Sonia berdiri di puncak gunung menatap Chandra dan Nova yang berada di bawah yang sedang saling bertatapan satu sama lain. Sonia tidak tahu apa yang sedang Chandra lakukan. Sonia pikir Chandra masih tahu batas dalam setiap perbuatannya. Namun, faktanya Chandra sudah membunuh begitu banyak orang. Dia pasti bukan sedang mencari cara untuk menyelinap masuk ke dalam Suku Dukung, melainkan dipaksa untuk masuk ke dalam.Chandra yang sekarang sudah tidak lagi sama dengan yang dulu. Nova mendatanginya untuk mengajak dia bernegosiasi. Sonia sudah tidak punya cara lain. Satu-satunya solusi adalah dengan membunuh Chandra. Akan tetapi, Chandra terlalu kuat, tidak mungkin manusia biasa sanggup membunuhnya. Yang bisa membunuhnya hanya satu orang, yaitu Nova.Sonia berdiri di tengah badai salju lebat dan menatap ke bawah dengan tenang, tapi dalam hati dia sedikit gugup. Sonia tidak tahu apakah Nova tega untuk menyerang Chandra. Namun yang pasti, Sonia yakin bahwa Chandra tidak akan menyakiti Nova. Wa
“Chandra, kenapa? Kenapa kamu harus begini ….”Suara tangisan Nova menggema di gunung tersebut. Kini hidupnya sudah tidak berarti lagi. Sontak, Nova langsung berlari ke tepi gunung dan melompat ke bawah tanpa pikir panjang.Satu sisi gunung tersebut adalah bebatuan terjal, dan sisi satunya lagi adalah jurang yang sangat dalam. Meskipun posisi sedang membelakangi Nova, Chandra yang sudah mencapai alam ketujuh telah mengalami peningkatan kekuatan mental yang sangat pesat, sehingga dia sangat peka dengan lingkungan sekitarnya. Tanpa harus balik badan pun dia bisa merasakan apa yang sedang terjadi.Dalam hati Chandra berkata, “Dasar cewek bodoh.” Kemudian, dia juga langsung melompat ke jurang yang tak kelihatan dasarnya itu menyusul Nova.Dengan kekuatan alam ketujuh sekalipun, Chandra tidak bisa menggunakan energi sejati sesuka hatinya ketika dia sedang terluka. Jika dia melompat, dia sendiri juga tidak bisa mengendalikan dampak benturannya. Chandra bisa melihat tubuh Nova yang masih melu
“Sonia mau bunuh aku?”Chandra tampak keheranan. Dia tidak beranggapan bahwa Sonia memiliki niat sampai ke sana. Sonia memang sangat pintar dan selalu memikirkan setiap persoalan dari banyak sudut pandang. Apabila sampai Sonia juga berpikir kalau Chandra telah menyimpang dan ingin membunuhnya, berarti Chandra tidak bisa menutupinya lagi dari semua orang. Namun … Chandra tidak berpikir demikian. Sonia pasti punya maksud atau tujuan lain. Namun terkait apa tujuan itu, Chandra masih tidak tahu untuk saat ini.“Sayang, tolong kasih tahu au. Apa yang aku lihat sekarang ini pasti cuma kedok saja, ‘kan? Aku percaya apa yang sebenarnya terjadi pasti nggak kayak begini, bukan?” tanya Nova mengharapkan sebuah penjelasan dari Chandra.“Ceritanya panjang.”Karena sekarang hanya ada mereka berdua, Chandra pun memutuskan untuk tak lagi menutupi rencananya dari Nova.“Setelah aku datang ke Kelompok Gunung Langit, Alden minta aku untuk ngebunuh ketua kelompoknya, Maniso. Aku nggak punya pilihan lain,
“Chandra …,” sahut Dhava tanpa henti, dengan suara yang makin lama makin mendekat.Tak lama Dhava pun mulai tampak dalam jarak pandang Chandra. Melihat Chandra sedang memulihkan diri dan Nova yang berdiri di sampingnya, Dhava menghela napas lega dan berkata, “Sudah kubilang, cuma jurang kecil begini mana mungkin bisa bikin kamu kewalahan. Gimana lukanya?”Chandra membuka matanya untuk menatap Dhava sekilas dan menjawab dengan suara lesu, “Lukaku lumayan parah. Aku butuh waktu untuk sembuh. Dhava, kamu naik saja dulu. Kalau lukaku sudah baikan, baru aku balik ke tempat kalian.”“Err … lebih baik aku bawa kamu naik ke atas saja.”“Baiklah.”Chandra mengambil Pedang Penghakiman dan menancapkannya ke tanah untuk membantunya berdiri. Melihat itu, Dhava segera menghampiri dan membantunya berdiri.“Aku bawa kamu naik dulu. Kalau sudah aman, baru aku turun lagi untuk jemput Nova.”“Oke.”Dhava pun hendak menggunakan energi sejatinya untuk memanjat tebing, tapi seketika itu juga Chandra mencabu
Chandra sadar jika Dhava tak kunjung kembali untuk waktu yang cukup lama, Alden pasti akan mengirimkan anak buah lainnya untuk mencarinya.“Nova, gali lubang untuk kubur dia,” perintah Chandra.“Ya.”Nova mengambil pedangnya dan mulai membuat sebuah lubang di tanah berlapis salju. Dia juga adalah seorang pendekar yang sangat kuat, jadi menggali lubang kubur bukanlah masalah besar baginya. Tanpa memakan waktu lama, dia sudah membuat lubang dengan kedalaman sekitar belasan meter.Dengan energi yang tersisa, Chandra menggulung jasad Dhava dan memasukkannya ke dalam lubang kubur tersebut, dan Nova mulai menutupinya kembali dengan salju dan es yang ada di sekitarnya. Salju masih terus turun dengan lebat dari langit, membuat bercak darah yang berceceran di tanah dapat tertutupi dengan sempurna.Sementara itu Alden kembali ke perguruannya, di mana sudah banyak saudara seperguruannya yang menanti kedatangan petarung dari berbagai negara. Sebagai penyelenggara konferensi abar kali ini, Kelompok
“Kamu ngapain di sini? Siapa yang kasih kamu masuk?” tanya Maggie.“Kenapa? Memangnya nggak boleh?”“Hormati yang sudah mati, kamu begini ….”“Oke, aku ngerti. Aku pergi sekarang juga.”Maggie juga menyempatkan dirinya untuk melihat banyak mayat yang bergelimpangan di sana, lalu tak lama dia pun pergi.Sementara itu di jurang, Chandra masih berfokus menyembuhkan lukanya. Akan tetapi, lukanya itu sangat parah hingga tak bisa disembuhkan dalam waktu singkat. Walau demikian, setelah melewati beberapa jam bermeditasi, lukanya sudah mulai stabil dan tidak lagi membahayakan nyawa selama dia tidak sembarangan menguras energi sejatinya. Selama itu terjadi, Nova terus menemaninya di samping. Nova tahu luka Chandra sangat serius, dan karena itu dia jadi merasa sangat bersalah.“Chandra ….”Mendengar panggilan itu, Chandra membuka mata dan melihat seorang pria tua di hadapannya.“Ngapain kamu kemari?” tanya Chandra kepada Alden.“Aku datang untuk ngelihat keadaan kamu karena khawatir kamu kenapa-
Tidak ada satu perabot pun di dalam rumah kayu yang Chandra tempat. Di sana hanya ada satu ranjang kayu saja dengan selimut yang sangat tipis. Dia langsung melepaskan pakaian dan tengkurap di atas ranjang agar Nova bisa membersihkan lukanya. Lukanya sudah bercampur dengan darah hingga bentuknya tak karuan, bahkan di beberapa bagian ada yang sampai terlihat tulang.Untung saja Chandra adalah seorang petarung alam ketujuh. Dia bisa mengendalikan aliran darah di tubuhnya, atau dia pasti sudah mati. Meski begitu, dia tetap merintih kesakitan saat Nova mengobatinya.Tak lama, Alden kembali ke rumah kayu itu. Dia melihat luka di tubuh Chandra dan bertanya, “Chandra, kamu nggak apa-apa?”“Cuma luka begini doang nggak bakal bikin aku mati,” sahut Chandra.Di saat itu juga Becca dan Bella datang membawakan air hangat untuk membersihkan luka Chandra. Nova mengambil handuknya dan membersihkan lukanya.“Aku punya bubuk obat yang ampuh untuk ngobatin lukamu,” kata Alden.Nova mengambil botol kecil
Chandra mengeluarkan seutas benang logam tipis dari lengan bajunya, dan dalam sekejap benang itu berubah menjadi sebuah jarum perak.“Masih ada waktu. Tubuhku bisa pulih sepenuhnya dengan menggunakan teknik Jarum 81 Langit. Nova, tusukkan jarum ini ke badanku,” perintah Chandra. “Ya.”Di bawah bimbingan Chandra, Nova menusukkan jarum itu di tubuh Chandra sesuai dengan aturan dari Jarum 81 Langit. Dengan energi sejati yang Nova miliki saat ini, dia bisa menusukkan jarum itu di banyak titik sekaligus. Setelah semua titik ditusukkan, energi sejati yang Nova miliki terkuras cukup banyak.“Sayang, gimana, sudah baikan?” tanya Nova dengan kepala penuh dengan keringat dingin dan wajah yang pucat. Dia merasa lemas, tapi tidak memedulikan itu dan hanya fokus kepada Chandra.“Ya, sudah mendingan jauh. Tapi energi sejati kamu sudah habis dan nggak akan bisa pulih sepenuhnya cuma satu dua hari saja. Kita harus cari orang yang bisa dipercaya untuk tusukkin aku sampai aku benar-benar pulih total,”
Lawan Chandra kali ini semua sudah diatur khusus oleh Yosan. Dia ingin melihat apakah Chandra yang membawa beban yakni Luna masih bisa masuk ke final. Dia juga penasaran seberapa kuat kekuatan Chandra yang sebenarnya.Karena Yosan dapat melihat tingkat kultivasi para prajurit biasa dalam sekali lihat. Akan tetapi, dia tidak dapat melihat tingkat kultivasi Chandra, juga tidak bisa melihat kekuatan asli Chandra.Saat ini, di atas arena.Seratus orang telah menyebar. Chandra masih berdiri di tengah. Dia melihat orang-orang di sekitarnya, lalu menatap Luna dan memberi perintah, “Kamu ikuti aku. Jangan lari sembarangan. Kalau sampai ada orang ambil kesempatan untuk keluarkan kamu dari arena, kamu akan kehilangan kualifikasi untuk masuk ke Sekte Dayan.”“Oke, aku mengerti,” kata Luna sambil mengangguk pelan.Sekarang Chandra adalah harapan terakhir Luna. Tanpa perlindungan Chandra, Luna tidak akan bisa masuk ke Sekte Dayan.Di atas arena, seratus orang saling waspada. Semua mencari orang yan
Yosan muncul di arena. Dia melihat ke arah para prajurit yang tersisa dan berkata dengan suara keras, “Selanjutnya akan ada pertarungan lawan semua. Tidak ada aturan untuk pertarungan ini. Kalian dapat menggunakan senjata dan jurus apa pun. Kalau kalian jatuh dari arena, maka kalian akan kehilangan kualifikasi untuk bertarung. Hanya akan ada sepuluh orang yang tersisa di arena. Namun, kehilangan kualifikasi bukan berarti kalian tidak memiliki kesempatan lagi.”“Setelah semua orang berpartisipasi, jika orang yang terpilih masih belum penuhi kuota seribu orang, maka pertarungan terus dilanjutkan sampai terkumpul seribu orang.”Suara Yosan bergema keras. Begitu mendengar kata-kata Yosan, semua orang jadi tergerak. Mereka yang berhasil ke area pusan dan masuk babak final adalah yang terbaik dari generasi sebelumnya. Mereka semua sangat percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.Sesaat kemudian, seorang murid Sekte Dayan naik ke atas arena dan mulai memanggil nama-nama. Mereka yang naman
Luna tidak percaya dirinya bisa seberuntung itu. Namun, dia sudah sangat berterima kasih kepada Chandra. Karena berkat Chandra, Luna mampu sampai sejauh ini.Chandra menunggu pertarungan berikutnya dengan sabar. Karena Chandra hanya memiliki satu token di tangannya. Dia ada di peringkat terakhir. Jika harus bertarung, dia orang pertama yang akan bertarung.Sesuai dugaan, Chandra adalah orang yang pertama bertarung. Saat ini, arena dibagi menjadi banyak area. Di area tempat Chandra berada saat ini, ada seorang murid Sekte Dayan memegang sebuah daftar nama di tangannya. Dia pun membaca daftar nama di tangannya.“Pertarungan pertama antara Chandra dan Marino.”Seiring dengan bergemanya suara, seorang pria berjalan keluar dari kerumunan dan muncul di tengah arena tarung. Arena besar terbagi menjadi banyak arena kecil. Banyak prajurit berkumpul di sekitar setiap arena kecil.Chandra menatap orang itu. Chandra tahu, orang itu adalah lawannya yang bernama Marino. Sekarang yang harus Chandra l
Menyelamatkan Chandra sudah pasti adalah pilihan yang paling bijak yang Luna ambil dalam hidup ini.Di depan sana, sudah ada banyak murid Sekte Dayan. Orang-orang itu sedikit terkejut ketika melihat ada orang yang tiba di area pusat secepat itu.“Mereka cepat sekali. Ini baru tiga hari, mereka sudah sampai di area pusat. Sepertinya mereka berdua cukup kuat.”“Entah mereka berdua datang dari mana.”“Bagaimana kalau dicoba dulu?”“Jangan dulu. Kalau Tetua tahu, pasti kita yang disalahkan.”Beberapa murid Sekte Dayan berkumpul. Mereka melihat Chandra dan Luna yang baru tiba, lalu mereka mulai mengobrol. Chandra pun tidak menghiraukan murid-murid Sekte Dayan itu. Dia mencari tempat dan duduk bersila di tanah. Kemudian, dia menyerap Energi Spiritual Langit dan Bumi, dan mulai berlatih dengan serius. Sementara itu, Luna hanya menyaksikan Chandra dari samping.Hari demi hari berlalu. Dalam sekejap mata, sudah lima hari berlalu. Masih tersisa waktu dua hari dari sepuluh hari yang telah ditentu
Di dalam Lukisan Gunung Bulan, Chandra sedang bertarung dengan Yoko. Kedua pria itu saling bertarung. Keduanya saling beradu kekuatan. Sekalipun Chandra sangat kuat, tingkat kekuatannya lebih rendah dari Yoko. Masih ada kesenjangan kekuatan di antara mereka.Jika dia tidak menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, akan sulit bagi Chandra untuk mengalahkan Yoko. Akan tetapi, dia tidak berniat menggunakan Jurus Langkah melawan langit. Jurus tersebut merupakan jurus pamungkas klan Gera. Chandra diincar Sekte Sutan juga karena jurus tersebut.“Kamu sangat kuat.” Chandra menatap Yoko yang ada di depannya, lalu berkata, “Aku bukan lawanmu.”Chandra tidak sok kuat. Dia yang sekarang lebih memilih untuk menyembunyikan kekuatannya.“Aku bisa merasakan kamu belum kerahkan seluruh kekuatanmu. Coba gunakan seluruh kekuatanmu dan lawan aku,” kata Yoko.Chandra tersenyum tipis. “Sudah kubilang, aku bukan tandinganmu. Barusan aku sudah keluarkan seluruh kekuatanku. Tujuanmu sudah tercapai. Kalau ngga
Pria berjubah biru yang baru muncul itu tidak lain adalah orang yang diatur Tetua Yosan untuk menguji kekuatan Chandra. Namanya Yoko, kekuatannya berada pada tingkat ketiga Alam Kesucian. Kekuatannya sudah termasuk sangat kuat.Yoko menatap Chandra dengan senyum lebar di wajahnya. “Anak muda, kamu sangat beruntung dapat perhatian dari Tetua. Tujuan kedatanganku sangat sederhana, yaitu untuk uji kultivasimu. Kalau kamu bisa kalahkan aku, maka kamu akan langsung masuk ke area pusat. Bahkan kamu bisa langsung dapat tempat di sepuluh besar.”Yoko langsung mengatakan tujuan kedatangannya. Setelah mendengar hal itu, Chandra spontan mengerutkan kening. Chandra juga tidak menyangka kalau dirinya telah menarik perhatian para tetua. Dia datang ke Sekte Dayan hanya untuk berlatih dengan tenang tanpa menarik perhatian.Akan tetapi, dilihat dari situasi saat ini, tidak masalah jika Chandra menarik perhatian para tetu. Dengan begitu, dia bisa menjadi murid para tetua atau bahkan ketua sekte. Sekte
Ziyan sangatlah sombong. Dia tetap meremehkan Chandra, sekalipun sudah melihat kekuatan Chandra yang luar biasa. Karena dia menganggap dirinya sebagai salah satu prajurit jenius terkuat di antara murid terakhir yang direkrut oleh Sekte Dayan. Dia pasti sudah pergi menuju bumi dan bersaing untuk mendapatkan keberuntungan kalau saja dirinya tidak terlalu muda dan kekuatannya sedikit lebih kuat daripada orang-orang yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Dia tidak diutus ke bumi karena dia memiliki sedikit celah dengan utusan jenius dari 3000 dunia tersegel lainnya. “Baiklah,” balas tetua tanpa memaksa Ziyan karena dia tahu kalau muridnya itu sangatlah sombong. Di Lukisan Gunung Bulan. Chandra membawa Luna menuju area pusat. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang sedang bertarung untuk memperebutkan token. Chandra memilih orang-orang itu secara acak untuk merebut token mereka lalu memberikannya kepada Luna. Siapa pun yang ditemuinya sepanjang jalan dan dia mengi
“Semuanya tergantung dengan kekuatanmu.”“Oke, ayo kita bertarung,” balas Chandra tenang. “Anak muda, kamu terlalu sombong. Namaku adalah Waro, jadi ingatlah namaku ini,” ujar murid itu dingin.“Kamu pasti akan meremehkanku kalau aku tidak memberimu pelajaran.”Kemudian raut wajah Chandra berubah gelap seraya berkata, “Luna, mundurlah!”Luna dengan cepat melangkah mundur tepat ketika Waro menghunuskan pedangnya. Di saat yang bersamaan, Chandra juga mulai bergerak. Dia bergerak dengan menggunakan seluruh kekuatannya dan muncul di depan Waro dalam sekejap mata. Waro baru saja menghunuskan pedangnya ketika telapak tangan Chandra berhasil memukul dada Waro. Kecepatan Chandra sungguh luar biasa sampai Waro terpental dan memuntahkan darah tanpa sempat bereaksi. Walaupun kekuatan Chandra baru berada di tingkat kelima Alam Trasenden dan kekuatan fisik yang setara dengan tingkat pertama Alam Keabadian, kekuatannya sudah mencapai puncak dari setiap tingkat. Oleh karena itu, kekuatannya tidak
Jupiter tidak ingin kehilangan wajahnya di hadapan murid Sekte Dayan yang lain. Dalam sekejap mata, aura kekuatannya melonjak pesat.“Jupiter mengerahkan seluruh kekuatannya.”“Tapi, sepertinya calon murid yang sedang diuji itu juga belum mengerahkan seluruh kekuatannya. Entah, sekarang orang itu sudah berada di tingkat kekuatan apa.”“Jupiter sudah mencapai tingkat pertama Alam Kesucian. Kekuatannya ini tak terkalahkan di antara seluruh murid yang berusia di bawah 50 tahun.”“Bukankah dia akan melanggar peraturan kalau sampai dia menggunakan seluruh kekuatannya? Tetua pasti akan menyalahkannya jika ….”“Kamu tidak perlu khawatir begitu. Lagi pula, kita akan tetap melepaskannya, sekalipun dia kalah dalam pertarungan ini. Dengan begitu, kita tidak terhitung melanggar peraturan, kan?”Para murid lainnya yang berkumpul di kejauhan mulai berdiskusi setelah merasakan aura kekuatan Jupiter. Chandra juga bisa merasakan aura kekuatan Jupiter yang semakin meningkat. Dia tersenyum tipis dan sama