Titan dengan cepat mundur, dalam sekejap sudah berada seratus meter jauhnya. Namun, kecepatan Chandra lebih cepat; dia mengejar dengan membawa Pedang Naga Pertama. Titan segera mencabut pedangnya.CLANG!Dua pedang bertemu. Dalam serangan Pedang Naga Pertama yang ganas, pedang Titan langsung patah. Meskipun pedang Titan adalah pedang terkenal, di hadapan Pedang Naga Pertama, pedang itu seperti batang kayu yang mudah dipatahkan.Pedang Naga Pertama mengirimkan energi yang mengguncang tubuh Titan, membuat darahnya bergejolak. Dia segera mengerahkan energi sejatinya untuk menekan gejolak tersebut. Dalam sekejap itu, Chandra menyerang lagi dengan pedangnya. Titan berusaha menghindar, namun terlambat. Pedang Chandra melukai lengannya, meninggalkan luka berdarah."Keparat, ini bukan Rahasia 13 Pedang. Apa teknik pedang ini? Mengapa pedangnya begitu aneh?" Titan terkejut.Saat Titan masih terkejut, Chandra menyerang lagi. Energi di tubuh Titan meningkat tajam. Dia mendorong kedua tangannya ke
Kekuatan Basita membuat Chandra dan Titan terkejut. Titan berdiri di kejauhan, menatap Basita, lalu melihat Chandra."Chandra, aku tidak percaya kamu akan tinggal di Gunung Rintoku selamanya. Jangan lupa perjanjian kita," kata Titan.Chandra menatap Titan, "Aku tidak lupa perjanjian kita. Beri tahu aku kapan kita akan bertindak. Tapi jika kamu ingin mengambil Pil Emas Sembilan Putaran dariku, itu tidak mungkin, kecuali kamu bisa mengalahkanku."Pil Emas Sembilan Putaran berhubungan dengan Alam Sembilan. Dikatakan bahwa satu pil bisa menciptakan seorang ahli Alam Sembilan. Benar atau tidak, Chandra tidak bisa sembarangan memberikan Pil Emas Sembilan Putaran kepada orang lain. Awalnya, dia tidak ingin mengungkapkan bahwa dia memiliki pil tersebut, tetapi demi mencari Nova, dia terpaksa menyebarkan kabar itu.Titan tidak berkata lagi, berbalik dan pergi. Dia tahu bahwa selama Basita ada di sini, dia tidak mungkin bisa mengambil Pil Emas Sembilan Putaran dari Chandra.Setelah Titan pergi,
Saat itu, Chandra merasa nyaman, seluruh pori-porinya terbuka. Dia tidak beranjak, duduk bersila di tempat dan mulai mengaktifkan teknik meditasi dari "Kitab Sembilan Kekuatan", menyerap dan mengolah energi dari Pil Emas Sembilan Putaran. Energi sejatinya meningkat dengan cepat.Sementara itu, di Gunung Lima Lukisan.Di wilayah Someria, terdapat sebuah gunung besar yang dikenal oleh penduduk lokal sebagai pegunungan tak bernama. Hanya sedikit orang yang tahu nama asli gunung ini. Di puncak gunung, terdapat sebuah biara.Biara ini memuja Dewi Kwan Im. Menurut cerita rakyat setempat, ada seorang biksuni tua di biara ini yang telah hidup sangat lama, bahkan sejak masa perang. Beberapa penduduk setempat yang sakit sering datang ke biara untuk mencari biksuni tua ini.Nova, mengikuti petunjuk dari Basita, tiba di Gunung Lima Lukisan dan sampai di puncaknya. Dia melihat biara itu, yang tampak sangat tua dan usang. Saat dia tiba, seorang biksuni tua berusia sekitar tujuh puluhan hingga delapa
Apa gunanya dia hidup tanpa ada Chandra dalam ingatannya? Namun, Nova hanya bisa hidup selama beberapa tahun lagi jika dia bersikeras ingin mempertahankan ingatannya tentang Chandra. Nova berada dalam dilema saat ini. Master Damendra juga tidak memaksa Nova untuk terburu-buru memberikan keputusan, jadi dia pun berkata, “Kamu tidak perlu terburu-buru. Kamu bisa memikirkannya matang-matang terlebih dahulu.”“Aku sudah memikirkannya dengan matang” jawab Nova mantap. Kemudian Nova menatap Master Damendra lalu bertanya, “Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan energi sejatiku?”“Energi sejatimu cukup kuat, jadi kurang lebih membutuhkan waktu satu tahun untuk menghilangkan semuanya. Selain itu, kamu juga harus terus melakukannya sampai tuntas. Kamu tidak bisa berhenti di tengah jalan. Jika tidak, gejalamu akan semakin parah. Terlebih lagi ....”Master Damendra tiba-tiba berhenti sejenak lalu kembali berkata sambil menatap Nova serius, “Kamu memiliki darah yang istimewa. Dar
Gunung, sungai dan tanah berguncang setelah mendengar teriakan dan raungan Chandra seakan gempa bumi dahsyat sedang melanda tanah di sekitarnya. Bahkan hewan-hewan yang berada di hutan pegunungan juga lari terbirit-birit ketakutan. Di sisi lain, Chandra justru merasa suasana hatinya terasa sedikit lebih baik setelah melampiaskan amarahnya. Dia pun mengambil Pedang Naga Pertama yang ditancapkannya ke atas tanah lalu hendak pergi. “Hei!”Namun, tiba-tiba sesosok tubuh melayang dengan cepat di udara dan muncul di depannya dalam sekejap mata. Ternyata sosok itu adalah Akasa. Penampilan laki-laki ini tampak sangat berbeda dari tahun lalu. Karena saat ini penampilan Akasa sudah kembali tua. Wajahnya menua dengan kulit yang sudah keriput. Chandra sudah bertemu Akasa beberapa kali dalam satu tahun belakangan. Namun, penampilan Akasa akan terlihat semakin menua setiap kali mereka bertemu. Chandra sedikit mengernyitkan dahinya ketika melihat Akasa lalu berkata, “Kamu pasti sudah terlalu bany
Akhirnya, ada kabar dari Nova setelah satu tahun berlalu. Entah apa yang dikatakan Akasa benar atau tidak, tapi setidaknya hal itu memberikan harapan baru bagi Chandra. Dia pun bergegas pergi menuju Rivera. Di kediaman keluarga Kurniawan yang berada di Rivera. Seluruh anggota keluarga Kurniawan berkumpul dan menatap ke arah Nova di hadapan mereka. Nova yang sekarang berada di hadapan mereka tampak seperti Nova yang masih berusia 18 tahun dengan rambut hitam panjang dan kulit putih serta halus. “Nova, apa benar ini kamu?”“Nova, kamu kembali? Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Chandra sempat datang ke Rivera untuk mencarimu, tapi dia tidak pernah muncul lagi setelah itu. Kamu maupun dia tidak pernah lagi terlihat. Sebenarnya, pergi ke mana kalian berdua?”Anggota keluarga Kurniawan mengelilingi Nova. Mereka melontarkan pertanyaan demi pertanyaan kepada Nova tanpa henti. “Siapa Chandra?” tanya Nova dengan wajah polosnya. Kemudian dia kembali berkata, “Oh iya, sebentar lagi aku ujia
“Apa yang terjadi di sini?”“Kenapa ada banyak prajurit?”“Mereka mau jemput siapa, sih?”Chandra juga tampak sedikit terkejut ketika menemukan ada banyak prajurit di saat dia berjalan keluar bandara. Namun, dengan cepat dia berjalan mendekati mereka. Kemudian, seorang laki-laki yang mengenakan jubah perang dengan bintang lima tersemat di bahunya berjalan mendekati Chandra lalu memberi hormat dan berkata, “Akhirnya, Raja Naga kembali!”Orang itu adalah Paul. Chandra menatap Paul dengan raut wajah heran. Chandra merasa seperti sedang bermimpi di siang bolong ketika melihat Paul di hadapannya saat ini. Bagaimanapun juga, Chandra sudah pergi mencari Nova selama satu tahun penuh tanpa berpamitan ataupun memberi kabar kepada Paul dan yang lainnya. Chandra sempat tertegun selama beberapa saat sampai akhirnya dia berkata, “Paul, aku kira siapa. Kamu terlihat semakin hebat saja. Bahkan kamu sudah mengenakan jubah pasukan Api Merah dengan bintang lima tersemat di pundakmu. Kamu benar-benar he
Chandra sudah mencari Nova selama satu tahun penuh. Tepat ketika dia akan menyerah, tiba-tiba saja dia mendengar kabar tentang Nova. “Bos, berita itu benar. Aku juga sudah melihat CCTV dan Nova memang benar-benar ada di rumah keluarga Kurniawan,” jawab Paul.Chandra benar-benar bersemangat dengan informasi yang sudah dikonfirmasi oleh Paul. Jadi, dia buru-buru berbalik dan hendak pergi menuju kediaman keluarga Kurniawan. Paul buru-buru mengejarnya seraya berkata, “Bos, biar aku antar kamu ke rumah keluarga Kurniawan.”“Oke,” jawab Chandra cepat sambil mengangguk lalu dia pergi menuju ke rumah keluarga Kurniawan dengan pengawalan dari Paul. Kediaman keluarga Kurniawan. “Kakek, Papa! Gawat! Ada masalah!” seru Leon panik ketika seluruh anggota keluarga Kurniawan sedang berkumpul sambil menatap Nova yang sedang makan. “Kenapa kamu bertingkah aneh begitu? Apa kamu tidak lihat kalau Nova sedang makan?” “Bukan ....”Kemudian Leon menunjuk ke arah luar lalu berkata, “Ada banyak kendaraan
Chandra, setelah berhasil menembus Alam Mahasakti, meninggalkan Gunung Langit dan tiba-tiba muncul di istana Negara Naga. Kehadirannya disambut oleh Maggie yang segera muncul di hadapannya.“Kak Chandra, sudah berhasil menembus batas? Kok cepat sekali keluar dari pengasingan?” tanya Maggie dengan nada terkejut.“Hmm,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah menembus Alam Mahasakti.”“Ha?!” Maggie terbelalak kaget. “Baru … baru Alam Mahasakti?”Chandra mengangguk sekali lagi, lalu bertanya, “Iya, memangnya kenapa?”Maggie tampak bingung sekaligus heran. “Tapi, Kak … bukankah sebelumnya Kakak berhasil mengalahkan seorang pesilat dengan empat segel kekuatan? Bagaimana mungkin Kakak baru sekarang menembus Alam Mahasakti?”Maggie merasa sulit menerima kenyataan ini. Jika apa yang dikatakan Chandra benar, maka sebelum menembus Alam Mahasakti pun, Chandra sudah memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan lawannya. Jadi, seberapa besar sebenarnya kekuatan Chandra? Chandra hanya tersenyum tip
Energi spiritual dari alam terus mengalir masuk ke tubuh Chandra, diserap dan dimurnikan menjadi energi sejati. Tubuhnya mengalami perubahan signifikan, dan kecepatan kultivasinya meningkat berkali-kali lipat. Kini, dia mampu menyerap energi spiritual sepuluh hingga seratus kali lebih cepat dibanding sebelumnya. Energi sejati-nya terus berkembang tanpa henti. Waktu berlalu tanpa terasa. Dalam sekejap, Chandra telah berlatih di Gunung Langit selama setengah bulan. Setelah setengah bulan, dia merasakan batas dari kekuatannya. Energi sejati-nya tidak lagi bisa bertambah, seperti terbentur tembok tak terlihat. Di atas kepalanya, dia dapat merasakan adanya penghalang tak kasat mata—sebuah dinding yang membatasi kultivasinya, menahan energi sejati-nya untuk terus berkembang. “Pecah!” Chandra mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan tinju yang dipenuhi energi sejati, dia menghantam penghalang itu dengan keras. Tubuh barunya memiliki kekuatan luar biasa, bahkan lebih besar daripada
Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes
Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan
Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la
Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A
Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah
Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut
Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar