"Oh?" Chandra yang duduk di lantai melirik Ular Hitam sekilas.Apa yang sedang dimainkan oleh Ular Hitam? Ular Hitam ingin membiarkannya menjadi bos Istana Gelap?"Jika aku menjadi bos, bukankah itu artinya kamu akan menyerahkan Istana Gelap ke tanganku? Apa kamu tidak takut aku akan merombak Istana Gelap setelah diberikan kepadaku?""Hahaha, itu sama sekali tidak masalah," ucap Ular Hitam sambil tertawa."Oke, aku setuju! Lepaskan ikatanku," kata Chandra yang ikut tersenyum.Ular Hitam langsung membuat isyarat tangan. Kedua orang yang mengenakan pakaian hitam dan penutup kepala berjalan ke depan, lalu melepaskan tali di tubuh Chandra.Setelah berdiri, Chandra merenggangkan otot dan tulangnya. Kemudian, dia melirik Ular Hitam sekilas sambil menyunggingkan senyuman yang mempermainkan di wajahnya."Kamu benar-benar melepaskan ikatanku. Apa kamu tidak takut aku mendadak menyerangmu? Kamu tahu kemampuanku. Kalau aku bertindak kejam, kamu bahkan tidak akan sanggup menahan tiga jurusku."Ula
Ular Hitam tahu bahwa menyelamatkan Alex adalah hal yang sangat sulit. Meskipun Teuku sudah menyetujuinya, Ular Hitam tetap tidak memercayainya karena Rivera merupakan salah satu kota di Someria. Di sisi lain, Teuku merupakan pimpinan dari Lima Jenderal yang mengurus pasukan di dunia. Jika Teuku mengepung tempat ini, Ular Hitam tidak akan bisa kabur. Pada saat itu, alih-alih menyelamatkan Alex, dia malah juga akan mati di tempat ini.Sekarang, Chandra adalah satu-satunya orang yang dapat dijadikan alat tawar menawar olehnya. Namun, setelah berpikir sejenak, Ular Hitam menyadari bahwa bekerja sama dengan Chandra memiliki peluang yang lebih besar daripada menggunakan nyawa Chandra untuk mengancam Teuku. Di sisi lain, Chandra masih mengisap rokok dan tampak merenung.Dia tidak tahu banyak tentang Alex, tetapi dia tahu betul organisasi seperti apa Istana Gelap itu. Istana Gelap adalah sebuah organisasi pembunuh yang mana seluruh anggotanya telah banyak membunuh orang. Ular Hitam tentu saj
"Tunggu di sini," ucap Chandra.Chandra berbalik, lalu berjalan kembali dan tiba di desa dengan sangat cepat."Hahaha, Naga Hitam, aku tahu kamu akan bekerja sama denganku." Begitu melihat Chandra kembali, Ular Hitam langsung berjalan ke arahnya sembari merentangkan kedua tangan yang bermaksud untuk memeluk Chandra."Minggir!" Chandra mengangkat kakinya untuk menendang. Lantaran memiliki luka di kakinya, gerakannya itu membuatnya sontak mengerang kesakitan.Kemudian, Chandra pun berkata, "Siapkan mobil untukku!"Ular Hitam langsung mengeluarkan seikat kunci, lalu melemparkannya dan berkata, "Mobilnya di depan pintu desa."Chandra menerima kunci tersebut dan pergi. Ketika dia berbalik, Sandra sudah tiba di depan pintu desa. Namun, dia juga tidak berani masuk karena ada banyak orang bersenjata lengkap yang berjaga di tempat itu. Dia tidak tahu untuk apa Chandra masuk ke dalam desa, jadi dia hanya bisa mondar-mandir dengan cemas di depan pintu desa."Kak Chandra …." Begitu melihat Chandra
Chandra melihat waktu sejenak, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Setelah merenung untuk sesaat, dia pun berpesan, "Aku butuh beberapa benda. Berikan pulpen dan kertas, aku akan tuliskan. Segera siapkan untukku."Ular Hitam segera memerintah, "Ambilkan kertas dan pulpen."Dalam sekejap, ada orang yang datang untuk mengantarkan pulpen dan kertas. Chandra pun menuliskan bahan yang dibutuhkan untuk membuat topeng kulit manusia serta beberapa obat-obatan. Saat melihat daftar yang dituliskan Chandra, Ular Hitam mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Untuk apa kamu butuh obat-obatan?""Jangan banyak tanya, segera siapkan. Waktunya tidak banyak lagi," pungkas Chandra.Ular Hitam pun bergegas mengaturnya, sedangkan Chandra mulai memejamkan mata dan bermeditasi. Semua barang yang dibutuhkan disiapkan dengan sangat cepat oleh Ular Hitam. Kurang dari satu jam, seluruh barang yang dibutuhkan oleh Chandra sudah diantarkan. Chandra pun mulai membuat topeng kulit manusia. Seusai menye
Chandra mengucapkan setiap perkataannya dengan sangat jelas."Hoi, apa yang mau kamu katakan? Jangan bertele-tele.""Jangan basi-basi, bicara saja terus terang."Ada banyak pembunuh yang tampak tidak sabaran lagi. Kemudian, Chandra tersenyum dengan datar dan berkata, "Sebenarnya, yang ingin aku katakan itu sangat sederhana. Kalian mau uang, aku bisa memberikannya. Kalau kalian mau menjalani hidup seperti rakyat biasa, aku juga bisa mewujudkannya."Chandra melirik mereka dan lanjut berkata, "Selama kalian bertobat untuk tidak menjadi pembunuh lagi, tunduk dan ikut di sisiku, serta mendengarkan perintahku, semua yang kalian harapkan akan terpenuhi. Yang terpenting adalah kalian bisa tetap hidup.""Kalian pikirkan saja sendiri. Oh, ya, dengarkan ucapanku. Sekarang hanya tersisa dua jam lagi sebelum fajar muncul, waktunya nggak banyak lagi."Di luar rumah, sekelompok pembunuh itu terdiam. Semua yang Chandra katakan memang berlogika. Mereka memang ahli dalam serangan diam-diam, tetapi merek
Di ruangan lain di dalam desa, Ular Hitam tampak duduk di atas sofa. Dia menyandarkan kedua tangannya di atas meja sambil memijat dahinya dengan pelan. Sementara itu, ada seorang bawahannya yang berdiri di sampingnya sambil berkata, "Bos, Naga Hitam sudah berhasil membuat beberapa pembunuh bayaran untuk tunduk padanya."Begitu mendengar laporan anak buahnya, raut wajah Ular Hitam menjadi serius. Naga Hitam terlalu mengerikan. Semua orang itu merupakan pembunuh dalam daftar pembunuh yang keberadaannya sangat menakutkan. Jika bukan karena memberikan tawaran 10 miliar, dia sama sekali tidak mungkin bisa mengumpulkan semua pembunuh itu. Sekarang, Chandra berhasil menundukkan mereka dengan sangat mudah. Metode dan siasatnya benar-benar sangat luar biasa!"Biarkan saja," ucap Ular Hitam sambil melambaikan tangannya. Selama bisa menyelamatkan Alex, siapa pun yang diyakinkan dan diambil oleh Chandra sama sekali tidak penting. Alex merupakan pendiri dari Istana Gelap dan sudah hampir 30 tahun
Bersamaan dengan itu, beberapa kilometer dari desa, ada sebuah rumah di tempat tersebut. Sebelum fajar muncul, Ular Hitam sudah berpindah ke tempat ini dengan sangat cepat. Saat ini, ponsel Ular Hitam berdering, dia lalu mengangkatnya."Ular Hitam, aku sudah mengantar Alex di desa yang kita sepakati," ucap pria dari ujung telepon itu.Ular Hitam bertanya, "Nggak ada orang lain, 'kan?""Tenang saja, nggak ada orang lain," jawab pria tersebut.Ular Hitam pun memutuskan panggilannya, lalu dia menelepon sebuah nomor. "Coba keluar dan lihat."Begitu menerima telepon tersebut, anak buah Ular Hitam menarik Chandra palsu keluar dari desa. Kemudian, dia menemukan ada sebuah mobil yang berhenti di luar desa dan seorang pria asing berdiri di depannya. Beberapa anak buah Ular Hitam menodongkan pistol ke arah Chandra palsu, lalu seorang pria paruh baya berjalan keluar dan menatap pria di hadapannya sekilas serta bertanya, "Di mana Bos Alex?""Kamu Ular Hitam?" tanya pria paruh baya itu."Iya," jaw
Ular Hitam tidak berani sembarangan bergerak karena kepalanya sedang ditodong dengan pistol. Meskipun dia berada di peringkat kedua dalam daftar pembunuh, orang-orang yang ada di sana juga merupakan pembunuh unggul. Jika berduel satu lawan satu, tidak ada satu pun yang akan kalah darinya."Naga Hitam, apa maksudmu?" Raut wajah Ular Hitam menjadi suram, lalu dia berteriak, "Aku bersikap jujur kepadamu, bahkan membiarkanmu menjadi bos Istana Gelap. Tapi, kamu malah memperlakukanku seperti ini?"Chandra berdiri, lalu berkata dengan tidak peduli, "Aku tidak percaya padamu. Kamu terlalu sulit diprediksi dan juga licik. Sejak kamu tiba di Rivera, kamu terus menjebak dan ingin memperalatku, 'kan?"Ular Hitam berteriak dengan keras, "Aku tidak seperti itu! Aku serius hanya ingin menolong Bos Alex. Aku berutang budi dan juga berutang nyawa kepada Bos Alex. Tanpa dia, aku sejak lama sudah mati. Jadi, aku akan menghalalkan segala cara untuk menyelamatkannya.""Bunuh dia!" ucap Chandra dengan data
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra