Nova sungguh terkejut. Dia hanyalah seorang rakyat biasa, tidak pernah bertransaksi dengan uang yang nilainya sebesar itu. Uang triliun adalah jumlah yang sangat besar baginya. Keluarga Kurniawan memang memiliki aset senilai triliunan, tapi itu adalah nilai dari perusahaannya. Sudah lumayan apabila keluarga seperti Keluarga Kurniawan bisa memiliki uang tunai sebesar ratusan miliar.Sementara perusahaan seperti Arthur Group memang memiliki nilai pasar ratusan triliun, tapi nilai ratusan triliun hanyalah aset maya saja.Apabila terjadi sesuatu terhadap Arthur Group, misalnya perputaran dana terputus atau perusahaan tidak bisa beroperasional dengan normal, hal ini akan mengakibatkan penurunan nilai pasar perusahaan.Ratusan triliun ini bisa jadi berubah menjadi puluhan triliun, miliaran atau tidak bernilai, dan bahkan bisa minus.Sekelompok bos sedang berkumpul. Mereka sedang membahas masalah investasi mereka terhadap pusat bisnis itu.Mengenai semua ini, Nova tidak begitu memahaminya. D
Keberadaan Duma sudah tidak penting lagi bagi Chandra. Dia lalu bertanya dengan tenang, “Bagaimana dengan Tristan?”Paul langsung membalas, “Nama asli Tristan adalah Margo. Dia juga sama seperti Duma, datang ke Rivera pada tahun 80-an. Hanya saja, dia lebih sadis daripada Duma.”“Dulu dia punya seorang pengikut. Hanya saja pengikutnya menyinggung seorang tokoh besar, alhasil satu jarinya dipotong.”“Kemudian dia pun mengubah namanya menjadi Tristan, yang mana artinya gagah berani. Sama seperti Duma, Chandra juga punya banyak bisnis. Tapi dia lebih fokus di dunia rentenir.”Paul menjelaskan semua yang diketahuinya dengan detail. “Selain itu, Empat Keluarga Besar sudah bergabung sekarang. Mereka juga sudah menghubungi Duma, dan sekarang mereka sedang mencari Tristan.”Setelah mendengar sampai di sini, ekspresi wajah Chandra semakin serius lagi.“Delapan hari lagi adalah hari peringatan kematian Kakek, Ayah, dan anggota Keluarga Atmaja lainnya. Aku akan membunuh mereka semua untuk membal
Para penanggung jawab dari Empat Keluarga Besar dan para tokoh besar sedang berkumpul di dalam vila.Di antaranya terdapat Romi Sinaga si Penanggung Jawab Keluarga Sinaga, Lukas Wangsa si Penanggung Jawab Keluarga Wangsa, Kusnadi Tedjo si Penanggung Jawab Keluarga Tedjo, dan Doni Cahyadi si Penanggung Jawab Keluarga Cahyadi.Keempat orang ini adalah tokoh yang cukup berpengaruh di Kota Rivera. Pada saat ini, raut wajah mereka terlihat sangat serius.Selain keempat orang itu, masih ada banyak tokoh-tokoh hebat lainnya.Seorang lelaki berusia sekitar 50 tahunan yang agak gemuk sedang memainkan sebutir mutiara di tangannya. Si lelaki mengenakan kaus putih dengan kalung emas di lehernya. Tak hanya itu saja, di atas pundaknya juga terdapat seekor burung kakaktua. “Duma, apa yang harus kita lakukan sekarang?” Romy melihat lelaki yang sedang memainkan mutiara di tangan. Orang itu tak lain adalah Duma.Duma langsung melirik lelaki yang bertampang galak. Di atas wajah si lelaki terdapat bekas
Raut wajah Chandra berubah menjadi sangat menyeramkan.“Ingin main-main? Oke, aku akan temani kalian.” Kemudian Chandra memerintah, “Suruh Arya menemuiku di Klinik Mortal.”Paul melirik Chandra sekilas. Dia ingin sekali mengatakan kalau Arya bukanlah bawahanmu. Tapi dia tidak berani mengatakannya.Alhasil Paul langsung berjalan ke samping, lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi Arya.“Arya, iya, ini aku. Kak Chandra suruh kamu ke Klinik Mortal.”Arya baru saja pulang dari pangkalan militer. Dia bahkan belum sempat duduk, dan langsung menerima panggilan dari Paul.Amarah Arya seketika meledak. Dia langsung menendang pintu rumahnya hingga rusak.“Beri tahu Chandra, aku bukan bawahannya yang bisa dipanggil sesuka hatinya.”Suara tendangan terdengar keras di telinga Paul. Dia terkejut spontan melirik Chandra sekilas.Kemudian Paul berbisik, “Arya, aku sarankan lebih baik kamu datang sesegera mungkin. Emosi Kak Chandra sudah berada di ujung tanduk. Kalau dia nggak berhasil menahannya, s
Akhirnya Arya menghela napas lega. Sebelumnya dia sudah sempat menyelidiki latar belakang Chandra. Temperamen Chandra memang buruk, tapi dia tidak akan melukai orang yang tidak bersalah. Dia hanya melukai orang yang memang pantas untuk mati.Jika hanya mati puluhan orang saja, sepertinya hal ini juga bukanlah masalah serius.“Ini adalah terakhir kalinya aku membantumu.” Arya langsung berdiri dan berjalan pergi.Setelah Arya pergi, Chandra juga tidak tinggal lama lagi. Dia berpamitan dengan Paul, lalu meninggalkan Klinik Mortal, dan kembali ke rumah Nova.Setibanya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Saat ini Nova juga sudah pulang. Baru saja Chandra menutup pintu rumah, dia pun langsung dimarahi oleh Yani, “Ke mana kamu seharian ini? Nggak usah masak lagi, ya?”Chandra berjalan masuk rumah, lalu menjelaskan, “Tadi aku ketemu teman lama. Jadi mengobrol sebentar.”“Ibu ….” Nova segera maju untuk membela Chandra, “Ibu, Chandra itu suamiku, bukan pembantu rumah ini. Dia
Nova terlihat duduk di depan komputer, dia sedang mendesain busana.Chandra juga tidak mengerti dengan apa yang sedang dikerjakan Nova. Jadi dia pun tidak mengusik Nova. Dia pergi mengambil tikar dan meletakkannya di atas lantai.Kemudian Chandra tidur sambil menatap sosok Nova yang begitu serius dalam bekerja. Tanpa sadar, Chandra pun tersenyum.Keesokan harinya.Mobil Hendro yang ditabrak sudah selesai diperbaiki. Hari ini dia mesti membawa mobilnya pulang dari bengkel, sekalian mengurus prosedur klaim asuransi dan lain sebagainya.Yani tentu pergi menemani Hendro.Sebelum pergi, Yani pun bertanya, “Chandra, apa kamu bisa setir mobil?”Chandra mengangguk. “Emm, bisa.”Yani melempar kunci mobil, lalu memerintah, “Helen pulang hari ini. Kamu jemput dia pakai mobil Hendro.”Chandra menggaruk kepalanya dan bertanya, “Helen? Siapa dia?”Nova yang berada di samping Chandra pun menjelaskan, “Dia itu adik sepupuku, namanya Helen Sinjaya. Dia baru saja tamat kuliah, dan magang di luar kota. S
Lelaki yang mengendarai mobil BMW X5 bernama Grayson.Atasannya adalah orang yang cukup terkenal di dunia mafia. Dia juga memiliki sebuah klub kelas atas di Kota Rivera.Tugas Grayson adalah mengendarai mobil BMW ke depan pintu bandara, stasiun kereta api, atau terminal bus untuk mencari mangsa.Begitu menyadari ada yang datang yang luar kota dan memiliki penampilan yang memesona, Grayson pun akan mulai beraksi. Asalkan mangsa berhasil memasuki mobil, Grayson akan menyuruh gadis cantik untuk meneguk minuman yang sudah ditaruh obat bius sebelumnya. Begitu mangsa meneguknya, wanita itu pun akan langsung kehilangan kesadarannya.Setelah selesai bersetubuh, dia pun akan memotret dan merekam tubuh si wanita. Kemudian, dia akan mengirimkan foto dan video kepada atasan untuk dijual nantinya.Grayson terus mengamati Helen. Boleh dikatakan bahwa Helen adalah wanita tercantik dari seluruh mangsanya. Jika wanita secantik dia bisa masuk ke dalam jebakan Grayson, hasil rekaman dan jepretannya pun
"Ini ...."Dylan terlihat ragu-ragu. Dia sudah lama menyukai Helen dan sekarang kesempatan ada di depan mata.Namun, Dylan tidak berani memprovokasi Kak Hayden. Hayden adalah mafia yang menaungi ribuan preman. Kalau sampai Hayden mengamuk, Keluarga Samantha akan terkena imbasnya."Masih nggak mau pergi?" Grayson mengangkat kakinya dan menendang Dylan."Pergi, pergi, aku akan pergi." Setelah mempertimbangkan untung dan ruginya, Dylan memutuskan untuk menyerah. Dia tidak berani menyinggung Hayden hanya demi seorang wanita.Kalau Hayden marah, Keluarga Samantha bisa binasa. Dylan segera berbalik dan pergi."Helen?" Tiba-tiba, terdengar suara yang tidak asing.Chandra memberhentikan mobilnya saat melihat Helen yang berdiri di tepi jalan. Chandra mengeluarkan foto yang dipegang dan membandingkannya. Benar, wanita ini adalah Helen.Kemudian, Chandra beranjak keluar dari mobil dan berkata, "Helen, aku adalah Chandra."Helen pernah mendengar nama Chandra. Chandra adalah suami Nova yang tidak b
Chandra, setelah berhasil menembus Alam Mahasakti, meninggalkan Gunung Langit dan tiba-tiba muncul di istana Negara Naga. Kehadirannya disambut oleh Maggie yang segera muncul di hadapannya.“Kak Chandra, sudah berhasil menembus batas? Kok cepat sekali keluar dari pengasingan?” tanya Maggie dengan nada terkejut.“Hmm,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah menembus Alam Mahasakti.”“Ha?!” Maggie terbelalak kaget. “Baru … baru Alam Mahasakti?”Chandra mengangguk sekali lagi, lalu bertanya, “Iya, memangnya kenapa?”Maggie tampak bingung sekaligus heran. “Tapi, Kak … bukankah sebelumnya Kakak berhasil mengalahkan seorang pesilat dengan empat segel kekuatan? Bagaimana mungkin Kakak baru sekarang menembus Alam Mahasakti?”Maggie merasa sulit menerima kenyataan ini. Jika apa yang dikatakan Chandra benar, maka sebelum menembus Alam Mahasakti pun, Chandra sudah memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan lawannya. Jadi, seberapa besar sebenarnya kekuatan Chandra? Chandra hanya tersenyum tip
Energi spiritual dari alam terus mengalir masuk ke tubuh Chandra, diserap dan dimurnikan menjadi energi sejati. Tubuhnya mengalami perubahan signifikan, dan kecepatan kultivasinya meningkat berkali-kali lipat. Kini, dia mampu menyerap energi spiritual sepuluh hingga seratus kali lebih cepat dibanding sebelumnya. Energi sejati-nya terus berkembang tanpa henti. Waktu berlalu tanpa terasa. Dalam sekejap, Chandra telah berlatih di Gunung Langit selama setengah bulan. Setelah setengah bulan, dia merasakan batas dari kekuatannya. Energi sejati-nya tidak lagi bisa bertambah, seperti terbentur tembok tak terlihat. Di atas kepalanya, dia dapat merasakan adanya penghalang tak kasat mata—sebuah dinding yang membatasi kultivasinya, menahan energi sejati-nya untuk terus berkembang. “Pecah!” Chandra mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan tinju yang dipenuhi energi sejati, dia menghantam penghalang itu dengan keras. Tubuh barunya memiliki kekuatan luar biasa, bahkan lebih besar daripada
Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes
Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan
Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la
Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A
Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah
Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut
Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar