Naga Hitam berkata, "Kamu sudah dipanggil, pergilah.""Tapi, aku …." kata Nova dengan ragu.Chandra melambaikan tangannya dan berkata, "Tenang saja, tidak akan terjadi apa pun.""Baiklah." Nova pun mengenakan earphone tersebut, lalu bergegas kembali ke ruangan dan naik ke atas panggung sambil ditatap oleh semua orang. Seluruh dokter yang berada di peringkat 100 teratas telah dikumpulkan di atas panggung. Aturan dari pertandingan sudah ditentukan sejak awal dan telah dibacakan oleh Ruby serta Kayson. Aturan pertandingan konferensi medis kali ini sangat sederhana, yaitu satu lawan satu. Nantinya, sebanyak 50 orang pemenang akan memasuki kelompok pemenang dan akan aman untuk sementara waktu. Sebaliknya, 50 orang yang kalah akan melakukan pencocokan sekali lagi dan kembali bertanding satu sama lain. Orang yang menang akan masuk untuk melakukan pencocokan dengan anggota kelompok pemenang dan kembali bertanding satu lawan satu.Seusai pengumuman diumumkan, sebuah TV LCD muncul di tempat ter
Awalnya, Chandra tidak ingin bertindak dan hanya ingin membantu Nova secara diam-diam. Namun, dia tidak menyangka bahwa setiap dokter yang berpartisipasi dalam kompetisi ini bisa membawa seorang asisten. Kalena Farma milik Jefferson sudah menjalani praktik lebih dari 40 tahun. Dia merupakan seorang dokter pengobatan tradisional senior yang berurusan dengan bahan obat setiap hari. Jika menggunakan indra penciuman untuk mengidentifikasi 100 macam bahan obat, dia sama sekali tidak akan merasa kesulitan. Selama memberinya waktu yang cukup, dia mampu mengidentifikasi semuanya. Meskipun waktu kompetisi adalah 10 menit, dia setidaknya bisa mengidentifikasi sebanyak 30 hingga 40 macam. Sementara itu, asistennya sudah bekerja untuk waktu yang lama, dia tentu sangat memahami tentang bahan obat. Dalam waktu 10 menit, dia seharusnya bisa mengidentifikasi 10 jenis bahan obat. Sebaliknya, Nova hanyalah seseorang yang mendapat peringkat dengan popularitas. Asisten yang dibawa olehnya seharusnya ju
Chandra melirik Jefferson sekilas, lalu berkata dengan datar, "Pak Jefferson, apa kamu sedang meragukan keadilan dari konferensi medis kali ini? Ada begitu banyak media dan kamera di lokasi, seratus ribu penonton yang hadir, dan triliunan penonton yang menonton di depan televisi. Kamu bilang aku curang?""Kamu pasti curang! Kamu masih begitu muda, bagaimana mungkin kamu bisa mengidentifikasi bahan obat sebanyak ini hanya dengan indra penciuman dan waktu yang begitu singkat? Sekalipun kamu membuka mata, kamu juga tidak mungkin bisa secepat itu," ucap Jefferson.Jefferson tidak percaya bahwa Chandra yang tampak masih muda bisa memiliki pencapaian yang begitu menakjubkan dalam ilmu pengobatan tradisional. Ruby berkata, "Karena pihak lain meragukan, kalau begitu silakan juri memeriksa apakah penutup mata yang dia gunakan bermasalah atau tidak."Penutup mata yang dipakai Chandra akhirnya diperiksa oleh para juri. Satu per satu dari mereka memeriksa penutup mata itu dan tidak menemukan masa
Deska dan Kimin sudah mencari tahu tentang berita yang beredar di luar. Saat ini, asisten yang berada di sisi Nova merupakan presiden direktur dari Atma Group. Sementara itu, rumor yang beredar di dunia luar beberapa waktu yang lalu, presiden direktur Atma Group adalah Naga Hitam. Akan tetapi, mereka tahu bahwa itu bukanlah Naga Hitam. Naga Hitam yang sesungguhnya adalah Chandra yang menikah dan menumpang di Keluarga Kurniawan, keduanya hanya memiliki nama yang sama saja. Sementara itu, saat ini Chandra sedang berada dalam tahanan. Deska secara khusus menelepon ke kepolisian dan sudah memastikan bahwa Chandra benar-benar sedang dikurung serta tidak pernah keluar."Lakukan sesuai rencana," kata Deska sambil melirik Kimin sekilas.Kimin mengangguk, lalu wajahnya melintas ekspresi licik. Dia pun berkata, "Mulai dari sekarang, tidak akan ada lagi Asosiasi Pengobatan Tradisional di Someria, sedangkan asosiasi medis dari Negara Gorli akan memasuki Someria dan menduduki pasar obat Someria da
Ruby lanjut berkata, "Barusan, aku mendapat informasi bahwa ada orang yang tidak puas dengan aturan pertandingan yang kami tetapkan. Dia adalah dokter dari Klinik Majestic, Kimin. Sekarang, kami persilakan Kimin untuk naik ke panggung."Seiring dengan suara yang terdengar, Kimin pun muncul di atas panggung. Dia tampak sangat tenang saat menghadapi tatapan seluruh penonton dan juga kamera.Kemudian, Kayson bertanya, "Pak Kimin, apa yang membuatmu merasa tidak puas dengan peraturan pertandingan konferensi medis kali ini? Silakan katakan."Kimin menerima mikrofon yang diberikan oleh staf dan berkata, "Aku merasa sangat tidak puas dengan aturan kompetisi konferensi medis kali ini. Memangnya mau sampai kapan kalau kompetisinya satu lawan satu seperti ini? Aku menyarankan agar 100 orang yang masuk dalam babak final bisa bersaing bersama-sama."Ruby menjawab sambil tersenyum dan berkata, "Pak Kimin, aturan kompetisi ini telah disepakati oleh banyak klinik. Sekarang, kami tidak bisa mengubah a
Saat menghadapi tantangan yang begitu besar dari Kimin, Cakra sama sekali tidak takut dan memilih untuk menghadapinya. Karena Cakra menerima tantangan tersebut, Kimin pun menyunggingkan senyuman yang licik di wajahnya."Benar, aku akan memberi tahu aturannya sebentar." Kimin berkata, "Siapkan 1.000 jenis tanaman, lalu gabungkan secara bebas berdasarkan pengetahuan yang dimiliki masing-masing untuk dibentuk dan diracik menjadi racun, serta berikan kepada lawan untuk ditelan. Setelah itu, lakukan perpaduan sekali lagi dari 1.000 macam jenis obat ini untuk membuat penawarnya. Tentunya, kamu juga bisa menggunakan metode pengobatan seperti jarum dan titik akupunktur untuk menetralkan racun.""Oke," jawab Cakra sambil mengangguk.Kimin kembali berkata, "Demi menghindari kecurigaan, 1.000 bahan obat ini akan disiapkan dari Medika Gria milikmu."Cakra pun segera mempersiapkannya. Tak lama kemudian, beberapa lemari dibawa ke atas panggung. Semua lemari ini memiliki banyak laci yang masing-masin
Satunya lagi adalah seorang dokter yang tidak terkenal. Siapa di antara mereka berdua yang memiliki pencapaian lebih hebat dalam keterampilan medis? Semua orang menjadi sangat menantikannya.Nova melihat Cakra dan Kimin yang sedang sibuk di atas panggung, lalu dia sontak bertanya, "Tuan Chandra, semua ini adalah bahan obat biasa, apa bisa dijadikan racun?""Bisa," jawab Chandra.Kemudian, Chandra menjelaskan sambil mengangguk, "Sebenarnya, semua obat itu tidak beracun, tetapi ketika dikombinasikan dengan proporsi yang berbeda, itu akan menjadi racun. Cakra dan Kimin punya bakat ilmu pengobatan tradisional yang sangat tinggi. Racun yang mereka buat benar-benar sangat mematikan. Sekarang, yang perlu dilihat adalah siapa di antara mereka yang memiliki metode menetralkan racun lebih hebat."Nova pun melirik Chandra sekilas dan bertanya, "Tuan Chanda, kalau kamu yang berada di panggung untuk berkompetisi dengan mereka, apa kamu bisa mengalahkan mereka?"Chandra menyunggingkan senyuman yang
Semua yang dibuat oleh Cakra dan Kimin adalah racun mematikan yang akan langsung menunjukkan kondisi keracunan setelah ditelan. Nurul dan Deska terkapar di lantai dengan gejala keracunan yang berbeda.Cakra bergegas berjongkok, lalu mulai memeriksa nadi dan kondisi tubuh Nurul. Di sisi lain, Kimin juga melakukan hal yang sama dan mulai memeriksa kondisi tubuh Deska. Ada belasan kamera di panggung yang meliput segala tindakan Cakra dan Kimin dengan sangat jelas.Setelah melakukan pemeriksaan dasar, Cakra segera mengeluarkan jarum perak untuk memblokir semua titik akupunktur dan meridian di tubuh Nurul serta mencegah penyebaran racun."Hanya 10 menit," gumam Cakra.Setelah melakukan pemeriksaan, Cakra sudah memiliki kesimpulan dalam hatinya. Dia harus membuat penawarnya dalam waktu 10 menit, lalu mengeluarkan racun dari tubuh Nurul. Jika tidak, nyawa Nurul akan terancam.Jika racunnya tidak dinetralkan dalam waktu 10 menit, sekalipun dia mengaku kalah dan Kimin memberikan penawarnya, tub
Seperti apa kekuatan yang layak disebut sebagai Penguasa Kekuatan? Para pesilat bumi bahkan tak bisa membayangkannya. Mereka hanya tahu bahwa masa depan manusia bumi akan sangat sulit. Santara berhenti bicara, dan Chandra pun tak banyak bertanya lagi. Ia duduk bersila di tanah, fokus memulihkan diri. Yang lain juga melakukan hal yang sama. Suasana pun berubah sunyi, terdiam di tengah proses pemulihan. Sambil memulihkan diri, pandangan mereka semua tertuju pada pohon besar dengan bunga ungu, berharap pada hasil akhirnya. Pohon itu memang luar biasa—buahnya tumbuh dengan cepat. Dalam sehari, bunga-bunganya mulai layu dan muncul kuncup buah. Kecepatannya membuat semua orang terkejut. Umumnya, bunga perlu bermekaran selama sebulan lebih sebelum muncul buah, tetapi kini, hanya dalam sehari, sudah ada kuncup buah yang terlihat. Pohon ini benar-benar ajaib. Semua orang menunggu dengan sabar. Satu minggu kemudian, pohon itu telah dipenuhi buah berwarna ungu, seukuran kepalan tangan, ber
“Bunganya saja sudah sewangi ini, bayangkan kalau sudah jadi buahnya nanti,” gumam salah satu pesilat. “Ini pasti benda suci,” tambah yang lain. Banyak orang berbicara dengan kagum, termasuk Chandra yang terpana dengan keharuman dan energi spiritual tempat itu. Energi di sini begitu kuat, beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan di luar. Tanpa banyak bicara, Chandra duduk bersila dan mulai memulihkan diri, begitu pula pesilat lain yang terluka, semuanya memanfaatkan waktu ini untuk mengobati luka mereka. Suasana di tempat itu terasa damai saat semua orang menunggu dengan tenang.Di sela-sela itu, Santara beberapa kali melirik ke arah Nova, kadang terlihat berpikir, kadang mengerutkan kening, seolah memendam sesuatu. Tatapan Santara yang berulang kali ke arahnya membuat Nova merasa tidak nyaman. Sambil duduk di samping Chandra, Nova berbisik pelan, “Sayang, Santara itu terus memandangiku.” Chandra menepuk tangannya dengan tenang dan berkata, “Jangan dipikirkan.” Nova meman
Jamal memanfaatkan Tara sebagai sandera untuk mengancam Santara. Santara menggenggam pedangnya erat-erat, wajahnya suram. Sambil bertarung dengan Raja Januar, dia memperhatikan jalannya pertempuran Tara dan melihat bahwa orang yang mengalahkan Tara ternyata adalah seorang wanita. Dia melirik Nova dengan penuh perhatian. Saat ini, mata Nova sudah kembali normal, dan darah yang mendidih di tubuhnya perlahan mereda, mengurangi aura kuat yang menyelimutinya. “Darah Iblis, ya?” gumamnya pelan. Akhirnya, Santara memilih untuk menghentikan pertarungan. Kekuatan para pesilat kalangan manusia bumi ternyata jauh melebihi dugaannya. Setelah dia menyarungkan pedangnya, Raja Januar pun menghela napas lega. Raja Januar turun ke tanah terlebih dahulu, berhenti di depan Jamal. Nova juga telah keluar dari kondisi transformasinya, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas seolah semua energi telah terkuras habis dalam pertarungan sebelumnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menghampiri Chandra. Chan
Saat Tara ragu, Nova sudah menyerang dengan cepat. Dentuman keras terdengar saat pedang mereka bertemu, memicu ledakan energi sejati yang mengguncang ruang di sekitarnya. Nova terlempar ke belakang, tetapi Tara juga terdorong beberapa langkah mundur. Dalam hatinya, Tara terkejut, “Kekuatan yang mengerikan.” Darah dalam tubuh Nova mendidih, seperti gunung berapi yang akan meletus, melepaskan kekuatan besar yang memperkuat tubuhnya. Meski baru mencapai Alam Kesembilan, kekuatan ini membuatnya mampu mengimbangi, bahkan mendorong mundur Tara. “Mati!” Mata Nova yang merah menyala menatap Tara dengan penuh amarah. Ia mengerahkan energi sejati Bintang Iblis, mengalirkannya ke dalam Pedang Keji Sejati, lalu menggunakan jurus Pedang Iblis. Jurus ini kuat dan agresif, penuh dengan energi yang dahsyat, menambah kehebatan serangannya. Dalam wujud yang sudah berubah ini, kekuatan Nova meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Tara, yang berada di Alam Mahasakti, mulai kesulitan menahan seranga
Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep
Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber
Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita
"Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be
Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara