Kekuatan Ilmu Keabadian Vajra milik Chandra meskipun tidak berhasil dipecahkan oleh Rahasia 13 Pedang milik Ronald, namun Rahasia 13 Pedang terlalu menakutkan. Dua belas aura pedang menyerang secara bersamaan, menghasilkan kekuatan benturan yang sangat dahsyat, sehingga Chandra terluka parah di dalam. Begitu kembali ke kamarnya, dia tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya dan terjatuh ke tanah. Dengan susah payah, Chandra bangkit dan duduk bersila. Dia mengaktifkan metode penyembuhan luka yang tercatat dalam kitab kedokteran, dan mulai menyembuhkan lukanya. Alden memberinya pil penyembuhan, tetapi Chandra tidak mempercayainya. Dibandingkan dengan pil penyembuhan, dia lebih percaya pada kitab kedokteran. Chandra mulai menyembuhkan lukanya.Di ruang tamu lantai bawah, Dhava sekali lagi menceritakan secara detail peristiwa yang terjadi di lembah Satu Garis Langit, tanpa menyembunyikan apapun dan tanpa melewatkan satu detail pun.Setelah mendengarnya lagi, Alden tertawa sampai tidak bis
Chandra terkejut sejenak."Siapa lagi ini?"Pandangan anggota Kelompok Zodiak tertuju pada Chandra.Alden kembali memperkenalkan, "Ini dia Chandra yang terkenal belakangan ini, pembunuh dari empat klan kuno, pemimpin klan Atmaja, Ronald. Jangan tertipu oleh usianya yang muda, dia sudah menjadi pesilat super. Dalam beberapa dekade lagi, dia pasti akan menjadi yang terkuat di dunia.""Oh, jadi ini Chandra. Saya sudah lama mendengar namamu.""Raja Naga, siapa yang tidak tahu?"...Anggota Kelompok Zodiak berdiri dan menyapa Chandra.Chandra juga mengangguk pada mereka.Dia berjalan dan duduk.Melihat Alden yang telah duduk, dia bertanya, "Becca & Bella bilang kamu ingin berdiskusi sesuatu denganku?""Chandra, bagaimana keadaan lukamu?" tanya Alden.Chandra menjawab pelan, "Lukaku sudah stabil, tapi masih perlu waktu untuk pulih sepenuhnya.""Aku ingin membicarakan tentang konferensi besar Gunung Langit," kata Alden dengan ekspresi serius.Chandra tertarik dan bertanya, "Konferensi Gunung
Pintu gerbang villa terbuka. Seorang lelaki tua masuk dengan sebuah tawa. Lelaki tua itu mengenakan pakaian latihan berwarna putih, dengan rambut pendek yang semuanya putih. Pria itu terlihat tua tetapi penuh semangat."Kakek," ujar Chandra. Dia terlihat sangat bersemangat saat melihat lelaki tua itu. Chandra kemudian berjalan mendekat, menatap lelaki tua itu dengan penuh kegembiraan. Dia tahu kakeknya tidak meninggal, tapi tidak pernah tahu di mana Robi berada. Akhirnya, sekarang mereka bertemu."Anak baik," kata Robi sambil menepuk bahu Chandra dan tertawa, "Bagus, dalam waktu singkat kamu sudah jadi sangat kuat. Kamu hampir mencapai Alam Tujuh, bahkan kamu berhasil membunuh Ronald si tua itu."Kepala Chandra dipenuhi pertanyaan. Apa yang terjadi tiga puluh tahun lalu? Apakah seluruh keluarganya benar-benar mati terbakar sepuluh tahun lalu? Mengapa kakeknya harus bersembunyi dengan identitas palsu selama sepuluh tahun? Dan mengapa belakangan ini ia berpura-pura mati? Siapa yan
"Bagaimana mungkin?" ujar Robi dengan senyum tipis. "Orang-orang biasa seperti mereka, bagaimana mungkin bisa membunuh orang-orang suku kita.""Lantas, di mana orang-orang suku itu sekarang?""Mereka ada di luar negeri, tidak lama lagi kamu akan bertemu dengan mereka.""Jadi, ayahku juga tidak mati?""Tentu saja tidak. Hindi tidak mampu untuk membuat keluarga Atmaja kita terguncang." Mendengar ini, Chandra merasa lega."Kenapa Kakek malah bersekongkol dengan orang-orang dari Suku Dukun? Apa sebenarnya yang ingin Kakek lakukan?""Kamu tidak perlu bertanya lebih banyak."Robi mengakhiri pembicaraan. Dia mengeluarkan sebuah botol kecil dan memberikannya sambil berkata, "Ada dua pil di dalamnya. Pil merah akan membantumu menembus puncak, sedangkan pil biru dapat membantumu menembus rintangan terakhir dalam tubuh manusia. Ambillah, dan gunakan untuk bermeditasi dengan baik. Berusahalah untuk mencapai Alam Tujuh sebelum pertemuan Gunung Langit dimulai.""Ini?"Chandra tercengang.Pil yang
Setelah menelan pil, energi sejati Chandra meningkat drastis dalam sekejap, menembus batas di atas kepalanya, dan memasuki Puncak Sinergi. Puncak Sinergi Tri Bunga, yang terdiri dari tiga kekuatan yang membentuk bunga tak kasat mata: energi sejati, energi darah, dan energi jiwa. Artinya, pada saat itu, energi sejati, darah, dan kekuatan mental Chandra semuanya meningkat. Ini adalah sebuah keadaan yang sangat misterius. Menurut pemahaman Chandra, jika dia bisa mencapai keadaan ini sebelum akhir tahun, ia akan tetap muda dan penuh energi selama beberapa dekade ke depan.Chandra menarik napas dalam-dalam. "Luar biasa," gumam Chnadra sembaori mengendalikan napasnya. Bunga tak kasat mata di atas kepala Chandra perlahan menghilang. Chandra tidak langsung mengonsumsi pil berikutnya. Karena energi sejatinya belum stabil sepenuhnya, Chandra perlu memperkuat serta menstabilkan tingkatannya terlebih dahulu.Di lantai bawah vila, Alden dan Kelompok Zodiak menatap ke atas. "Aura yang kuat,"
"Belum genap tiga puluh tahun, orang itu sudah memasuki Alam Tujuh. Pencapaian ini layak masuk sejarah," komentar mereka, terpukau oleh aura yang terpancar dari lantai atas. Aura itu begitu kuat, sehingga mempengaruhi seluruh villa di pegunungan."Cepat, mundur!" perintah Alden segera. "Villa ini tidak akan tahan dengan pelepasan energi dari tubuh Chandra, sebentar lagi akan runtuh." Sesuai perintah Alden, semua orang di villa segera meninggalkan tempat itu dan berkumpul beberapa ratus meter dari villa.Energi sejati Chandra meningkat dengan pesat. Dalam sekejap, dia mencapai kemajuan yang biasanya membutuhkan lebih dari sepuluh tahun latihan keras. Energi itu meresap ke seluruh tubuhnya, memberi nutrisi pada setiap daging dan tulangnya. Pada saat itu, Chandra merasakan sesuatu. Di pusat telapak kakinya, muncul sebuah pusaran yang misterius, menyerap energi sejatinya dengan gila-gilaan."Ini ... ini kah batas terakhir tubuh manusia?" Chandra tercengang. Walaupun ia tahu tentang
Alam Tujuh dan Alam Enam, jika dibandingkan dalam hal kekuatan energi sejati, perbedaannya tidak hanya satu atau dua poin. Chandra percaya diri bahwa selama Alam Delapan belum muncul, dia adalah yang terkuat. Tubuhnya jatuh dari langit dan mendarat dengan stabil di tanah. Dari kejauhan, sekelompok orang berjalan mendekat. Pemimpin mereka adalah Alden. Dia tertawa keras dan berkata, "Haha, Chandra, selamat, selamat, di usiamu yang masih muda ini kamu sudah melangkah ke Alam Tujuh. Ini adalah yang pertama dalam ratusan, bahkan ribuan tahun."Chandra melirik Alden, sudut mulutnya terangkat, mengukir senyum tipis. Saat Robi memberi dia obat, Robi juga mengatakan sesuatu. Lakukan apa yang harus dilakukan, tanpa keraguan atau beban. Senyum Chandra membuat Alden merasa tidak nyaman. Dia tidak bisa memastikan apa yang Chandra senyumkan.Dhava juga mengucapkan selamat, "Selamat." "Kuat sekali! Usianya kurang dari tiga puluh tahun, dan kamusudah mencapai Alam Tujuh. Dalam beberapa dekade
Chandra tidak terlalu memperhatikan tentang raja seratus tahun yang lalu. Yang dia pedulikan sekarang adalah empat Pesilat - Angin, Bumi, Petir, dan Langit - yang mendampingi raja tersebut. Sepengetahuan Chandra, keempat orang ini berada di Alam Tujuh. Dengan bantuan merekalah Someria didirikan. Di belakang raja, ada seorang bernama Luandi, murid senior dari Pesilat Langit.Chandra tahu bahwa para praktisi seni bela diri kuno juga memiliki batas usia. Namun, umumnya, setelah mencapai Alam Tujuh, mereka masih bisa memperpanjang hidup asalkan tidak sembarangan mengeluarkan energi sejati. Jika energi sejatinya tidak terlalu banyak terkuras, memperpanjang umur menjadi lebih mudah. Kemungkinan besar keempat pesilat ini masih hidup. Jika mereka masih hidup, setelah seratus tahun, pasti sudah mencapai Alam Delapan."Kamu pernah dengar tentang keempat pesilat besar itu, para Pesilat Angin, Bumi, Petir, dan Langit, selama ini?" tanya Chandra.Alden menggeleng pelan, menjawab, "Tidak pernah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit