Akhirnya Arya menghela napas lega. Sebelumnya dia sudah sempat menyelidiki latar belakang Chandra. Temperamen Chandra memang buruk, tapi dia tidak akan melukai orang yang tidak bersalah. Dia hanya melukai orang yang memang pantas untuk mati.Jika hanya mati puluhan orang saja, sepertinya hal ini juga bukanlah masalah serius.“Ini adalah terakhir kalinya aku membantumu.” Arya langsung berdiri dan berjalan pergi.Setelah Arya pergi, Chandra juga tidak tinggal lama lagi. Dia berpamitan dengan Paul, lalu meninggalkan Klinik Mortal, dan kembali ke rumah Nova.Setibanya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Saat ini Nova juga sudah pulang. Baru saja Chandra menutup pintu rumah, dia pun langsung dimarahi oleh Yani, “Ke mana kamu seharian ini? Nggak usah masak lagi, ya?”Chandra berjalan masuk rumah, lalu menjelaskan, “Tadi aku ketemu teman lama. Jadi mengobrol sebentar.”“Ibu ….” Nova segera maju untuk membela Chandra, “Ibu, Chandra itu suamiku, bukan pembantu rumah ini. Dia
Nova terlihat duduk di depan komputer, dia sedang mendesain busana.Chandra juga tidak mengerti dengan apa yang sedang dikerjakan Nova. Jadi dia pun tidak mengusik Nova. Dia pergi mengambil tikar dan meletakkannya di atas lantai.Kemudian Chandra tidur sambil menatap sosok Nova yang begitu serius dalam bekerja. Tanpa sadar, Chandra pun tersenyum.Keesokan harinya.Mobil Hendro yang ditabrak sudah selesai diperbaiki. Hari ini dia mesti membawa mobilnya pulang dari bengkel, sekalian mengurus prosedur klaim asuransi dan lain sebagainya.Yani tentu pergi menemani Hendro.Sebelum pergi, Yani pun bertanya, “Chandra, apa kamu bisa setir mobil?”Chandra mengangguk. “Emm, bisa.”Yani melempar kunci mobil, lalu memerintah, “Helen pulang hari ini. Kamu jemput dia pakai mobil Hendro.”Chandra menggaruk kepalanya dan bertanya, “Helen? Siapa dia?”Nova yang berada di samping Chandra pun menjelaskan, “Dia itu adik sepupuku, namanya Helen Sinjaya. Dia baru saja tamat kuliah, dan magang di luar kota. S
Lelaki yang mengendarai mobil BMW X5 bernama Grayson.Atasannya adalah orang yang cukup terkenal di dunia mafia. Dia juga memiliki sebuah klub kelas atas di Kota Rivera.Tugas Grayson adalah mengendarai mobil BMW ke depan pintu bandara, stasiun kereta api, atau terminal bus untuk mencari mangsa.Begitu menyadari ada yang datang yang luar kota dan memiliki penampilan yang memesona, Grayson pun akan mulai beraksi. Asalkan mangsa berhasil memasuki mobil, Grayson akan menyuruh gadis cantik untuk meneguk minuman yang sudah ditaruh obat bius sebelumnya. Begitu mangsa meneguknya, wanita itu pun akan langsung kehilangan kesadarannya.Setelah selesai bersetubuh, dia pun akan memotret dan merekam tubuh si wanita. Kemudian, dia akan mengirimkan foto dan video kepada atasan untuk dijual nantinya.Grayson terus mengamati Helen. Boleh dikatakan bahwa Helen adalah wanita tercantik dari seluruh mangsanya. Jika wanita secantik dia bisa masuk ke dalam jebakan Grayson, hasil rekaman dan jepretannya pun
"Ini ...."Dylan terlihat ragu-ragu. Dia sudah lama menyukai Helen dan sekarang kesempatan ada di depan mata.Namun, Dylan tidak berani memprovokasi Kak Hayden. Hayden adalah mafia yang menaungi ribuan preman. Kalau sampai Hayden mengamuk, Keluarga Samantha akan terkena imbasnya."Masih nggak mau pergi?" Grayson mengangkat kakinya dan menendang Dylan."Pergi, pergi, aku akan pergi." Setelah mempertimbangkan untung dan ruginya, Dylan memutuskan untuk menyerah. Dia tidak berani menyinggung Hayden hanya demi seorang wanita.Kalau Hayden marah, Keluarga Samantha bisa binasa. Dylan segera berbalik dan pergi."Helen?" Tiba-tiba, terdengar suara yang tidak asing.Chandra memberhentikan mobilnya saat melihat Helen yang berdiri di tepi jalan. Chandra mengeluarkan foto yang dipegang dan membandingkannya. Benar, wanita ini adalah Helen.Kemudian, Chandra beranjak keluar dari mobil dan berkata, "Helen, aku adalah Chandra."Helen pernah mendengar nama Chandra. Chandra adalah suami Nova yang tidak b
Dylan sontak ketakutan mendengar Grayson yang menelepon Hayden.Kalau Hayden melihatnya di sini, Dylan pasti akan dihajar sampai babak belur. Tidak hanya itu, Keluarga Samantha juga akan terkena imbasnya.Saking takutnya, kaki Dylan sampai gemetar. Dia buru-buru berbalik, lalu masuk ke dalam mobil dan menyingkir.Sejujurnya, Helen juga agak khawatir. Meskipun Helen bukan penduduk kota ini, dia mengetahui posisi Keluarga Samantha. Kalau Dylan sampai ketakutan seperti itu, berarti Hayden bukan orang sembarangan.Samantha menarik Chandra sambil berbisik, "Cepat pergi!"Namun, Chandra tidak bergeming, dia menatap lurus ke arah Grayson. Grayson memang tampan, makanya dia bisa membohongi para wanita dengan menggunakan wajahnya."Panggil yang banyak. Kebetulan, aku sedang ingin melatih tinjuanku." Chandra tersenyum menantang.Wajah tampan Grayson terlihat sangat kesal. "Bocah tengik, tunggu kematianmu! Jangan sombong!""Kak Chandra, cepat pergi!" Helen menarik tangan Chandra.Chandra menjawab
Abdul turun dari mobil dan tersenyum kepada Chandra, lalu memerintahkan bawahannya, "Bawa mereka."Dalam sekejap, belasan preman pun dibawa pergi. Ketika melihat Abdul, jantung Helen berdetak sangat cepat. Abdul adalah orang jenderal bintang satu kepercayaan Arya. Helen tidak menyangka bisa bertemu dengan sosok yang begitu terkenal di militer.Sayangnya, Abdul sudah pergi sebelum Helen tersadar dari lamunannya.Sembari melihat Abdul yang membuka pintu mobil, Helen agak menyesal kenapa dia tidak menyapanya? Ah, dia sudah melewatkan kesempatan yang sangat berharga.Sejak awal, Chandra sudah mengetahui bahwa Arya mengutus orang untuk mengawasinya. Meskipun begitu, Chandra tidak marah maupun kesal. Dia justru lega, dengan begini Abdul tidak perlu diam-diam mengikutinya lagi.Chandra membawa koper Helen sambil tersenyum dan berkata, "Ayo, pergi.""Em." Helen mengangguk sambil mengikuti Chandra.Setelah melihat para preman yang dibawa pergi, Dylan bergegas mengendarai mobilnya dan berhenti d
Di dalam mobil Audi.Dylan menyetir sambil menyombongkan diri, sedangkan Helen duduk di kursi penumpang dan mendengarkannya. Dylan menyombongkan betapa berkuasanya Keluarga Samantha di kota ini.Selain itu, Dylan juga menceritakan betapa besar perusahaan yang dimiliki serta pendapatan bulanan yang dihasilkan. "Helen, kata Bibi, kamu datang untuk mencari pekerjaan, ya? Bagaimana kalau kamu bekerja di perusahaanku saja? Keluargaku mempunyai pabrik obat. Dengan koneksi yang dimiliki keluargaku, perusahaan kami mendapatkan banyak pesanan dan bisa menghasilkan miliaran rupiah perbulan. Aku bisa memberikanmu jabatan sebagai manajer.""Lihat nanti saja," jawab Helen yang tampak tidak tergoda.Dylan mapan dan memiliki wajah yang tampan. Ditambah, mereka adalah teman kuliah, Helen sudah mengetahui karakter Dylan. Hanya saja, Helen memang tidak memiliki perasaan terhadap Dylan.Helen menyukai pria yang kekar dan pemberani. Dia ingin bekerja di Kota Rivera karena Arya dipindahkan ke sini.Helen s
Makan sendiri sangat tidak menyenangkan. Jadi, Chandra berinisiatif untuk mengajak Abdul.Selain itu, Chandra sengaja mengajak Abdul biar ada yang mentraktirnya."Ti, tidak perlu." Abdul terkejut, dia tidak berani makan bersama Chandra.Chandra memutar bola matanya. "Aku memberikanmu kesempatan untuk mentraktirku makan, harusnya kamu merasa terhormat. Aku tidak sembarang memberikan kesempatan seperti ini.""Benar, bIka!" Abdul mengangguk, lalu beranjak keluar dari mobil.Kebetulan, Abdul sedang tidak mengenakan seragam militer, dia berpakaian santai."Oh iya, aku ingin tanya." Chandra menepuk pundak Abdul dan merangkul sambil beranjak masuk ke dalam restoran."Ada apa, Kak?" Abdul merasa tidak leluasa dirangkul seperti ini."Menurutmu, kenapa Arya diutus untuk bertugas di Rivera?" tanya Chandra.Abdul ketakutan, dia langsung menjawab sambil gemetar, "Tidak, tidak tahu. Aku tidak berani asal bicara."Chandra hanya asal bertanya. Dia tidak menyangka kalau Abdul akan ketakutan seperti ini
Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd
Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba
Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.
Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l
Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.
Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete
Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat
Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke