Ekspresi wajah Raja berubah serius ketika Chandra mulai menanyakan berbagai informasi tentang Tuan Taka. Raja mengambil sebatang rokok lalu kembali menyalakannya dan menghisapnya dengan kuat. Asap mengepul di udara ketika dia menghembuskannya. “Masalah ini bermula sejak 100 tahun yang lalu.”Chandra langsung tertarik setelah mendengar awal cerita ini. Sebenarnya, dia juga mengetahui sedikit tentang apa yang terjadi 100 tahun yang lalu. Dia tahu kalau 100 tahun yang lalu Raja Someria pertama bekerja sama dengan Prajurit Kuno untuk mengepung dan menyerang suku Dukun. Ada yang bilang kalau banyak sekali korban jiwa yang berjatuhan dalam pertempuran ini. “Seratus tahun yang lalu, penjajah mulai menyerbu masuk ke dalam wilayah Someria yang menyebabkan Someria mengalami masa-masa sulit. Pasukan anti penjajahan terus bermunculan dan salah satu yang terkuat adalah pasukan dari suku Dukun. Namun, suku Dukun memiliki pikiran yang licik. Mereka bukan hanya mau mengusir penjajah, tapi mereka jug
Apa mungkin kakeknya adalah orang yang selama ini berada di belakang Pak Taka? Atau mungkinkah kakeknya sudah bekerja sama dengan Pak Taka? Chandra mulai merasa bingung dengan semua hal ini. “Chandra, saya pikir kamu bisa mulai mengambil tindakan,” ujar Raja sambil menatap Chandra dengan wajah serius. Chandra langsung mengangguk seraya berkata, “Saya memang berencana seperti itu. Tapi saya tidak tahu Pak Taka sudah berkultivasi sampai alam ke berapa?”“Kami juga belum mendapatkan informasi yang akurat tentang hal ini. Karena Pak Taka adalah orang yang sangat misterius. Dia jarang sekali muncul, bahkan tidak pernah terlibat pertarungan dengan orang luar. Tapi, berdasarkan data intelijen yang saya dapatkan, setidaknya kekuatan pak Taka berada di alam keenam. Hanya saja, kami juga tidak tahu jenis bela diri apa yang dia kuasai,” jawab Raja Someria sambil menggelengkan kepalanya.“Kamu punya badan intelijen yang sangat bagus. Apa kamu pernah menemukan keberadaan kakekku?” tanya Chandra
Sekarang Chandra sudah mulai memiliki sedikit informasi tentang latar belakang Pak Taka dan betapa mengerikan konsekuensi ke depannya kalau sampai dia menyentuh Pak Taka. Jadi, sekarang dia tidak lagi berniat untuk bertindak gegabah. Chandra meninggalkan Terra Palace untuk pergi menuju kediaman keluarga Atmaja. Kediaman keluarga Atmaja. Sonia telah tiba di rumah keluarga Atmaja. Dia terlihat sedang berlutut di halaman belakang rumah, sedangkan Ronald sedang berjalan di dekat Sonia. Namun, entah mengapa Ronald terlihat seperti tidak menyadari keberadaan Sonia. Dia terus saja berjalan tanpa memedulikan Sonia yang sudah berlutut cukup lama.Dua puluh menit kemudian, Ronald akhirnya berhenti berjalan. Dia bergegas mengambil handuk yang diserahkan oleh pelayan kepadanya dan menyeka wajahnya yang berkeringat. Barulah setelah itu, dia berjalan menghampiri Sonia. “Bangun,” ujar Ronald.Sonia bergegas mengikuti perintah kakeknya. Kemudian mereka menuju ke area gazebo yang ada di halaman be
Sonia takut Ronald akan kembali bertanya padanya. Dia takut dirinya tidak bisa lagi menahan tekanan dan menceritakan kalau orang itu adalah Chandra. Kalau sampai itu terjadi, maka Chandra tidak akan lagi bisa bertindak dengan bebas. Ronald masih terdiam dengan raut wajah serius. Selama ini, dia tidak pernah kalah dalam bertarung, kecuali 20 tahun yang lalu. Itu adalah pertama kali dan terakhir kalinya Ronald mengalami kekalahan. Saat itu, dirinya kalah dari keluarga Aryani. Jurus andalannya, yaitu Rhasia 13 Pedang berhasil dikalahkan oleh Pukulan Sepuluh Tangan Aryani. Peristiwa ini selalu menjadi hal yang menyebalkan bagi Ronald. Namun, entah mengapa Ronald tidak merasa khawatir ataupun terganggu ketika mengetahui kalau di dunia ini bertambah lagi satu orang yang berhasil menguasai Pukulan Sepuluh Tangan Aryani? Namun, hal yang pasti adalah dirinya akan semakin berselisih dengan Robi kalau sampai laki-laki tua itu benar-benar sudah menguasai Pukulan Sepuluh Tangan Aryani. “Sonia,
Sonia menatap Chandra dengan ekspresi khawatir dan melayangkan sebuah isyarat mata kepadanya. Kepalan tangan Chandra pun melemas dan dia menarik napas panjang guna meredam amarahnya.“Oh, ya? Tapi aku dengar 30 tahun yang lalu Kakek mulai ke jalan yang salah karena ada yang nyerang dia diam-diam waktu lagi berlatih, itu membuat Kakek kehilangan akal sehatnya dan membunuh banyak orang,” kata Chandra.“Masa?” sahut Ronald, “Kalau soal itu aku kurang tahu.”“Serius nggak tahu? Waktu itu tingkatan kultivasi Kakek terbuang sia-sia dan diusir dari keluarga. Kamu juga pasti ada waktu itu, masa Kakek nggak melawan dan mengalah begitu saja?”“Aku memang ada di sana, tapi kakekmu nggak membela diri. Dia nggak ngomong sepatah kata pun bahkan.”“Begitu, ya …. Kalau begitu, nggak ada lagi yang perlu aku tanya.”“Chandra, sepuluh tahun yang lalu aku benar-benar nggak berniat membantai keluargamu. Gimanapun juga kita ini satu keluarga besar, aku nggak sekejam itu. Ini murni cuma salah paham sewaktu a
“Terserah, tapi kalau sampai kamu sendiri yang celaka, jangan minta bantuan dariku. Keluarga Atmaja nggak akan mau ngeberesin kekacauan yang kamu buat.”Ronald sudah mantap dengan pendiriannya. Dia tidak akan membantu Chandra.“Kak Chandra mending jangan terburu-buru. Jangan beraksi sembarangan sebelum kita paham keadaannya secara utuh,” kata Sonia.“Aku tahu, aku bakal memikirkan jangka panjangnya. Sonia, aku butuh bantuanmu untuk menyusun rencana.”“Nggak bisa,” jawab Sonia.“Sonia nggak akan ngasih bantuan apa pun ke kamu. Kalau dia bantu, itu berarti dia maju atas nama keluarga Atmaja, dan bikin satu keluarga jadi terlibat,” jelas Ronald.“Begitu, ya? Dari awal kalian semua juga sudah terlibat. Sejak kamu nolongin aku, keluarga Atmaja nggak bisa lepas tangan. Ronald, sekarang keluarga Atmaja nggak bisa membereskan sisanya. Kalau kamu mau selamat dari konferensi yang akan datang ini, kamu harus cari aliansi. Kamu pernah berpikir untuk mendekati keluarga Aryani, kenapa nggak coba sam
“Kak Chandra, ini kesempatanmu. Di perpustakaan keluarga Atmaja banyak menyimpan buku-buku ilmu bela diri, terutama Rahasia 13 Pedang yang disebut-sebut sebagai jurus pedang terkuat di muka bumi. Kalau kamu bisa menguasainya, dengan kemampuanmu sekarang ini, kamu bisa jadi petarung terkuat.”Ronald sungguh baik kepada Chandra. Padahal dia tahu Chandra masih menyimpan sedikit permusuhan padanya, tapi dia tetap membawa Chandra ke perpustakaan untuk belajar. Ini juga bukan pertama kalinya Chandra mendengar tentang Rahasia 13 Pedang. Dia pun sangat penasaran dengan teknik pedang tersebut.“Ya, coba kulihat selagia ada kesempatan,” ujarnya.“Mari kuantar,” tutur Sonia.Di bawah arahan Sonia, Chandra masuk ke bagian perpustakaan dalam. Tak lama mereka berjalan, mereka dipertemukan dengan sebuah gubuk kayu yang berdiri sendiri terpisah dengan bangunan lainnya.“Kak Chandra lihat gubuk kayu itu?”“Iya.”“Itu tempat para leluhur keluarga Atmaja bersemedi. Itu tempat terlarang yang nggak boleh d
Tak heran dia adalah leluhurnya keluarga Atmaja. Bahkan Ronald saja tidak tahu kalau Chandra masih memiliki energi sejati yang terpendam, tapi Rully bisa langsung menyadarinya.Chandra tidak menutupi apa-apa dari Rully, dan dia menduga kalau Rully ini pasti kenal baik dengan Georgie.“Dulu aku sempat ditangkap sama keluarga Aryani. Di penjara sana aku ketemu sama seorang senior yang mengaku dirinya sebagai Georgie. Dia tahu aku ini penerus keluarga Atmaja. Dia membuka seluruh meridianku dan ngasih energi sejatinya padaku.”“Begitu rupanya. Aku nggak nyangka dia selangkah lebih maju dariku. Tapi sayang Georgie sudah mati. Tapi baguslah, keluarga Atmaja akhirnya punya penerus yang layak. Oh ya, kedatangan kamu ke sini pasti karena disuruh sama Ronald, ya?”“Ya,” angguk Chandra.Rully kemudian menatap Sonia dan berkata kepadanya, “Kamu keluar sebentar.”“Baik,” sahut Sonia dan dia pun pergi meninggalkan Chandra berdua dengan Rully.“Sini, ikuti aku,” kata Rully.Chandra mengikuti Rully ke
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit
Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida
Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke