“Gimana, Wanto?”Robi membutuhkan bantuan Wanto karena sewaktu Raja Januar membawa para petarungnya untuk membunuh Kura Sakti, mereka gagal dan malah terbantai. Namun karena itu, Kura Sakti terluka parah dan bersembunyi di bagian gua yang paling dalam. Setelah itu, Raja Januar meminta para bawahannya untuk menyegel gua tersebut. Hanya penerus Gunung Langit saja yang tahu bagaimana membuka segelnya. Tanpa adanya bantuan dari Wanto, Robi tidak akan bisa masuk ke dalam dan memancing Kura Sakti keluar.“Robi, aku nggak bisa. Kamu sudah masuk ke jalan setan. Kalau kamu membunuh Kura Sati dan memperoleh hidup abadi, maka kehadiran kamu hanya akan membawa bencana bagi dunia.”“Omong kosong! Wanto, kamu tahu apa? Manusia biasa bisa hidup sampai ratusan tahun sudah dianggap panjang umur, tapi seorang petarung bisa hidup lebih lama lagi. Di hidup kita yang bisa lewat dari seratus tahun, apa yang bisa kita lakukan? Coba pikir, kalau seorang peneliti bisa hidup lebih dari seratus tahun, berapa ban
Wanto tampak tak berdaya mempertimbangkan keputusannya. Hidup abadi memang sangat menggoda bagi siapa pun, termasuk dirinya. Sebentar lagi batas nyawanya akan habis, dan sama seperti orang lain pada umumnya, Wanto pun takut akan kematian. Namun, yang dia khawatirkan adalah hal menjadi lepas kendali.“Robi, apa kamu benar-benar sanggup membunuh Kura Sakti?” tanya Wanto.Wanto sudah menjaga tempat ini selama ratusan tahun, dan tidak pernah ada seorang pun yang berhasil memasuki gua. Tidak ada yang tahu seperti apa wujud Kura Sakti, terlebih lagi seberapa kuat dia. Yang Wanto tahu hanyalah itu adalah legenda yang diturunkan dari leluhur Gunung Langit mulut ke mulut, tanpa ada catatan sejarah yang konkret.“Tentu,” jawab Robi. “Kalau nggak bisa, untuk apa aku datang ke tempat ini.”“Coba kasih tahu apa rencanamu.”Robi tersenyum mendengar itu dan kembali duduk di seberang Wanto.“Jadi begini rencanaku. Setelah Konferensi Gunung Langit dimulai, aku bakal membuka segel gua itu dan memancing
Malam itu Chandra tidur dengan sangat lelap hingga hari terang. Dua hari ke depan, Chandra terus berada di kamarnya dan tidak berkeliaran ke mana-mana.Tak terasa hari konferensi diadakan pun sebentar lagi tiba.“Nova, besok konferensinya sudah dimulai. Hari ini juga kamu pulanglah ke Rivera, tunggu aku di sana.”Nova merasa berat hati meninggalkan Chandra. Bukan karena dia takut mati, tapi karena dia khawatir terjadi sesuatu kepada Chandra. Namun di satu sisi dia juga tahu, kalau dia tidak pergi, Chandra tidak akan bisa tenang.“Iya. Kamu hati-hati, ya. Jangan gegabah. Ingat, masih ada orang yang nungguin kamu.”“Iya, aku tahu. Ya sudah, kamu berangkatlah sekarang.”Nova masuk ke dalam dekapan Chandra dan memeluknya dengan erat, setelah itu barulah dia berangkat. Chandra pun akhirnya bisa bernapas lebih lega setelah melihat Nova pergi menuruni gunung. Tak jauh dari sana, ada seorang wanita yang diam-diam memantau interaksi antara Chandra dengan Nova. Ketika Nova sudah pergi jauh, baru
Di kamar lain sudah terkumpul beberapa orang, ada Shadow dan juga Luandi Derawan, serta satu seorang pria tua.“Guru,” sapa Luandi Derawan dengan hormat.“Gimana situasinya?” tanya pria tua itu.Pria tua itu adalah gurunya Luandi, Langit, salah satu dari empat petarung sakti yang melindungi Raja ratusan tahun yang lalu.“Sudah banyak orang yang tiba. Di antaranya banyak juga yang datang diam-diam dan bersembunyi begitu tiba di sini. Kita lihat saja besok. Seharusnya mereka baru akan muncul di akhir konferensi.”“Siapa mereka itu?” tanya Langit.“Untuk saat ini aku masih belum tahu,” jawab Luandi.“Dery sudah sampai?”“Aku nggak lihat dia, tapi seharusnya dia sudah sampai. Mungkin dia lagi bersembunyi.”“Oh, oke, kamu boleh pergi.”“Baik.”Luandi Derawan pun pergi bersama dengan Shadow. Begitu mereka berdua pergi meninggalkan rumah kayu yang ditempati oleh Langit, Shadow bertanya, “Luandi, semua petarung dari Suku Dukun ada di sini. Kita bisa habisi mereka semua sekaligus. Apa rencana k
Di tengah aula istana tersebut duduk seorang wanita berusia sekitar 20-an tahun. Dia mengenakan pakaian emas dan mengenakan mahkota, dan memancarkan wibawa layaknya seorang ratu. Dia tidak lain adalah Maggie, ketua muda Gunung Langit.Sejak kematian Maniso, perlahan-lahan Maggie mulai menggantikan posisinya sebagai ketua. Meski masih belum secara resmi menjadi ketua, Maggie sudah mulai berkutat dengan urusan di perguruan.Di depan Maggie sudah berkumpul banyak petarung dari berbagai macam aliran dan perguruan.“Kenapa Gunung Langit malah mengutus anak kecil untuk menjadi tuan rumah acara?”Itulah pertanyaan yang sering terdengar dari mereka ketika melihat Maggie. Mendengar itu, banyak murid didik Gunung Langit yang tersinggung. Salah satu tetua Gunung Langit murka dan menyerang orang yang menghina ketua mereka, lalu dia berkata, “Kalian semua nggak perlu ikut campur dalam urusan internal perguruan.”“Wah, sombong banget gaya bicaranya,” ujar salah seorang tamu dengan nada mengejek.Tak
“Penentuan ketua aliansi yang baru bukan dengan pertarungan sampai mati. Bertarunglah secukupnya, dan kalau lawan sudah mengaku kalah, pertarungan berakhir. Semua orang diperbolehkan naik ke arena dan baru layak menjadi ketua aliansi jika diakui oleh semua orang,” ucap Maggie.Di tempat total ada ribuan orang, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang bersuara, membuat suasana setempan sunyi senyap. Tidak ada yang berani naik ke atas arena.“Hahaha, nggak ada orang? Kalau begitu, biar aku yang maju,” tutur salah seorang pria paruh baya yang dengan segera melompat masuk ke dalam. Ketika kedua kakinya mendarat di permukaan, area di sekitarnya terasa bergetar dan membuat para petarung lain yang lemah tumbang.Pria itu adalah Daniel. Dengan kekuatan yang masih berada di alam keenam, dia sadar dirinya tidak mungkin bisa menempati posisi ketua aliansi. Di keluarga Aryani masih ada satu orang lagi yang lebih senior, dan Daniel hanya maju sebagai pembuka.“Aku, Daniel Aryani, mengundang para se
Tembok batu itu memiliki tinggi lebih dari 50 meter, dan lebar lebih dari 30 meter. Sekilas memang tampak seperti tembok batu biasa, tidak ada bedanya dengan bebatuan biasa lainnya.Robi menatap tembok batu itu dengan penuh semangat. Asal tembok batu ini terbuka dan bisa masuk ke dalam, dia bisa bertemu dengan Kura Sakti. Di situlah dia akan memancingnya keluar dan membunuhnya untuk diambil darahnya. Yang lebih penting lagi, di empat lukisan peninggalan Raja Januar tertulis bahwa Kura Sakti telah hibur ribuan tahun lamanya. Di dalam tubuhnya tersimpan empedu yang apabila dimakan, kekuatan seseorang akan berlipat ganda.Sampai di sini, Wanto terlihat begitu serius. Sudah ribuan tahun berlalu, bahkan dia sendiri tidak yakin apakah Kura Sakti itu masih hidup, dan kalaupun masih hidup, seberapa besar kekuatannya sekarang, dan apakah sekumpulan petarung di luar sana bisa membunuh Kura Sakti atau tidak ….Wanto melompat ke bagian tertinggi dari tembok batu tersebut. Di sana terdapat bagian y
Namun sayang, pedang tersebut sudah hilang dalam sejarah yang panjang. Robi juga pernah membaca catatan tentang pedang itu di catatan sejarah tersimpan di perpustakaan keluarga Atmaja. Di situ tertulis bahwa Raja Januar memiliki banyak petarung kuat di bawah naungannya. Selain Empat Keluarga Besar, ada pula bawahannya yang setia, dan salah satunya bernama Raja Kejahatan. Kekuatannya sangat ditakuti, dan dia membawa pedang sakti yang dikenal dengan Pedang Keji Sejati.“Waktu itu Raja Januar membawa banyak bawahannya ke sini untuk membunuh Kura Sakti. Dia punya satu bawahan setia yang namanya Raja Kejahatan. Pedang Keji Sejati itu adalah pedang kesayangannya. Setelah Raja Januar balik lagi ke gua ini sehabis mengalami kekalahan, dia bawa banyak pengrajin untuk ngurung Kura Sakti di sini, sekalian juga meninggalkan pedang itu di sini.”Berdasarkan legenda yang diwariskan turun temurun di Gunung Langit, Pedang Keji Sejati berada tepat di dua ini, dan pedang itu jugalah yang menjadi kunci u
Setelah memasuki Gerbang Waktu dan Ruang, Chandra datang ke Negeri Penelusuran. Dia juga mendapatkan pemahaman awal tentang Negeri Penelusuran. Negeri Penelusuran adalah tempat untuk menelusuri kembali ke awal waktu, saat langit dan bumi pertama kali diciptakan, untuk melihat misteri utama langit dan bumi. Selain itu, Chandra tidak mengerti.Chandra melihat sekelilingnya. Sejauh yang dapat dilihatnya, tidak ada seorang pun di area itu selain dirinya. Chandra turun dari langit dan mendarat di pegunungan.cincin di jarinya berubah menjadi cahaya keemasan dan jatuh ke tanah. Kemudian, cahaya itu berubah menjadi Istana Abadi Ceptra yang sangt kecil. Chandra masuk ke dalam istana itu.Setelah itu, Istana Abadi Ceptra terus menyusut hingga akhirnya tenggelam ke dalam tanah. Sekalipun ada yang lewat di sini, mereka tidak akan menemukan keberadaan istana itu.Di dalam istana, kediaman Penguasa Kota, di halaman belakang.Ada tiga orang berkumpul di situ. Chandra, Noa dan Sasa. Chandra memberitah
Pintu gerbang itu tergantung horizontal di tengah langit, dengan retakan antara bumi dan 3000 dunia tersegel di kedua sisinya. Pintu itu sangat besar. Tingginya mencapai seratus meter. Pada balok kusen pintu di kedua sisi, terdapat beberapa kata misterius. Tulisannya sangat kuno. Bahkan Trigali dan yang lainnya dari Dunia Iblis pun tidak mengetahui arti kata-kata tersebut.Ada kabut putih tebal di tengah gerbang. Mustahil untuk melihat melalui kabut putih dan mengetahui apa yang ada di balik gerbang. Satu demi satu, prajurit kuat muncul di langit. Mereka memasuki Gerbang Waktu dan Ruang, lalu menghilang di bumi.Trigali langsung melangkahkan kakinya melewati Gerbang Waktu dan Ruang. Kemudian, bawahannya mengikutinya dari belakang.“Chandra, ayo kita pergi juga,” ajak Koko sambil menatap Chandra.“Oke.” Chandra menganggukkan kepala. Keduanya maju bersama dan memasuki gerbang pada saat yang sama. Begitu masuk ke gerbang, Chandra hanya merasakan ada kekuatan dahsyat yang menerpa dan meny
Pagi ini adalah pagi ketika Chandra berada di Kota Bushu. Saat fajar menyingsing, fenomena aneh langit dan bumi pun muncul. Sebuah gerbang ilusi muncul di langit Kota Bushu. Di pintu gerbang tersebut terdapat beberapa tulisan.Dalam beberapa hari terakhir, Chandra selalu memanfaatkan waktunya dengan berlatih di halaman. Begitu gerbang ilusi itu muncul, dia pun melihatnya. Dia menatap pintu gerbang itu sebentar. Namun, dia tidak mengenali kata-kata yang mengambang di gerbang ilusi itu.Kata-kata itu ditulis dengan tulisan kuno, terlihat sangat misterius. Tulisan itu seolah memiliki kehidupan, yang membuatnya terus berubah. Sesaat kemudian, Koko, Trigali dan beberapa prajurit kuat dari Dunia Iblis datang.Chandra segera berjalan ke arah Koko dan bertanya, “Lihat, itu gerbang ilusi yang baru saja muncul. Gerbang itu terhubung ke celah segel di langit. Ada beberapa tulisan di pintunya. Kamu tahu arti kata-kata itu?”Koko belum menjawab, Trigali sudah menganggukkan kepala dan berkata, “Tahu
“Jadi sebenarnya apa itu Keberuntungan?” tanya Chandra.Trigali menggelengkan kepalanya perlahan. Dia sendiri juga tidak tahu hal itu. Bukan hanya dia yang tidak tahu, bahkan gurunya pun tidak tahu. Bahkan boleh dibilang, tidak ada seorang pun di dunia yang mengetahui apa itu Keberuntungan.“Aku juga nggak tahu. Satu-satunya yang aku tahu yaitu Keberuntungan itu ada hubungannya dengan rahasia utama langit dan bumi. Ada hubungannya dengan serangan kaumku terhadap bumi saat itu,” ujar Trigali.“Oh ya?” Chandra menjadi tertarik.Sampai saat ini, Chandra masih belum mengetahui mengapa Kaum Iblis menyerang bumi pada zaman dulu, mengapa mereka memilih meninggalkan bumi saat mereka hampir menduduki bumi.Chandra pernah bertanya pada Koko sebelumnya, tapi Koko tidak mengatakan apa pun. Kali ini, Chandra bertanya dan mengungkapkan pertanyaan di dalam hatinya.Trigali berpikir sejenak, lalu menjawab, “Sebenarnya, kaum kami menyerang bumi hanya untuk mengikuti Aturan Langit. Sekalipun kaum kami n
Chandra sama sekali tidak menyangka Keberuntungan akan muncul secepat itu. Padahal dia memang sudah berencana untuk datang ke Kota Bushu dan mencari tahu. Dia ingin tahu seperti apa Keberuntungan yang muncul dari bencana alam itu. Kemudian, dia akan masuk ke Istana Abadi Ceptra dan mengurung diri di Rumah Waktu untuk sementara waktu sambil meningkatkan kekuatannya. Setelah itu dia baru pergi merebut Keberuntungan.Tidak disangka, baru tiba di Gunung Bushu, Keberuntungan pun telah muncul. Dalam sekejap, Gunung Bushu memancarkan sinar, lalu seluruh bumi juga ikut bersinar. Banyak daerah tidak dikenal bermunculan. Daerah-daerah tersebut membawa Energi Spiritual Langit dan Bumi yang kuat.“Kak Sasa, Keberuntungan sudah muncul, ya? Keberuntungan apa yang muncul setelah bencana alam kali ini? Kenapa sampai bisa buat banyak orang hebat memperebutkannya?” tanya Chandra.Suara Sasa bergema di dalam kepala Chandra, “Aku nggak tahu sebenarnya seperti apa Keberuntungan itu. Aku hanya tahu itu Kebe
“Keberuntungan belum juga muncul hingga saat ini. Padahal bencana sudah cukup lama terjadi di bumi. Aku ingin mundur sejenak dan masuk ke dalam Istana Abadi sebelum keberuntungan itu benar-benar muncul. Karena aku berniat untuk mendapatkannya,” jawab Chandra. Kekuatan Chandra saat ini masih sangat lemah. Selain itu, kesenjangan kekuatannya dengan Trigali, Awan, Peri Puti dan para prajurit jenius lainnya juga sangat besar. Bisa dibilang, mustahil baginya untuk bisa mendapatkan keberuntungan dengan kekuatannya saat ini. Namun, Chandra juga sadar, kekuatan tidak sepenuhnya menjadi faktor utama dalam mendapatkan keberuntungan, melainkan dibutuhkan keberuntungan baginya untuk bisa mendapatkan keberuntungan dahsyat itu. Apa pun yang terjadi, Chandra harus tetap mencoba untuk mendapatkan keberuntungan itu. “Aku akan pergi bersamamu,” ujar Nova cepat. Kekuatan Nova memang cukup dahsyat jika dibandingkan dengan prajurit bumi. Namun, kekuatannya masih terhitung lemah jika dibandingkan prajur
Sasa sama sekali tidak merasa bangga setelah mendengar pujian itu, sebaliknya dia justru berkata dengan tenang, “Walaupun formasi pulau itu sangat sulit bagimu, tapi semua itu sama sekali tidak ada artinya bagiku. Itu hanyalah tipuan sederhana untuk menipu mata kita.”“Pokoknya kamu hebat,” ujar Chandra yang tetap mengagumi kekuatan Sasa.Namun, sampai sekarang Chandra masih belum tahu berada di tingkat berapa kekuatan Sasa sebenarnya. Hal yang pasti adalah Sasa memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. “Hufh!”Sasa menghela napas lalu berkata, “Zaman ini mungkin bukan hanya zaman paling cemerlang, tapi juga zaman paling gelap yang pernah ada. Entah apa yang akan terjadi di masa depan.”Kemudian suara Sasa tidak lagi terdengar di benak Chandra. Di sisi lain, orang-orang yang mengejar Kota Mati sudah kembali. Mereka bukan hanya gagal mengejar Kota Mati, tapi juga kehilangan kesempatan untuk berlatih lebih lama di kolam energi.Akhirnya, Awan dan Peri Puti memutuskan untuk membawa anak bu
Koko melihat ke sekitarnya. Srak!Gunung-gunung di sekitar mereka terus bergerak dan berubah dengan sangat cepat. Tiga puluh tiga puncak gunung bergerak menuju puncak gunung yang berada di tengah. Dalam waktu singkat, pemandangan di sekitar mereka berubah. Pegunungan, lahan kosong serta lingkungan di sekitar mereka benar-benar berubah. Krak!Retakan yang besar tiba-tiba saja muncul di gunung tempat Chandra dan yang lainnya berpijak. Kemudian suara gemuruh juga terdengar. Semua orang langsung melompat dan melayang di udara. Di saat yang bersamaan, gunung yang mereka pijak sudah retak dan memunculkan sebuah kota kuno. Ternyata, ada sebuah kota kuno yang tersembunyi di balik pegunungan ini. Kota ini tampak sangat terawat dengan tembok tinggi berwarna hitam yang mengelilinginya. Selain itu, bangunan-bangunan di kota ini juga berwarna hitam yang disertai dengan sedikit jejak energi iblis yang tersisa. Semua orang menatap kota itu dengan takjub ketika tiba-tiba saja kota itu mulai berger
Selama bertahun-tahun, ada satu hal yang sangat Chandra pahami. Dia harus menjadi lebih kuat jika ingin menghindari kekalahan. Ini adalah sebuah fakta yang tak terhindarkan. Akhirnya, Chandra meninggalkan kolam energi dan pergi ke tengah gunung. Dia berdiri di tengah pulau yang merupakan titik tertinggi di pulau ini. Oleh karena itu, Chandra bisa melihat keadaan di seluruh pulau. “Chandra ….”Tiba-tiba saja Chandra mendengar sebuah suara dari Istana Abadi. Chandra adalah satu-satunya orang yang bisa mendengar suara itu yang berada di benaknya. “Ada apa?” tanya Chandra. “Tempat ini terasa tak biasa,” ujar suara Sasa yang muncul di benak Chandra. “Apa maksudmu?” tanya Chandra bingung. Di sisi lain, Sasa sedang berdiri di pintu kediaman penguasa Istana Abadi. Perempuan itu bisa merasakan keadaan di sekitar pulau melalui Istana Abadi karena Istana Abadi saat ini berada di tubuh Chandra. Sasa mengamati keadaan pulau beberapa saat lalu berkata, “Apa kamu tidak menyadari kalau pulau in