Chandra melihat waktu sejenak, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Setelah merenung untuk sesaat, dia pun berpesan, "Aku butuh beberapa benda. Berikan pulpen dan kertas, aku akan tuliskan. Segera siapkan untukku."Ular Hitam segera memerintah, "Ambilkan kertas dan pulpen."Dalam sekejap, ada orang yang datang untuk mengantarkan pulpen dan kertas. Chandra pun menuliskan bahan yang dibutuhkan untuk membuat topeng kulit manusia serta beberapa obat-obatan. Saat melihat daftar yang dituliskan Chandra, Ular Hitam mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Untuk apa kamu butuh obat-obatan?""Jangan banyak tanya, segera siapkan. Waktunya tidak banyak lagi," pungkas Chandra.Ular Hitam pun bergegas mengaturnya, sedangkan Chandra mulai memejamkan mata dan bermeditasi. Semua barang yang dibutuhkan disiapkan dengan sangat cepat oleh Ular Hitam. Kurang dari satu jam, seluruh barang yang dibutuhkan oleh Chandra sudah diantarkan. Chandra pun mulai membuat topeng kulit manusia. Seusai menye
Chandra mengucapkan setiap perkataannya dengan sangat jelas."Hoi, apa yang mau kamu katakan? Jangan bertele-tele.""Jangan basi-basi, bicara saja terus terang."Ada banyak pembunuh yang tampak tidak sabaran lagi. Kemudian, Chandra tersenyum dengan datar dan berkata, "Sebenarnya, yang ingin aku katakan itu sangat sederhana. Kalian mau uang, aku bisa memberikannya. Kalau kalian mau menjalani hidup seperti rakyat biasa, aku juga bisa mewujudkannya."Chandra melirik mereka dan lanjut berkata, "Selama kalian bertobat untuk tidak menjadi pembunuh lagi, tunduk dan ikut di sisiku, serta mendengarkan perintahku, semua yang kalian harapkan akan terpenuhi. Yang terpenting adalah kalian bisa tetap hidup.""Kalian pikirkan saja sendiri. Oh, ya, dengarkan ucapanku. Sekarang hanya tersisa dua jam lagi sebelum fajar muncul, waktunya nggak banyak lagi."Di luar rumah, sekelompok pembunuh itu terdiam. Semua yang Chandra katakan memang berlogika. Mereka memang ahli dalam serangan diam-diam, tetapi merek
Di ruangan lain di dalam desa, Ular Hitam tampak duduk di atas sofa. Dia menyandarkan kedua tangannya di atas meja sambil memijat dahinya dengan pelan. Sementara itu, ada seorang bawahannya yang berdiri di sampingnya sambil berkata, "Bos, Naga Hitam sudah berhasil membuat beberapa pembunuh bayaran untuk tunduk padanya."Begitu mendengar laporan anak buahnya, raut wajah Ular Hitam menjadi serius. Naga Hitam terlalu mengerikan. Semua orang itu merupakan pembunuh dalam daftar pembunuh yang keberadaannya sangat menakutkan. Jika bukan karena memberikan tawaran 10 miliar, dia sama sekali tidak mungkin bisa mengumpulkan semua pembunuh itu. Sekarang, Chandra berhasil menundukkan mereka dengan sangat mudah. Metode dan siasatnya benar-benar sangat luar biasa!"Biarkan saja," ucap Ular Hitam sambil melambaikan tangannya. Selama bisa menyelamatkan Alex, siapa pun yang diyakinkan dan diambil oleh Chandra sama sekali tidak penting. Alex merupakan pendiri dari Istana Gelap dan sudah hampir 30 tahun
Bersamaan dengan itu, beberapa kilometer dari desa, ada sebuah rumah di tempat tersebut. Sebelum fajar muncul, Ular Hitam sudah berpindah ke tempat ini dengan sangat cepat. Saat ini, ponsel Ular Hitam berdering, dia lalu mengangkatnya."Ular Hitam, aku sudah mengantar Alex di desa yang kita sepakati," ucap pria dari ujung telepon itu.Ular Hitam bertanya, "Nggak ada orang lain, 'kan?""Tenang saja, nggak ada orang lain," jawab pria tersebut.Ular Hitam pun memutuskan panggilannya, lalu dia menelepon sebuah nomor. "Coba keluar dan lihat."Begitu menerima telepon tersebut, anak buah Ular Hitam menarik Chandra palsu keluar dari desa. Kemudian, dia menemukan ada sebuah mobil yang berhenti di luar desa dan seorang pria asing berdiri di depannya. Beberapa anak buah Ular Hitam menodongkan pistol ke arah Chandra palsu, lalu seorang pria paruh baya berjalan keluar dan menatap pria di hadapannya sekilas serta bertanya, "Di mana Bos Alex?""Kamu Ular Hitam?" tanya pria paruh baya itu."Iya," jaw
Ular Hitam tidak berani sembarangan bergerak karena kepalanya sedang ditodong dengan pistol. Meskipun dia berada di peringkat kedua dalam daftar pembunuh, orang-orang yang ada di sana juga merupakan pembunuh unggul. Jika berduel satu lawan satu, tidak ada satu pun yang akan kalah darinya."Naga Hitam, apa maksudmu?" Raut wajah Ular Hitam menjadi suram, lalu dia berteriak, "Aku bersikap jujur kepadamu, bahkan membiarkanmu menjadi bos Istana Gelap. Tapi, kamu malah memperlakukanku seperti ini?"Chandra berdiri, lalu berkata dengan tidak peduli, "Aku tidak percaya padamu. Kamu terlalu sulit diprediksi dan juga licik. Sejak kamu tiba di Rivera, kamu terus menjebak dan ingin memperalatku, 'kan?"Ular Hitam berteriak dengan keras, "Aku tidak seperti itu! Aku serius hanya ingin menolong Bos Alex. Aku berutang budi dan juga berutang nyawa kepada Bos Alex. Tanpa dia, aku sejak lama sudah mati. Jadi, aku akan menghalalkan segala cara untuk menyelamatkannya.""Bunuh dia!" ucap Chandra dengan data
Teuku telah melihat Naga Hitam yang berdiri di depan rumah melalui kamera mikro tersebut. Dia pun seketika mengumpat, "Ular Hitam sialan! Beraninya dia mempermainkanku!""Bos, bagaimana ini?" ucap pria yang memimpin pasukan itu dengan suara rendah.Namun, pada saat ini, ada sekelompok orang lagi yang menerjang dari kejauhan."Letakkan senjata kalian, semuanya berjongkok di tempat!" Sebuah suara teriakan bergema. Begitu ratusan orang itu berbalik, raut wajah mereka seketika berubah saat melihat ada banyak kerumunan orang berpakaian senjata lengkap yang padat di sekeliling.Mereka adalah 1.000 anggota Pasukan Naga Hitam yang dibawa oleh Chandra dari Gurun Selatan. Semalam, Chandra telah menghubungi Johnson dan memintanya untuk datang dengan membawa anggota serta bersembunyi untuk bersiap-siap bertindak. Saat ini, Johnson berjalan ke arah Chandra dan memanggil, "Bos.""Ya," jawab Chandra sambil mengangguk.Di sebuah ruang rahasia di Rivera, Teuku menarik napas dalam-dalam ketika melihat
