Di bandara ibu kota.Seorang laki-laki dan perempuan berjalan keluar dari bandara.“Kak Chandra, kita akan berpisah di sini. Aku akan kembali ke keluarga Atmaja dan menceritakan apa yang terjadi di Gunung Xira kepada mereka,” ujar Sonia.“Tenang saja, aku nggak akan menceritakan tentang kekuatan barumu ini,” lanjut Sonia setelah sempat terdiam selama beberapa saat. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku juga akan pergi ke rumah keluarga Atmaja setelah aku menyelesaikan semua urusanku.”Kedatangan Chandra ke kediaman keluarga Atmaja kali ini adalah untuk mencari informasi tentang Ronald. Dia ingin tahu orang seperti apakah Ronald itu? Lalu apa yang sebenarnya terjadi 30 tahun yang lalu?Walaupun dia pernah mendengar cerita dari Nova tentang apa yang terjadi 30 tahun yang lalu, dia hanya mendengarnya dari Nova. Dia juga tidak tahu apakah yang Nova katakan itu benar adanya atau tidak. Jadi, dia masih perlu mendapatkan informasi itu dari mulut Ronald secara langsung. “Dadah!”Sonia melamb
“Benarkah?” tanya Amanda dengan air mata berlinang sambil menatap laki-laki itu penuh harapan.Laki-laki itu mengangguk lalu berkata dengan penuh rasa bangga, “Hal yang gampang untuk memanggil dokter ahli dari luar negeri ke sini dengan kemampuan keluarga Banyu-ku. Tenang saja, aku yakin Nenek akan baik-baik saja setelah ditangani oleh dokter ahli yang aku panggil dari luar negeri.”“Makasih atas bantuanmu,” ujar Amanda seakan laki-laki itu benar-benar bisa menyelamatkan neneknya. “Pak Farry, makasih banyak. Kami nggak tahu lagi apa yang harus kami lakukan kalau nggak ada Bapak. Bapak bukan cuma bantu kami datang ke rumah sakit terbaik di Ibukota, tapi juga bantu kami dengan mendatangkan dokter ahli dari luar negeri.”“Amanda, kamu benar-benar beruntung.”“Kamu pasti bisa menikmati kekayaan keluarga Banyu yang melimpah kalau sampai kamu benar-benar menikah dengan Pak Farry.”“Amanda dan Farry benar-benar pasangan yang serasi.”Anggota keluarga Mandala yang berada di rumah sakit terus
“Lihat apa kamu?”“Berani sekali orang kayak kamu mengejar Amanda?” ujar Farry sinis.“Kak Chandra, jangan dimasukkan ke dalam hati, ya,” bisik Amanda sambil menundukkan kepalanya. Keluarganya sudah menjodohkan dirinya dengan Farry. Bahkan ibunya pernah meminta Amanda untuk kembali dan segera bertunangan dengan Farry. Namun, Amanda justru lebih memilih untuk tetap berada di Rivera. Namun, sekarang dia harus kembali ke Ibukota karena neneknya jatuh sakit. Apa yang terjadi di Rivera hanya Amanda dan ayahnya saja yang mengetahuinya. Keluarga Mandala lainnya tidak mengetahui perihal masalah itu sama sekali. Chandra sudah tidak ingin lagi membahas masalah ini. Jadi, dia langsung saja berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin bertemu dengan pasien. Jadi, aku akan langsung masuk ke ruang rawat untuk melihat keadaannya. “Ya, Nenek ada di dalam. Aku akan antar Kak Chandra ke dalam,” ujar Amanda dengan mata berbinar. Orang lain mungkin tidak tahu tentang identitas Chandra, tapi Amanda ben
Dokter Wiro adalah kepala dokter di Rumah Sakit Sehat Bersama dan seorang dokter spesialis yang sangat berwibawa. Bahkan dia juga memiliki reputasi yang baik di dalam dan luar negeri. Namun, sekarang dia justru dipandang rendah oleh seorang pemuda yang baru dia temui. “Saya tidak memenuhi syarat? Mulutmu besar sekali, ya. Anak muda, belajar di universitas mana kamu? Siapa profesormu?” tanya Dokter Wiro kesal. Dokter Wiro sering bergabung dalam acara seminar pertukaran di bidang akademis, jadi dia cukup mengenal banyak profesor baik di dalam maupun di luar negeri.Kemudian Dokter Wiro menatap Chandra dengan tatapan jijik seraya berkata, “Kenapa? Kamu nggak bisa jawab pertanyaanku? Apa mungkin kamu lulus dari universitas sampah?”Chandra langsung mengernyitkan keningnya. Roy yang melihat perselisihan ini juga terlihat khawatir. Dia takut Chandra akan marah akan penghinaan ini. “Dokter Wiro, biarkan pemuda ini memeriksa Nenek,” ujar Roy berusaha untuk menengahi. “Periksa apa maksudmu
Chandra mengabaikan semua cemoohan orang-orang. Dia lebih memilih untuk duduk di sisi koridor dengan tenang. Dia juga tidak tahu cara apa yang akan digunakan oleh Shadow untuk memanggil pemimpin rumah sakit untuk menemuinya. Namun, dia yakin Shadow pasti mampu melakukan permintaannya. Pemimpin rumah sakit itu pastinya akan muncul dalam 5 menit untuk menemuinya kalau memang orang itu sedang berada di rumah sakit.Amanda berdiri di depan Chandra sambil menundukkan kepalanya lalu berkata dengan suara pelan, “Kak Chandra, maafkan aku sudah merepotkan Kakak.”Chandra langsung menatap Amanda lalu berkata, “Nggak, kok. Aku sama sekali nggak kerepotan.”Farry benar-benar kesal melihat sikap baik dan hormat Amanda kepada Chandra. Farry dan Amanda pasti sudah sejak lama bertunangan kalau saja nenek tidak sakit parah seperti ini. Sekarang Amanda justru terlihat sedang menggoda laki-laki lain. Semua pikiran aneh ini berkeliling di benaknya. Sampai akhirnya dia berjalan mendekati Amanda dan Chandr
Dokter Wiro akhirnya kembali tersadar setelah beberapa saat. Kemudian dia pun berkata, “Pak Lucky, sungguh maafkan saya. Saya sudah benar-benar buta sampai tidak bisa melihat kenyataan di depan mata saya. Lagi pula, saya melakukan ini demi kebaikan pasien. Saya mohon, jangan pecat saya. “Dasar sampah! Bapak sudah buat saya kesusahan karena masalah ini!” seru Lucky sambil mengangkat tangannya hendak menampar Wiro. “Sudahlah,” ujar Chandra tenang berusaha untuk mencegah Lucky menampar wajah Wiro.Lucky tiba-tiba menghentikan gerakannya. “Sekarang, boleh saya melihat keadaan pasien?” tanya Chandra. “Ya, ya, silakan Bapak masuk ke dalam,” jawab Dokter Wiro antusias. “Saya akan menyuruh seseorang untuk membantu Pak Chandra,” ujar Lucky. “Tidak perlu, saya bisa sendiri,” balas Chandra sambil melambaikan tangannya lalu bergegas berjalan masuk ke dalam ruang rawat ICU. Keluarga Mandala saling bertatapan satu sama lain di luar ruang rawat setelah Chandra masuk ke dalam.“Siapa pemuda itu
“Ini?”Semua orang benar-benar tercengang, khususnya Dokter Wiro. Karena Dokter Wiro yang selama ini merawat nenek. Jadi, dia benar-benar tahu bagaimana keadaan tubuh nenek. Bahkan dia juga telah mengumumkan betapa kritisnya penyakit nenek sampai bisa membuat nenek meninggal kapan saja. Namun, orang ini baru masuk selama 10 menit dan sudah bisa membuat nenek siuman. Bahkan nenek juga bisa turun dari kasurnya dan berjalan keluar. Selain itu, warna wajah nenek juga tampak segar dan penuh semangat seakan dia tidak sedang sakit. “Mama!”“Nenek!”Keluarga Mandala langsung berteriak kegirangan lalu mengelilingi nenek dengan penuh kebahagiaan. Chandra memilih untuk menghampiri Amanda. “Kak Chandra, makasih, ya,” ujar Amanda berterima kasih kepada Chandra dengan penuh rasa syukur di wajahnya. “Sama-sama, kamu nggak perlu sungkan begitu sama aku. Oh iya, walaupun kondisi nenek sudah cukup baik dan penyakitnya juga sudah sembuh, nenek masih memerlukan perawatan. Aku akan meresepkan obat unt
Shadow langsung terpental sejauh 8 meter karena pukulan balik yang dilayangkan oleh Chandra kepadanya. Lengannya sampai mati rasa disertai dengan pembuluh darah yang menonjol.“Kamu … kekuatanmu itu?” tanya Shadow dengan wajah terkejut. Chandra kembali menyerap energi sejatinya sambil menatap Shadow dan bertanya, “Kamu ngapain, sih? Kenapa kamu memukulku diam-diam begitu? Apa kamu lagi coba mengujiku?” Shadow berusaha memulihkan tangannya dengan menggunakan energinya. Perlahan rasa sakit di tangannya pun menghilang. Kemudian dia meletakkan kedua tangannya di punggung dan mulai berjalan menghampiri Chandra seraya berkata, “Aku cuma mau tahu sudah sampai mana tingkat kultivasimu. Tapi sepertinya kamu sudah berhasil meningkatkan kekuatanmu dengan pesat. Apa mungkin kamu sudah berhasil memahami lukisan Gunung Merabu itu dan mempraktikkannya dengan baik?” Shadow mungkin mengembangkan senyuman di wajahnya, tapi keterkejutan di hatinya sangat sulit untuk dihilangkan. Sekarang dirinya bera
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit
Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida
Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke