Share

Bab 75

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
”Terima kasih atas pujiannya.”

“Oh iya, Nova, aku dengar katanya suami kamu merupakan orang yang dipilih langsung oleh Toni. Dia merupakan seorang yatim piatu dan baru saja kembali setelah pensiun dari militer? Kenapa kamu bisa tertarik dengan seorang tentara yang sudah pensiun?”

“Dengan semua persyaratan yang kamu miliki, kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dari itu. Cari seorang lelaki yang sukses dalam karir dan memiliki harta banyak di usianya yang muda.”

Raden menegakkan punggungnya dengan lurus ketika mengatakan kalimat tersebut.

“Aku kenal dengan seseorang yang sudah menjadi manajer di perusahaan besar dengan usianya yang sangat muda. Gaji bulanannya sepuluh juta dan memiliki mobil serta rumah. Kamu lebih baik cerai dengan Chandra saja. Aku percaya kalau teman aku itu nggak akan keberatan dengan kamu.”

Teman yang disebut oleh lelaki itu sesungguhnya adalah dirinya sendiri. Akan tetapi karena dia tidak bodoh, Raden memilih untuk tidak berbicara dengan terang-terangan. Dia tenga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 76

    Ruang kerja.Raden sudah membuka baju kemejanya dan melangkah menuju toilet. Dia mendorong pintu toilet dan menyadari bahwa pintu dikunci dari dalam.“Ternyata alarm siaganya cukup kuat.”Dengan seruan keras lelaki itu berteriak sambil mengetuk pintu, “Nova! Bukakan pintunya!”Nova yang berada di dalam toilet masih tidak berhenti membasuh wajahnya bahkan seluruh kepalanya juga ikut basah kuyup. Saat ini, baju atas perempuan itu telah basah sepenuhnya. Kain kemejanya melekat erat di kulit Nova dan mempertontonkan tubuh milik perempuan itu dengan jelas.Namun efek dari obat tersebut sangat kuat, tidak ada perubahan meski Nova sudah menyiram tubuhnya dengan air dingin. Tubuhnya semakin lama semakin panas seperti ada ribuan ulat yang tengah berjalan di dalam tubuhnya.Dari dalam benaknya timbul sebuah keinginan dan rasa haus akan sesuatu. Sesuatu tersebut merupakan sebuah hal yang tidak pernah dia alami sebelumnya. Nova meringkuk di lantai dan mulai membuka bajunya. Setelah itu dia mencubi

  • Jenderal Naga    Bab 77

    Di dalam ruang kerja Raden, lelaki itu sudah menarik Nova keluar dari dalam toilet dan membanting tubuh perempuan itu ke atas sofa. Saat ini, pakaian Nova sudah terlihat compang-camping dengan kesadaran yang sudah setipis kertas.Wajah Raden terlihat bagaikan kucing yang tengah melihat tikus sambil berkata, “Nova, kamu bilang dong! Bilang dan memohon padaku!”Nova menggigit bibir dalamnya dan berusaha menahan mulutnya meski tubuhnya sudah tidak tahan.Brak!Pintu ruangan yang dikunci dari dalam tiba-tiba terbuka oleh sebuah tendangan kuat. Pintu tersebut bahkan terjatuh. Wajah penuh urat milik seorang lelaki tampak muncul dari balik pintu itu.“Ka-kamu siapa?!”Raden membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara gaduh dan mendapati pintu yang sudah ambruk diikuti oleh seorang lelaki yang muncul setelahnya. Dalam seketika dia merasakan suhu di ruangan kerjanya mendadak menurun dan membuat tubuhnya merinding dan menggigil.Chandra berjalan mendekati mereka.“Kamu siapa?!”Mata Chandra mend

  • Jenderal Naga    Bab 78

    Chandra tahu polisi sudah datang ketika mendengar suara sirine. Dia tidak ingin kejadian ini diketahui oleh semua orang. Semua karena Nova hanya perempuan biasa, dia tidak akan sanggup menanggung caci maki yang terlalu berlebihan.Lelaki itu tidak ingin kedatangan polisi membuat hal ini tersebar luas ke seluruh kota. Meski Nova baik-baik saja, dia akan terkena dampak kalau masalah ini tersebarkan.Nova sudah mengalami terlalu banyak gosip tidak jelas, dan Chandra tidak ingin membuat perempuan itu terpengaruh oleh masalah ini. Oleh karena itu dia memutuskan untuk menghubungi Arya.Setelah selesai menelepon, Chandra kembali ke ruang kerjanya dan duduk menunggu di sofa. Sedangkan di depan pintu masih berkumpul para sekuriti yang tadi telah melihatnya membunuh. Satu per satu dari mereka memegang tongkat besi dengan keringat dingin yang membanjiri keningnya. Tidak ada yang berani masuk ke dalam ruangan milik Raden.Tubuh Raden masih terkapar tak bernyawa di lantai dengan darah milik lelaki

  • Jenderal Naga    Bab 79

    Para anak buah Arya langsung menjalankannya dan menyiapkan mobil untuk Chandra.“Bawa pergi semua CCTV di gedung ini! Atur para keluarga dari orang yang dibuat terluka oleh Chandra! Yang harus diobati segera diobati, yang harus diberikan kompensasi juga berikan pada mereka.”“Bawa pergi semua sekuriti yang melihat Chandra dan minta mereka tanda tangan perjanjian rahasia! Semua yang mereka lihat hari ini harus ditutup rapat-rapat, kalau sampai tersebar keluar, maka akan mendapat hukuman berat!”“Selain itu, beritakan pada publik kalau kejadian ini hanya sandiwara antar tentara dengan polisi saja.”Arya mengatur semuanya dengan cepat dan rapi. Mengenai kematian Raden, dia juga sudah mengutus orang untuk mencari tahu identitas lelaki itu. Dari sana diketahui bahwa lelaki itu adalah salah satu anggota keluarga Tedjo yang merupakan empat keluarga besar di Rivera.Dia langsung mengutus salah satu tentara untuk pergi ke kediaman keluarga Tedjo, sampaikan pada mereka kalau tim militer tertarik

  • Jenderal Naga    Bab 80

    Chandra terdiam sebentar kemudian menjawab, “Waktu aku sampai, kamu sudah jatuh pingsan. Setelah itu aku lapor polisi dan manajer itu ditangkap.”Chandra khawatir perempuan itu akan ada rasa trauma, sehingga dia berusaha menceritakannya dengan pelan dan lembut serta tidak lupa untuk menenangkan perempuan tersebut juga. Nova juga merasa dirinya beruntung sekali, beruntung karena dia banyak membaca buku dan tahu beberapa tanda-tanda sehingga membuatnya bisa merasa waspada lebih awal.Jika tidak, dia sendiri tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi nanti.“Ayo, kita keluar untuk makan,” ajak Chandra sambil menggandeng tangan Nova.Nova hanya mengikuti lelaki itu seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Chandra sudah selesai memasak makanan ketika perempuan itu tengah tertidur tadi. Saat tiba jam makan malam, para anggota keluarga Kurniawan yang tadi keluar juga sudah kembali ke rumah.Mereka semua berjalan-jalan ke mall dan tampak sibuk membahas tentang pertunjukan yang mereka no

  • Jenderal Naga    Bab 81

    Sekarang yang dia inginkan hanya berada di sisi Nova dan melewati hari dengan damai.“Ma, beberapa waktu lagi baru kita bicarakan. Bukannya Hendro ingin beli mobil? Uangnya kasih dia buat beli mobil dulu saja. Meski mau membuka klinik, tabunganku selama beberapa tahun ini juga sudah mencukupi.”Ucapan Chandra berhasil membuat senyuman Hendro terbit di bibir lelaki itu dan dengan cepat berkata, “Benar yang dikatakan Kak Chandra, Ma. Kita ganti mobil dulu jadi mobil mahal, setidaknya bisa menaikkan derajat sosial kita di luar sana.”Bahkan panggilan Hendro pada Chandra juga sudah berubah. Dia tidak lagi memanggil Chandra dengan sebutan yang tidak sopan karena lelaki itu sudah membantunya membujuk Ibunya.Chandra mengangguk dan berkata, “Benar, nggak kurang uang. Oh iya, Nova sepertinya lumayan tertarik dengan dunia desain pakaian. Bagaimana kalau kita nggak perlu buka klinik, tapi buat sebuah perusahaan butik saja?”“Dalam waktu dekat Edelweiss Business Center akan dibuka untuk eksternal

  • Jenderal Naga    Bab 82

    Toni memberikan saham keluarganya sebanyak 20 persen untuk Boni sekeluarga. Selain itu dia juga meminta Hardi menyerahkan posisi CEO dan meminta lelaki itu harus mendapatkan maaf dari keluarganya Boni. Hardi juga harus dan wajib membawa Nova pulang ke rumah.Jika tidak, maka dia yang harus mengenyahkan diri dari keluarga Kurniawan!Oleh karena itu Hardi menyiapkan hadiah lagi dan datang ke rumah Nova lagi. Kali ini yang ikut hadir tidak banyak, hanya ada Hardi dan istrinya serta kedua anaknya. Masing-masing dari mereka berempat membawa hadiah di tangan mereka.Hardi mengetuk pintu rumah Nova dengan pelan. Boni dan yang lainnya saat ini tengah makan sambil mengobrol santai. Mendengar ketukan tersebut, Yani langsung meminta Hendro pergi membuka pintu.“Hendro, buka pintu.”“Iya.”Lelaki itu meletakkan peralatan makannya dan pergi membuka pintu. Melihat orang yang datang adalah Hardi dan keluarganya membuat senyuman di bibir Hendro merekah lebar dan berkata, “Om, kenapa kalian datang? Mar

  • Jenderal Naga    Bab 83

    ”Mama, aku mohon, Ma. Jangan marah lagi, ya?” pinta Indah juga memohon pada mertuanya. Tas mahal, pakaian, peralatan dandan, semuanya bergantung pada pembagian saham keluarga ini.Hardi dengan senyum lebar berkata, “Yani, lupakan saja hal-hal lalu yang membuatmu marah. Kamu lihat sendiri, sikap papa kali ini sudah begitu jelas. Dia langsung memberikan saham sebanyak 20 persen.”Sebenarnya Yani juga mulai sedikit tertarik. Suatu saat nanti ketika Toni meninggal dan pembagian harta, maka keluarganya akan mendapatkan harta sebanyak triliunan!Boni tidak akan pernah mendapatkan uang sebanyak itu meski dia bekerja setengah mati seumur hidupnya. Akan tetapi setiap dia mengingat kembali sikap keluarga Kurniawan padanya dan semua penderitaan yang dia alami selama ini, serta posisi Boni di keluarganya, selalu membuat Yani ingin meneteskan air mata.Teringat kembali perlakuan keluarga Kurniawan pada mereka kemarin yang mengambil jasa Chandra dan memarahi mereka di depan umum. Teringat kembali ke

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

  • Jenderal Naga    Bab 1896

    Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.

  • Jenderal Naga    Bab 1895

    Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l

  • Jenderal Naga    Bab 1894

    Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.

  • Jenderal Naga    Bab 1893

    Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete

  • Jenderal Naga    Bab 1892

    Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat

  • Jenderal Naga    Bab 1891

    Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke

  • Jenderal Naga    Bab 1890

    Chandra menatap Xena sejenak dan berkata, “Ibu, aku akan menemui Kakek dulu.”“Pergilah,” jawab Xena lembut.Chandra kemudian bergegas meninggalkan ruangan bersama Jamal untuk menemui Raja Januar. Di dalam kamar Raja Januar, di atas meja, tampak sebuah benda aneh berbentuk gumpalan daging seukuran bola basket yang bersinar merah darah.Benda itu terlihat sedikit menakutkan tetapi memancarkan energi yang sangat kuat. Itulah Esensi Phoenix, inti kekuatan dari phoenix.Namun, semakin lama Raja Januar memandang Esensi Phoenix itu, semakin ia merasa ada sesuatu yang janggal. Di dalam esensi tersebut, tampaknya tersimpan kekuatan jahat yang tersembunyi. Saat pintu ruangan terbuka, Chandra dan Jamal pun masuk.“Ayah,” sapa Jamal.“Kakek,” ujar Chandra dengan hormat.Raja Januar tersadar dari lamunannya, lalu menunjuk kursi di samping dan berkata, “Duduklah.”Chandra dan Jamal duduk, sementara Raja Januar menyesap teh sejenak sebelum memulai pembicaraan. “Aku sudah dengar kabar soal kejadian d

  • Jenderal Naga    Bab 1889

    Raja Januar akhirnya kembali. Berdasarkan petunjuk yang ditinggalkan Kaisar Pertama, ia pergi ke Negara seberang, memburu dan mengalahkan seekor phoenix. Dari sana, ia berhasil mendapatkan Darah Phoenix dan Esensi Phoenix. Mendengar kabar itu, Chandra merasa sangat bersemangat karena Darah Phoenix juga memiliki khasiat membuat orang awet muda dan hidup abadi. Raja Januar dan Jamal sendiri bisa hidup selama serIbu tahun karena dulu mereka meminum Darah Phoenix yang ditinggalkan Kaisar Pertama di dalam makamnya.Chandra kemudian mengikuti Jamal menuju Gurun Selatan, tepatnya ke Gunung Langit, sebuah area yang sebenarnya adalah hutan lebat. Tempat ini juga termasuk dalam rencana Chandra; ia berencana mendirikan perguruan setelah pembangunan di Negara Naga selesai, untuk melatih manusia berbakat yang bisa membantu bertarung di hari kiamat.Di Gunung Langit, tepatnya di istana bawah tanah, Chandra berjalan mengikuti Jamal. "Xena belakangan ini sering sadar, sepertinya ingatannya mulai pul

DMCA.com Protection Status