Dari pesilat Istana Raja Langit yang muncul di Gunung Xira, Chandra tahu bahwa itu bukan Ronald. Itu Nova yang menyamar sebagai Ronald, karena hanya Kartu Perintah Raja Langit milik Nova yang bisa memanggil pesilat Istana Raja Langit."Apa mereka datang untuk menyelamatkanku?" pikir Chandra dengan tenang. Nova menyamar sebagai Ronald dengan membawa pesilat Istana Raja Langit ke Gunung Xira, pasti untuk menyelamatkannya. Namun, dilihat dari kenyataan bahwa Nova menyamar sebagai Ronald, Chandra menyimpulkan bahwa Ronald telah menyerah pada dirinya dan Sonia, tidak berani menghadapi keluarga Aryani.Di tengah udara, Nova yang menyamar sebagai Ronald memegang pedangnya dengan miring. Dia menatap Daniel di bawah sambil menggeram rendah, "Barnard, aku akan bertanya sekali lagi, di mana Chandra? Serahkan Chandra, jika tidak, Gunung Xira akan berlumuran darah hari ini.""Serang!" Serentak, empat penjaga Istana Raja Langit, sepuluh tetua, tiga puluh enam petarung langit, dan tujuh puluh dua
Chandra yang sedari tadi bersembunyi di antara kerumunan menyadari pentingnya muncul saat itu juga. Karena jika tidak, identitas Nova sebagai Ronald akan terbongkar dan situasi akan menjadi kacau. Suaranya terdengar tertawa, "Hehe, ramai sekali di sini, sangat ramai." Semua orang pun menoleh ke arah suara tersebut.Seorang pria tua tampak, santai dengan rokok di tangannya, berjalan perlahan dari kerumunan menuju tengah medan pertempuran. Dia menatap ke arah Nova, yang sedang menyamar di udara. Dengan ekspresi merendahkan, dia berkata, "Ronald, jangan membuat malu. Rahasia 13 Pedangmu belum sempurna. Kamu tidak mungkin mengalahkan Pukulan Sepuluh Tangan Aryani."Sonia menceritakan kepada Nova tentang pertarungan yang terjadi dua puluh tahun lalu antara Ronald dan seorang pesilat dari keluarga Aryani. Seorang lelaki tua maju. Nova turun dari langit dengan pedangnya yang sudah kembali ke sarungnya. Lelaki tua itu berkata dengan nada datar, "Dua puluh tahun lalu, saya beruntung menyak
Daniel langsung bertindak saat melihat Nova yang menyamar sebagai Ronald dan Sonia hendak pergi.. Tubuhnya melonjak ke udara, tangannya mengayun, menghasilkan tenaga kuat di telapak tangannya yang berubah menjadi badai energi yang melanda dengan dahsyat. Chandra dengan cepat menggerakkan energi sejati-nya, mengayunkan tangannya untuk menghancurkan aliran energi sejati Daniel. Chandra merasakan tenaga mengerikan yang membuat lengannya sedikit kesemutan, dan tubuhnya mundur beberapa meter.Badai energi yang dilepaskan Daniel hancur, membuatnya terpental beberapa langkah sebelum berdiri stabil. Wajahnya menjadi gelap, hatinya bergejolak hebat. "Siapa orang tua ini? Mengapa energi sejatinya begitu kuat?" pikir Daniel dengan kaget. Daniel adalah pesilat yang hampir mencapai Alam Tujuh, hampir tak terkalahkan di dunia seni bela diri kuno. Dan dengan Pukulan Sepuluh Tangan Aryani Daniel tidak takut menghadapi lawan-lawan yang lebih tua.Chandra, yang terpental mundur, merasakan lengan
Tidak heran jika guru Chandra berkata bahwa dengan mempelajari beberapa jurus pertama saja, sudah cukup untuk mendominasi dunia. Menghadapi pertanyaan Daniel, Chandra hanya tersenyum tipis dan tidak memberikan banyak penjelasan, lalu berbalik untuk pergi. "Mau pergi begitu saja?" Daniel berkata dengan wajah muram. Dia harus membalas karena Chandra telah membuatnya muntah darah. Jika tidak, bagaimana Daniel bisa bertahan di Someria setelah ini. Kali ini Daniel telah mengumpulkan banyak orang untuk mengumumkan secara besar-besaran bahwa keluarga Aryani telah muncul. Tetapi sekarang mereka malah mengalami kegagalan."Pukulan Bayangan Kedua," teriak Daniel, tubuhnya meluncur cepat. Di sekeliling Chandra, puluhan bayangan tangan muncul dalam sekejap. Itu adalah teknik yang dia gunakan untuk melawan Daniel tadi. Chandra sangat menyadari keganasan serangan ini dan tidak berani menganggap enteng. Dia dengan cepat mengaktifkan Pernapasan Bintang Biduk. Sebelumnya, karena energi sejatin
Nova yang menyamar sebagai Ronald membawa Sonia pergi, tetapi setelah berjalan sebentar, Sonia berhenti lagi. Dia menoleh ke Nova dan berkata, "Nova, kamu pergi dulu. Aku akan tinggal untuk mencoba menyelamatkan Chandra." Nova menjawab, "Chandra sudah bebas, lelaki tua tadi adalah Chandra yang menyamar." "Apa?" Sonia terkejut. "Chandra?" "Ya, aku mengenali suaranya. Ayo kita cepat pergi." "Tapi aku tidak bisa pergi. Jika aku pergi, bagaimana dengan Chandra? Nova, kamu kembali dulu, perintahkan prajurit Istana Raja Langit untuk segera mundur." Sonia berbalik dan berlari kembali ke arena pertempuran.Nova mengerutkan kening, melihat Sonia kembali. Dia berbalik, menuju prajurit Istana Raja Langit dan memerintahkan mereka untuk mundur. "Baik," jawab mereka serentak. Prajurit Istana Raja Langit cepat-cepat mundur, sementara Nova mengejar Sonia.Keduanya kembali ke puncak gunung dan melihat Chandra yang menyamar sebagai lelaki tua bertarung dengan Daniel. Mereka melihat Chandra mem
Daniel sudah benar-benar ketakutan sampai tidak lagi memiliki keinginan untuk menyerang kembali. Bahkan wajahnya juga memucat ketika Chandra terus maju menyerangnya. Dia pasti kalah kalau terus bertarung seperti ini.Daniel hanya bisa melangkah mundur seraya berteriak, “Leluhur, selamatkan aku!”Suara meminta tolong Daniel langsung bergema di seluruh Gunung Xira. Chandra terkejut ketika mendengar permintaan bantuan yang diserukan oleh Daniel. Itu artinya para pesilat dari keluarga Aryani akan segera datang untuk membantunya. Jadi, Daniel sekarang harus cepat mengambil tindakan untuk membunuh laki-laki ini.Untung saja, Chandra kali ini sudah menyamar. Setidaknya, keluarga Aryani tidak akan mengenalinya kalau dia membunuh Daniel. Jadi, mereka pasti tidak akan bisa membalaskan dendamnya kepada Chandra.“Kamu berani sekali bersikap sombong di Gunung Xira ini? Ini sama saja kamu nggak menghormati keluarga Aryani-ku!” seru Daniel tepat ketika Chandra hendak memukul kepala laki-laki itu den
“Krek ….”Pintu rumah kayu itu terbuka diikuti dengan seorang laki-laki tua renta yang keluar dari dalam. Laki-laki itu sudah sangat tua dengan tubuh yang sangat kurus dan layu seakan tidak ada lagi kekuatan yang tersisa di dalam tubuhnya. Kepala laki-laki tua itu juga sudah botak dengan permukaan kulit yang kasar dan tidak rata. Laki-laki itu langsung saja berjalan keluar dan duduk di samping Robi lalu berkata, “Robi Atmaja.”Entah kenapa, secercah cahaya tampak muncul di kedua matanya yang sudah tampak keruh. Robi menatap laki-laki tua yang ada di depannya lalu tersenyum seraya berkata, “Welly Aryani, aku nggak nyangka ternyata kamu sudah masuk ke dalam tingkat kedelapan. Dengan begitu, kamu memiliki rentang waktu hidup yang sangat panjang.”Welly menghela napas lalu berkata, “Ya, begitulah. Akhirnya aku mencapai ambang pintu itu setelah bertapa cukup lama. Tapi, semua ini juga terasa tidak lengkap. Kamu lihat saja keadaanku yang sudah tua renta ini. Bahkan sebenarnya tidak masalah
“Chandra yang telepon?” tanya Nova yang menyamar menjadi Ronald. “Ya,” jawab Sonia sambil menganggukKemudian dia kembali berkata, “Chandra mau kita segera kembali ke Rivera pasti karena dia takut ada orang yang melihat kita bertemu sama dia di sini. Semua itu pastinya akan memancing banyak masalah ke depannya.”“Kalau begitu, sekarang kita pulang saja dulu ke Rivera sesegera mungkin,” balas Nova sambil mengangguk. “Oke, kita pergi sekarang.”Kedua perempuan itu langsung pergi menuju bandara. Di sisi lain, Chandra juga pergi meninggalkan tempat kekuasaan keluarga Aryani. Namun, dia memilih untuk pergi ke pinggiran kota sampai tiba di sebuah tempat yang tidak berpenghuni. Kemudian dia bergegas melepas semua penyamarannya untuk mengembalikan semua tampilan normalnya. Dia juga melepas mantel yang dia gunakan untuk menyamar dan menggantinya dengan sebuah rompi lalu kembali ke kota. Dia bergegas pergi ke bandara lalu membeli tiket pulang menuju Rivera. Di kediaman keluarga Atmaja.Ron
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di