Ruang kerja.Raden sudah membuka baju kemejanya dan melangkah menuju toilet. Dia mendorong pintu toilet dan menyadari bahwa pintu dikunci dari dalam.“Ternyata alarm siaganya cukup kuat.”Dengan seruan keras lelaki itu berteriak sambil mengetuk pintu, “Nova! Bukakan pintunya!”Nova yang berada di dalam toilet masih tidak berhenti membasuh wajahnya bahkan seluruh kepalanya juga ikut basah kuyup. Saat ini, baju atas perempuan itu telah basah sepenuhnya. Kain kemejanya melekat erat di kulit Nova dan mempertontonkan tubuh milik perempuan itu dengan jelas.Namun efek dari obat tersebut sangat kuat, tidak ada perubahan meski Nova sudah menyiram tubuhnya dengan air dingin. Tubuhnya semakin lama semakin panas seperti ada ribuan ulat yang tengah berjalan di dalam tubuhnya.Dari dalam benaknya timbul sebuah keinginan dan rasa haus akan sesuatu. Sesuatu tersebut merupakan sebuah hal yang tidak pernah dia alami sebelumnya. Nova meringkuk di lantai dan mulai membuka bajunya. Setelah itu dia mencubi
Di dalam ruang kerja Raden, lelaki itu sudah menarik Nova keluar dari dalam toilet dan membanting tubuh perempuan itu ke atas sofa. Saat ini, pakaian Nova sudah terlihat compang-camping dengan kesadaran yang sudah setipis kertas.Wajah Raden terlihat bagaikan kucing yang tengah melihat tikus sambil berkata, “Nova, kamu bilang dong! Bilang dan memohon padaku!”Nova menggigit bibir dalamnya dan berusaha menahan mulutnya meski tubuhnya sudah tidak tahan.Brak!Pintu ruangan yang dikunci dari dalam tiba-tiba terbuka oleh sebuah tendangan kuat. Pintu tersebut bahkan terjatuh. Wajah penuh urat milik seorang lelaki tampak muncul dari balik pintu itu.“Ka-kamu siapa?!”Raden membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara gaduh dan mendapati pintu yang sudah ambruk diikuti oleh seorang lelaki yang muncul setelahnya. Dalam seketika dia merasakan suhu di ruangan kerjanya mendadak menurun dan membuat tubuhnya merinding dan menggigil.Chandra berjalan mendekati mereka.“Kamu siapa?!”Mata Chandra mend
Chandra tahu polisi sudah datang ketika mendengar suara sirine. Dia tidak ingin kejadian ini diketahui oleh semua orang. Semua karena Nova hanya perempuan biasa, dia tidak akan sanggup menanggung caci maki yang terlalu berlebihan.Lelaki itu tidak ingin kedatangan polisi membuat hal ini tersebar luas ke seluruh kota. Meski Nova baik-baik saja, dia akan terkena dampak kalau masalah ini tersebarkan.Nova sudah mengalami terlalu banyak gosip tidak jelas, dan Chandra tidak ingin membuat perempuan itu terpengaruh oleh masalah ini. Oleh karena itu dia memutuskan untuk menghubungi Arya.Setelah selesai menelepon, Chandra kembali ke ruang kerjanya dan duduk menunggu di sofa. Sedangkan di depan pintu masih berkumpul para sekuriti yang tadi telah melihatnya membunuh. Satu per satu dari mereka memegang tongkat besi dengan keringat dingin yang membanjiri keningnya. Tidak ada yang berani masuk ke dalam ruangan milik Raden.Tubuh Raden masih terkapar tak bernyawa di lantai dengan darah milik lelaki
Para anak buah Arya langsung menjalankannya dan menyiapkan mobil untuk Chandra.“Bawa pergi semua CCTV di gedung ini! Atur para keluarga dari orang yang dibuat terluka oleh Chandra! Yang harus diobati segera diobati, yang harus diberikan kompensasi juga berikan pada mereka.”“Bawa pergi semua sekuriti yang melihat Chandra dan minta mereka tanda tangan perjanjian rahasia! Semua yang mereka lihat hari ini harus ditutup rapat-rapat, kalau sampai tersebar keluar, maka akan mendapat hukuman berat!”“Selain itu, beritakan pada publik kalau kejadian ini hanya sandiwara antar tentara dengan polisi saja.”Arya mengatur semuanya dengan cepat dan rapi. Mengenai kematian Raden, dia juga sudah mengutus orang untuk mencari tahu identitas lelaki itu. Dari sana diketahui bahwa lelaki itu adalah salah satu anggota keluarga Tedjo yang merupakan empat keluarga besar di Rivera.Dia langsung mengutus salah satu tentara untuk pergi ke kediaman keluarga Tedjo, sampaikan pada mereka kalau tim militer tertarik
Chandra terdiam sebentar kemudian menjawab, “Waktu aku sampai, kamu sudah jatuh pingsan. Setelah itu aku lapor polisi dan manajer itu ditangkap.”Chandra khawatir perempuan itu akan ada rasa trauma, sehingga dia berusaha menceritakannya dengan pelan dan lembut serta tidak lupa untuk menenangkan perempuan tersebut juga. Nova juga merasa dirinya beruntung sekali, beruntung karena dia banyak membaca buku dan tahu beberapa tanda-tanda sehingga membuatnya bisa merasa waspada lebih awal.Jika tidak, dia sendiri tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi nanti.“Ayo, kita keluar untuk makan,” ajak Chandra sambil menggandeng tangan Nova.Nova hanya mengikuti lelaki itu seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Chandra sudah selesai memasak makanan ketika perempuan itu tengah tertidur tadi. Saat tiba jam makan malam, para anggota keluarga Kurniawan yang tadi keluar juga sudah kembali ke rumah.Mereka semua berjalan-jalan ke mall dan tampak sibuk membahas tentang pertunjukan yang mereka no
Sekarang yang dia inginkan hanya berada di sisi Nova dan melewati hari dengan damai.“Ma, beberapa waktu lagi baru kita bicarakan. Bukannya Hendro ingin beli mobil? Uangnya kasih dia buat beli mobil dulu saja. Meski mau membuka klinik, tabunganku selama beberapa tahun ini juga sudah mencukupi.”Ucapan Chandra berhasil membuat senyuman Hendro terbit di bibir lelaki itu dan dengan cepat berkata, “Benar yang dikatakan Kak Chandra, Ma. Kita ganti mobil dulu jadi mobil mahal, setidaknya bisa menaikkan derajat sosial kita di luar sana.”Bahkan panggilan Hendro pada Chandra juga sudah berubah. Dia tidak lagi memanggil Chandra dengan sebutan yang tidak sopan karena lelaki itu sudah membantunya membujuk Ibunya.Chandra mengangguk dan berkata, “Benar, nggak kurang uang. Oh iya, Nova sepertinya lumayan tertarik dengan dunia desain pakaian. Bagaimana kalau kita nggak perlu buka klinik, tapi buat sebuah perusahaan butik saja?”“Dalam waktu dekat Edelweiss Business Center akan dibuka untuk eksternal
Toni memberikan saham keluarganya sebanyak 20 persen untuk Boni sekeluarga. Selain itu dia juga meminta Hardi menyerahkan posisi CEO dan meminta lelaki itu harus mendapatkan maaf dari keluarganya Boni. Hardi juga harus dan wajib membawa Nova pulang ke rumah.Jika tidak, maka dia yang harus mengenyahkan diri dari keluarga Kurniawan!Oleh karena itu Hardi menyiapkan hadiah lagi dan datang ke rumah Nova lagi. Kali ini yang ikut hadir tidak banyak, hanya ada Hardi dan istrinya serta kedua anaknya. Masing-masing dari mereka berempat membawa hadiah di tangan mereka.Hardi mengetuk pintu rumah Nova dengan pelan. Boni dan yang lainnya saat ini tengah makan sambil mengobrol santai. Mendengar ketukan tersebut, Yani langsung meminta Hendro pergi membuka pintu.“Hendro, buka pintu.”“Iya.”Lelaki itu meletakkan peralatan makannya dan pergi membuka pintu. Melihat orang yang datang adalah Hardi dan keluarganya membuat senyuman di bibir Hendro merekah lebar dan berkata, “Om, kenapa kalian datang? Mar
”Mama, aku mohon, Ma. Jangan marah lagi, ya?” pinta Indah juga memohon pada mertuanya. Tas mahal, pakaian, peralatan dandan, semuanya bergantung pada pembagian saham keluarga ini.Hardi dengan senyum lebar berkata, “Yani, lupakan saja hal-hal lalu yang membuatmu marah. Kamu lihat sendiri, sikap papa kali ini sudah begitu jelas. Dia langsung memberikan saham sebanyak 20 persen.”Sebenarnya Yani juga mulai sedikit tertarik. Suatu saat nanti ketika Toni meninggal dan pembagian harta, maka keluarganya akan mendapatkan harta sebanyak triliunan!Boni tidak akan pernah mendapatkan uang sebanyak itu meski dia bekerja setengah mati seumur hidupnya. Akan tetapi setiap dia mengingat kembali sikap keluarga Kurniawan padanya dan semua penderitaan yang dia alami selama ini, serta posisi Boni di keluarganya, selalu membuat Yani ingin meneteskan air mata.Teringat kembali perlakuan keluarga Kurniawan pada mereka kemarin yang mengambil jasa Chandra dan memarahi mereka di depan umum. Teringat kembali ke
Di Kota Kunsu, Luna dikenal sebagai perempuan tercantik, juga orang yang paling baik hati. Dia tidak pemarah, baik kepada semua orang. Sama pengemis di jalan pun, dia tidak akan merasa risih. Luna menyelamatkan Chandra semata-mata karena dia tidak ingin orang mati di pegunungan.“Aku nggak tahu kamu siapa, juga nggak tahu dari mana kamu berasal. Sekarang aku nggak bisa urus kamu lagi. Sebelum pergi, aku akan atur semuanya dengan baik.”Luna telah membangun sebuah tempat penampungan di Kota Kunsu. Dia telah menyelamatkan banyak orang selama bertahun-tahun. Banyak dari orang yang dia selamatkan ditempatkan di tempat penampungan tersebut.“Kamu yang menyelamatkan aku?”Tepat ketika Luna bicara pada dirinya sendiri, Chandra tiba-tiba bicara.“....”Begitu Chandra bicara, Luna terkejut. “Ka-kamu bisa bicara?” tanya Luna.“Tentu saja,” jawab Chandra. “Hanya saja aku terluka parah, jadi mau ngomong pun nggak bisa. Oh ya, tempat apa ini?”Selama satu bulan ini, Chandra kadang sadar, kadang tid
Pada saat ini, Jumin berdiri dan berkata sambil tersenyum, “Pak Rifki, Luna belum ada rencana mau menikah. Bagaimana kalau urusan ini ditunda dulu? Tunggu Luna sudah ada rencana, kita baru bahas lagi.”Keluarga Jordan adalah pemimpin tiga keluarga besar di Kota Kunsu. Keluarga Yahya tidak berani sembarang menyinggung mereka.“Luna, aku nggak akan menikahi siapa pun selain kamu. Kamu sudah ditakdirkan untuk jadi milikku.” Kai menatap Luna dengan ekspresi serakah di wajahnya. “Kamu pasti setuju. Nggak lama lagi, kamu akan datang ke rumah kami dan mohon padaku untuk nikahi kamu.”Usai berkata, Kai mengibas lengan bajunya dan pergi. Tetua keluarga Jordan yang bernama Rifki itu menatap Jumin dengan dingin, lalu mendengus sinis. “Nggak tahu diri,” ujarnya dengan ketus.Kemudian, Rifki juga pergi. Setelah keduanya pergi, Jumin menghela napas tak berdaya. “Luna, seharusnya kamu jangan tolak. Kamu sendiri juga tahu bagaimana situasi keluarga kita sekarang. Keluarga Jordan sangat kuat dan berkua
Chandra telah disambar petir selama lebih dari setengah bulan. Tubuhnya sudah kelelahan, jiwanya pun telah rusak parah. Meskipun dia telah memulihkan diri selama sebulan, luka di tubuhnya masih belum pulih juga.Saat ini, Chandra baru saja sadar, tidak lagi dalam kondisi koma. Walau lukanya belum sembuh, Energi Iblis di dalam tubuhnya perlahan-lahan memulih. Jika kondisi ini terus berlanjut, tubuh Chandra akan pulih dengan sangat cepat.Chandra sedang berbaring di tempat tidur dan beristirahat. Pada saat ini, di luar pintu kamar Chandra.“Ada apa? Apa yang terjadi?”Seorang perempuan cantik bergaun putih menatap pelayan yang berlari menghampirinya. Dia pun memarahi pelayan itu, “Bikin heboh saja. Nggak punya sopan santun.”“No-Non, keluarga Jordan datang ke sini untuk melamar.”Setelah mendengar hal itu, perempuan itu seketika mengerutkan kening. Tempat ini adalah Alam Primordial, tempat yang menduduki peringkat pertama di 3000 dunia tersegel. Perempuan itu bernama Luna Yahya. Dia adal
Suara Chandra menggema ke seluruh penjuru. Tubuhnya masuk ke dalam segel dan menghilang dari Gunung Bushu. “Kurang ajar!”Akram mengumpat dengan penuh amarah seraya berkata, “Siapa yang berani membantu pemuda itu?”Peristiwa ini disiarkan secara langsung di seluruh dunia. Nova yang menyaksikan siaran itu sejak awal langsung merasa lega ketika melihat Chandra melarikan diri. Chandra sempat meneriakkan beberapa patah kata sebelum menghilang setelah itu dia langsung tidak sadarkan diri. Tubuhnya berhasil masuk ke dalam celah segel dan tidak tahu ke dunia mana tubuhnya akan pergi. Setelah beberapa waktu berlalu, Chandra akhirnya tersadar. Dia merasa tubuhnya sangat lemah. Bahkan tubuhnya terasa sakit ketika dia sedikit menggerakkan tubuhnya untuk berbalik. Kemudian dia menyadari ada tirai putih di atas kepalanya. “Aku masih hidup? Di mana aku berada sekarang?” tanyanya bingung. “Tuan, apa kamu sudah siuman?”Tiba-tiba saja sebuah suara terdengar. Chandra ingin segera berbalik untuk me
Chandra terus disambar petir selama belasan hari yang mengakibatkan energi iblis di dalam dirinya habis. Namun, tubuhnya tetap saja utuh dan tidak lenyap setelah mendapatkan serangan petir bertubi-tubi karena dia memiliki tubuh yang luar biasa. Jiwanya juga sudah rusak parah. Namun, dia bisa melindungi jiwanya agar tidak menghilang dengan kekuatan tubuhnya. Dia pasti sudah tewas sejak lama kalau saja dia tidak memiliki tubuh ini. Di aula utama. Akram terus memperhatikan keadaan Chandra. Hal terpenting baginya sekarang adalah Chandra segera tewas agar dirinya bisa menggunakan harta tak terhingga guna memenjarakan jiwa dan mengambil tubuh Chandra. “Ck, ck, tubuh pemuda ini sungguh kuat. Prajurit lain pastinya sudah lama tewas kalau berada di posisinya saat ini,” ujar Akram terkejut dengan tubuh Chandra yang sangat kuat. Fakta ini membuatnya semakin ingin memiliki tubuh Chandra. Di sisi lain, Chandra merasa sangat kewalahan sampai dia merasa seperti akan segera mati.“Apa semua ini a
Kilatan petir menyambar pilar batu yang menjalar ke tubuh Chandra. Seketika, Chandra merasakan rasa sakit yang sangat hebat menyambar tubuhnya, sampai membuat jiwanya bergetar. Akhirnya, dia tidak lagi dapat menahan diri untuk tidak berteriak. Tidak ada seorang pun yang melangkah maju untuk membantunya. Tidak ada siapa pun yang bersimpati padanya. Bagaimanapun juga, Chandra adalah keturunan nenek moyang bumi yang merupakan pengkhianat. Leluhur Chandra sudah menyebabkan nenek moyang mereka tewas secara tragis saat itu. Tubuh Chandra terluka akibat sambaran petir. Namun, energi iblis langsung mengalir ke seluruh tubuhnya dan menyembuhkan semua lukanya dalam sekejap mata. Tanpa ada aba-aba, sambaran petir kedua kembali mengenai tubuhnya dan menyerangnya dengan ganas. “Aaa!” jerit Chandra dengan tubuh, pikiran dan jiwa yang tersiksa. Di antara kerumunan di kejauhan. Koko mengerutkan kening lalu berkata, “Kak, apa kamu hanya diam saja begini dan melihat Chandra menderita?”Trigali ber
Bukanlah hal sulit bagi Chandra untuk bisa melepaskan diri dari ikatan itu. Walaupun kekuatan kultivasinya sudah disegel, dia masih memiliki kekuatan fisik yang sangat besar. Selain itu, dia juga memiliki Istana Abadi dan Sasa yang mengatakan kalau dirinya tidak bisa membantu Chandra bertarung, tapi dia masih bisa membantu Chandra untuk melarikan diri. Namun, dia khawatir Sekte Sutan akan kembali menargetkan putri dan istrinya setelah dia berhasil melarikan diri. Sekarang, Chandra berada dalam dilema. “Chandra, apa kamu mengakui kesalahanmu?” tanya seseorang dengan suara lantang. Chandra langsung menatap Akram yang berada di bagian depan aula lalu berkata, “Kesalahan apa yang sudah kuperbuat?”“Kamu adalah seorang pendosa yang harus bertobat. Tapi, kamu justru bekerja sama dengan iblis, bahkan berlatih ilmu iblis,” balas Akram dingin. “Kalau begitu, aku akan menyegarkan pikiranmu.”Kemudian Akram mengeluarkan sebuah video dan memutarnya. Video itu berisikan pertarungan di antara Ja
Beberapa anggota Sekte Sutan bergegas masuk dan melepaskan ikatan serta segel titik akupunktur Chandra. Akram sama sekali tidak takut kepada Chandra, sekalipun Chandra adalah manusia bumi terkuat saat ini. Karena di matanya, Chandra hanya bagaikan seekor semut. Tidak lama kemudian, Chandra sudah menuliskan jurus Langkah Melawan Langit di atas kertas dengan pulpen yang sudah disiapkan lalu memberikannya kepada Akram. Ekspresi Akram seketika berubah setelah melihat pelatihan jurus yang dituliskan Chandra. “Ini? Bagaimana mungkin kamu bisa menguasai jurus seperti ini?” tanya Akram terkejut. Chandra langsung mengangguk seraya berkata, “Benar, aku sudah bilang padamu kalau kamu tidak akan mampu menguasainya, sekalipun aku memberikanmu cara untuk mempelajarinya.”“Kamu mempermainkanku, ya?” tanya Akram dengan raut wajah kesal. Kemudian energi sejati muncul di telapak tangannya dan dia menampar Chandra dengan keras, sampai membuat Chandra terpental lalu menghantam tembok di belakangnya. D
Chandra yang masih terikat hanya bisa menatap istri dan putrinya. Kemudian dia menarik napas dalam-dalam. “Kalian pergilah. Aku akan baik-baik saja,” ujar Chandra tenang. Nova yang sekarang, bukanlah seorang gadis polos yang tidak tahu apa-apa. Dia sekarang sangatlah bijaksana dan memikirkan semuanya dengan baik. Dia memilih untuk tidak berada di aula terlalu lama lalu meraih tangan Weni dan berbalik pergi meninggalkan aula. “Papa! Aku mau Papa!” teriak Weni yang menolak untuk pergi meninggalkan ayahnya. Namun, Nova dengan cepat menggendong putrinya lalu berkata kepada keluarga Kurniawan yang ada di dekatnya, “Kakek, kita harus segera pergi dari sini.”Chandra melihat kepergian Nova yang membuat dia merasa sedikit lebih lega. Kemudian dia kembali menatap Akram yang sedang duduk di kursi utama aula.“Bunuh saja aku kalau kamu mau. Aku hanya berharap, kamu tidak akan lagi mencari masalah dengan keluargaku setelah aku mati. Jika tidak, aku tidak akan melepaskanmu, sekalipun aku sudah