Sebenarnya Nova ingin bertanya, "Apakah kamu adalah Naga Hitam?"Namun, Nova mengurungkan niat tersebut, dia pernah bertemu dengan Pangeran Misterius. Meskipun Pangeran Misterius mengenakan topeng, Nova merasa Chandra dan Pangeran Misterius memiliki kharisma yang berbeda jauh.Tidak, Chandra bukanlah Pangeran Misterius, dia bukan Naga Hitam, dia bukanlah orang yang membantu Nova.Walaupun Nova tidak jadi tanya, Chandra bisa menebak apa yang dipikirkan Nova. Hanya saja, Chandra juga berlagak bodoh.Tak terasa, langit terlihat mulai gelap.Ketika Andri pulang, semua orang mendekatinya dan menanyakan apa yang dilakukannya di kawasan militer.Andri menjawab dengan bangga, "Aku memiliki identitas khusus. Selain menjadi salah satu anggota tim pelatihan peperangan khusus, aku juga menjadi orang kepercayaan Jenderal Alfonso.""Apa?""Andri, serius?""Orang kepercayaan Jenderal Alfonso?"Anggota Keluarga Sinjaya sulit memercayainya."Andri, jangan main-main!" Markus menarik tangan Andri dan men
Begitu selesai menelepon, Chandra kembali menyalakan sebatang rokok.Selang beberapa menit, Andri menerima panggilan telepon."Baik, Baik. Aku mengerti."Setelah Andri menutup telepon, semua orang sontak menatap ke arahnya."Andri, ada apa? Jenderal Alfonso menelepon?" tanya Markus."Em." Andri menghela napas panjang dan berkata, "Kakek, ada kabar baik. Besok Jenderal Naga Hitam akan memberikan seminar pelatihan." Andri melompat kegirangan. "Jenderal Naga Hitam! Akhirnya aku bisa bertemu Sang Legenda."Semua orang menganga. Jenderal Naga Hitam?Jenderal Naga Hitam berada di Rivera Utara?Nova ikut tercengang dan berpikir, "Pangeran Misterius juga datang?"Setelah lebih tenang, Andri duduk dan lanjut berkata, "Tapi anggota keluarga nggak jadi diundang. Kali ini aku nggak bisa membawa kalian."Sesaat mendengar kabar kedua, semua anggota Keluarga Sinjaya pun tampak kecewa.Namun, Andri akan bertemu dengan Jenderal Naga Hitam, Jenderal yang paling disegani di seluruh Rivera. Walaupun sedik
Orang yang mereka nantikan adalah Jenderal Gurun Selatan, salah satu dari Lima Jenderal Someria.Selain itu, orang tersebut juga memiliki julukan Dewa Perang, Naga Hitam yang menjaga kedamaian Negara.Walaupun puluhan ribu orang berdiri di lapangan, suasana terasa sangat sunyi.Menit dan detik berlalu. Tak berapa lama, sebuah mobil Maserati datang dan perlahan-lahan berhenti di pinggir halaman.A ... apakah sudah datang? Naga Hitam sudah sampai?Semua orang mulai merasa gugup, mereka menatap mobil Maserati dengan tatapan tegang.Andri adalah salah satu di antara ratusan anggota tim pelatihan khusus yang terpilih. Sesaat melihat mobil tersebut, Andri pun tercengang. Mobil Maserati tersebut tidaklah asing ...."Mobil itu ... bukankah itu mobilnya Kak Chandra? Kok mobil itu ada di sini?" pikir Andri.Puluhan ribu pasang mata melihat mobil Maserati yang terbuka, tampak seorang pria tinggi dan kekar yang beranjak keluar. Pria tersebut terlihat sangat sederhana."Hormat!" terdengar sebuah te
Chandra sudah pergi, tetapi suasana di lapangan terasa seperti kuburan yang sepi.Sesekali, hanya terdengar suara Fayne yang merintih kesakitan.Semua orang tak menyadari apa yang terjadi barusan. Semua berlangsung begitu cepat.Takut dan merinding, hanya dua hal itu yang dirasakan orang-orang.Siapa yang tidak kenal Fayne? Dia adalah jenderal yang bertanggung jawab atas Tim Elang Khusus.Fayne sudah memimpin Tim Elang Khusus untuk menyelesaikan ribuan misi yang berbahaya. Orang sehebat Fayne saja kalah hanya dengan satu jurus?"Lihat, nggak?""Aku nggak melihat Jenderal Naga Hitam menyerang.""Kayanya Jenderal Naga Hitam meninju dadanya Jenderal Fayne."Puluhan ribu orang mulai berbisik-bisik.Chandra tidak peduli bagaimana orang lain menilainya. Chandra melakukan ini hanya demi membalas kebaikan Alfonso.Setelah pergi, Chandra mengirimkan pesan kepada Alfonso.[ Beri tahu kepada semua orang yang hadir, identitasku harus dirahasiakan, jangan sampai bocor. Minta mereka untuk menandatan
"Aku benar-benar bertemu Naga Hitam!" Andri menarik napas panjang. "Kamu nggak lihat betapa kuatnya Jenderal Naga Hitam. Jenderal Fayne yang paling kuat pun dikalahkan hanya dengan satu jurus saja!" Setiap mengingat pertarungan tadi, darah Andri terasa mendidih.Setelah mendengar jawaban Andri, Helen yakin bahwa Andri sudah bertemu Chandra.Huh .... Helen menghela napas panjang. Selama beberapa waktu ini, Helen merasa sangat tersiksa karena harus menjaga rahasia Chandra. Helen tidak punya teman untuk menceritakan kegelisahannya.Helen mengetahui identitas Chandra, tetapi dia harus merahasiakannya.Untungnya, ada orang lain yang juga mengetahui identitas Chandra. Jadi, setidaknya Helen ada tempat untuk bercerita."Kak Andri, sebenarnya aku sudah tahu identitas Chandra. Selain adalah Jenderal Naga Hitam Gurun Selatan, Chandra juga bos besarnya Perusahaan New Era. Aku bisa bekerja di sana berkat Chandra," Helen menjelaskan."Apa?" Andri membelalak. "Kamu ... kamu sudah tahu sejak awal?""
Chandra tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Nova. Jangan-jangan ... apakah Nova menyukai si "Pangeran Misterius"?Jika Nova benar-benar menyukai sisi Chandra yang lain, apa yang harus dilakukannya?Untuk memastikan tebakannya, Chandra pun memutuskan untuk mengetes Nova. Chandra akan menggunakan identitas Pangeran Misterius untuk berinteraksi dengan Nova. Chandra ingin mengetahui isi pikirannya Nova.Chandra tidak ingin menjelaskan terlalu banyak, dia langsung menutup panggilan Paul.Sembari menunggu malam tiba, Chandra bersantai dan menunggu Paul menyiapkan semuanya.Nova meninggalkan Atma Group dengan kecewa. Tak disangka, di tengah perjalanan pulang, Nova mendapatkan kabar dari Kusuma.Kusuma menelepon Nova dan memberitahunya, "Nona Nova, Pak Presdir bisa menemuimu malam ini. Untuk jelasnya, Pak Presdir akan menghubungimu secara langsung."Nova sangat senang mendengarnya. Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu datang juga!Nova sangat menantikan malam ini ....Sesampainya di rumah,
"Kak Chandra." Seorang gadis muda berusia dua puluhan tahun menyapa Chandra. Gadis itu mengenakan kaos tipis yang terawang, celana jeans, dan mengikat rambutnya ke belakang.Gadis ini adalah Senny, dia sudah beberapa hari bermalam di kliniknya Paul. Selain itu, Senny juga menyaksikan saat Chandra mengutus orang untuk menghancurkan Niroga Farma.Setelah beberapa hari memperhatikannya, Senny sudah bisa menebak identitas Chandra."Em." Chandra hanya mengangguk kecil."Kak Chandra," Paul keluar dan bergegas menyapa Chandra."Mana barang yang aku mau? Sudah siap?" tanya Chandra.Paul menunjuk sebuah kotak yang ada di atas meja dan menjawab, "Itu, baru diantar."Chandra langsung mengambil kotak itu, lalu masuk ke dalam kamar dan bersiap-siap.Sembari menunggu Chandra, Senny bersandar di bahu Paul dan bertanya, "Kak Paul, Kak Chandra mau ngapain?"Paul mengangkat kedua bahunya dan berkata, "Aku nggak tahu."Di dalam kamar, Chandra sedang sibuk membuat topeng manusia. Chandra memiliki keteramp
Kusuma bergegas menyiapkan mobil yang diminta oleh Chandra.Kusuma membeli semua aset Empat Keluarga Besar dan mendirikan Atma Group. Sekarang, Atma Group sudah memiliki aset senilai puluhan triliun.Bagi mereka, tidak ada mobil yang terlalu mahal ....Kusuma segera menyiapkan sebuah Rolls Royce Silver Phantom yang bernilai 1,8 miliar. Mobil ini tidak bisa dibeli oleh orang sembarang. Selain ada uang, pembeli juga harus memiliki relasi yang sangat bagus.Relasi yang dibangun oleh Atma Group sangatlah mengerikan.Empat Keluarga Besar menjual aset mereka dengan sukarela. Selain Keluarga Sinaga yang sudah bangkrut, ketiga keluarga lain masih memiliki posisi yang kuat di Rivera.Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Chandra mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan kepada Nova.[ Mau ketemu jam berapa?" ]Nova pergi ke Wasa Group. Sejak tadi, dia tidak bisa fokus bekerja. Setiap beberapa menit sekali, Nova selalu mengecek ponselnya.Setelah beberapa jam, akhirnya Nova menerima p
Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita
"Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be
Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara
Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma
Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd
Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba
Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.
Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l