”Ma, Mama kenapa?! Sikap Mama kenapa begitu?! Kakek datang secara langsung, tapi kenapa Mama seperti ini?”“Iya, merasa hebat?”“Cepat berlutut dan minta maaf sama Kakek!”Keluarga Kurniawan yang mengikuti di belakang tampak menyudutkan Yani secara bersamaan. Sedangkan Yani mendadak mengubah sikapnya dan memasang senyum lebar dan berkata,“Pa, rumah aku kecil dan bukan vila. Selain itu, nggak ada banyak kursi di dalamnya. Nggak ada tempat buat duduk, jadi aku nggak mempersilakan Papa masuk ke dalam. Kalau ada urusan, kita bicarakan di sini saja. Wah! Bawa hadiah juga ternyata! Hendro, kenapa masih diam? Cepat terima hadiahnya.”“Oh!”Hendro langsung menerima hadiah yang telah dibawa oleh keluarga Kurniawan. Namun karena jumlahnya cukup banyak, tidak akan cukup jika hanya dia sendiri yang menerimanya. Dengan suara melengking dia berseru, “Indah, bantu ambil barangnya!”Lelaki itu memberikan hadiah-hadiah tersebut sebagian pada Indah, setelah itu dia menerima lagi hadiah lainnya dari kel
“Ada rokok dan minuman alkohol. Boni, besok bawa ini ke toko di depan komplek dan tanya mereka bisa dapat harga berapa.”Boni yang sedari tadi bungkam hanya merespons istrinya dengan berdeham.“Ma, nggak perlu segitunya. Kita semua satu keluarga, kenapa harus merusak hubungan kita?” tanya Nova dengan suara pelan.“Memangnya kamu ngerti apa?!” sentak Yani.“Mama sudah cukup dengan sikap mereka! Sekarang kita nggak perlu melihat wajah mereka lagi! Hendro, kamu harus lebih semangat! Nggak perlu ke Yorda lagi dan ganti pekerjaanmu! Mama nggak percaya kalau kita akan kelaparan setelah keluar dari keluarga Kurniawan!”“Iya,” jawab Hendro dengan suara kecil sambil menundukkan kepalanya.Chandra menguap menahan kantuk. Kemarin malam dia pergi melakukan urusan penting hingga sedikit kurang tidur.“Nova, aku ke kamar dan tidur sebentar.”“Iya, tidurlah,” jawab Nova. Setelah itu dia mengeluarkan ponselnya dan menonton acara pelantikan dari Arya.Chandra masuk ke dalam kamar milik Nova yang sudah
Hari ini merupakan hari besar yang menggemparkan bagi Kota Rivera. Hari pelantikan Arya sebagai penerus dari lima wilayah militer. Tiga keluarga kaya di kota ini tampak sedang terikat di atas kursi dalam keadaan kepala yang terpenggal.Sedangkan anggota keluarga Sinaga sudah kabur dari Kota Rivera. Namun Chandra sudah mempersiapkan semuanya sebelumnya. Dia sudah memerintahkan orang untuk mengunci seluruh akses baik via laut, udara dan darat. Lelaki itu melarang keempat keluarga besar untuk pergi dari kota ini.Setelah pelantikan Arya, para petugas juga ikut unjuk diri dan menjelaskan perihal kematian dari ketiga keluarga tersebut. Seorang napi yang telah dijatuhkan hukuman mati ditarik keluar dan dipasangkan topeng yang digunakan oleh Chandra, setelah itu langsung ditembak mati di tempat dan dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada masyarakat.Karena itu, panasnya masalah ini telah berhasil ditekan untuk sementara waktu. Mengenai empat keluarga besar di Kota Rivera, untuk kelua
”Asal kamu mau, aku nggak masalah. Aku jadi tentara selama sepuluh tahunan dan cukup banyak uang yang tersimpan.”“Aku nggak ada kebiasaan menghabiskan uang lelaki.”“Baiklah.”Chandra tidak berkata apa pun lagi. Kalau Nova ingin kerja, maka dia akan mengikuti kemauan perempuan itu. Dia sendiri juga masih sedang mempersiapkan semuanya dan masih belum tahu kapan waktu pastinya bisa selesai.“Cuci muka dulu, aku mau tukar baju.”“Oh.”Chandra menganggukkan kepalanya dan melangkah keluar. Di ruang tamu tidak ada orang, kemungkinan mereka semua sedang pergi. Dia yang baru saja bangun dari tidur panjangnya melangkah ke arah kamar mandi dengan langkah sempoyongan.Setelah selesai membasuh wajah dan menyikat gigi, Chandra memutuskan untuk duduk menunggu di ruang tamu. Tidak butuh waktu lama untuk Nova keluar dari kamar dengan pakaian rapi. Penampilan perempuan itu membuat mata Chandra berbinar seketika.Nova mengenakan kemeja putih dengan bawahan rok ketat yang dipadu dengan sepatu hak. Dia t
Chandra mengendarai motornya dan membawa Nova ke sebuah pusat rekrutmen yang ada di sekitar sana. Saat tiba di depan pintu, Nova berkata, “Chandra, kamu tunggu aku di luar. Aku sendiri saja yang keliling di dalam.”“Kenapa? Kamu keberatan karena malu kalau aku jalan sama kamu?” tanya Chandra dengan nada jenaka.Dengan cepat Nova menjelaskan, “Bukan gitu! Aku harus keliling cukup lama dan takut merepotkanmu. Di dekat sini ada warnet, kamu bisa main-main dulu di sana sambil tunggu aku. Nanti setelah selesai, aku akan menghubungimu.”Dia mendorong kedua bahu Chandra. Nova sering membaca buku yang di dalamnya mengatakan bahwa seorang lelaki sangat tidak menyukai berkeliling dengan perempuan. Dia benar-benar khawatir Chandra akan merasa dirinya merepotkan lelaki itu.“Aku nggak bisa main permainan yang seperti itu. Sebaiknya aku ikut kamu saja. Kamu terlalu cantik, aku nggak bisa tenang,” ujar Chandra sambil terkekeh. Hati Nova terasa manis dengan hati yang berbunga-bunga. Dalam hatinya yan
Nova segera meletakkan surat lamaran yang dia bawa tadi ke atas meja. Detik yang sama lelaki itu mengangkat wajahnya dan membelalakkan matanya ketika melihat wajah Nova.“Tunggu sebentar.”“Iya?”Nova yang baru saja hendak melangkah pergi setelah meletakkan surat lamarannya langsung menghentikan langkah kakinya. Dia memandang kepala HRD Ariel Group tadi dan bertanya, “Ada yang bisa dibantu?”Tatapan Raden tertuju lurus pada Nova dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sorot matanya mengandung binar serakah karena tidak pernah melihat perempuan secantik yang ada di depannya ini.Dia menunjuk kursi dan berkata, “Duduk dan kita berbincang sesaat.”“Baik.” Nova menarik kursi dan duduk di hadapan lelaki itu.“Posisi apa yang kamu lamar?”“Desainer.”“Ada pengalaman pekerjaan yang sejenis, nggak?”“Nggak ada, Pak.”Kening Raden berkerut dan berkata, “Nggak bisa seperti ini, kamu tahu kalau perusahaan kami adalah perusahaan apa, bukan? Kamu tahu kalau perancang atau desainer di perusahaan kami i
Sekarang sudah tiba waktunya jam pulang kantor. Raden meminta para kandidat yang lainnya untuk datang lagi di esok hari. Setelah itu dia membereskan barangnya sambil berbicara pada Nova yang ada di sampingnya,“Nova, kalau nggak kamu ikut aku pulang ke rumah saja. Di rumahku nggak ada orang, aku akan menjelaskan semuanya dengan jelas padamu mengenai perekrutan karyawan.”“Hah? Ke rumah Bapak?” tanya Nova sedikit tercenung.Melihat ekspresi perempuan itu yang tampak terkejut membuat Raden bergegas menjelaskan, “Jarak rumahku lebih dekat dan jauh lebih nyaman. Kalau kamu nggak bersedia, kita ke kantor saja.”Lelaki itu adalah manajer HRD Ariel Group yang bertanggung jawab merekrut karyawan. Dia juga memiliki ruang kerja sendiri di kantornya. Di dalam ruangan tersebut terdapat sofa yang bisa dijadikan kasur.Dia sudah memikirkannya dengan matang. Hari ini dia harus berhasil meniduri perempuan secantik Nova! Perempuan di hadapannya ini adalah sosok yang dikatakan sebagai perempuan paling c
