Sonia tidak pernah menyangka dirinya akan menjadi kepala keluarga. Karena sekarang dia sudah menduduki posisi tersebut, dia juga harus mulai merencanakan masa depannya.Tidak peduli apa tujuan Monang menjadikan dirinya sebagai kepala keluarga, yang penting sekarang Sonia harus melakukan sesuatu untuk memperkuat posisinya. Perempuan itu memutuskan untuk menemui Taka.Di waktu yang sama, Chandra sudah dalam perjalanan menuju ke Rivera dengan menggunakan pesawat khusus. Di dalam pesawat, Nova terus memeluk sebuah pedang hitam.Chandra mengerutkan kening dan bertanya, “Pedang ini adalah Pedang Keji Sejati yang Kakek katakan?”“Iya,” jawab Nova sambil mengangguk.“Kakek bilang ini adalah pedang kejahatan yang bisa membuat orang kehilangan kendali dan bisa mengendalikan seseorang,” kata Chandra.“Nggak,” sahut Nova sambil menggeleng dengan penuh keyakinan.Robi mengatakan kalau ketika dia menyentuh pedang itu, ada muncul keinginan untuk membunuh seseorang. Akan tetapi Nova tidak merasakan ha
Tanpa terasa dia sudah tiba di Pangkalan Militer Rivera. Ketika Chandra masuk ke pesawat, kedua tempat pangkalan militer tersebut sudah saling berkomunikasi. Sebelum pesawat Chandra tiba, Arya sudah membawa cukup banyak orang untuk menunggu kedatangan lelaki itu.Pesawat mendarat dan Chandra bersamaan dengan yang lainnya berjalan keluar. Arya menghampirinya seorang diri.“Chandra!” Chandra langsung mendengar seruan Arya ketika dia baru saja turun dari pesawat. Dia berdiri di hadapan Chandra dengan memamerkan senyuman lebar sambil berkata, “Selamat datang kembali ke Rivera.”Arya juga mengetahui apa yang terjadi di Konferensi Gunung Langit. Keadaan kali ini cukup gawat, dia berpikir Chandra tidak akan bisa selamat. Ternyata lelaki itu justru kembali dengan baik-baik saja.“Ares, sini ketemu dengan Om Chandra,” panggil Arya pada anak muda di belakangnya.Di sana berdiri seorang pemuda berusia awal 20 tahun. Dengan hormat dia berkata, “Om Chandra.”Pemuda itu mengenakan seragam militer de
Sebersit perasaan sedih menghampiri hati Nova. Dia tidak mengerti apa hubungan beberapa orang itu dengan Chandra? Apakah hanya teman biasa saja?Sekarang Chandra tidak langsung ke kediaman keluarga Kurniawan begitu tiba di Rivera, tetapi justru ke rumah Grace. Meski perasaannya sedikit tidak senang, dia juga tidak mengatakan apa pun.Sebuah mobil tentara mendekat dan tampak seorang tentara turun sambil berkata dengan hormat, “Raja Naga, silakan naik ke mobil. Biarkan saya yang mengantarkan Raja Naga kembali.”Chandra mengangguk dan langsung masuk ke mobil. Mobil dari pangkalan militer mengantarkan Chandra ke kediaman Grace. Tidak butuh waktu lama bagi mereka tiba di tempat. Lelaki itu menekan bel dan pintu langsung dibuka dari dalam. Beberapa perempuan muncul dan berjalan ke arah gerbang.“Kak Chandra,” panggilnya ketika pintu gerbang terbuka.“Chandra!”Sandra, Amanda dan Grace terlihat girang saat melihat kedatangan Chandra. Mereka pikir lelaki itu tidak kembali untuk merayakan tahun
Kadir mulai menjelaskan tentang manfaat dari inti dalam tersebut.“Dalam keadaan normal, hewan yang hidup lebih lama cenderung memiliki empedu. Empedu merupakan vitamin yang paling bagus bagi pesilat. Setelah mengkonsumsinya, akan menambahkan kekuatan mereka,”“Inti dalam jauh lebih berharga dibandingkan empedu. Aku sendiri belum pernah melihat inti dalam dari hewan, tapi aku pernah melihatnya di beberapa buku yang sifatnya rahasia.”Di waktu yang sama, sebuah mobil hitam tampak tengah melintas dengan perlahan di jalan terpencil dekat pedesaan Rivera.“Lintang, yakin?” tanya sebuah suara dari dalam mobil.Di samping posisi kemudi, ada seorang lelaki berusia 40 tahun lebih dengan mengenakan pakaian hitam dan berwajah tegas.“Lintang, ini bukan permainan, kalau ada yang keliru akan kehilangan nyawa.”Lelaki yang duduk di samping kemudi menegakkan tubuhnya dan wajahnya mengeras sambil berkata, “Meski nggak yakin juga harus dicoba. Beberapa tahun terakhir, kita bertiga selalu dikejar-kejar
Mendengar itu Grace langsung menyerahkan inti dalam di tangannya pada Chandra sambil berkata, “Kak Chandra, barang berharga ini aku kembalikan saja. Kalau rusak, aku nggak sanggup ganti rugi.”Chandra menerimanya dan menyimpannya lagi.“Oh iya, besok sudah tahun baru, kamu berencana melewati tahun baru di mana?” tanya Sandra mengalihkan topik. Dia menatap Chandra dengan lekat.“Tentu saja dirumahku,” jawab Nova sambil melirik Sandra sambil menggandeng lengan Chandra. Perempuan itu mengangkat wajahnya dengan bangga seakan sedang mengumumkan kalau Chandra adalah miliknya.Sesungguhnya Chandra tidak ingin pergi ke kediaman keluarga Kurniawan karena mereka sangat berkuasa.“Aku nggak pergi ke kediaman keluarga Kurniawan,” ujar Chandra.“Kenapa?” tanya Nova dengan ekspresi tidak senang.“Secara hukum kita sudah cerai dan nggak sepantasnya ke kediaman keluarga Kurniawan. Kali ini aku berencana untuk cari Pak Kusuma dan tahun baru bersama dengan dia.”Tujuan Chandra mencari Kusuma karena ingi
Nova menggandeng Chandra sambil memegang pedangnya keluar dari gerbang. Perempuan itu seakan takut Chandra akan kabur. Kadir yang ada di belakang mereka bertanya, “Chandra, kamu mengaturku untuk tinggal di mana? Jangan-jangan aku juga dibawa ke kediaman keluarga Kurniawan?”Chandra menghentikan langkahnya. Dia memang masih belum memikirkan hal itu. Karena identitas Kadir sangat tidak umum sekali. Dia merupakan pemimpin dari Suku Dukun. Sedangkan saat ini wakil dari Suku Dukun, Alden tengah membuat kekacauan. Dia sudah menyogok para pesilat hebat di Suku Dukun secara diam-diam.Selanjutnya lelaki itu pasti akan melakukan penataan ulang. Alden tidak akan berhenti sebelum Kadir musnah. Dia akan memerintahkan para pesilat hebat untuk mengejar dan membunuh atau mungkin lelaki itu sendiri yang akan turun tangan.“Untuk sementara ikut aku dulu,” ujar Chandra setelah berpikir sejenak.“Kamu nggak takut aku ikut denganmu dan Alden akan membawa orang atau mungkin dia sendiri yang mencarimu?” Ch
Kadir meletakkan jarinya di pergelangan tangan perempuan itu. Setelah merasakan denyut nadinya beberapa saat, lelaki itu menarik tangannya dan berkata, “Memang benar. Energi positif dan negatif di tubuhmu nggak seimbang. Terlalu banyak energi yang bersifat dingin.”“Guru, terimalah muridmu ini,” pinta Grace sambil berlutut. Kadir hanya menerimanya dan tersenyum sambil berkata,“Sudah, berdirilah. Karena kamu sudah menganggapku guru, maka sebagai guru aku akan memberikan sebuah hadiah padamu. Tapi sekarang aku nggak ada barang berharga apa pun, jadi hutang dulu dan akan diberikan nanti.”“Terima kasih, Guru.”Grace bangkit berdiri. Sedangkan Sandra yang ada di samping hanya menatap dengan perasaan iri. Dia menatap Chandra dan berkata, “Chandra, kamu carikan guru buatku juga. Aku juga ingin berlatih bela diri.”Chandra memutar bola matanya dan berkata, “Kenapa harus berlatih? Bela diri itu sangat menderita, kamu nggak akan sanggup.”“Belum tentu!”Sandra menatap Nova dan berkata, “Nova s
Nova tentu saja akan menemani Chandra jika lelaki itu ingin pergi ke Atmaja Mansion. Dia melihat jam yang baru menunjukkan pukul tiga sore. Masih keburu pulang dari sana lalu makan malam.“Kalau begitu kita ke Atmaja Mansion dulu. Aku sudah telepon orang tuaku dan mereka menunggumu pulang untuk makan bersama,” ujar Nova.Chandra mengangguk dengan perlahan. Keduanya berangkat menuju Atmaja Mansion. Sesaat kemudian, mereka sudah tiba di tujuan. Tempat ini dulunya merupakan rumah bagi keluarga Atmaja. Setelah kejadian sepuluh tahun yang lalu, tempat ini dipenuhi dengan kuburan anggota keluarga Atmaja.Di atas kuburan terdapat rumput liar karena sudah tidak dibersihkan dalam waktu yang lama. Chandra berdiri di depan kuburan ayahnya. Waktu kematian ayahnya lebih awal dibandingkan dengan kejadian kebakaran itu.Dulu, ayahnya berselisih dengan kakeknya karena Hindi. Hingga akhirnya perempuan itu melaporkan ayahnya dan membuat ayahnya emosi hingga penyakit jantungnya kumat. Setelah itu Hindi m
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit