Share

Bab 73

Penulis: Angin
Perempuan itu terlihat berusia sekitar 25 hingga 26 tahun dengan mengenakan pakaian serba hitam yang berbahan kulit dari atasan sampai celananya. Rambut panjang hitamnya tergerai, dan wajahnya terlihat luar biasa cantik dengan tubuh yang sangat proporsional.

Perempuan tersebut berhenti di tempat parkir bawah tanah dan berdiri di salah satu sudut. Matanya menyapu sekitar seakan tengah mencari sesuatu. Diam-diam tangannya mengarah ke belakang tubuhnya dan mengeluarkan sebuah pistol dari balik punggungnya.

Detik itu juga, tubuhnya berbalik ke belakang dan mengarahkan pistol tersebut tepat ke arah Chandra. Raut wajah perempuan itu berubah menjadi panik ketika melihat sosok Chandra. Dengan cepat dia menyimpan pistolnya kembali dan dengan gugup bertanya, “Ke-kenapa ada kamu?”

Chandra berjalan mendekat dan bersandar pada tiang beton sambil menatap perempuan dengan baju ketat di depannya. Perempuan itu terlihat luar biasa cantik dan polos. Dengan datar dia berkata, “Kenapa kamu nggak berada di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 74

    Makam Raja Januar, harta karun, kunci dan Lukisan Gunung Merabu dan Mawar Hitam?Chandra menatap sosok dengan pakaian serba hitam dan tubuh proporsional milik Mawar Hitam tersebut sambil tenggelam dalam pemikirannya. Apakah ini sebuah kebetulan atau ada orang yang melakukannya dengan sengaja?“Jenderal, mohon terima aku,” ujar Mawar Hitam sekali lagi dengan sorot mata dan ekspresi memelas serta penuh permohonan.Chandra meliriknya sekilas dan berkata, “Kamu bilang ada orang yang membunuh semua anggota kamu? Kamu nggak mau kabur malah justru ikut datang ke Rivera dan meminta pertolonganku? Sepertinya nggak masuk akal, bukan?”“Pembunuh yang mengambil harta karun itu bukan merupakan dalang dari kejadian ini. Pembunuh itu ingin mengambil harta karunnya seorang diri dan nggak memberikan kotaknya ke atasan dia. Tapi dia membawa kotak harta karun tersebut dan masuk ke Rivera. Karena itu aku mengikutinya.”“Di tanganku ada kunci harta karun tersebut, kalau sampai atasannya tahu kunci tersebut

  • Jenderal Naga   Bab 75

    ”Terima kasih atas pujiannya.”“Oh iya, Nova, aku dengar katanya suami kamu merupakan orang yang dipilih langsung oleh Toni. Dia merupakan seorang yatim piatu dan baru saja kembali setelah pensiun dari militer? Kenapa kamu bisa tertarik dengan seorang tentara yang sudah pensiun?”“Dengan semua persyaratan yang kamu miliki, kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dari itu. Cari seorang lelaki yang sukses dalam karir dan memiliki harta banyak di usianya yang muda.”Raden menegakkan punggungnya dengan lurus ketika mengatakan kalimat tersebut.“Aku kenal dengan seseorang yang sudah menjadi manajer di perusahaan besar dengan usianya yang sangat muda. Gaji bulanannya sepuluh juta dan memiliki mobil serta rumah. Kamu lebih baik cerai dengan Chandra saja. Aku percaya kalau teman aku itu nggak akan keberatan dengan kamu.”Teman yang disebut oleh lelaki itu sesungguhnya adalah dirinya sendiri. Akan tetapi karena dia tidak bodoh, Raden memilih untuk tidak berbicara dengan terang-terangan. Dia tenga

  • Jenderal Naga   Bab 76

    Ruang kerja.Raden sudah membuka baju kemejanya dan melangkah menuju toilet. Dia mendorong pintu toilet dan menyadari bahwa pintu dikunci dari dalam.“Ternyata alarm siaganya cukup kuat.”Dengan seruan keras lelaki itu berteriak sambil mengetuk pintu, “Nova! Bukakan pintunya!”Nova yang berada di dalam toilet masih tidak berhenti membasuh wajahnya bahkan seluruh kepalanya juga ikut basah kuyup. Saat ini, baju atas perempuan itu telah basah sepenuhnya. Kain kemejanya melekat erat di kulit Nova dan mempertontonkan tubuh milik perempuan itu dengan jelas.Namun efek dari obat tersebut sangat kuat, tidak ada perubahan meski Nova sudah menyiram tubuhnya dengan air dingin. Tubuhnya semakin lama semakin panas seperti ada ribuan ulat yang tengah berjalan di dalam tubuhnya.Dari dalam benaknya timbul sebuah keinginan dan rasa haus akan sesuatu. Sesuatu tersebut merupakan sebuah hal yang tidak pernah dia alami sebelumnya. Nova meringkuk di lantai dan mulai membuka bajunya. Setelah itu dia mencubi

  • Jenderal Naga   Bab 77

    Di dalam ruang kerja Raden, lelaki itu sudah menarik Nova keluar dari dalam toilet dan membanting tubuh perempuan itu ke atas sofa. Saat ini, pakaian Nova sudah terlihat compang-camping dengan kesadaran yang sudah setipis kertas.Wajah Raden terlihat bagaikan kucing yang tengah melihat tikus sambil berkata, “Nova, kamu bilang dong! Bilang dan memohon padaku!”Nova menggigit bibir dalamnya dan berusaha menahan mulutnya meski tubuhnya sudah tidak tahan.Brak!Pintu ruangan yang dikunci dari dalam tiba-tiba terbuka oleh sebuah tendangan kuat. Pintu tersebut bahkan terjatuh. Wajah penuh urat milik seorang lelaki tampak muncul dari balik pintu itu.“Ka-kamu siapa?!”Raden membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara gaduh dan mendapati pintu yang sudah ambruk diikuti oleh seorang lelaki yang muncul setelahnya. Dalam seketika dia merasakan suhu di ruangan kerjanya mendadak menurun dan membuat tubuhnya merinding dan menggigil.Chandra berjalan mendekati mereka.“Kamu siapa?!”Mata Chandra mend

  • Jenderal Naga   Bab 78

    Chandra tahu polisi sudah datang ketika mendengar suara sirine. Dia tidak ingin kejadian ini diketahui oleh semua orang. Semua karena Nova hanya perempuan biasa, dia tidak akan sanggup menanggung caci maki yang terlalu berlebihan.Lelaki itu tidak ingin kedatangan polisi membuat hal ini tersebar luas ke seluruh kota. Meski Nova baik-baik saja, dia akan terkena dampak kalau masalah ini tersebarkan.Nova sudah mengalami terlalu banyak gosip tidak jelas, dan Chandra tidak ingin membuat perempuan itu terpengaruh oleh masalah ini. Oleh karena itu dia memutuskan untuk menghubungi Arya.Setelah selesai menelepon, Chandra kembali ke ruang kerjanya dan duduk menunggu di sofa. Sedangkan di depan pintu masih berkumpul para sekuriti yang tadi telah melihatnya membunuh. Satu per satu dari mereka memegang tongkat besi dengan keringat dingin yang membanjiri keningnya. Tidak ada yang berani masuk ke dalam ruangan milik Raden.Tubuh Raden masih terkapar tak bernyawa di lantai dengan darah milik lelaki

  • Jenderal Naga   Bab 79

    Para anak buah Arya langsung menjalankannya dan menyiapkan mobil untuk Chandra.“Bawa pergi semua CCTV di gedung ini! Atur para keluarga dari orang yang dibuat terluka oleh Chandra! Yang harus diobati segera diobati, yang harus diberikan kompensasi juga berikan pada mereka.”“Bawa pergi semua sekuriti yang melihat Chandra dan minta mereka tanda tangan perjanjian rahasia! Semua yang mereka lihat hari ini harus ditutup rapat-rapat, kalau sampai tersebar keluar, maka akan mendapat hukuman berat!”“Selain itu, beritakan pada publik kalau kejadian ini hanya sandiwara antar tentara dengan polisi saja.”Arya mengatur semuanya dengan cepat dan rapi. Mengenai kematian Raden, dia juga sudah mengutus orang untuk mencari tahu identitas lelaki itu. Dari sana diketahui bahwa lelaki itu adalah salah satu anggota keluarga Tedjo yang merupakan empat keluarga besar di Rivera.Dia langsung mengutus salah satu tentara untuk pergi ke kediaman keluarga Tedjo, sampaikan pada mereka kalau tim militer tertarik

  • Jenderal Naga   Bab 80

    Chandra terdiam sebentar kemudian menjawab, “Waktu aku sampai, kamu sudah jatuh pingsan. Setelah itu aku lapor polisi dan manajer itu ditangkap.”Chandra khawatir perempuan itu akan ada rasa trauma, sehingga dia berusaha menceritakannya dengan pelan dan lembut serta tidak lupa untuk menenangkan perempuan tersebut juga. Nova juga merasa dirinya beruntung sekali, beruntung karena dia banyak membaca buku dan tahu beberapa tanda-tanda sehingga membuatnya bisa merasa waspada lebih awal.Jika tidak, dia sendiri tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi nanti.“Ayo, kita keluar untuk makan,” ajak Chandra sambil menggandeng tangan Nova.Nova hanya mengikuti lelaki itu seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Chandra sudah selesai memasak makanan ketika perempuan itu tengah tertidur tadi. Saat tiba jam makan malam, para anggota keluarga Kurniawan yang tadi keluar juga sudah kembali ke rumah.Mereka semua berjalan-jalan ke mall dan tampak sibuk membahas tentang pertunjukan yang mereka no

  • Jenderal Naga   Bab 81

    Sekarang yang dia inginkan hanya berada di sisi Nova dan melewati hari dengan damai.“Ma, beberapa waktu lagi baru kita bicarakan. Bukannya Hendro ingin beli mobil? Uangnya kasih dia buat beli mobil dulu saja. Meski mau membuka klinik, tabunganku selama beberapa tahun ini juga sudah mencukupi.”Ucapan Chandra berhasil membuat senyuman Hendro terbit di bibir lelaki itu dan dengan cepat berkata, “Benar yang dikatakan Kak Chandra, Ma. Kita ganti mobil dulu jadi mobil mahal, setidaknya bisa menaikkan derajat sosial kita di luar sana.”Bahkan panggilan Hendro pada Chandra juga sudah berubah. Dia tidak lagi memanggil Chandra dengan sebutan yang tidak sopan karena lelaki itu sudah membantunya membujuk Ibunya.Chandra mengangguk dan berkata, “Benar, nggak kurang uang. Oh iya, Nova sepertinya lumayan tertarik dengan dunia desain pakaian. Bagaimana kalau kita nggak perlu buka klinik, tapi buat sebuah perusahaan butik saja?”“Dalam waktu dekat Edelweiss Business Center akan dibuka untuk eksternal

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2243

    Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah

  • Jenderal Naga   Bab 2242

    Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena

  • Jenderal Naga   Bab 2241

    Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan

  • Jenderal Naga   Bab 2240

    Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan

  • Jenderal Naga   Bab 2239

    Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus

  • Jenderal Naga   Bab 2238

    Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu

  • Jenderal Naga   Bab 2237

    “Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali

  • Jenderal Naga   Bab 2236

    Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status