Share

Bab 6

Belum lagi selesai ucapan Dewa Abadi, satu halilintar berkiblat cepat dari langit, sinar putihnya sekilas menerangi langit yang mulai menghitam, halintar langit itu menghantam sosok Dewa Abadi yang masih berdiri tegar menantang langit.

Begitu dihantam halilintar dahsyat itu, tubuh Dewa Abadi langsung berasap, seluruh pakaian putih yang dikenakannya tampak gosong, tapi tidak demikian dengan sosok Dewa Abadi yang terlihat masih berdiri tegar tanpa terluka sedikitpun.

“Ayo! Bunuh aku Dewata! Bunuh!” teriak Dewa Abadi dengan keras.

Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar! Dhuar!

Hujan petir langsung menghantam sosok Dewa Abadi.

“Bunuh aku Dewata! Bunuh aku!” teriak Dewa Abadi dengan keras diantara lidah-lidah petir yang menyambar tubuhnya. Tempat itu benar-benar menjadi tempat bunuh diri yang sangat mengerikan, hancur lebur karena dihantam hujan petir yang dahsyat.

Jejaka dan Ningrum tak terlihat lagi ditempatnya, karena saat hujan petir pertama melanda, Jejaka sudah menyambar dengan cepat soso
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status