Perempuan itu terlihat berusia sekitar 25 hingga 26 tahun dengan mengenakan pakaian serba hitam yang berbahan kulit dari atasan sampai celananya. Rambut panjang hitamnya tergerai, dan wajahnya terlihat luar biasa cantik dengan tubuh yang sangat proporsional.Perempuan tersebut berhenti di tempat parkir bawah tanah dan berdiri di salah satu sudut. Matanya menyapu sekitar seakan tengah mencari sesuatu. Diam-diam tangannya mengarah ke belakang tubuhnya dan mengeluarkan sebuah pistol dari balik punggungnya.Detik itu juga, tubuhnya berbalik ke belakang dan mengarahkan pistol tersebut tepat ke arah Chandra. Raut wajah perempuan itu berubah menjadi panik ketika melihat sosok Chandra. Dengan cepat dia menyimpan pistolnya kembali dan dengan gugup bertanya, “Ke-kenapa ada kamu?”Chandra berjalan mendekat dan bersandar pada tiang beton sambil menatap perempuan dengan baju ketat di depannya. Perempuan itu terlihat luar biasa cantik dan polos. Dengan datar dia berkata, “Kenapa kamu nggak berada di
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba
Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.
Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l
Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.
Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete
Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat
Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke
Chandra menatap Xena sejenak dan berkata, “Ibu, aku akan menemui Kakek dulu.”“Pergilah,” jawab Xena lembut.Chandra kemudian bergegas meninggalkan ruangan bersama Jamal untuk menemui Raja Januar. Di dalam kamar Raja Januar, di atas meja, tampak sebuah benda aneh berbentuk gumpalan daging seukuran bola basket yang bersinar merah darah.Benda itu terlihat sedikit menakutkan tetapi memancarkan energi yang sangat kuat. Itulah Esensi Phoenix, inti kekuatan dari phoenix.Namun, semakin lama Raja Januar memandang Esensi Phoenix itu, semakin ia merasa ada sesuatu yang janggal. Di dalam esensi tersebut, tampaknya tersimpan kekuatan jahat yang tersembunyi. Saat pintu ruangan terbuka, Chandra dan Jamal pun masuk.“Ayah,” sapa Jamal.“Kakek,” ujar Chandra dengan hormat.Raja Januar tersadar dari lamunannya, lalu menunjuk kursi di samping dan berkata, “Duduklah.”Chandra dan Jamal duduk, sementara Raja Januar menyesap teh sejenak sebelum memulai pembicaraan. “Aku sudah dengar kabar soal kejadian d
Raja Januar akhirnya kembali. Berdasarkan petunjuk yang ditinggalkan Kaisar Pertama, ia pergi ke Negara seberang, memburu dan mengalahkan seekor phoenix. Dari sana, ia berhasil mendapatkan Darah Phoenix dan Esensi Phoenix. Mendengar kabar itu, Chandra merasa sangat bersemangat karena Darah Phoenix juga memiliki khasiat membuat orang awet muda dan hidup abadi. Raja Januar dan Jamal sendiri bisa hidup selama serIbu tahun karena dulu mereka meminum Darah Phoenix yang ditinggalkan Kaisar Pertama di dalam makamnya.Chandra kemudian mengikuti Jamal menuju Gurun Selatan, tepatnya ke Gunung Langit, sebuah area yang sebenarnya adalah hutan lebat. Tempat ini juga termasuk dalam rencana Chandra; ia berencana mendirikan perguruan setelah pembangunan di Negara Naga selesai, untuk melatih manusia berbakat yang bisa membantu bertarung di hari kiamat.Di Gunung Langit, tepatnya di istana bawah tanah, Chandra berjalan mengikuti Jamal. "Xena belakangan ini sering sadar, sepertinya ingatannya mulai pul