berdua yang memiliki otoritas untuk bisa langsung melaju ke level terakhir? Aku tidak bisa menerimanya.”Si bayangan menatap Anak Dewa lalu berkata, “Jadi, kamu tidak menerimanya?”“Ya, aku juga memiliki kualifikasi untuk mengalahkan semua orang di sini, kecuali dia,” uja
Chandra bingung dengan keputusan ini. Di antara semua orang di sini, dia paling takut untuk melawan Anak Dewa dan Koko. Karena kedua orang ini sudah masuk ke dalam Alam Trasenden, sedangkan tingkat kekuatannya belum bisa membuka segel apa pun. Satu-satunya kekuatan yang bisa diandalkannya hanyalah kekuatan fisiknya semata. Walaupun begitu, kekuatannya tetap saja tidak sebanding dengan orang-orang seperti Anak Dewa. Chandra sudah melatih kekuatan fisiknya selama berada di Rumah Abadi, tapi tetap saja peluangnya untuk menang dari Anak Dewa masih sangat kecil. Anak Dewa menatap Chandra sambil menyeringai. Satu-satunya lawan yang diwaspadainya hanyalah Koko. Karena dia tidak bisa melihat sebesar apa kemampuan Koko. Oleh karena itu, dia tampak senang ketika mengetahui lawan yang harus dihadapinya adalah Chandra. Karena dia yakin seratus persen, dirinya pasti berhasil melewati level enam. Namun, Chandra justru merasa semua ini tidak adil. Dia memang ingin memiliki Rumah Abadi, tapi dia ti
Chandra melihat ada beberapa orang yang sedang bergerak maju di sepanjang jalanan kuno dengan kecepatan sedang. Chandra bisa merasakan tekanan yang sedikit lebih kuat di jalanan ini daripada tempat lainnya setelah memasuki jalanan kuno. Siapa pun akan berjalan lebih lambat di jalanan ini jika mereka tidak mengaktifkan energi sejati mereka. “Tempat ini adalah tempat yang cukup baik untuk berlatih. Bahkan jauh lebih baik daripada berlatih sambil mengenakan pakaian lapis baja,” ujar Chandra pelan. Tanpa disadarinya, Chandra sudah tiba di gerbang kota. Ada banyak orang yang berkumpul di sana, di antaranya ada Koko dan Anak Dewa. Selain itu, ada juga beberapa orang dikenalnya, yaitu Jayhan, Canra, Haraza, Farisa dan ada juga beberapa orang yang tidak dikenalnya. Koko sedang memperhatikan gerbang kota ketika dia merasakan sesuatu. Dia pun berbalik dan melihat sosok Chandra. Dia langsung menghampiri Chandra dengan raut wajah gembira. “Chandra, kamu berhasil melewati 5 level pertama?” tany
Sekarang, Chandra sudah berada di titik lima puluh meter. Itu artinya dia sudah sampai setengah jalan. Fakta ini langsung memberikannya harapan yang lebih besar. Dia berusaha untuk bangun dan duduk dengan susah payah di atas jembatan lalu mulai mengaktifkan sembilan transformasi tubuh emas. Energi spiritual langit dan bumi mulai merasuk dan mengalir ke seluruh tubuhnya yang membuatnya langsung merasa nyaman. Di samping Chandra, ada seorang laki-laki yang jatuh tersungkur dengan tubuh yang berlumuran darah. Seluruh tulang di tubuhnya patah sampai dia kehilangan kemampuan untuk bergerak maju. Namun, laki-laki itu tetap tidak menyerah dan terus bergerak dengan menyisakan jejak darah di sepanjang jalannya. Chandra berusaha mengingatkan laki-laki itu dengan berkata, “Lebih baik kamu menyerah saja kalau kamu tidak mampu. Kamu akan mati kalau begitu terus.”“Aku, aku tidak akan menyerah. Aku harus tetap melewati level ini, sekalipun aku harus mati. Aku akan menjadi orang terkuat di dunia i
Jembatan ini adalah sebuah jembatan batu yang dibangun dengan menggunakan batu putih. Chandra sempat tertegun sejenak lalu melangkahkan kakinya ke atas jembatan batu. Dia tiba-tiba merasakan tekanan yang sangat kuat ketika dia hendak melangkah maju. Dia merasa seakan ada gunung yang berusaha menghancurkan tubuhnya. Kaki Chandra tertekuk sampai tidak bisa menahan diri untuk jatuh tersungkur. Dia berusaha keras untuk bangun, tapi tubuhnya yang terasa seperti tertimpa gunung. Chandra hanya bisa berbaring di atas jembatan dengan napas terengah-engah. Chandra beristirahat sebentar dan mulai mengaktifkan metode semesta dengan energi sejatinya. Energi sejati mulai mengalir ke seluruh tubuhnya dan mengisi setiap tulang dan anggota tubuhnya. Di saat yang bersamaan, dia menggunakan kekuatan tubuhnya untuk berdiri, sekalipun tekanan yang dirasakannya sangatlah besar. “Krak!”Tekanan di tubuhnya sangatlah besar, sehingga tulang-tulang di tubuhnya mulai retak karena tidak bisa menahan beban yan
Sebuah kegagalan tidak akan mampu membuat Chandra menyerah. Chandra juga sudah memikirkan cara berkultivasi di benaknya. Cepat atau lambat, dirinya pasti bisa melewati level ketiga selama dia terus berusaha untuk berkultivasi. Bahkan dia juga akan tetap mendapatkan banyak manfaat ke depannya, sekalipun dia tidak berhasil mendapatkan Rumah Abadi ini. Chandra mulai masuk kembali ke dalam formasi pasukan batu setelah beristirahat sejenak. Tujuannya kali ini masuk ke dalam formasi bukan untuk melewati mereka, tapi untuk berlatih. Tidak lama kemudian, dia sudah berhasil maju sampai sejauh 200 meter. Di titik ini, kecepatan pasukan batu juga semakin meningkat sampai membuat Chandra tidak lagi bisa menghindari serangan mereka. Dia menerima semua pukulan yang bertubi-tubi tanpa sempat untuk melawan. Pedang yang menghantam tubuhnya adalah pedang batu yang tidak memiliki ujung yang tajam, sehingga tidak akan menimbulkan luka terbuka di tubuhnya. Namun, serangan pedang batu itu sangatlah kuat
“Apa Chandra akan berhasil melewatinya?”“Entahlah, apa mungkin manusia bumi bisa melewati level tiga ini?”Saat ini, ada banyak orang yang berhasil melewati level dua dan terjebak di level tiga. Mereka semua menyaksikan proses Chandra yang hendak menerobos level tiga ini. Chandra mengosongkan pikirannya dan menjernihkan perasaannya. Kemudian dia mulai mengambil langkah maju. Energi jiwanya keluar dari dalam tubuh yang membuatnya bisa merasakan sekelilingnya. Setiap manusia batu dan semua gerakan mereka muncul di benaknya dengan sangat jelas. Dia tahu apa yang akan dilakukan manusia batu setiap kali mereka mulai bergerak. Jadi, dia bisa menghindari serangan mereka semua tepat waktu. Tubuhnya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan sangat cepat. Dalam sekejap mata, dia sudah berada di jarak 200 meter. Saat ini, kecepatan serangan manusia batu juga makin meningkat. Hal ini membuatnya tidak bisa menghindari serangan manusia batu tepat waktu. Dia sedikit lengah dan tebasan pedang batu berha