Akhirnya, Chandra sudah sampai di Rivera dengan sangat cepat. Begitu sampai, dia tidak langsung pulang, melainkan membawa sekelompok pembunuh yang tunduk kepadanya ke sebuah bengkel di pinggiran jalan yang merupakan pusat dari organisasi mafia. Di ruang rahasia yang berada jauh di bawah bengkel, terlihat Chandra duduk di atas sofa, sedangkan pembunuh yang mengikutinya berdiri di samping.Kemudian, Chandra melihat mereka satu per satu dimulai dari peringkat ketiga dari daftar pembunuh, yaitu Arabell, lalu diikuti peringkat keempat, Mardad, peringkat kelima, Noon, peringkat keenam, Nordi, peringkat ketujuh Astaro, peringkat kesembilan, Scorpio, dan yang terakhir adalah Deador.Sepuluh pembunuh teratas dari daftar pembunuh telah berhasil didapatkan oleh Chandra, kecuali Ular Hitam yang sudah mati dan juga raja pembunuh nomor satu."Naga Hitam, kamu berjanji memberikan kami 10 miliar," ucap pembunuh peringkat keempat, Mardad yang menanyakan janji dari Chandra.Semua orang yang memilih untu
Chandra berpesan, "Awasi Toko Antik Bartele di Jalan Antik itu. Jika ada informasi tentang penemuan kotak makam kuno Raja Januar di Gurun Selatan, segera beri tahu aku." "Baik Bos.""Sekalian cari tahu latar belakang para pembunuh ini. Kalau bisa, bawa keluarga mereka ke Rivera, lalu belikan rumah dan carikan pekerjaan untuk mereka. Selama keluarga mereka ada di Rivera, semua pembunuh ini baru bisa patuh.""Oke," ucap Johnson sambil mengangguk.Setelah memberikan perintah, Chandra pun berdiri dan pergi. Saat keluar dari bengkel, sebuah mobil Jeep melaju ke arahnya, lalu kaca mobil tersebut diturunkan dan terlihat Arya yang sedang melambaikan tangan kepada Chandra. Chandra berjalan ke arahnya, membuka pintu mobil, dan masuk ke dalam. Arya mengeluarkan sepuntung rokok, lalu memberikannya kepada Chandra dan bertanya, "Apa tidak terjadi apa-apa semalam?"Chandra menerima rokok tersebut dan tersenyum tipis. "Kalau terjadi sesuatu, apa aku bisa berdiri di sini lagi?"Raut wajah Arya menjadi
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di
Duno Lowen tidak tahu maksud dan tujuan kedatangan Yosan, jadi Yosan mengungkapkan tujuan utamanya dengan berkata, "Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu.""Tetua Yosan, tidak perlu sungkan begitu. Kamu bisa langsung memberitahuku.""Tujuanku datang ke sini adalah untuk meminta sebuah Pil Enam Yang," jawab Yosan terus terang. Senyuman di wajah Duno seketika menghilang setelah mendengar jawaban Yosan. Bahkan anggota keluarga Lowen lainnya yang berada di aula juga langsung berdiskusi satu sama lain. Duno berkata dengan raut wajah enggan, "Tetua Yosan, pil itu adalah peninggalan leluhur kami sejak ribuan tahun yang lalu. Sekarang, pil itu sudah tidak ada lagi."Yosan tahu kalau makna dari perkataan Duno adalah sebuah penolakan, jadi dia pun berkata, "Tuan Duno, aku juga tidak datang dengan tangan kosong. Aku akan menukar pil itu dengan barang yang setara. Aku akan berusaha memberikan apa pun yang keluarga Lowen inginkan."Yosan sadar kalau dia harus berkorban untuk mendapatkan Pil Ena
Luna terkejut ketika melihat sosok Yosan. Master Yosan? Jadi, Chandra sudah menjadi murid dari Master Yosan?Setelah tertegun selama beberapa saat, Luna akhirnya bertanya, "Kak Chandra, kamu mau ke mana?""Aku akan pergi ke Liran Selatan bersama Master Yosan," jawab Chandra. "Oh iya, pergilah," balas Luna. Chandra mengangguk lalu pergi tanpa banyak bicara setelah berpamitan dengan Luna. Dia berbalik lalu berkata kepada Yosan, "Master, ayo kita pergi."Yosan melambaikan tangannya dengan ringan lalu muncul cahaya keemasan yang diikuti dengan sebuah labu yang muncul di tangannya. Labu itu terus membesar sampai sepanjang 10 meter. "Ini?" tanya Chandra terkejut. Yosan tersenyum lalu berkata, "Ini adalah senjata tebang ajaib. Ayo, naiklah."Kemudian dia naik ke atas labu raksasa itu, diikuti oleh Chandra yang melompat di belakangnya. Yosan bergegas mengerahkan energi sejatinya lalu labu itu mulai bergerak dengan cepat di udara. Dalam sekejap mata, gunung-gunung tertinggal di belakang me
Yosan berkata, "Chandra adalah seorang pemuda yang cakap. Dia sangat kuat di segala aspek. Aku sudah menerimanya sebagai muridku. Selanjutnya, aku berencana untuk menentukan rencana pelatihan untuknya. Aku akan menggunakan semua kekuatanku untuk membimbingnya agar dia bisa meraih hasil maksimal dalam kompetisi besar nanti. Aku ingin menunjukkan kepada para tetua dan ketua sekte kalau masih ada murid yang luar biasa dalam perekrutan kali ini."Ziyan langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, "Master, walaupun Chandra memiliki potensi yang cukup baik, tapi kompetisi besar tidak lama lagi akan dilaksanakan. Kekuatannya tidak mungkin meningkat secara drastis dalam waktu sesingkat itu. Janganlah Master menghabiskan terlalu banyak usaha hanya untuk dia seorang. Lagi pula, murid di bawah bimbinganmu yang berusia di bawah 50 tahun masih cukup banyak. Jadi, lebih baik dan lebih hemat jika Master membimbing mereka daripada Chandra."Yosan langsung menatap Ziyan tajam setelah mendengar perkataa
Yosan merasa, Chandra memiliki potensi yang besar. Dia tidak mungkin salah dalam menilai orang lain. Selain itu, Chandra bisa memunculkan kekuatan yang sangat besar, sekalipun tingkat kekuatannya masih terhitung rendah. Bahkan dia bisa menandingi prajurit yang memiliki kekuatan tingkat ketiga Alam Keabadian. Chandra bisa segera naik ke tingkat keenam Alam Kesucian kalau saja dia berada di tingkat ketiga Alam Kesucian. "Chandra, aku akan mengatur rencana pelatihanmu. Tapi, kemungkinan besar kamu akan sangat menderita. Apa kamu mampu menahannya?" tanya Yosan penuh harap. "Aku bisa menahan apa pun, selama aku belum mati," jawab Chandra mantap. "Baiklah," balas Yosan dengan perasaan lega. "Tenang saja, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membimbingmu. Kekuatanmu akan meningkat pesat dalam waktu satu tahun ini.""Baik, aku akan menantikannya," balas Chandra penuh harap. "Sekarang, kamu tunggu dulu di sini selama beberapa hari. Aku akan mempersiapkan semuanya untuk membimbingmu," ujar
Yosan cukup terkejut dengan jawaban Chandra. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang prajurit yang pastinya tahu tingkat kesulitan dalam melatih kekuatan fisik. Kekuatan fisik harus terus ditempa dan tidak bisa ditingkatkan hanya dalam waktu singkat. Selain itu, tingkat kekuatan Chandra masih terhitung rendah, bahkan sedikit lebih rendah dari Yoko. Namun, dia bisa menjadi memberikan perlawanan sengit kepada Yoko. Sulit rasanya membayangkan seseorang yang memiliki kekuatan seperti ini. Yosan merasa gembira di dalam hatinya. Dia merasa seperti sudah menemukan sebuah harta karun berharga. Seseorang berbakat seperti Chandra akan tumbuh menjadi sosok yang menakutkan dalam bimbingannya. Bahkan Chandra mungkin bisa menjadi sama kuatnya dengan para utusan jenius yang datang ke bumi untuk memperebutkan keberuntungan dalam 10 sampai 20 puluh tahun lagi. Yosan tersenyum lebar lalu berkata, "Bagus, bagus sekali!"Chandra membalas pujian Yosan dengan senyuman tipis. Dia tidak mengungkapkan kalau d
Chandra hanya mampu membantu Luna sampai sini. Selanjutnya, Luna harus mengandalkan kemampuannya sendiri. Luna kembali ke halaman latihannya sendiri setelah selesai menyapa Chandra. Halaman mereka terletak bersebelahan. Mereka tidak tahu, apakah hal ini kebetulan atau memang Yosan yang sengaja mengaturnya.Chandra langsung berlatih setelah bergabung dengan Sekte Dayan. Sebenarnya, dia ingin masuk ke dalam Istana Abadi, tapi dia takut ada murid lain yang melihatnya. Bagaimanapun juga, dia baru saja bergabung dengan Sekte Dayan, jadi dia tidak ingin membuat masalah. Akhirnya, Chandra memutuskan untuk tidak pergi ke Istana Abadi untuk sementara waktu. Tiga hari kemudian.Yohan muncul di halaman Chandra ketika Chandra sedang berlatih. Chandra buru-buru berdiri lalu berkata dengan penuh hormat, "Tetua!"Yosan membalas dengan lambaian ringan. Di sisi lain, Chandra menatap Yosan tanpa mengetahui alasan Yosan mencarinya."Namamu Chandra, kan?" tanya Yosan. "Benar, namaku Chandra. Ada masal
Yosan berkata dengan wajah tak berdaya, "Aku juga tidak tahu kalau Sekte Sutan akan melaksanakan perekrutan murid baru secepat itu, bahkan sebelum Sekte Dayan."Joni berdiri sambil menatap seribu orang yang ada di aula lalu berkata, "Lihatlah lelucon yang kamu pilih."Joni yang sedang menatap seribu orang di hadapannya terlihat seperti seseorang yang baru berusia 50 tahunan dengan jubah kuning di tubuhnya. Dia bisa mengetahui dengan jelas tingkat kultivasi semua orang itu dengan indra spiritualnya, khususnya tingkat kekuatan yang dimiliki oleh Luna. "Lelucon apa ini? Bahkan kamu juga merekrut murid dengan tingkat kekuatan yang masih ada di Alam Mahasakti. Tetua Yosan, apa sih yang ada di pikiranmu? Jangan-jangan kamu melakukan kecurangan dalam proses seleksi ini, ya?"Luna hanya bisa menundukkan kepalanya setelah mendengar semua itu tanpa berani berkata sepatah kata pun. Di sisi lain, Yosan berusaha memberikan penjelasan ketika tiba-tiba saja terdengar suara seseorang. "Sudahlah!" se
Para calon murid yang ikut ujian kali ini terlalu lemah. Bahkan sekalipun Chandra membawa Luna, mereka masih berhasil lolos dan menjadi murid Sekte Dayan.Selanjutnya, Chandra pergi ke tempat istirahat untuk beristirahat sejenak. Luna sangat bersemangat setelah dia menjadi murid Sekte Dayan. Dia terus berjalan di sekitar Chandra dan terus mengungkapkan rasa terima kasihnya. Chandra hanya mendengarnya sambil tersenyum.Pertarungan terus berlanjut. Putaran demi putaran pertarungan berlanjut, semakin banyak orang yang terpilih untuk menjadi murid Sekte Dayan.“Semuanya, selamat telah menjadi murid Sekte Dayan.” Suara Yosan bergema keras. “Selanjutnya masih ada satu kali pertarungan. Pertarungan ini akan langsung menentukan sepuluh besar. Keuntungan menjadi sepuluh besar sangat banyak. Sepuluh besar bisa jadi murid Tetua. Juara pertama bisa jadi murid Ketua Sekte.”“Selain itu, sepuluh murid teratas juga memenuhi syarat untuk masuk ke Pustaka Agung Sekte Dayan untuk memilih kekuatan magis