Paul tersenyum dan berkata, "Nggak peduli seberapa hebat dia, pasti nggak mungkin bisa lebih hebat dari Kak Chandra sekarang.""Sudah, berhenti menyanjung dan siapkan mobil sekarang, kita pergi menemui Kepala Setan itu, aku ingin melihat seberapa banyak dia tahu tentang keluarga Atmaja sepuluh tahun yang lalu.""Baik."Paul segera pergi ke tempat parkir terdekat dan tidak butuh waktu yang lama, datanglah sebuah mobil hitam.Paul menyetir membawa Chandra dan Mawar bergegas menuju bengkel Volkswagen di pinggiran kota.Paul yang melihat masih ada waktu, mengemudi dengan lambat.Ketika mereka sampai di bengkel Volkswagen di pinggiran kota, waktu sudah menunjukkan hampir pukul sembilan.Di luar sebuah bengkel besar, terparkir sebuah mobil hitam.Paul yang berada di kursi pengemudi menunjuk ke bengkel di depannya dan berkata, "Kak Chandra, ini adalah markas besar Kepala Setan. Dari luar tempat ini terlihat seperti bengkel, tapi sebenarnya ada pasukan bersenjata lengkap di dalamnya."Dengan w
Ruang rahasia bawah tanah ini tidak terlalu besar, ukurannya kurang lebih hanya 50 meter persegi, di sisi kanan dan kiri terdapat tembok batu, sedangkan sisi depan dan belakangnya adalah pintu besi.Pintu besi di depan terkunci dan terdapat sebuah tirai hitam, sehingga pemandangan di balik pintu besi tidak dapat terlihat.Melihat gerbang besi itu terkunci, Mawar menatap Chandra, "Kak Chandra, ini ...?"Chandra berkata, "Tidak apa-apa, tunggu saja."Dia yang pernah melewati lautan api, tidak khawatir ketika melihat hal seperti ini.Chandra terlihat sangat tenang, tapi Mawar sangatlah gugup.Meskipun dia juga orang jahat, dia hanyalah seorang perampok makam dan tidak pernah berurusan dengan orang-orang besar seperti ini."Kak Chandra, Kak Paul, apa akan terjadi sesuatu di sini?" Butir-butir keringat muncul di wajahnya yang cantik, ketika dia datang, dia melihat tempat ini dijaga sangat ketat oleh setidaknya seratus tentara bayaran bersenjata lengkap.Paul menghibur dan berkata, "Tidak ap
Di dalam ruangan tampak seorang lelaki paruh baya sedang duduk di atas sofa.Si lelaki kelihatannya berumur 40 tahun. Perawakannya agak gemuk, dia mengenakan singlet dengan tato di lengannya. Dia terlihat sedang sibuk memainkan kacang kenari di tangannya.“Ayo.”Prajurit bayaran di belakang menodong senjata di kepala Chandra dan yang lainnya.Chandra dan kedua orang lainnya berjalan ke sana.“Duduk.”Si lelaki berpakaian singlet hitam memainkan kacang kenari, lalu menunjuk ke sisi sofa.Chandra melirik si lelaki sekilas, terpaksa menuruti kehendaknya untuk duduk. Paul dan Mawar juga duduk di samping Chandra.Mereka memang sudah duduk, tapi prajurit bayaran tidak meninggalkan mereka, malah terus menodong senjata ke kepala mereka.Chandra bertanya dengan nada santai, “Apa kamu yang namanya Filbert, si Kepala Setan yang legendaris itu?”Si lelaki tidak berbicara. Dia menatap seorang lelaki yang mengenakan sarung kepala berwarna hitam.Orang itu langsung mengerti, dan langsung mengangkat t
Chandra duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya sambil menyalakan sebatang rokok. Bau asap seketika menyebar di dalam ruangan.Di seberang sana, si lelaki dengan singlet hitam memasang wajah muram, dan berkata, “Aku bilang sekali lagi, transfer dulu kalau kamu mau informasi.”“Sudahlah, aku nggak jadi beli. Aku takut kena tipu,” balas Chandra sambil melambaikan tangannya dan berdiri. Begitu Chandra berdiri, Paul dan Mawar Hitam juga ikut berdiri.Si lelaki dengan singlet hitam langsung meluapkan emosinya. “Kamu kira tempat apa ini, bisa pergi dan datang sesukamu?”Chandra tersenyum dan berkata, “Mau transaksi boleh, panggil bosmu kemari. Sepertinya ini tergolong transaksi besar, suruh dia keluar.”Si lelaki dengan singlet hitam terbengong sejenak, lalu tersenyum. “Maksudmu, aku bukan Kepala Setan?”Tiba-tiba Chandra menunjuk kamera CCTV di pojok ruangan. “Bosmu sedang memantauku dari kamera CCTV. Filbert memang sangat pintar, dia sangat berwaspada dalam melakukan sesuatu. Tapi dia ma
Belum sempat si lelaki bersinglet hitam menembak, pergelangan tangannya ditembak, dan dia pun kesakitan hingga pistol di tangannya pun terjatuh.Chandra langsung bergelinding di atas meja, muncul di hadapan lelaki bersinglet putih. Dia menendangnya, lalu memungut pistol di atas lantai.Semuanya terjadi dengan sangat cepat. Filbert bahkan tidak sempat merespons, dan bawahannya sudah ditendang hingga melayang. Seketika sebuah pistol langsung ditodong di atas keningnya.Setelah mendengar keributan di dalam ruangan, para prajurit bayaran langsung kembali ke ruangan. Mereka semua mengarahkan senjata ke sisi Chandra.Meski ada pistol di depan kening Filbert, dia juga tidak terlihat panik. Dia masih bisa berbicara dengan santai, “Apa kamu tahu kamu lagi di mana? Meski kamu bunuh aku, apa kamu kira kamu bisa keluar dari sini?”“Dua puluh ribu. Jual atau nggak?”Chandra masih menodong pistol di kening Filbert. Dia tersenyum sambil berkata, “Lebih baik kamu suruh bawahanmu keluar. Kalau nggak, n
Di dalam ruang bawah tanah.Dua puluh prajurit bayaran bersujud di lantai.Filbert, seorang Raja Mafia dari lima kabupaten, juga sedang bersujud dengan tubuh gemetar.Kepala Setan bisa duduk di posisinya sekarang, dia pasti mempunyai kemampuan yang besar. Namun, seorang Kepala Setan yang terkenal di dunia itu malah bersujud bagai seekor anjing saja.Seketika si lelaki bersinglet hitam kembali dengan memeluk setumpukan dokumen. Ketika melihat bosnya sedang berlutut, kedua kakinya kembali terasa lemas. Alhasil semua dokumen di tangannya langsung berserakan di lantai.Chandra melirik Paul sekilas. Paul pun mengerti maksudnya, langsung berdiri dan memungut dokumen di lantai.Setelah selesai memungut, Paul menyerahkannya kepada Chandra. Dia pun langsung membaca dengan serius.Pantas saja Kepala Setan dijuluki sebagai sumber informasi. Dia bahkan bisa memiliki informasi yang tidak berhasil didapatkan oleh Chandra.Diketahui bahwa Keluarga Atmaja adalah keluarga pertama di Kota Rivera pada se
Paul juga tidak berhasil mendapatkan informasi mengenai penyerangan yang dilakukan anggota mafia. Dari informasi itu, dapat diketahui beberapa orang di dalam data, tapi beberapa orang itu tidak masuk ke Kediaman Atmaja, melainkan bersembunyi di luar Kediaman Atmaja berjaga-jaga apabila terjadi perubahan, terdapat Bagas di antaranya.Chandra juga tidak menyangka. Ternyata Bagas yang dibunuhnya adalah salah satu dari orang yang melenyapkan Keluarga Atmaja.Chandra tampak sedang merenung. Data menunjukkan selain orang-orang yang diketahuinya, masih ada orang lain lagi.Sebenarnya di mana keberadaan Lukisan Gunung Merabu. Siapa dalang di balik masalah ini?Saat ini Chandra tidak bersuara membuat suasana di dalam ruangan pun terasa sangat hening.Beberapa saat kemudian, Chandra mengeluarkan korek api, lalu membakar dokumen di tangannya. Dia lalu menatap Filbert dan bawahan yang sedang berlutut dengan tatapan dingin. “Berdiri.”“Nggak, aku nggak berani.” Sekujur tubuh Filter merinding.“Berd
Setelah mendapatkan informasi, Chandra dan yang lainnya langsung meninggalkan tempat.Di dalam mobil.Paul menyalakan mesin mobil, lalu mengendarai mobil kembali ke kota. Chandra yang duduk di samping Paul tampak sedang merenung, entah apa yang sedang dipikirkannya.“Paul ….” Beberapa saat kemudian, terdengar suara Chandra yang menghancurkan keheningan.“Emm, apa, Kak?”“Selidiki latar belakang Duma dan Tristan. Kamu antar aku ke rumah sakit saja. Aku ingin pergi mencari Hindi.”“Baik.” Paul mengangguk.“Huft!” Chandra menghela napas panjang.Kalau bukan karena mencari Filbert, Chandra pun tidak tahu ternyata selain empat keluarga besar, masih banyak orang yang ikut serta dalam pelenyapan Keluarga Atmaja.Sekarang Chandra merasa sangat menyesal. Dia menyesal lantaran sudah membunuh Radika Sinaga.Semua ini berhubungan dengan Radika. Seandainya Radika tidak mati, Chandra pasti akan memperoleh lebih banyak informasi. Mungkin dia juga akan mengetahui dalang di balik permasalahan ini.Hany
Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd
Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie
Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba
Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.
Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l
Penghalang itu seperti rantai tak kasatmata yang mengunci sel-sel darah, menciptakan sensasi unik dan sulit digambarkan dengan kata-kata.“Oh iya, bagaimana denganmu? Bagaimana latihannya?” tanya Chandra.Maggie mengangguk, “Cukup baik. Aku sudah mulai menyerap energi alam, dan perlahan-lahan energinya mengubah tubuhku. Tapi energi sejatiku masih stagnan. Sepertinya masih butuh waktu panjang untuk mencapai Alam Kesembilan.”Chandra tersenyum, “Sekarang dunia sudah berubah, energi alam semakin melimpah. Di beberapa hutan belantara, ada buah-buahan mutasi yang sangat langka. Gunung Langit ini adalah hutan yang masih asli. Coba saja berjalan-jalan di sekitar sini, mungkin saja kamu beruntung menemukan buah itu. Siapa tahu, cukup memakan satu buah saja, kamu bisa langsung mencapai Alam Kesembilan.”“Oke, tapi aku sudah sebulan di sini. Aku juga penasaran dengan kondisi di markas militer. Jadi, aku akan pulang sebentar,” balas Maggie.Chandra mengangguk memahami, “Tentu, hati-hati di jalan.
Maggie memiliki kemampuan pemahaman yang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia sudah memahami inti dari Metode Semesta dan mulai bisa menyerap energi alam. Chandra pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Kini, dia sendiri harus segera memulai latihan tertutupnya.Di Gurun Selatan, semua urusannya di sudah selesai. Gunung Bushu pun sementara dalam keadaan aman. Sebelum masuk ke dalam latihan tertutup, Chandra menelepon Nova yang berada Rivera.“Nova, kakek memberiku Esensi Phoenix. Aku akan menjalani latihan tertutup untuk beberapa waktu, mungkin tiga sampai lima bulan, atau bisa saja lebih cepat, satu atau dua bulan. Kalau ada hal mendesak, telepon aku. Jika tidak ada jawaban, datanglah ke Gurun Selatan, Gunung Langit,” ucap Chandra sambil menjelaskan lokasinya.Di ujung telepon, Nova menjawab, “Jangan khawatir. Semuanya aman di sini. Aku juga akan menjaga anak kita dengan baik. Kamu fokus saja pada latihanmu.”“Oke, kalau begitu kututup, ya,” kata Chandra sebelum menutup telepon.Sete
Chandra membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan ringan. Raja Januar pernah mengatakan bahwa orang yang memiliki Akar Dewa Murni akan memiliki kepekaan terhadap energi alam yang jauh lebih tinggi daripada orang biasa.“Ah, aku tidak bisa merasakannya,” jawab Maggie. Maggie tampak sedikit terkejut, tidak memahami mengapa Chandra menanyakan hal itu.“Tidak bisa merasakannya?” Chandra tertegun tak menyangka. Maggie adalah orang yang cerdas dengan bakat luar biasa dalam seni bela diri. Jika orang sepertinya bukan pemilik Akar Dewa Murni, lalu siapa?“Kamu sudah pernah mengonsumsi Naga Yu?” tanya Chandra lagi.Maggie menggeleng. “Naga Yu itu hanya ada beberapa, aku tidak seberuntung itu. Aku hanya meminum Darah Naga.”“Setelah meminum Darah Naga, apa tubuhmu mengalami sesuatu yang aneh?”Mendengar pertanyaan itu, Maggie menampakkan raut wajah serius yang jarang terlihat. Ia mengangguk perlahan dan berkata, “Memang ada. Kadang-kadang, aku merasa sangat agresif, ada dorongan kuat dalam hat
Raja Januar berbicara kepada Chandra tentang Akar Dewa Murni. Mereka yang memiliki kekuatan ini mampu mempelajari apa pun dengan sangat cepat. Mereka adalah orang-orang yang terlahir untuk menghadapi bencana besar.“Bencana … apa itu sebenarnya?” pikir Chandra.Menurut dugaan Raja Januar, bencana itu adalah ketika segel-segel kuno terbuka, membawa malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia di bumi. Namun, leluhur bumi sudah merencanakan cara untuk melawan bencana ini: memanfaatkan Empat Hewan Keberuntungan. Manusia bumi akan memburu Hewan-Hewan Keberuntungan itu, mendapatkan darahnya, dan memperpanjang umur mereka agar siap menghadapi bencana tersebut.Namun, musuh sudah menduga rencana leluhur bumi ini dan diam-diam merusak kekuatan Empat Hewan Keberuntungan.“Semua ini hanya dugaanku dari informasi yang ditinggalkan Kaisar Pertama di makamnya,” Raja Januar menjelaskan, “entah benar atau tidak, kita butuh waktu untuk membuktikannya.”“Tapi, rasanya dugaanku ini tidak jauh dari ke