Nova yang menyamar sebagai Ronald membawa Sonia pergi, tetapi setelah berjalan sebentar, Sonia berhenti lagi. Dia menoleh ke Nova dan berkata, "Nova, kamu pergi dulu. Aku akan tinggal untuk mencoba menyelamatkan Chandra." Nova menjawab, "Chandra sudah bebas, lelaki tua tadi adalah Chandra yang menyamar." "Apa?" Sonia terkejut. "Chandra?" "Ya, aku mengenali suaranya. Ayo kita cepat pergi." "Tapi aku tidak bisa pergi. Jika aku pergi, bagaimana dengan Chandra? Nova, kamu kembali dulu, perintahkan prajurit Istana Raja Langit untuk segera mundur." Sonia berbalik dan berlari kembali ke arena pertempuran.Nova mengerutkan kening, melihat Sonia kembali. Dia berbalik, menuju prajurit Istana Raja Langit dan memerintahkan mereka untuk mundur. "Baik," jawab mereka serentak. Prajurit Istana Raja Langit cepat-cepat mundur, sementara Nova mengejar Sonia.Keduanya kembali ke puncak gunung dan melihat Chandra yang menyamar sebagai lelaki tua bertarung dengan Daniel. Mereka melihat Chandra mem
Daniel sudah benar-benar ketakutan sampai tidak lagi memiliki keinginan untuk menyerang kembali. Bahkan wajahnya juga memucat ketika Chandra terus maju menyerangnya. Dia pasti kalah kalau terus bertarung seperti ini.Daniel hanya bisa melangkah mundur seraya berteriak, “Leluhur, selamatkan aku!”Suara meminta tolong Daniel langsung bergema di seluruh Gunung Xira. Chandra terkejut ketika mendengar permintaan bantuan yang diserukan oleh Daniel. Itu artinya para pesilat dari keluarga Aryani akan segera datang untuk membantunya. Jadi, Daniel sekarang harus cepat mengambil tindakan untuk membunuh laki-laki ini.Untung saja, Chandra kali ini sudah menyamar. Setidaknya, keluarga Aryani tidak akan mengenalinya kalau dia membunuh Daniel. Jadi, mereka pasti tidak akan bisa membalaskan dendamnya kepada Chandra.“Kamu berani sekali bersikap sombong di Gunung Xira ini? Ini sama saja kamu nggak menghormati keluarga Aryani-ku!” seru Daniel tepat ketika Chandra hendak memukul kepala laki-laki itu den
“Krek ….”Pintu rumah kayu itu terbuka diikuti dengan seorang laki-laki tua renta yang keluar dari dalam. Laki-laki itu sudah sangat tua dengan tubuh yang sangat kurus dan layu seakan tidak ada lagi kekuatan yang tersisa di dalam tubuhnya. Kepala laki-laki tua itu juga sudah botak dengan permukaan kulit yang kasar dan tidak rata. Laki-laki itu langsung saja berjalan keluar dan duduk di samping Robi lalu berkata, “Robi Atmaja.”Entah kenapa, secercah cahaya tampak muncul di kedua matanya yang sudah tampak keruh. Robi menatap laki-laki tua yang ada di depannya lalu tersenyum seraya berkata, “Welly Aryani, aku nggak nyangka ternyata kamu sudah masuk ke dalam tingkat kedelapan. Dengan begitu, kamu memiliki rentang waktu hidup yang sangat panjang.”Welly menghela napas lalu berkata, “Ya, begitulah. Akhirnya aku mencapai ambang pintu itu setelah bertapa cukup lama. Tapi, semua ini juga terasa tidak lengkap. Kamu lihat saja keadaanku yang sudah tua renta ini. Bahkan sebenarnya tidak masalah
“Chandra yang telepon?” tanya Nova yang menyamar menjadi Ronald. “Ya,” jawab Sonia sambil menganggukKemudian dia kembali berkata, “Chandra mau kita segera kembali ke Rivera pasti karena dia takut ada orang yang melihat kita bertemu sama dia di sini. Semua itu pastinya akan memancing banyak masalah ke depannya.”“Kalau begitu, sekarang kita pulang saja dulu ke Rivera sesegera mungkin,” balas Nova sambil mengangguk. “Oke, kita pergi sekarang.”Kedua perempuan itu langsung pergi menuju bandara. Di sisi lain, Chandra juga pergi meninggalkan tempat kekuasaan keluarga Aryani. Namun, dia memilih untuk pergi ke pinggiran kota sampai tiba di sebuah tempat yang tidak berpenghuni. Kemudian dia bergegas melepas semua penyamarannya untuk mengembalikan semua tampilan normalnya. Dia juga melepas mantel yang dia gunakan untuk menyamar dan menggantinya dengan sebuah rompi lalu kembali ke kota. Dia bergegas pergi ke bandara lalu membeli tiket pulang menuju Rivera. Di kediaman keluarga Atmaja.Ron
Ronald bergegas masuk ke dalam rumah kayu itu. “Kakek,” sapa Ronald sambil menatap Rully yang ada di depannya. Rully hanya sedikit membuka matanya lalu bertanya, “Kenapa? Apa ada masalah?”“Kakek, aku baru saja dapat berita tentang kemunculan seorang pesilat dari keluarga Aryani yang memiliki kekuatan alam kedelapan. Apa berita itu benar, Kek?” tanya Ronald sopan dan hormat. Ronald tidak bisa bertindak kurang ajar dengan sosok Rully yang merupakan orang tertua di keluarga Atmaja saat ini, sekalipun dirinya adalah seorang kepala keluarga Atmaja. Dia tetap harus menghormati Rully sebagai sosok yang dihormati dan dituakan di sini. “Oh?”Rully tiba-tiba tampak tertarik akan berita ini. Dia pun kembali bertanya, “Alam kedelapan?”“Benar, Kek. Informasi yang aku dapatkan juga sangat akurat.”Kemudian Ronald kembali berkata dengan nada cemas, “Keadaan saat ini sangat tidak menguntungkan keluarga Atmaja. Kakek bayangkan saja, 3 keluarga besar lainnya menuduh keluarga Atmaja telah mencuri p
“Kek, aku benar-benar nggak mencurinya. Lagi pula, aku juga masih belum tahu bagaimana berkultivasi dengan metode rahasia yang sudah terungkap dari lukisan Gunung Merabu itu,” balas Ronald. Rully langsung mengangguk lalu berkata, “Ya, aku juga sudah membacanya. Memang metode seperti itu mustahil untuk dilakukan. Kamu juga jangan terlalu memikirkan apa yang diungkapkan lukisan itu. Mungkin saja lukisan itu dibuat Raja Januar untuk membodohi generasi mendatang. Lagi pula, keluarga Atmaja masih memiliki cara kultivasi lainnya, salah satunya adalah dengan menggunakan Rahasia 13 Pedang. Kamu tidak akan terkalahkan kalau sampai kamu bisa menguasai jurus pedang yang ketiga belas.”“Aku akan mengikuti ajaran Kakek,” balas Ronald sambil mengangguk. “Sekarang, kamu pergilah.”Rully menurunkan tangannya lalu berbalik dan masuk kembali ke dalam rumah kayu. Pintu rumah kayu langsung tertutup dengan rapat setelah Rully masuk ke dalamnya. “Apa mungkin Kakek belum masuk ke dalam alam kedelapan?” gu
Sonia menggelengkan kepalanya ringan lalu berkata, “Aku juga nggak tahu yang sebenarnya. Aku cuma menebak dari cara bertarung Kak Chandra ketika berhadapan dengan Daniel. Cuma dia seorang yang tahu sekarang dia sudah berada di alam ke berapa.”“Kita tunggu saja ceritanya setelah dia pulang,” balas Nova sambil tersenyum. Mereka bertiga berkumpul dan mulai membicarakan apa saja yang terjadi di Perbatasan Barat. Tidak lama kemudian, Sandra datang ke rumah Grace. Sebenarnya Sandra memiliki rumahnya sendiri, tapi dia merasa bosan harus berada di rumah sendirian. Oleh karena itu, dia akan datang ke rumah Grace setiap dia pulang kerja. Lagi pula, Grace memiliki rumah yang cukup besar dengan banyak kamar kosong di dalamnya. Sandra pulang dalam keadaan lelah fisik dan mental karena harus bekerja lembur malam ini. “Kalian sudah pulang? Kalian berhasil menyelamatkan orang itu?” tanya Sandra sambil berjalan mendekati mereka bertiga dan melemparkan tasnya di atas sofa lalu duduk. Nova langsung
Apa benar bisa begitu?Bukankah keberuntungan ini terlalu kebetulan? Sonia menatapnya iri seraya berkata, “Kamu juga harus membuka semua meridian di seluruh tubuhmu agar kamu bisa menahan semua energi sejati yang sangat kuat itu. Kamu pasti nggak akan bisa menahan energi sejati dari leluhur keluarga Aryani kalau kamu nggak membuka meridianmu.”“Oh, iya! Apa yang terjadi di sini? Kenapa Ronald nggak muncul?” tanya Chandra berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Sonia langsung terdiam setelah mendengar pertanyaan Chandra. Dia sudah benar-benar menyerah karena Ronald lebih memilih keluarga Atmaja daripada Sonia. Sonia menghela napas pelan lalu berkata, “Kakek pastinya berada di posisi yang sulit. Dia adalah kelapa keluarga Atmaja. Jadi, nggak mungkin dia akan membuat seluruh keluarga mengalami kesulitan hanya karena satu orang saja. Aku pastinya akan melakukan hal yang sama kalau aku jadi kakek. Aku nggak akan menjerumuskan seluruh keluargaku dalam kesulitan hanya karena satu orang saj
Lilian bergegas membawa seluruh anggota keluarganya pergi. Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di jalur yang jauh dari pegunungan tempat Istana Kegelapan berada. Di area luar pegunungan. Lilian menangis penuh kebahagiaan seraya berkata, “Syukurlah Papa baik-baik saja. Kota Sky Draga sudah dibantai habis-habisan, aku pikir ….”“Huhu ….”Lilian mulai menangis setelah teringat apa yang telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang putri yang hidup dengan penuh kemakmuran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir akan menjadi target pembunuhan. Pilu di hatinya semakin menjadi-jadi ketika dia teringat, bagaimana dirinya diburu dan para pengawalnya yang sudah tumbang karena melindunginya. “Lilian.”Jarga memeluk putrinya lalu berkata, “Kamu sudah banyak menderita.”“Kak Lilian, apa yang sebenarnya terjadi?”“Bagaimana kamu bisa membawa kami semua keluar dari Istana Kegelapan?”“Apa kamu memberikan liontin giok itu pada mereka?”Beberapa anggota kel
“Kamu … kamu iblis?” tanya Morga dengan raut wajah ketakutan. Chandra berkata dengan tenang, “Kamu tidak perlu memedulikan siapa aku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Tapi, jangan salahkan aku yang bertindak kasar kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaannya.”Energi iblis muncul dari teratai hitam dan melayang ke arah Morga. Seketika, jiwanya bergetar. Dia sadar, dirinya pasti akan mati kalau dia tidak mengatakannya. Sekarang, dia benar-benar ketakutan sampai keinginan untuk bertahan hidup tiba-tiba muncul di dalam hatinya. “Jangan, jangan bunuh aku. Aku akan mengatakannya,” ujar Morga berusaha berkompromi. Kemudian Chandra menyingkirkan Teratai Iblisnya. Lilian menatap Chandra dengan tatapan aneh. Dia juga tahu legenda tentang iblis. Oleh karena itu, dia cukup kaget ketika mengetahui seorang manusia bumi seperti Chandra bisa memiliki energi iblis di tubuhnya. Namun, semua itu tidak lagi penting baginya selama Chandra bisa menyelamatkan keluarganya. “Katakan sekarang juga,”
Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang
Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a