Makan sendiri sangat tidak menyenangkan. Jadi, Chandra berinisiatif untuk mengajak Abdul.Selain itu, Chandra sengaja mengajak Abdul biar ada yang mentraktirnya."Ti, tidak perlu." Abdul terkejut, dia tidak berani makan bersama Chandra.Chandra memutar bola matanya. "Aku memberikanmu kesempatan untuk mentraktirku makan, harusnya kamu merasa terhormat. Aku tidak sembarang memberikan kesempatan seperti ini.""Benar, bIka!" Abdul mengangguk, lalu beranjak keluar dari mobil.Kebetulan, Abdul sedang tidak mengenakan seragam militer, dia berpakaian santai."Oh iya, aku ingin tanya." Chandra menepuk pundak Abdul dan merangkul sambil beranjak masuk ke dalam restoran."Ada apa, Kak?" Abdul merasa tidak leluasa dirangkul seperti ini."Menurutmu, kenapa Arya diutus untuk bertugas di Rivera?" tanya Chandra.Abdul ketakutan, dia langsung menjawab sambil gemetar, "Tidak, tidak tahu. Aku tidak berani asal bicara."Chandra hanya asal bertanya. Dia tidak menyangka kalau Abdul akan ketakutan seperti ini
Apa? Helen bertemu dengan Chandra, menantu Keluarga Kurniawan yang terkenal dengan kemalasan dan tidak berguna itu?Mustahil, bagaimana menantu pecundang sepertinya bisa makan bersama Jenderal Abdul?Helen sulit mencerna semua kejadian ini. Dia menutup mulutnya sambil membelalak.Ketika menoleh ke samping, Chandra melihat kebingungan melihat Helen yang sedang mematung.Chandra berpikir, 'Apa yang dilakukan bocah ini? Kok dia kaget melihatku?"Sesaat melihat Abdul yang duduk di depannya, Chandra baru mengerti kenapa Helen bersikap seperti ini. Chandra langsung berdiri dan berkata, "Helen, kebetulan kamu juga ada di sini? Sudah makan? Mau makan bersama? Kenalkan, ini Abdul, temanku semasa berada di panti asuhan. Sebenarnya kami sudah bertahun-tahun tidak ketemu. Kebetulan tadi berpapasan, dia mengajakku makan bersama."Abdul sontak memandang ke arah Chandra. Untungnya, Abdul segera mengerti maksud Chandra, dia bangkit berdiri, lalu menjawab sambil tersenyum, "Halo, aku Abdul.""Ah!!" Hel
Helen melirik Chandra, lalu kembali duduk."Kamu, kamu benar-benar Jenderal Abdul?" tanya Helen dengan tatapan berbinar-binar.Chandra tertawa saat Abdul menatapnya. "Helen, dia adalah Absaka, bukan jenderal.""Benar, benar." Abdul bergegas menganggukkan kepalanya dan berkata, "Nona ... Nona Helen, 'kan? Aku sama sekali tidak terlihat seperti jenderal. Aku bernama Abdul, eh maksudku Absaka. Aku dan dan Jenderal Abdul hanya mirip."Helen tertawa melihat Abdul yang berbicara sampai terbata-bata. Dia tidak menyangka, jenderal yang agung ini juga memiliki sisi menggemaskan.Helen tahu, pria yang berada di hadapannya adalah Jenderal Abdul. Dia sudah ratusan kali memutar rekaman upacara pengangkatan Arya, mana mungkin Helen tidak mengenali Abdul?Helen tidak mungkin salah mengenali orang, pria ini adalah Abdul.Absaka? Jangan bercanda!!"Jenderal Abdul, aku sangat mengagumimu. Apa ... apakah aku boleh berfoto denganmu?" Helen mengumpulkan keberaniannya untuk mengajukan permintaan ini. Seketi
Namun, Helen juga tidak tahu bagaimana Chandra bisa mengenal Abdul?Helen berpikir, 'Absaka? Teman semasa di panti asuhan?""Kak Chandra, jangan berbohong kepadaku. Katakan, apa hubunganmu dengan Jenderal Abdul?" tanya Helen.Chandra menjawab sambil makan, "Aku nggak kenal Jenderal Abdul, orang yang tadi adalah teman masa kecilku. Kami sudah lama nggak ketemu, kebetulan tadi berpapasan, terus makan sama-sama. Eh, sekarang dia jadi jenderal?""Kamu nggak tahu?" Helen tidak memercayai Chandra. Jenderal Abdul terlihat sangat mematuhi perintah Chandra, semua tersirat jelas dari tindakan dan sikapnya.Chandra menjawab, "Aku nggak tahu, kami sudah belasan tahun nggak ketemu. Abdul ... maksudku Absaka, dia juga tidak cerita sudah menjadi seorang jenderal."Chandra meletakkan sumpitnya, lalu menatap Helen dan bertanya, "Apa benar dia adalah seorang Jenderal?""Iya, kamu nggak nonton acara pengangkatan Arya?" tanya Helen."Astaga ...." Chandra sontak berteriak, "Hebat sekali dia?! Dulu dia sela
Setelah selesai bicara, Helen berbalik dan pergi."Ingar bayar, ya!" kata Chandra sebelum meninggalkan restoran."Sialan!" Dylan mengepalkan tinjunya. Wajahnya yang tampan terlihat agak masam."Chandra, manusia tidak berguna! Tunggu saja pembalasanku!" Dylan sangat membenci Chandra karena Chandra telah merusak rencananya.Setibanya di parkiran, Chandra menaruh koper Helen di bagasi, lalu mengendarai mobil dan pergi.Sepanjang perjalanan, Helen hanya sibuk memandangi fotonya dan Abdul sambil cekikikan.Chandra tidak tahan dan bertanya, "Cuma foto biasa. Kok kamu sesenang ini sih?""Kamu nggak ngerti." Helen menatap Chandra dengan sinis. "Jenderal Abdul adalah idolaku. Selain Jenderal Abdul, aku juga sangat mengagumi Arya. Berfoto bersama mereka adalah satu mimpiku. Akhirnya ... hari ini mimpiku terwujud.""Tapi ...." Helen berpikir sejenak, lalu menatap Chandra dan berkata, "Aku paling mengagumi Naga Hitam. Oh iya, kamu pensiunan militer Gurun Selatan, 'kan? Apakah kamu mengenal Naga Hi
Helen hanya asal bicara, dia sama sekali tidak mengharapkan apa-apa.Walaupun Jenderal Abdul adalah teman masa kecil Chandra, mereka berdua memiliki status yang berbeda. Abdul adalah seorang jenderal, sedangkan Chandra hanya menantu pecundang.Abdul memang tangan kanan Arya, tapi apakah dia mampu membujuk atasannya? Memangnya siapa Helen? Bagaimana mungkin Arya bersedia mengabulkan permohonan Abdul?Namun, Helen tidak berpikir sejauh itu. Dia menatap Chandra dengan tatapan berbinar-binar. "Sungguh?"Chandra menjawab sambil tersenyum, "Iya. Kamu sangat menyukai pria-pria militer, aku akan membantumu.""Kak Chandra, terima kasih banyak!" Helen sangat bahagia.Arya adalah salah satu dari anggota Lima Jenderal. Meskipun Arya bukanlah jenderal yang paling Helen kagumi, dia sudah puas bisa foto bersama.Ketika melirik kaca spion, Chandra melihat sebuah mobil Jeep masih mengikutinya. Mobil itu pasti utusan Arya.Setelah menenangkan diri, Helen berpikir dengan jernih dan berkata, "Kak, seperti
Setelah selesai foto, Arya melepaskan rangkulannya, lalu menghampiri Chandra dan berkata, "Ini adalah kawasan militer, jangan sering-sering datang. Eh, maksudku jangan datang!"Arya berkata seperti itu untuk memperingati Chandra agar tidak sering datang dan merepotkannya. Setelah selesai bicara, Arya masuk ke dalam mobil militer dan pergi meninggalkan Helen yang masih melamun di tempat.Setelah beberapa lama, Helen baru sadar dan segera merebut ponsel yang dipegang Chandra. "Aku mau lihat, aku mau lihat ...."Begitu membuka galeri, Helen pun menangis saat melihat foto di mana Arya merangkulnya seperti seorang ayah. "Ah ...."Helen menangis terharu, dia tidak menyangka bahwa keinginannya ini akan tercapai. Arya adalah komandan Perbatasan Barat sekaligus merupakan salah satu anggota Lima Jenderal.Akhirnya, hari ini Helen mendapatkan kesempatan untuk berfoto dengan Arya. Helen berjongkok sambil menangis tersedu-sedu.Chandra mengerutkan alisnya, hanya foto biasa, respons Helen terlalu be
Helen yakin, Chandra adalah tentara militer Gurun Selatan.Chandra hanya tersenyum tanpa menjawab Helen.Tak berapa lama, Chandra dan Helen tiba di Kediaman Keluarga Kurniawan.Yani dan keluarganya sudah pulang dari mengurus asuransi mobil dan membeli keperluan rumah tangga, sedangkan Nova dan Yura baru pulang dari bisnis pusat kota.Saat Chandra dan Helen tiba di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Sesaat memasuki rumah, Yani langsung menegurnya, "Lama banget? Lihat, sudah jam berapa ini? Cepat masak, kami sudah lapar!"Sejak Chandra menjadi menantu Keluarga Kurniawan, Yani sama sekali tidak pernah masak. Mereka semua lebih memilih untuk menunggu Chandra hingga kelaparan daripada masak sendiri."Iya, aku masak sekarang," kata Chandra sambil meletakkan koper Helen."Helen," Yani menyapa dengan ramah.Helen tidak menjawab Yani, dia mengerutkan alis sambil menatap Chandra yang berjalan ke dapur. Hari ini, Helen menyaksikan sendiri bagaimana kemampuan Chandra.Tidak hanya mengha
Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra
“Aku tidak peduli siapa kamu. Kamu harus tunduk dan hormat ketika berada di Kota Dusky ini. Tangkap dan kurung dia selama 30 tahun!” seru ketua penjaga itu dengan dingin. Para penjaga di sekitar Chandra hendak menyerang Chandra, tapi tubuh Chandra tiba-tiba saja menghilang dan muncul 10 meter jauhnya dari pengepungan. “Ini?” Ketua penjaga tertegun. Chandra bergerak dengan sangat cepat. Bahkan dia tidak bisa melihat pergerakannya dengan jelas. “Laki-laki itu harus mati,” ujar Chandra sambil menunjuk laki-laki gemuk di belakang si ketua penjaga. Chandra harus menunjukkan kekuasaannya agar para makhluk dari dunia lain tidak bisa semena-mena terhadap manusia bumi. Para penjaga menatap Chandra dengan saksama. Chandra sangatlah kuat, bahkan jauh lebih kuat dari bayangan mereka. Namun, tempat ini adalah Kota Dusky dan para penjaga memiliki tanggung jawab untuk melindungi kota ini. Mereka akan menghabisi siapa pun yang berniat untuk membuat onar di Kota Dusky. Chandra melangkah semakin
Ketiga perempuan itu menatap Chandra ngeri. “Hufh!”Chandra menarik napas panjang dan memilih untuk tidak bertindak gegabah. Bagaimanapun juga, dia sudah pergi selama dua tahun, jadi dia tidak tahu prajurit kuat seperti apa yang datang ke bumi. Dia juga tidak tahu, apakah dia bisa mengalahkan mereka atau tidak. Namun, dia mendengar laki-laki gemuk itu menyebut Basita. “Kamu menyebut nama Basita tadi. Apa orang itu sangat kuat?” tanya Chandra sambil berusaha menahan amarahnya. “Apa kamu tidak tahu tentang orang itu? Kamu pasti baru datang ke bumi, ya?”Chandra mengangguk lalu berkata, “Ya, aku baru datang ke bumi, jadi aku tidak tahu apa pun yang ada di sini.”“Kalau begitu, aku akan menjelaskannya untukmu.”Si laki-laki gemuk itu tanpa ragu terus berbicara agar Chandra mau membeli para perempuan itu, “Basita adalah manusia bumi paling kuat saat ini. Kabarnya, dia sudah mencapai Alam Trasenden tingkat tiga. Karena dia pernah mengalahkan seseorang yang berada di Alam Trasenden tingkat
Chandra sudah berlatih di medan perang kuno selama dua tahun. Dia juga tidak tahu, apakah sudah ada prajurit kuat yang berhasil mengalahkan penjaga level sembilan dan menjadi pemilik Rumah Abadi selanjutnya? Oleh karena itu, Chandra bergegas meninggalkan tempat ini dan muncul di luar dengan cepat. Dia bergegas pergi menuju pangkalan militer terdekat tanpa berhenti di mana pun. Kemudian dia naik pesawat khusus untuk menuju Gunung Bushu. Akhirnya, dia tiba di Gunung Bushu setelah menumpang pesawat cukup lama. Wilayah Gunung Bushu tampak lebih luas setelah dua tahun berlalu. Ada banyak daerah baru yang muncul di sana, sampai Chandra hampir tidak mengenali Gunung Bushu. Namun, Chandra bisa melihat cahaya keemasan di kejauhan yang menandakan Rumah Abadi masih berdiri di sana dan belum menemukan pemilik barunya. Chandra langsung bernapas lega dan memilih untuk berjalan perlahan masuk ke dalam area Gunung Bushu. Chandra menemukan banyak prajurit ketika Chandra berjalan semakin dalam. Bahk
Chandra tampak gembira. Akhirnya, dia hampir berhasil mencapai kekuatan magis segel kedelapan setelah berlatih cukup keras sekian lamanya. Sekarang, dia hanya perlu meningkatkan kekuatannya sampai puncak agar bisa membuka segel kedelapan. Setelah itu, barulah dia akan melawan penjaga Rumah Abadi di level sembilan. Chandra bergegas berdiri lalu berjalan menghampiri si penjaga. Si penjaga berbalik dan menyerahkan pakaian kepada Chandra yang baru menyadari kalau pakaiannya sudah habis terbakar. Chandra menerima pakaian itu dari tangan si penjaga dengan raut wajah malu seraya berkata, “Terima kasih, Kak.”Chandra buru-buru mengenakan pakaian itu yang ternyata adalah sebuah jubah antik yang sangat pas di badannya. Si penjaga berbalik dan menatap Chandra dengan puas lalu mengangguk seraya berkata, “Bagus sekali! Kecepatanmu dalam belajar, jauh lebih cepat dari dugaanku.”“Kak, sudah berapa lama aku berada di sini?” tanya Chandra penasaran. Chandra berlatih dengan sangat keras di tempat i
Chandra tidak tahu, apa yang akan dilakukan si penjaga. Namun, dia tetap berdiri lalu mengikuti si penjaga. Si penjaga melangkah lambat dalam kehampaan. Karena dia takut Chandra tidak bisa mengimbangi kecepatannya. Chandra terus mengikutnya dari belakang. Sampai akhirnya, seberkas cahaya muncul di depan mereka setelah mereka berjalan melewati banyak gunung dan sungai yang sudah hancur. Cahaya itu semakin lama semakin terang. Sampai akhirnya, Chandra menyadari ada lautan api di depannya.Di depan mereka saat ini tampak sebuah pegunungan yang dikelilingi oleh kobaran api yang berwarna putih. Api itu sungguh tampak aneh dan menakutkan. Si penjaga berhenti di luar gunung yang terbakar itu dan Chandra juga ikut berhenti. Chandra sudah bisa merasakan hawa panas dari tempat dia berhenti sampai keringat bercucuran di dahinya. Dia benar-benar terkejut. Biasanya, tidak ada api yang bisa membuatnya kepanasan setelah dirinya berada di tingkatnya saat ini. “Kak, apa ini?” tanya Chandra. Si pen
Si penjaga berkata, “Sekarang, kamu harus menekan energi sejatimu dan membuatnya lebih murni dan lebih kuat. Kekuatanmu akan semakin kuat seiring dengan semakin murninya energi sejatimu.”“Bagaimana cara menekannya?” tanya Chandra bingung. “Aku akan mengajarkanmu beberapa keterampilan,” ujar si penjaga lalu mengulurkan jari rampingnya dan menyentuh dahi Chandra. Dengan cepat, beberapa informasi masuk ke dalam otak Chandra. Kemudian dia duduk bersila dan menyerap semua informasi yang masuk ke dalam pikirannya. Chandra seketika menyadari bahwa informasi ini adalah suatu bentuk ilmu kultivasi mental untuk menekan energi sejati di dalam tubuhnya. Ilmu kultivasi mental ini tidak terlalu mendalam, tapi tetap saja ada beberapa bagian yang tidak Chandra mengerti. Akhirnya, Chandra menanyakan berbagai macam hal yang tidak dimengertinya tanpa rasa malu kepada si penjaga. Chandra dengan cepat bisa mengerti tentang semua ini di bawah bimbingan si penjaga. Kemudian, Chandra bergegas menggunakan
Chandra menelan dua butir buah perak itu. Tidak lama kemudian, aroma yang luar biasa menyebar di tenggorokannya dan energi yang sangat kuat juga menyebar di seluruh tubuhnya. Seluruh pori-pori tubuhnya melebar dan memancarkan cahaya keperakan. Tubuhnya terasa ringan dan mulai melayang di udara. “Sungguh kekuatan yang dahsyat,” gumam Chandra terkejut. Chandra bergegas menutup pori-pori di tubuhnya agar kekuatan itu tidak cepat menghilang. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan metode semesta untuk menyerap energi dan memurnikannya lalu mengubahnya menjadi energi sejati. Energi sejatinya semakin meningkat. Akhirnya, Chandra merasakan segel di dalam tubuhnya. Sudah lama dia tidak merasakan kekuatan seperti ini sejak dia mulai mempelajari kekuatan magis. Dia terus menyerap energi ke dalam tubuhnya, sampai akhirnya dia tidak lagi mampu menyerap apa pun. Hal ini bisa terjadi karena ada segel di dalam tubuhnya yang menghalangi dirinya untuk menyerap lebih banyak lagi. Chandra sadar kalau seg
Chandra mengangguk lalu kembali berjalan ke depan. Sebuah gerbang ilusi tiba-tiba muncul setelah mereka berjalan selama 5 menit. Gerbang itu terbentuk dari aura kabut berwarna hitam setinggi lebih dari 5 meter. “Ayo.”Si penjaga melambaikan tangannya lalu sebuah kekuatan dahsyat muncul di telapak tangannya dan menyelimuti tubuh Chandra. Kemudian dia menarik tangan Chandra lalu berjalan melewati gerbang ilusi di depan mereka. Seketika, Chandra merasakan kekuatan yang sangat dahsyat menghancurkannya ketika dia melewati gerbang hitam, sekalipun tubuhnya sudah dilindungi oleh kekuatan si penjaga. Dia merasa semua tulangnya remuk dan dia kehabisan napas. Untung saja, hal itu hanya berlangsung sesaat dan tiba-tiba saja mereka muncul di sebuah tempat aneh. Tempat itu memiliki langit kelabu dengan keheningan yang tak berujung. Tanahnya dipenuhi dengan lubang dan aura hitam yang terus meluap di bawahnya. Chandra bisa melihat ada banyak gunung hancur di kejauhan. Tempat ini bagaikan reruntuha