Share

Bab 1198

Author: Angin
“Chandra …,” sahut Dhava tanpa henti, dengan suara yang makin lama makin mendekat.

Tak lama Dhava pun mulai tampak dalam jarak pandang Chandra. Melihat Chandra sedang memulihkan diri dan Nova yang berdiri di sampingnya, Dhava menghela napas lega dan berkata, “Sudah kubilang, cuma jurang kecil begini mana mungkin bisa bikin kamu kewalahan. Gimana lukanya?”

Chandra membuka matanya untuk menatap Dhava sekilas dan menjawab dengan suara lesu, “Lukaku lumayan parah. Aku butuh waktu untuk sembuh. Dhava, kamu naik saja dulu. Kalau lukaku sudah baikan, baru aku balik ke tempat kalian.”

“Err … lebih baik aku bawa kamu naik ke atas saja.”

“Baiklah.”

Chandra mengambil Pedang Penghakiman dan menancapkannya ke tanah untuk membantunya berdiri. Melihat itu, Dhava segera menghampiri dan membantunya berdiri.

“Aku bawa kamu naik dulu. Kalau sudah aman, baru aku turun lagi untuk jemput Nova.”

“Oke.”

Dhava pun hendak menggunakan energi sejatinya untuk memanjat tebing, tapi seketika itu juga Chandra mencabu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 1199

    Chandra sadar jika Dhava tak kunjung kembali untuk waktu yang cukup lama, Alden pasti akan mengirimkan anak buah lainnya untuk mencarinya.“Nova, gali lubang untuk kubur dia,” perintah Chandra.“Ya.”Nova mengambil pedangnya dan mulai membuat sebuah lubang di tanah berlapis salju. Dia juga adalah seorang pendekar yang sangat kuat, jadi menggali lubang kubur bukanlah masalah besar baginya. Tanpa memakan waktu lama, dia sudah membuat lubang dengan kedalaman sekitar belasan meter.Dengan energi yang tersisa, Chandra menggulung jasad Dhava dan memasukkannya ke dalam lubang kubur tersebut, dan Nova mulai menutupinya kembali dengan salju dan es yang ada di sekitarnya. Salju masih terus turun dengan lebat dari langit, membuat bercak darah yang berceceran di tanah dapat tertutupi dengan sempurna.Sementara itu Alden kembali ke perguruannya, di mana sudah banyak saudara seperguruannya yang menanti kedatangan petarung dari berbagai negara. Sebagai penyelenggara konferensi abar kali ini, Kelompok

  • Jenderal Naga   Bab 1120

    “Kamu ngapain di sini? Siapa yang kasih kamu masuk?” tanya Maggie.“Kenapa? Memangnya nggak boleh?”“Hormati yang sudah mati, kamu begini ….”“Oke, aku ngerti. Aku pergi sekarang juga.”Maggie juga menyempatkan dirinya untuk melihat banyak mayat yang bergelimpangan di sana, lalu tak lama dia pun pergi.Sementara itu di jurang, Chandra masih berfokus menyembuhkan lukanya. Akan tetapi, lukanya itu sangat parah hingga tak bisa disembuhkan dalam waktu singkat. Walau demikian, setelah melewati beberapa jam bermeditasi, lukanya sudah mulai stabil dan tidak lagi membahayakan nyawa selama dia tidak sembarangan menguras energi sejatinya. Selama itu terjadi, Nova terus menemaninya di samping. Nova tahu luka Chandra sangat serius, dan karena itu dia jadi merasa sangat bersalah.“Chandra ….”Mendengar panggilan itu, Chandra membuka mata dan melihat seorang pria tua di hadapannya.“Ngapain kamu kemari?” tanya Chandra kepada Alden.“Aku datang untuk ngelihat keadaan kamu karena khawatir kamu kenapa-

  • Jenderal Naga   Bab 1201

    Tidak ada satu perabot pun di dalam rumah kayu yang Chandra tempat. Di sana hanya ada satu ranjang kayu saja dengan selimut yang sangat tipis. Dia langsung melepaskan pakaian dan tengkurap di atas ranjang agar Nova bisa membersihkan lukanya. Lukanya sudah bercampur dengan darah hingga bentuknya tak karuan, bahkan di beberapa bagian ada yang sampai terlihat tulang.Untung saja Chandra adalah seorang petarung alam ketujuh. Dia bisa mengendalikan aliran darah di tubuhnya, atau dia pasti sudah mati. Meski begitu, dia tetap merintih kesakitan saat Nova mengobatinya.Tak lama, Alden kembali ke rumah kayu itu. Dia melihat luka di tubuh Chandra dan bertanya, “Chandra, kamu nggak apa-apa?”“Cuma luka begini doang nggak bakal bikin aku mati,” sahut Chandra.Di saat itu juga Becca dan Bella datang membawakan air hangat untuk membersihkan luka Chandra. Nova mengambil handuknya dan membersihkan lukanya.“Aku punya bubuk obat yang ampuh untuk ngobatin lukamu,” kata Alden.Nova mengambil botol kecil

  • Jenderal Naga   Bab 1202

    Chandra mengeluarkan seutas benang logam tipis dari lengan bajunya, dan dalam sekejap benang itu berubah menjadi sebuah jarum perak.“Masih ada waktu. Tubuhku bisa pulih sepenuhnya dengan menggunakan teknik Jarum 81 Langit. Nova, tusukkan jarum ini ke badanku,” perintah Chandra. “Ya.”Di bawah bimbingan Chandra, Nova menusukkan jarum itu di tubuh Chandra sesuai dengan aturan dari Jarum 81 Langit. Dengan energi sejati yang Nova miliki saat ini, dia bisa menusukkan jarum itu di banyak titik sekaligus. Setelah semua titik ditusukkan, energi sejati yang Nova miliki terkuras cukup banyak.“Sayang, gimana, sudah baikan?” tanya Nova dengan kepala penuh dengan keringat dingin dan wajah yang pucat. Dia merasa lemas, tapi tidak memedulikan itu dan hanya fokus kepada Chandra.“Ya, sudah mendingan jauh. Tapi energi sejati kamu sudah habis dan nggak akan bisa pulih sepenuhnya cuma satu dua hari saja. Kita harus cari orang yang bisa dipercaya untuk tusukkin aku sampai aku benar-benar pulih total,”

  • Jenderal Naga   Bab 1203

    Yang datang mengetuk pintu itu rupanya adalah Sonia. Sonia tahu kalau Chandra sudah menolong Nova dan membawanya ke sini.“Aku dengar Chandra terluka, jadi aku datang untuk menjenguk dia,” jawab Sonia.“Nggak perlu.”Nova sedikit pun tidak memberikan kesempatan kepada Sonia. Jika bukan karena dia yang sembarangan memberikan ide, Nova tidak akan menyerang Candra, dan masalahnya tidak akan jadi serumit ini.“Nova, kamu komplain sama aku? Kamu sendiri juga tahu seperti apa Chandra sekarang. Kalau kamu nggak bunuh dia, dia pasti bakal menimbulkan kekacauan yang lebih besar dari ini, dan pasti lebih banyak orang dari Suku Dukun yang jadi korban jiwa. Apa kamu tega ngelihat Chandra jatuh ke jalan yang salah? Kalau begitu, apa bedanya sama Robi puluhan tahun yang lalu?”“Apa pun yang Chandra lakukan, mau itu benar atau salah, aku bakal terus dukung dia.”“Brak!” Seraya berbicara, Nova menutup pintu kamarnya dengan keras.“Apa-apaan itu?” tanya Sonia sambil mengerutkan dahinya. Padahal baru be

  • Jenderal Naga   Bab 1204

    “Ya sudah, kalian pergilah, aku mau ketemu Pemimpin Utama.”Anggota Zodiak pergi, dan Alden juga pergi tak lama setelah itu, setelah dia berpikir sejenak.Di gunung belakang perguruan Gunung Langit masih ada beberapa rumah yang berdiri tersendiri. Rumah-rumah itu ditempati oleh petarung terkenal di kalangan bela diri kuno. Alden mendatangi salah satu rumah yang dijaga oleh seorang pria bertopeng hitam.Tanpa menanggapi sapaan dari penjaga itu, Alden langsung masuk ke dalam, yang mana di dalamnya terdapat banyak orang mengenakan pakaian yang sama, yaitu pakaian panjang dan topeng berwarna hitam. Mereka semua menyapa Alden begitu melihat kedatangannya. Alden terus berjalan melewati mereka sampai ke ruangan yang berada lebih dalam lagi. Di dalam ruangan itu pun sama, diisi oleh banyak orang yang memakai topeng hitam.“Alden datang,” kata seseorang yang juga berpakaian sama dengan yang lain, bedanya, topeng dia sedikit berbeda karena ada sedikit warna merah dan ukiran tengkorak di topengny

  • Jenderal Naga   Bab 1205

    Alden bersungguh-sungguh ingin menjalin hubungan baik dengan Chandra. Dia tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan Chandra untuk memancing kebencian. Akan tetapi Kadir sudah memberi perintah, dan Alden hanya bisa menuruti saja.Setelah meninggalkan rumah tersebut, Robi mengenakan topengnya dan pergi menemui Chandra. Saat dia baru saja sampai di depan pintu rumah kayu yang Chandra huni, dia dihadang oleh Becca dan Bella.“Mau cari siapa?” tanya mereka. Namun Robi hanya menatap mereka. Dia masih mengenakan topeng, tapi matanya yang merah itu terlihat sangat mengerikan seperti sepasang mata iblis. Becca dan Bella pun terdiam di tempat seolah jiwa mereka sedang melayang, dan alhasil Robi bisa masuk ke dalam tanpa kendala.Chandra yang sedang beristirahat mendengar ada suara seseorang yang masuk, mengira kalau itu adalah Nova, maka dia pun bertanya, “Cepat amat sudah bali, sudah ketemu Kakek?”“Ini aku,” jawab Robi.Spontan Chandra langsung berdiri ketika dia mendengar suara itu, dan di san

  • Jenderal Naga   Bab 1206

    “Nggak apa-apa. Kamu pasti capek, istirahat saja sebentar.”Chandra tidak memberi tahu Nova kalau lukanya sudah sebagian besar sembuh. Makin sedikit orang yang tahu, makin besar keuntungannya.Nova sungguh kelelahan mencari Robi ke mana-mana, jadi dia duduk di ranjang dan segera berbaring.“Sayang, kamu juga istirahat sebentar,” kata Nova.“Di sini rasanya agak pengap, aku mau jalan-jalan sebentar.”Setelah mengetahui tujuan Kadir, Chandra ingin menguji peruntungannya apakah dia bisa bertemu dengan Maniso dan memberi tahu semua kepadanya, agar dia juga bisa bersiap-siap.“Tapi kamu masih terluka, jangan keluyuran. Lagi pula di luar ada orang yang mau bunuh kamu. Kalau kamu pergi pasti bahaya.”“Nggak apa-apa. Kan sudah ada perjanjian mereka baru boleh nyerang aku kalau konferensinya sudah dimulai. Lagian aku nggak bakal pergi terlalu jauh. Di sini banyak anak buahnya Alden, nggak bakal ada yang berani nyerang aku.”Chandra langsung berdiri dan bersiap untuk pergi ke luar. Saat itu Nova

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2066

    Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni

  • Jenderal Naga   Bab 2065

    Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra

  • Jenderal Naga   Bab 2064

    Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal

  • Jenderal Naga   Bab 2063

    Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi

  • Jenderal Naga   Bab 2062

    Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki

  • Jenderal Naga   Bab 2061

    Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b

  • Jenderal Naga   Bab 2060

    Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.

  • Jenderal Naga   Bab 2059

    Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia

  • Jenderal Naga   Bab 2058

    Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status