Share

Bab 151

Author: Angin
"Ini ...."

Dylan terlihat ragu-ragu. Dia sudah lama menyukai Helen dan sekarang kesempatan ada di depan mata.

Namun, Dylan tidak berani memprovokasi Kak Hayden. Hayden adalah mafia yang menaungi ribuan preman. Kalau sampai Hayden mengamuk, Keluarga Samantha akan terkena imbasnya.

"Masih nggak mau pergi?" Grayson mengangkat kakinya dan menendang Dylan.

"Pergi, pergi, aku akan pergi." Setelah mempertimbangkan untung dan ruginya, Dylan memutuskan untuk menyerah. Dia tidak berani menyinggung Hayden hanya demi seorang wanita.

Kalau Hayden marah, Keluarga Samantha bisa binasa. Dylan segera berbalik dan pergi.

"Helen?" Tiba-tiba, terdengar suara yang tidak asing.

Chandra memberhentikan mobilnya saat melihat Helen yang berdiri di tepi jalan. Chandra mengeluarkan foto yang dipegang dan membandingkannya. Benar, wanita ini adalah Helen.

Kemudian, Chandra beranjak keluar dari mobil dan berkata, "Helen, aku adalah Chandra."

Helen pernah mendengar nama Chandra. Chandra adalah suami Nova yang tidak b
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Jenderal Naga   Bab 152

    Dylan sontak ketakutan mendengar Grayson yang menelepon Hayden.Kalau Hayden melihatnya di sini, Dylan pasti akan dihajar sampai babak belur. Tidak hanya itu, Keluarga Samantha juga akan terkena imbasnya.Saking takutnya, kaki Dylan sampai gemetar. Dia buru-buru berbalik, lalu masuk ke dalam mobil dan menyingkir.Sejujurnya, Helen juga agak khawatir. Meskipun Helen bukan penduduk kota ini, dia mengetahui posisi Keluarga Samantha. Kalau Dylan sampai ketakutan seperti itu, berarti Hayden bukan orang sembarangan.Samantha menarik Chandra sambil berbisik, "Cepat pergi!"Namun, Chandra tidak bergeming, dia menatap lurus ke arah Grayson. Grayson memang tampan, makanya dia bisa membohongi para wanita dengan menggunakan wajahnya."Panggil yang banyak. Kebetulan, aku sedang ingin melatih tinjuanku." Chandra tersenyum menantang.Wajah tampan Grayson terlihat sangat kesal. "Bocah tengik, tunggu kematianmu! Jangan sombong!""Kak Chandra, cepat pergi!" Helen menarik tangan Chandra.Chandra menjawab

  • Jenderal Naga   Bab 153

    Abdul turun dari mobil dan tersenyum kepada Chandra, lalu memerintahkan bawahannya, "Bawa mereka."Dalam sekejap, belasan preman pun dibawa pergi. Ketika melihat Abdul, jantung Helen berdetak sangat cepat. Abdul adalah orang jenderal bintang satu kepercayaan Arya. Helen tidak menyangka bisa bertemu dengan sosok yang begitu terkenal di militer.Sayangnya, Abdul sudah pergi sebelum Helen tersadar dari lamunannya.Sembari melihat Abdul yang membuka pintu mobil, Helen agak menyesal kenapa dia tidak menyapanya? Ah, dia sudah melewatkan kesempatan yang sangat berharga.Sejak awal, Chandra sudah mengetahui bahwa Arya mengutus orang untuk mengawasinya. Meskipun begitu, Chandra tidak marah maupun kesal. Dia justru lega, dengan begini Abdul tidak perlu diam-diam mengikutinya lagi.Chandra membawa koper Helen sambil tersenyum dan berkata, "Ayo, pergi.""Em." Helen mengangguk sambil mengikuti Chandra.Setelah melihat para preman yang dibawa pergi, Dylan bergegas mengendarai mobilnya dan berhenti d

  • Jenderal Naga   Bab 154

    Di dalam mobil Audi.Dylan menyetir sambil menyombongkan diri, sedangkan Helen duduk di kursi penumpang dan mendengarkannya. Dylan menyombongkan betapa berkuasanya Keluarga Samantha di kota ini.Selain itu, Dylan juga menceritakan betapa besar perusahaan yang dimiliki serta pendapatan bulanan yang dihasilkan. "Helen, kata Bibi, kamu datang untuk mencari pekerjaan, ya? Bagaimana kalau kamu bekerja di perusahaanku saja? Keluargaku mempunyai pabrik obat. Dengan koneksi yang dimiliki keluargaku, perusahaan kami mendapatkan banyak pesanan dan bisa menghasilkan miliaran rupiah perbulan. Aku bisa memberikanmu jabatan sebagai manajer.""Lihat nanti saja," jawab Helen yang tampak tidak tergoda.Dylan mapan dan memiliki wajah yang tampan. Ditambah, mereka adalah teman kuliah, Helen sudah mengetahui karakter Dylan. Hanya saja, Helen memang tidak memiliki perasaan terhadap Dylan.Helen menyukai pria yang kekar dan pemberani. Dia ingin bekerja di Kota Rivera karena Arya dipindahkan ke sini.Helen s

  • Jenderal Naga   Bab 155

    Makan sendiri sangat tidak menyenangkan. Jadi, Chandra berinisiatif untuk mengajak Abdul.Selain itu, Chandra sengaja mengajak Abdul biar ada yang mentraktirnya."Ti, tidak perlu." Abdul terkejut, dia tidak berani makan bersama Chandra.Chandra memutar bola matanya. "Aku memberikanmu kesempatan untuk mentraktirku makan, harusnya kamu merasa terhormat. Aku tidak sembarang memberikan kesempatan seperti ini.""Benar, bIka!" Abdul mengangguk, lalu beranjak keluar dari mobil.Kebetulan, Abdul sedang tidak mengenakan seragam militer, dia berpakaian santai."Oh iya, aku ingin tanya." Chandra menepuk pundak Abdul dan merangkul sambil beranjak masuk ke dalam restoran."Ada apa, Kak?" Abdul merasa tidak leluasa dirangkul seperti ini."Menurutmu, kenapa Arya diutus untuk bertugas di Rivera?" tanya Chandra.Abdul ketakutan, dia langsung menjawab sambil gemetar, "Tidak, tidak tahu. Aku tidak berani asal bicara."Chandra hanya asal bertanya. Dia tidak menyangka kalau Abdul akan ketakutan seperti ini

  • Jenderal Naga   Bab 156

    Apa? Helen bertemu dengan Chandra, menantu Keluarga Kurniawan yang terkenal dengan kemalasan dan tidak berguna itu?Mustahil, bagaimana menantu pecundang sepertinya bisa makan bersama Jenderal Abdul?Helen sulit mencerna semua kejadian ini. Dia menutup mulutnya sambil membelalak.Ketika menoleh ke samping, Chandra melihat kebingungan melihat Helen yang sedang mematung.Chandra berpikir, 'Apa yang dilakukan bocah ini? Kok dia kaget melihatku?"Sesaat melihat Abdul yang duduk di depannya, Chandra baru mengerti kenapa Helen bersikap seperti ini. Chandra langsung berdiri dan berkata, "Helen, kebetulan kamu juga ada di sini? Sudah makan? Mau makan bersama? Kenalkan, ini Abdul, temanku semasa berada di panti asuhan. Sebenarnya kami sudah bertahun-tahun tidak ketemu. Kebetulan tadi berpapasan, dia mengajakku makan bersama."Abdul sontak memandang ke arah Chandra. Untungnya, Abdul segera mengerti maksud Chandra, dia bangkit berdiri, lalu menjawab sambil tersenyum, "Halo, aku Abdul.""Ah!!" Hel

  • Jenderal Naga   Bab 157

    Helen melirik Chandra, lalu kembali duduk."Kamu, kamu benar-benar Jenderal Abdul?" tanya Helen dengan tatapan berbinar-binar.Chandra tertawa saat Abdul menatapnya. "Helen, dia adalah Absaka, bukan jenderal.""Benar, benar." Abdul bergegas menganggukkan kepalanya dan berkata, "Nona ... Nona Helen, 'kan? Aku sama sekali tidak terlihat seperti jenderal. Aku bernama Abdul, eh maksudku Absaka. Aku dan dan Jenderal Abdul hanya mirip."Helen tertawa melihat Abdul yang berbicara sampai terbata-bata. Dia tidak menyangka, jenderal yang agung ini juga memiliki sisi menggemaskan.Helen tahu, pria yang berada di hadapannya adalah Jenderal Abdul. Dia sudah ratusan kali memutar rekaman upacara pengangkatan Arya, mana mungkin Helen tidak mengenali Abdul?Helen tidak mungkin salah mengenali orang, pria ini adalah Abdul.Absaka? Jangan bercanda!!"Jenderal Abdul, aku sangat mengagumimu. Apa ... apakah aku boleh berfoto denganmu?" Helen mengumpulkan keberaniannya untuk mengajukan permintaan ini. Seketi

  • Jenderal Naga   Bab 158

    Namun, Helen juga tidak tahu bagaimana Chandra bisa mengenal Abdul?Helen berpikir, 'Absaka? Teman semasa di panti asuhan?""Kak Chandra, jangan berbohong kepadaku. Katakan, apa hubunganmu dengan Jenderal Abdul?" tanya Helen.Chandra menjawab sambil makan, "Aku nggak kenal Jenderal Abdul, orang yang tadi adalah teman masa kecilku. Kami sudah lama nggak ketemu, kebetulan tadi berpapasan, terus makan sama-sama. Eh, sekarang dia jadi jenderal?""Kamu nggak tahu?" Helen tidak memercayai Chandra. Jenderal Abdul terlihat sangat mematuhi perintah Chandra, semua tersirat jelas dari tindakan dan sikapnya.Chandra menjawab, "Aku nggak tahu, kami sudah belasan tahun nggak ketemu. Abdul ... maksudku Absaka, dia juga tidak cerita sudah menjadi seorang jenderal."Chandra meletakkan sumpitnya, lalu menatap Helen dan bertanya, "Apa benar dia adalah seorang Jenderal?""Iya, kamu nggak nonton acara pengangkatan Arya?" tanya Helen."Astaga ...." Chandra sontak berteriak, "Hebat sekali dia?! Dulu dia sela

  • Jenderal Naga   Bab 159

    Setelah selesai bicara, Helen berbalik dan pergi."Ingar bayar, ya!" kata Chandra sebelum meninggalkan restoran."Sialan!" Dylan mengepalkan tinjunya. Wajahnya yang tampan terlihat agak masam."Chandra, manusia tidak berguna! Tunggu saja pembalasanku!" Dylan sangat membenci Chandra karena Chandra telah merusak rencananya.Setibanya di parkiran, Chandra menaruh koper Helen di bagasi, lalu mengendarai mobil dan pergi.Sepanjang perjalanan, Helen hanya sibuk memandangi fotonya dan Abdul sambil cekikikan.Chandra tidak tahan dan bertanya, "Cuma foto biasa. Kok kamu sesenang ini sih?""Kamu nggak ngerti." Helen menatap Chandra dengan sinis. "Jenderal Abdul adalah idolaku. Selain Jenderal Abdul, aku juga sangat mengagumi Arya. Berfoto bersama mereka adalah satu mimpiku. Akhirnya ... hari ini mimpiku terwujud.""Tapi ...." Helen berpikir sejenak, lalu menatap Chandra dan berkata, "Aku paling mengagumi Naga Hitam. Oh iya, kamu pensiunan militer Gurun Selatan, 'kan? Apakah kamu mengenal Naga Hi

Pinakabagong kabanata

  • Jenderal Naga   Bab 2225

    Lawan Chandra kali ini semua sudah diatur khusus oleh Yosan. Dia ingin melihat apakah Chandra yang membawa beban yakni Luna masih bisa masuk ke final. Dia juga penasaran seberapa kuat kekuatan Chandra yang sebenarnya.Karena Yosan dapat melihat tingkat kultivasi para prajurit biasa dalam sekali lihat. Akan tetapi, dia tidak dapat melihat tingkat kultivasi Chandra, juga tidak bisa melihat kekuatan asli Chandra.Saat ini, di atas arena.Seratus orang telah menyebar. Chandra masih berdiri di tengah. Dia melihat orang-orang di sekitarnya, lalu menatap Luna dan memberi perintah, “Kamu ikuti aku. Jangan lari sembarangan. Kalau sampai ada orang ambil kesempatan untuk keluarkan kamu dari arena, kamu akan kehilangan kualifikasi untuk masuk ke Sekte Dayan.”“Oke, aku mengerti,” kata Luna sambil mengangguk pelan.Sekarang Chandra adalah harapan terakhir Luna. Tanpa perlindungan Chandra, Luna tidak akan bisa masuk ke Sekte Dayan.Di atas arena, seratus orang saling waspada. Semua mencari orang yan

  • Jenderal Naga   Bab 2224

    Yosan muncul di arena. Dia melihat ke arah para prajurit yang tersisa dan berkata dengan suara keras, “Selanjutnya akan ada pertarungan lawan semua. Tidak ada aturan untuk pertarungan ini. Kalian dapat menggunakan senjata dan jurus apa pun. Kalau kalian jatuh dari arena, maka kalian akan kehilangan kualifikasi untuk bertarung. Hanya akan ada sepuluh orang yang tersisa di arena. Namun, kehilangan kualifikasi bukan berarti kalian tidak memiliki kesempatan lagi.”“Setelah semua orang berpartisipasi, jika orang yang terpilih masih belum penuhi kuota seribu orang, maka pertarungan terus dilanjutkan sampai terkumpul seribu orang.”Suara Yosan bergema keras. Begitu mendengar kata-kata Yosan, semua orang jadi tergerak. Mereka yang berhasil ke area pusan dan masuk babak final adalah yang terbaik dari generasi sebelumnya. Mereka semua sangat percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.Sesaat kemudian, seorang murid Sekte Dayan naik ke atas arena dan mulai memanggil nama-nama. Mereka yang naman

  • Jenderal Naga   Bab 2223

    Luna tidak percaya dirinya bisa seberuntung itu. Namun, dia sudah sangat berterima kasih kepada Chandra. Karena berkat Chandra, Luna mampu sampai sejauh ini.Chandra menunggu pertarungan berikutnya dengan sabar. Karena Chandra hanya memiliki satu token di tangannya. Dia ada di peringkat terakhir. Jika harus bertarung, dia orang pertama yang akan bertarung.Sesuai dugaan, Chandra adalah orang yang pertama bertarung. Saat ini, arena dibagi menjadi banyak area. Di area tempat Chandra berada saat ini, ada seorang murid Sekte Dayan memegang sebuah daftar nama di tangannya. Dia pun membaca daftar nama di tangannya.“Pertarungan pertama antara Chandra dan Marino.”Seiring dengan bergemanya suara, seorang pria berjalan keluar dari kerumunan dan muncul di tengah arena tarung. Arena besar terbagi menjadi banyak arena kecil. Banyak prajurit berkumpul di sekitar setiap arena kecil.Chandra menatap orang itu. Chandra tahu, orang itu adalah lawannya yang bernama Marino. Sekarang yang harus Chandra l

  • Jenderal Naga   Bab 2222

    Menyelamatkan Chandra sudah pasti adalah pilihan yang paling bijak yang Luna ambil dalam hidup ini.Di depan sana, sudah ada banyak murid Sekte Dayan. Orang-orang itu sedikit terkejut ketika melihat ada orang yang tiba di area pusat secepat itu.“Mereka cepat sekali. Ini baru tiga hari, mereka sudah sampai di area pusat. Sepertinya mereka berdua cukup kuat.”“Entah mereka berdua datang dari mana.”“Bagaimana kalau dicoba dulu?”“Jangan dulu. Kalau Tetua tahu, pasti kita yang disalahkan.”Beberapa murid Sekte Dayan berkumpul. Mereka melihat Chandra dan Luna yang baru tiba, lalu mereka mulai mengobrol. Chandra pun tidak menghiraukan murid-murid Sekte Dayan itu. Dia mencari tempat dan duduk bersila di tanah. Kemudian, dia menyerap Energi Spiritual Langit dan Bumi, dan mulai berlatih dengan serius. Sementara itu, Luna hanya menyaksikan Chandra dari samping.Hari demi hari berlalu. Dalam sekejap mata, sudah lima hari berlalu. Masih tersisa waktu dua hari dari sepuluh hari yang telah ditentu

  • Jenderal Naga   Bab 2221

    Di dalam Lukisan Gunung Bulan, Chandra sedang bertarung dengan Yoko. Kedua pria itu saling bertarung. Keduanya saling beradu kekuatan. Sekalipun Chandra sangat kuat, tingkat kekuatannya lebih rendah dari Yoko. Masih ada kesenjangan kekuatan di antara mereka.Jika dia tidak menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, akan sulit bagi Chandra untuk mengalahkan Yoko. Akan tetapi, dia tidak berniat menggunakan Jurus Langkah melawan langit. Jurus tersebut merupakan jurus pamungkas klan Gera. Chandra diincar Sekte Sutan juga karena jurus tersebut.“Kamu sangat kuat.” Chandra menatap Yoko yang ada di depannya, lalu berkata, “Aku bukan lawanmu.”Chandra tidak sok kuat. Dia yang sekarang lebih memilih untuk menyembunyikan kekuatannya.“Aku bisa merasakan kamu belum kerahkan seluruh kekuatanmu. Coba gunakan seluruh kekuatanmu dan lawan aku,” kata Yoko.Chandra tersenyum tipis. “Sudah kubilang, aku bukan tandinganmu. Barusan aku sudah keluarkan seluruh kekuatanku. Tujuanmu sudah tercapai. Kalau ngga

  • Jenderal Naga   Bab 2220

    Pria berjubah biru yang baru muncul itu tidak lain adalah orang yang diatur Tetua Yosan untuk menguji kekuatan Chandra. Namanya Yoko, kekuatannya berada pada tingkat ketiga Alam Kesucian. Kekuatannya sudah termasuk sangat kuat.Yoko menatap Chandra dengan senyum lebar di wajahnya. “Anak muda, kamu sangat beruntung dapat perhatian dari Tetua. Tujuan kedatanganku sangat sederhana, yaitu untuk uji kultivasimu. Kalau kamu bisa kalahkan aku, maka kamu akan langsung masuk ke area pusat. Bahkan kamu bisa langsung dapat tempat di sepuluh besar.”Yoko langsung mengatakan tujuan kedatangannya. Setelah mendengar hal itu, Chandra spontan mengerutkan kening. Chandra juga tidak menyangka kalau dirinya telah menarik perhatian para tetua. Dia datang ke Sekte Dayan hanya untuk berlatih dengan tenang tanpa menarik perhatian.Akan tetapi, dilihat dari situasi saat ini, tidak masalah jika Chandra menarik perhatian para tetu. Dengan begitu, dia bisa menjadi murid para tetua atau bahkan ketua sekte. Sekte

  • Jenderal Naga   Bab 2219

    Ziyan sangatlah sombong. Dia tetap meremehkan Chandra, sekalipun sudah melihat kekuatan Chandra yang luar biasa. Karena dia menganggap dirinya sebagai salah satu prajurit jenius terkuat di antara murid terakhir yang direkrut oleh Sekte Dayan. Dia pasti sudah pergi menuju bumi dan bersaing untuk mendapatkan keberuntungan kalau saja dirinya tidak terlalu muda dan kekuatannya sedikit lebih kuat daripada orang-orang yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Dia tidak diutus ke bumi karena dia memiliki sedikit celah dengan utusan jenius dari 3000 dunia tersegel lainnya. “Baiklah,” balas tetua tanpa memaksa Ziyan karena dia tahu kalau muridnya itu sangatlah sombong. Di Lukisan Gunung Bulan. Chandra membawa Luna menuju area pusat. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang sedang bertarung untuk memperebutkan token. Chandra memilih orang-orang itu secara acak untuk merebut token mereka lalu memberikannya kepada Luna. Siapa pun yang ditemuinya sepanjang jalan dan dia mengi

  • Jenderal Naga   Bab 2218

    “Semuanya tergantung dengan kekuatanmu.”“Oke, ayo kita bertarung,” balas Chandra tenang. “Anak muda, kamu terlalu sombong. Namaku adalah Waro, jadi ingatlah namaku ini,” ujar murid itu dingin.“Kamu pasti akan meremehkanku kalau aku tidak memberimu pelajaran.”Kemudian raut wajah Chandra berubah gelap seraya berkata, “Luna, mundurlah!”Luna dengan cepat melangkah mundur tepat ketika Waro menghunuskan pedangnya. Di saat yang bersamaan, Chandra juga mulai bergerak. Dia bergerak dengan menggunakan seluruh kekuatannya dan muncul di depan Waro dalam sekejap mata. Waro baru saja menghunuskan pedangnya ketika telapak tangan Chandra berhasil memukul dada Waro. Kecepatan Chandra sungguh luar biasa sampai Waro terpental dan memuntahkan darah tanpa sempat bereaksi. Walaupun kekuatan Chandra baru berada di tingkat kelima Alam Trasenden dan kekuatan fisik yang setara dengan tingkat pertama Alam Keabadian, kekuatannya sudah mencapai puncak dari setiap tingkat. Oleh karena itu, kekuatannya tidak

  • Jenderal Naga   Bab 2217

    Jupiter tidak ingin kehilangan wajahnya di hadapan murid Sekte Dayan yang lain. Dalam sekejap mata, aura kekuatannya melonjak pesat.“Jupiter mengerahkan seluruh kekuatannya.”“Tapi, sepertinya calon murid yang sedang diuji itu juga belum mengerahkan seluruh kekuatannya. Entah, sekarang orang itu sudah berada di tingkat kekuatan apa.”“Jupiter sudah mencapai tingkat pertama Alam Kesucian. Kekuatannya ini tak terkalahkan di antara seluruh murid yang berusia di bawah 50 tahun.”“Bukankah dia akan melanggar peraturan kalau sampai dia menggunakan seluruh kekuatannya? Tetua pasti akan menyalahkannya jika ….”“Kamu tidak perlu khawatir begitu. Lagi pula, kita akan tetap melepaskannya, sekalipun dia kalah dalam pertarungan ini. Dengan begitu, kita tidak terhitung melanggar peraturan, kan?”Para murid lainnya yang berkumpul di kejauhan mulai berdiskusi setelah merasakan aura kekuatan Jupiter. Chandra juga bisa merasakan aura kekuatan Jupiter yang semakin meningkat. Dia tersenyum tipis dan sama

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status