Helen melirik Chandra, lalu kembali duduk."Kamu, kamu benar-benar Jenderal Abdul?" tanya Helen dengan tatapan berbinar-binar.Chandra tertawa saat Abdul menatapnya. "Helen, dia adalah Absaka, bukan jenderal.""Benar, benar." Abdul bergegas menganggukkan kepalanya dan berkata, "Nona ... Nona Helen, 'kan? Aku sama sekali tidak terlihat seperti jenderal. Aku bernama Abdul, eh maksudku Absaka. Aku dan dan Jenderal Abdul hanya mirip."Helen tertawa melihat Abdul yang berbicara sampai terbata-bata. Dia tidak menyangka, jenderal yang agung ini juga memiliki sisi menggemaskan.Helen tahu, pria yang berada di hadapannya adalah Jenderal Abdul. Dia sudah ratusan kali memutar rekaman upacara pengangkatan Arya, mana mungkin Helen tidak mengenali Abdul?Helen tidak mungkin salah mengenali orang, pria ini adalah Abdul.Absaka? Jangan bercanda!!"Jenderal Abdul, aku sangat mengagumimu. Apa ... apakah aku boleh berfoto denganmu?" Helen mengumpulkan keberaniannya untuk mengajukan permintaan ini. Seketi
Namun, Helen juga tidak tahu bagaimana Chandra bisa mengenal Abdul?Helen berpikir, 'Absaka? Teman semasa di panti asuhan?""Kak Chandra, jangan berbohong kepadaku. Katakan, apa hubunganmu dengan Jenderal Abdul?" tanya Helen.Chandra menjawab sambil makan, "Aku nggak kenal Jenderal Abdul, orang yang tadi adalah teman masa kecilku. Kami sudah lama nggak ketemu, kebetulan tadi berpapasan, terus makan sama-sama. Eh, sekarang dia jadi jenderal?""Kamu nggak tahu?" Helen tidak memercayai Chandra. Jenderal Abdul terlihat sangat mematuhi perintah Chandra, semua tersirat jelas dari tindakan dan sikapnya.Chandra menjawab, "Aku nggak tahu, kami sudah belasan tahun nggak ketemu. Abdul ... maksudku Absaka, dia juga tidak cerita sudah menjadi seorang jenderal."Chandra meletakkan sumpitnya, lalu menatap Helen dan bertanya, "Apa benar dia adalah seorang Jenderal?""Iya, kamu nggak nonton acara pengangkatan Arya?" tanya Helen."Astaga ...." Chandra sontak berteriak, "Hebat sekali dia?! Dulu dia sela
Setelah selesai bicara, Helen berbalik dan pergi."Ingar bayar, ya!" kata Chandra sebelum meninggalkan restoran."Sialan!" Dylan mengepalkan tinjunya. Wajahnya yang tampan terlihat agak masam."Chandra, manusia tidak berguna! Tunggu saja pembalasanku!" Dylan sangat membenci Chandra karena Chandra telah merusak rencananya.Setibanya di parkiran, Chandra menaruh koper Helen di bagasi, lalu mengendarai mobil dan pergi.Sepanjang perjalanan, Helen hanya sibuk memandangi fotonya dan Abdul sambil cekikikan.Chandra tidak tahan dan bertanya, "Cuma foto biasa. Kok kamu sesenang ini sih?""Kamu nggak ngerti." Helen menatap Chandra dengan sinis. "Jenderal Abdul adalah idolaku. Selain Jenderal Abdul, aku juga sangat mengagumi Arya. Berfoto bersama mereka adalah satu mimpiku. Akhirnya ... hari ini mimpiku terwujud.""Tapi ...." Helen berpikir sejenak, lalu menatap Chandra dan berkata, "Aku paling mengagumi Naga Hitam. Oh iya, kamu pensiunan militer Gurun Selatan, 'kan? Apakah kamu mengenal Naga Hi
Helen hanya asal bicara, dia sama sekali tidak mengharapkan apa-apa.Walaupun Jenderal Abdul adalah teman masa kecil Chandra, mereka berdua memiliki status yang berbeda. Abdul adalah seorang jenderal, sedangkan Chandra hanya menantu pecundang.Abdul memang tangan kanan Arya, tapi apakah dia mampu membujuk atasannya? Memangnya siapa Helen? Bagaimana mungkin Arya bersedia mengabulkan permohonan Abdul?Namun, Helen tidak berpikir sejauh itu. Dia menatap Chandra dengan tatapan berbinar-binar. "Sungguh?"Chandra menjawab sambil tersenyum, "Iya. Kamu sangat menyukai pria-pria militer, aku akan membantumu.""Kak Chandra, terima kasih banyak!" Helen sangat bahagia.Arya adalah salah satu dari anggota Lima Jenderal. Meskipun Arya bukanlah jenderal yang paling Helen kagumi, dia sudah puas bisa foto bersama.Ketika melirik kaca spion, Chandra melihat sebuah mobil Jeep masih mengikutinya. Mobil itu pasti utusan Arya.Setelah menenangkan diri, Helen berpikir dengan jernih dan berkata, "Kak, seperti
Setelah selesai foto, Arya melepaskan rangkulannya, lalu menghampiri Chandra dan berkata, "Ini adalah kawasan militer, jangan sering-sering datang. Eh, maksudku jangan datang!"Arya berkata seperti itu untuk memperingati Chandra agar tidak sering datang dan merepotkannya. Setelah selesai bicara, Arya masuk ke dalam mobil militer dan pergi meninggalkan Helen yang masih melamun di tempat.Setelah beberapa lama, Helen baru sadar dan segera merebut ponsel yang dipegang Chandra. "Aku mau lihat, aku mau lihat ...."Begitu membuka galeri, Helen pun menangis saat melihat foto di mana Arya merangkulnya seperti seorang ayah. "Ah ...."Helen menangis terharu, dia tidak menyangka bahwa keinginannya ini akan tercapai. Arya adalah komandan Perbatasan Barat sekaligus merupakan salah satu anggota Lima Jenderal.Akhirnya, hari ini Helen mendapatkan kesempatan untuk berfoto dengan Arya. Helen berjongkok sambil menangis tersedu-sedu.Chandra mengerutkan alisnya, hanya foto biasa, respons Helen terlalu be
Helen yakin, Chandra adalah tentara militer Gurun Selatan.Chandra hanya tersenyum tanpa menjawab Helen.Tak berapa lama, Chandra dan Helen tiba di Kediaman Keluarga Kurniawan.Yani dan keluarganya sudah pulang dari mengurus asuransi mobil dan membeli keperluan rumah tangga, sedangkan Nova dan Yura baru pulang dari bisnis pusat kota.Saat Chandra dan Helen tiba di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Sesaat memasuki rumah, Yani langsung menegurnya, "Lama banget? Lihat, sudah jam berapa ini? Cepat masak, kami sudah lapar!"Sejak Chandra menjadi menantu Keluarga Kurniawan, Yani sama sekali tidak pernah masak. Mereka semua lebih memilih untuk menunggu Chandra hingga kelaparan daripada masak sendiri."Iya, aku masak sekarang," kata Chandra sambil meletakkan koper Helen."Helen," Yani menyapa dengan ramah.Helen tidak menjawab Yani, dia mengerutkan alis sambil menatap Chandra yang berjalan ke dapur. Hari ini, Helen menyaksikan sendiri bagaimana kemampuan Chandra.Tidak hanya mengha
"Em, benar." Toni menganggukkan kepala. "Kita harus memanfaatkan koneksi yang dimiliki Nova. Selama berhubungan baik dengan para tokoh terpandang, Keluarga Kurniawan pasti bisa bangkit. Kamu tahu, kerja sama dengan Arthur Group sudah menghasilkan keuntungan sebesar 2 miliar lebih."Toni menyesap rokoknya, lalu melanjutkan, "Asalkan Nova kembali, kita bisa memperbesar produksi. Kita juga akan memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Farma Kimia dan memperluas kerja sama. Dengan begitu, Keluarga Kurniawan akan menguasai pasar.""Aku tidak peduli bagaimana caranya, Nova harus pulang!" Toni terlihat sangat antusias.Anggota Keluarga Kurniawan yang lain terlihat sangat muram. Mereka tidak mengharapkan kepulangan Nova. Jika Nova kembali, lama-lama dia akan merebut kekuasaan yang dimiliki oleh anggota keluarga lain. Dengan begitu, pada akhirnya Nova yang akan mendapatkan keuntungan paling banyak. Apa artinya menjadi keluarga konglomerat kalau keuntungan terbesar dimiliki oleh Nova?"Kake
Ucapan Chandra membuat emosi seluruh anggota Keluarga Kurniawan.Leon maju dan berteriak, "Eh, jangan ikut campur? Kamu nggak berkaca? Memangnya kamu siapa?"Seketika, Linda langsung teringat dengan pesta kemarin malam. Di hadapan semua orang, Chandra memaksanya untuk berlutut dan meminta maaf kepada Nova.Linda tidak menerima penghinaan itu, dia pun ikut memaki Chandra, "Apa?! Tiga keluarga lain akan ikut hancur? Kamu siapa? Kamu Ihsan? Sehebat apa dirimu?""Bikin malu saja! Bisa diam, tidak?" teriak Yani.Nova melirik Chandra dengan tatapan kesal, untuk apa Chandra ikut campur? Nova benar-benar tidak memiliki kepercayaan diri sebesar itu.Menjadi keluarga konglomerat tidak hanya dinilai dari uang, tapi juga kemampuan serta koneksi yang luas. Toni mengabaikan Chandra dan berbicara kepada Nova, "Nova, percaya pada Kakek. Asalkan kamu berjanji bisa meningkatkan kekayaan sebanyak puluhan kali lipat dan membawa Keluarga Kurniawan pada masa kejayaan dalam waktu 3 tahun, Kakek akan memberi
Chandra, setelah berhasil menembus Alam Mahasakti, meninggalkan Gunung Langit dan tiba-tiba muncul di istana Negara Naga. Kehadirannya disambut oleh Maggie yang segera muncul di hadapannya.“Kak Chandra, sudah berhasil menembus batas? Kok cepat sekali keluar dari pengasingan?” tanya Maggie dengan nada terkejut.“Hmm,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah menembus Alam Mahasakti.”“Ha?!” Maggie terbelalak kaget. “Baru … baru Alam Mahasakti?”Chandra mengangguk sekali lagi, lalu bertanya, “Iya, memangnya kenapa?”Maggie tampak bingung sekaligus heran. “Tapi, Kak … bukankah sebelumnya Kakak berhasil mengalahkan seorang pesilat dengan empat segel kekuatan? Bagaimana mungkin Kakak baru sekarang menembus Alam Mahasakti?”Maggie merasa sulit menerima kenyataan ini. Jika apa yang dikatakan Chandra benar, maka sebelum menembus Alam Mahasakti pun, Chandra sudah memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan lawannya. Jadi, seberapa besar sebenarnya kekuatan Chandra? Chandra hanya tersenyum tip
Energi spiritual dari alam terus mengalir masuk ke tubuh Chandra, diserap dan dimurnikan menjadi energi sejati. Tubuhnya mengalami perubahan signifikan, dan kecepatan kultivasinya meningkat berkali-kali lipat. Kini, dia mampu menyerap energi spiritual sepuluh hingga seratus kali lebih cepat dibanding sebelumnya. Energi sejati-nya terus berkembang tanpa henti. Waktu berlalu tanpa terasa. Dalam sekejap, Chandra telah berlatih di Gunung Langit selama setengah bulan. Setelah setengah bulan, dia merasakan batas dari kekuatannya. Energi sejati-nya tidak lagi bisa bertambah, seperti terbentur tembok tak terlihat. Di atas kepalanya, dia dapat merasakan adanya penghalang tak kasat mata—sebuah dinding yang membatasi kultivasinya, menahan energi sejati-nya untuk terus berkembang. “Pecah!” Chandra mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan tinju yang dipenuhi energi sejati, dia menghantam penghalang itu dengan keras. Tubuh barunya memiliki kekuatan luar biasa, bahkan lebih besar daripada
Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes
Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan
Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la
Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A
Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah
Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut
Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar